SANG MANTAN Arti Cinta

Ayana tertegun mendengar semua penjelasan Romi, ia tidak menyangka jika pria itu telah menyusun semuanya dengan amat sangat rapi.

"Bagaimana kamu bisa melakukan semua ini mas? Apakah tindakan ini tidak melanggar hukum?" Tanya Ayana.

"Apa kamu meragukan kemampuanku?" Sindir Romi sembari bersandar di sandaran sofa.

"Aku sudah mengeluti bidang ini selama hampir dua puluh tahun, Ay. Jadi aku sudah khatam semua hal yang berhubungan dengan hukum pidana maupun hukum perdata".

"Bukan begitu maksudku, mas. Aku tidak pernah meragukan kemampuanmu, justru aku percaya jika sangat mampu melakukan semuanya. Aku hanya khawatir jika masalah ini akan berdampak buruk pada pekerjaanmu. Bagaimana jika sainganmu tahu tentang masalah ini, bukankah mereka bisa memanfaatkan keadaan ini untuk menghancurkan karier mu" Ucap Ayana yang terlihat khawatir.

"Sudah berulang kali aku katakan, kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun karena semua rahasia ini aman bersamaku. Aku jamin tidak akan ada satu orangpun yang tahu tentang masalah ini kecuali kita berdua dan seorang hakim kepercayaanku di pengadilan. Bahkan Mona pun tidak akan pernah tahu tentang masalah ini jika kamu tidak menceritakannya pada Mona" Jelas Romi.

"Syukurlah, aku lega mendengarnya" Ayana menghela nafas lega, beban berat yang di telah pikulnya selama enam tahun ini akhirnya terbebas juga. Ia patut berterima kasih pada Romi karena pria itu telah banyak membantunya.

"Lalu bagaimana dengan Alea? Bukankah pembatalan pernikahan ini juga akan berdampak pada Alea? Bagaimana jika identitas Alea terbongkar?" Tanya Ayana khawatir.

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Untuk saat ini, semua data tentang Alea masih aman bersamaku dan aku akan tetap menjadi walinya hingga dia dewasa nanti" Ucap Romi.

Romi menjeda ucapannya sesaat, setelah itu ia kembali berkata

"Apa kamu tidak berniat untuk mengubah identitas Alea?" Tanyanya.

"Maksudnya?" Ayana tidak mengerti maksud ucapan Romi.

"Saat ini Alex sudah mengetahui tentang Alea meski dia tidak tahu tentang status hubungan mereka. Lantas apa kamu tidak berniat untuk memberitahukan tentang Alea pada Alex? Apa kamu akan tetap merahasiakan tentang Alea dari pria itu?" Pancing Romi.

Ayana terdiam, ia tidak ingin memberikan jawaban.

"Ay,,,!"

"Cukup mas, aku tidak ingin membahas masalah ini" Sela Ayana.

"Biarkan semua ini berjalan apa adanya. Alex tidak perlu tahu tentang Alea karena aku yakin dia tidak akan mau menerima kehadirannya. Aku tidak mau Alea kecewa atas penolakan Alex" Ucap Ayana.

"Bagaimana jika dugaanmu salah, Ay! Bagaimana kamu akan tahu Alex menerima Alea atau tidak sementara Alex tidak mengetahui jika Alea adalah putri kandungnya. Bagaimana jika ternyata Alex mau menerima Alea. Tidakkah kamu bersikap terlalu kejam karena telah memisahkan seorang ayah dari putrinya sendiri" Sahut Romi.

"Aku tidak ingin berandai- andai, mas. Terlalu menyakitkan rasanya jika mengharapkan cinta dari orang justru menolak kehadiran kita" Sambung Ayana.

"Aku mengerti perasaanmu. Maaf jika aku telah membangkitkan luka lama dalam hatimu" Ucap Romi.

"Aku hanya ingin kamu bisa bersikap adil dan bijak dalam menyikapi masalah ini. Biar bagaimana pun Alex dan Alea berhak tahu tentang hubungan mereka" Sambungnya.

"Aku akan memikirkannya nanti" Sahut Ayana.

Romi menghela nafas panjang, sepertinya percuma saja ia bicara pada Ayana saat ini karena ia tidak akan mendengarkan ucapannya. Romi akan mencoba mengamati dan mengikuti perkembangan hubungan Alex dengan Alea, ia tidak akan ikut campur dan membiarkan semuanya berjalan dengan sendirinya. Jika Tuhan mengizinkan, Alex pasti akan mengetahui kebenarannya meski bukan dari mulutnya.

.

Romi terlihat sedang melamun saat Mona datang menghampirinya. Wanita yang tengah hamil besar itu meletakkan piring yang berisi potongan buah yang dibawanya dari dapur keatas meja lalu ikut duduk di samping suaminya.

"Kamu sedang memikirkan apa? Apa ada masalah di kantor" Tanya Mona.

Romi yang baru sadar akan kehadiran istrinya langsung merangkul istrinya dan memeluknya dengan mesra.

"Tidak ada masalah apapun, sayang. Semua berjalan dengan baik" Sahut Romi sembari bermanja pada istrinya.

"Kamu sudah menentukan tanggal lahir untuk putra kita?" Tanya Romi sembari mengusap perut istrinya.

"Hm, aku sudah menentukan tanggal yang cantik untuk menyambut kelahiran putra kita" Sahut Mona seraya tersenyum riang.

"Oh ya, kapan?" Tanya Romi.

"Minggu depan, tanggal tujuh belas" Jawab Mona.

"Tujuh belas Agustus?" Romi terkejut mendengar tanggal yang di pilih sang istri untuk putranya yang bertepatan dengan hari ulang tahun Republik Indonesia.

"Bagaimana? Kamu setuju kan?" Sambung Mona.

"Kamu yaki?" Romi masih kurang yakin dengan tanggal pilihan istrinya.

"Yakin. Aku sangat menyukai tanggal itu jadi aku ingin menjadikan tanggal spesial itu untuk menyambut kelahiran putra kita" Ucap Mona penuh antusias.

"Kamu setujukan!" Mona meminta persetujuan dari suaminya.

"Ya, aku setuju dengan apapun yang kamu pilihkan" Sahut Romi meski dengan sedikit keraguan.

Mona tersenyum riang karena suaminya setuju dengan pilihannya, ia jadi tidak sabar menunggu datangnya minggu depan karena dirinya ingin segera bertemu dengan putra bungsunya.

"Sayang, boleh aku tanya sesuatu?" Seru Romi tiba- tiba.

"Ada apa? Apa yang ingin kamu tanyakan?" Sahut Mona.

"Hm,,,! Kamu yakin jika Alex tidak mencintai Ayana?" Tanya Romi pada istrinya.

Mona memperbaiki posisi duduknya lalu menatap suaminya.

"Kenapa tiba- tiba kamu bertanya tentang itu?" Mona balik bertanya.

"Aku hanya ingin tahu saja. Mungkin Ayana pernah membicarakan hal itu padamu" Sahut Romi.

"Entahlah! Aku juga tidak tahu pasti. Tapi aku mendengarkan semua itu dari mulut Ayana sendiri" Jawab Mona.

"Tapi aku tidak percaya jika ucapan Ayana itu benar" Sambung Romi.

"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?" Tanya Mona.

"Karena aku laki- laki, jadi aku paham betul bagaimana isi hati mereka" Sahut Romi.

"Aku rasa Alex memiliki hati pada Ayana dan namun Ayana tidak menyadari itu" Sambungnya

"Maksudmu?" Mona belum paham maksud ucapan suaminya.

"Alex tidak mungkin semarah itu saat tahu aku menikahi mantan istrinya jika dia tidak memiliki hati pada Ayana" Ucap Romi.

"Kenapa dia harus marah saat tahu Ayana menikah lagi jika dia tidak mencintainya. Bukankah aneh seorang mantan suami marah- marah melihat mantan istrinya menikah lagi dengan pria lain" Sambungnya lagi.

Mona mencoba menelaah ucapan suaminya, setengah hatinya setuju dengan ucapan sang suami namun setengahnya lagi justru memihak pada sahabatnya.

"Jika memang benar Alex mencintai Ayana, lantas kenapa dia tidak ingin memiliki anak dari istrinya dan justru lebih memiliki anak dari kekasih gelapnya. Kenapa juga dia harus bersikap sedingin itu pada wanita yang dia cintai sementara dia bisa bersikap lembut dengan wanita lain" Ucap Mona.

"Selama dua tahun Ayana mencoba memahami Alex dan ia selalu sabar melayani suaminya. Tapi kesabarannya langsung sirna begitu kekasih gelap suaminya muncul dan membawa sebuah fakta yang menyakitkan. Coba kamu bayangkan, mas! Wanita mana yang tidak sakit hati jika mengetahui suaminya berselingkuh di belakangnya di tambah lagi suaminya memiliki anak dari selingkuhannya itu".

Romi terdiam mendengar ucapan Mona, namun ia tidak bisa mempercayai ucapan istrinya itu karena semuanya terlalu elusif untuk di percayai.

"Jika memang Alex memiliki kekasih lain, lalu kenapa dia menikahi Ayana? Kenapa dia tidak menikahi kekasihnya itu?" Tanya Romi.

"Ya ampun mas, masa kamu nggak ngerti- ngerti juga sih. Namanya juga kekasih gelap, itu artinya Alex tidak ingin seorangpun tahu tentang hubungan mereka. Kalau Alex go publik, itu namanya bukan kekasih gelap lagi tapi kekasih terang" Jawab Mona dengan ketus.

"Mungkin Alex sengaja menikahi Ayana hanya untuk menutupi rahasianya bersama kekasih gelapnya itu" Sambung Mona.

"Bagaimana jika dugaan Ayana itu salah? Bagaimana jika ternyata Alex tidak berselingkuh dan wanita itu bukanlah kekasih gelapnya" Ucap Romi.

"Maksudmu?".

"Aku justru punya pemikiran yang berbeda denganmu, sayang. Aku rasa, Ayana salah paham pada Alex dan Ayana tidak bisa melihat cinta Alex untuknya" Sambung Romi.

"Kenapa kamu bisa seyakin itu?" Tanya Mona.

"Entahlah, aku tidak bisa menjelaskannya. Tapi yang pasti aku melihat ketulusan di mata Alex saat ia menatap Ayana" Ucap Romi.

"Jadi maksudmu, Alex mencintai Ayana!" Mona ingin memastikan.

"Ya, aku yakin Alex mencintai Ayana. Alex mencintai Ayana sejak dulu dan mungkin hingga saat ini" Ucap Romi penuh keyakinan.

"Jika memang itu benar, lalu bagaimana sekarang? Apa yang harus kita lakukan?" Mona mulai termakan ucapan suaminya.

"Aku kira untuk saat ini kita tidak perlu ikut campur dulu. Kita lihat perkembangannya nanti. Jika dugaan kita benar, Alex memang mencintai Ayana. Aku rasa kita harus turun tangan untuk meluruskan kesalah pahaman ini" Ucap Romi.

"Ya, aku setuju. Meskipun aku tidak terlalu yakin, namun aku setuju dengan idemu" Sahut Mona.

"Kita harus membuktikan jika semua ini hanyalah sebuah dusta belaka" Sambung Romi.

♥︎♥︎♥︎