NovelToon NovelToon
TRUE LOVE For MAYA

TRUE LOVE For MAYA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:2M
Nilai: 4.9
Nama Author: non esee

Mohon bijak dalam membaca.

Maya Mawanda harus menerima kenyataan bahwa suaminya tak mampu lagi menafkahinya lahir dan batin. Menjadi menantu yang pertama dengan ekonomi terendah di banding menantu yang lainnya.

Kesetiaan, di remehkan, perselingkuhan, dan hubungan terlarang akan mewarnai perjalanannya hidupnya.

Pertemuannya dengan seorang pria. Membuatnya sadar akan cinta yang sesungguhnya. Akankah berahir bahagia??

Ikuti kisahnya yaaa..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ABANG NGAGETIN

Keluar dari kamar mandi, Maya duduk sebentar di kursi meja makan yang berada di dapur, menyeruput teh hangat yang baru saja di buatnya, Maya menghangatkan perut sebelum ia berangkat meninggalkan rumah menuju apartemen yang telah menjadi rutinitasnya yang baru.

Matanya tertuju pada kantung kresek yang berlebel apotik. Meraihnya, Maya mengeluarkan isi berupa obat-obat Haris yang di belinya dimana saat hari kepergiannya. Di perhatikannya sejenak sebelum di masukkannya kepingan obat itu ke dalam box kecil, khusus untuk menyimpan obat.

Tak ingin larut dengan perasaan, Maya segera berpakaian dan bersiap-siap berangkat. Tidak ingin terlambat, Maya akan selalu menggunakan ojek online setiap paginya.

"Neng yang kemarin pagi order kan?" Kang ojek itu bertanya saat motor yang di kendarainya sudah melaju membelah jalan dengan udara dingin di pagi hari.

"Iya. Pak.. Bapak hafal yaa.." Maya menjawab di belakang punggungnya sambil bersedekap.

"Pasti hapal Neng., Neng Maya juga pelanggan pertama Bapak."

"Ya, Pak.. Semoga sampai malam, akun Bapak akan ramai dengan orderan.."

"Aamiin... Hatur nuhun Neng."

"Sama-sama Pak.. "

Hati Maya terenyuh, bukan hanya dirinya yang masih pagi buta harus mencari pundi-pundi rupiah.. Tidak hanya laki-laki atau perempuan, semuanya akan berikhtiar jika di hadapkan dengan kebutuhan. Sepanjang perjalanan si Bapak sedikit bercerita tentang keluarganya. Memiliki istri yang sedang dalam keadaan sakit akibat glukoma yang di deritanya, selain kebutuhan hidup, Bapak itu juga masih menanggung biaya sekolah ketiga anaknya.

"Hidup mah yang penting ngumpul Neng. Ibarat pepatah, makan tidak makan yang penting kumpul, yang penting dekat dengan keluarga meski kesusahan. Dari pada kaya dan makmur tapi hidup berjauhan. Uang masih bisa di cari Neng, tapi kenyamanan dalam berkeluarga itu yang utama.."

Maya terdiam meresapi ucapan Si Bapak, orang ketiga setelah Tante Rossa dan Lendra.. Maya mendapatkan lagi petuah hidup dari orang yang baru di kenalnya. Ucapan si Bapak sungguh sangat menyentil hatinya.. Mungkin seperti itulah gambaran kehidupannya dengan Haris saat ini.

Sampai di depan apartemen. Maya menyerahkan helm bersamaan dengan uang sebagai pembayaran. "Terimaksih, pak.."

"Neng Maya.." si Bapak tiba-tiba memanggil.

"Ya, Pak.." Maya menengok kebelakang.

"Semangat Neng.." si Bapak memberikan senyuman seolah-olah Maya adalah anaknya.

"Terimaksih Pak, semoga istri Bapak juga cepat sembuh." senyuman hangat si Bapak mengingatkan-nya kepada sang ayah yang sudah berpulang 5 tahun yang lalu.

Meninggalkan kartu tanda pengenal, Maya masuk lift yang baru saja terbuka. Menekan tombol angka 20 sebagai lantai tujuan.. Sampailah Maya di unit 199. Tangannya memencet kode pasword di panel digital yang terpasang di pintu.

Kemarin sebelum pulang, Mak Kom sudah mengajari dan membritahukan-nya 6 deretan angka yang menjadi rahasia.

Pintu terbuka, Maya masuk ke dalam dengan ruangan yang masih nampak gelap, tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Merasa seram dan agar cahaya pagi masuk melalui celah-celah yang ada..

Maya membuka pintu kaca di bagian ruang tamu yang memiliki balkon, dengan pemandangan gedung bertingkat lainnya dan jalan raya, yang sudah mulai ramai dengan kendaraan.

Maya dapat melihat lalu lalang kendaraan dari lantai 20 tempatnya saat ini berpijak. Saat kita berada di puncak atas, kita akan melihat siapapun yang berada di bawah dengan sangat kecil.

Sadar akan pikirannya, Maya segera beralih ke dapur untuk melihat catatan yang tempel di pintu lemari pendingin.

Membaca kertas kuning yang menempel dengan mengeluarkan suara. ' Wafel isi sayuran dan susu putih rendah lemak di masukkan di Tumbler Laperware '

"Beres.."

Tetapi keningnya berkerut saat membaca tulisan di bawahnya. ' Kopi hitam dan nasi goreng terasi campur teri '

"Buat siapa?" Maya bertanya sendiri dengan posisi membelakangi meja makan tanpa menyadari sosok pria yang baru muncul berdiri di belakangnya.

"Buat aku, May.."

"Hhhaaaa.." mengira ada demit yang ikut bersuara, membuat Maya menjerit kaget bercampur takut. Ia berbalik, melihat sosok pria yang di kenalnya.

"Abaaanggg.. Ngagetin ihh.." Maya reflex memukuli dada bidang Lingga, membuat pria itu tertawa dengan memperlihatkan gigi putihnya.

"May, sudah ngamuknya.." Lingga mencekal kedua lengan Maya dengan bibir yang masih terangkat tertawa. Sorot matanya menatap mata maya dengan lekat. Menatap wajah yang masuk kedalam mimpinya semalam. Keduanya saling menatap untuk beberapa saat, hingga akhirnya Maya bersuara.

"Abang ngapain disini? Masuk apartemen orang kenapa gak pencet bell dulu?"

Bertanya dengan mata membulat malah membuatnya semakin lucu.

"Ini apartemenku may.. Buatkan aku kopi untuk pengganjal perutku sampai kamu selesai membuat nasi goreng.."

Kebiasaan dengan Dina.. Maya memindai tubuh Lingga dari ujung rambut sampai ujung kaki, ketika pria itu mengatakan apartemen ini miliknya. Pria itu hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong berwarna putih.

Maya sungguh terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya. Maya baru sadar, kalau sang juragan yang di panggil Bapak oleh Mak Kom ternyata Abang.

"Cepat, buatkan kopi.. Bertanyanya nanti cantik.." Lingga membalikkan tubuh Maya agar segera bertindak. "Kopi dan gula ada di sana." Lingga menunjuk lemari kitchen set yang menempel, dimana tempat penyimpanan gula dan kopi tersimpan.

Maya meletakkan cangkir keramik berisikan kopi hitam di atas meja makan, sedangkan Lingga sedang serius dengan mata mengarah ke laptopnya.. Memilih tidak menganggunya, maya kembali ke depan kompor untuk secepatnya mengolah adonan wafel.

Dengan waktu dua jam, maya harus bisa menyelesaikan, membuat dua makanan. Maya harus mengkesampingkan dulu pertanyaan yang ada di kepalanya.

Saat mengecek beberapa email yang masuk, sesekali Lingga mencuri pandang dengan sudut bibir tersenyum, memperhatikan punggung Maya dengan rambut di kuncir asal.. Wanita itu terlihat sangat cantik, dengan apron dan adonan tepung yang mengotori tangannya.

Dengan wajah polos tanpa makeup di pagi hari.. Tanpa baju mahal yang menutup tubuhnya. Sungguh wanita idaman yang selama ini Lingga inginkan..

Pandangannya masih tertuju kepada wanita yang sedang serius mengolah makanan. Suara dering ponsel harus memutus pandangannya kepada Maya.

Di usapnya panggilan saat ia tau Lendra lah yang menghubunginya.

"Ya.." Lingga menempelkan benda pipih itu di telinganya, menjauh dari Maya.. Lingga meningglkan dapur menuju ruang tamu agar Maya tak mendengar pembicaraannya.

"Ya, Lend.." Lingga mendengarkan

"Ya, Abang tunggu, sekalian kita makan siang.."

"Jangan Lend.. Jangan ke apartemen sekarang. Siang saja di kantor, atau kamu pilih tempat buat kita sekalian makan siang. Terserah kamu yang tentukan."

"Abang yang akan menemui kamu."

"Tidak ada masalah, Abang hanya masih ingin istirahat. Mungkin sekitar jam 9 Abang akan sampai ke kantor."

"Ok, thank brother.."

Menutup panggilan, hidungnya sudah mencium aroma wangi masakan yang di buat Maya. Membuat perutnya langsung keroncongan, rasa lapar itu datang tiba-tiba saja.

Berbeda dengan Alisa, istrinya itu tidak akan mau terjun langsung memegang segala macam peralatan dapur. Untuk sekedar kopi pun, selalu Mak Kom yang menyiapkannya. Kalau makanan yang di buat Mak Kom tidak sesuai dengan lidahnya. Lisa akan memesan sarapan dari sebuah restoran.

Sangat jarang juga Lingga dan Lisa duduk berdua di meja makan. Karena saat pria itu harus berangkat ke kantornya, Alisa masih tertidur nyenyak. Waktu banyak di habiskan oleh keduanya dengan bekerja, dan banyak menghabiskan waktu berada di luar apartemen.

*****

Bersambung ❤️

1
Djayanti
karyawan yang luar biasa ,menyentuh hati
Sastri Dalila
👍👍👍
Wiens 0121
wah aku baru Nemu novel kata2 y mengena di hati. jadi seolah olah bener nyata aku dah baca berkali kali tapi ga bosan bosan aku tunggu cerita lainnya semangat 💪💪
Lismardiana
Lumayan
Lismardiana
Biasa
tesha melati
Luar biasa
fitria linda
ini kn puasa ya ceritanya
Sri Marta
Luar biasa
Wy Ky
ok
Rafinsa
Luar biasa
Pindhu Denayu
Visual Kang oleh keren bgt oeyyy 😅😅
Puspita
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Sri Cahaya
Luar biasa
Luh Somenasih
babg lexzux ama duna aha thor
mary Aridki
wiiih daeng y keren kaya gitu aku jha mauuuu thor. 😁😁😁
Dina Elrahman
Luar biasa
pipin bagendra
pilihannya smua memberatkan
Puji Rahayu
beehhh....cucok thor..imajinasi maya ma lingga...the best pokok ee..👍👍
Ami Kerto Surat
laaaa kandidat jodoh nya si kembar ..alea datang hahaha
Ami Kerto Surat
karena Maya mmg dari kalangan biasa dan gak lupa diri saat jadi istri sultan...apalg ortunya mendidik Maya dgn baik jadi dia bisa menempatkan diri dimanapun dia berada tapi ttp menjadi diri sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!