Alin tidak menyangka bahwa hari dimana ia menjadi tamu saat pernikahan anak majikannya justru hari itu pula menjadi hari pernikahannya. Alin harus menggantikan mempelai wanita lantaran sang mempelai wanita kabur entah kemana, untuk menjaga nama baik keluarganya majikannya, mereka menikahkan Alin dengan pria yang sama sekali tidak Alin kenal sebelumnya.
Bagaimana kisah Alin? Apakah Alin akan bahagia?
Atau justru Alin akan menderita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasar Malam
"Pasti sekarang mereka lagi gosip," gumam Alin.
Alin pun berjalan menuju kamar belakang dan sesampainya di sana ia pun membuka kamar tersebut dan benar saja dugaannya jika saat ini orang-orang telah bergosip ria.
"Loh Nona kenapa disini?" tanya Mbak Wulan.
"Apa sih Mbak, jangan manggil kayak gitu ah, Alin gak suka. Panggil Alin aja kayak biasanya gitu," ucap Alin.
"Tapi, kan kamu sekarang istrinya Tuan Axel, jadi mau gak mau ya kita para asisten rumahtangga harus manggil kamu dengan sebutan Nona," ucap Mbak Ara.
"Lebay Mbak Ara, Alin cuma jadi pengganti aja di pernikahan kemarin, nanti nih ya kalau Nona Nadia udah balik, Alin juga bakal kayak dulu lagi jadi asisten rumahtangga," ucap Alin.
"Masa sih?" tanya Mbak Wulan.
"Iya, makanya Mbak-mbak jangan panggil aku kayak tadi, panggil kayak biasanya aja," ucap Alin dan diangguki lainnya.
"Oh iya, Nenek kemana kok gak ada?" tanya Alin.
"Nenek tadi ke depan ngasih cemilan buat security takut mereka kelaparan," ucap Mbak Gita dan diangguki Alin.
"Oh iya, kamu kesini mau ngapain? Tuan Axel gak nyariin kamu apa kalau kamu disini?" tanya Mbak Gita.
"Alin mau ketemu Nenek, tapi kayaknya Nenek lama deh," ucap Alin.
"Ya pasti lama lah, kamu tau sendiri gimana kalau Nenek ketemu sama Pak Daffa bisa-bisa ngobrolnya lama," ucap Mbak Gita.
"Iya sih, yaudah Alin pergi dulu ya Mbak-mbak," ucap Alin.
"Iya, kamu hati-hati, udah sana pergi takut Tuan Axel marah," ucap Mbak Gita dan diangguki Alin.
Setelah itu, Alin pun pergi dan menuju kamarnya. Sesampainya di dalam kamar, Alin tidak melihat Axel.
"Perasaan tadi Tuan Axel ada di kamar kok sekarang gak ada ya," gumam Alin dan ia pun merebahkan tubuhnya.
"Aku tadi udah tidur sampai malam dan sekarang aku gak ngantuk gimana ini," gumam Alin dan menatap langit-langit kamar tersebut.
'Mungkin gak ya aku punya anak dengan keadaan pernikahanku yang kayak gini? kayaknya gak mungkin deh,' ucap Lain dalam hati.
Alin benar-benar terjaga lantaran sejak tadi ia sudah tidur, saat tengah melamun tiba-tiba pintu balkon terbuka dan menampilkan Axel.
"Kenapa gak tidur, ini udah malam?" tanya Axel.
'Hah, sejak kapan ada pintu disana? Apa karena aku gak tau aja ya, aku pikir Tuan Axel keluar,' ucap Alin dalam hati.
"Saya gak bisa tidur Tuan," ucap Alin.
"Makanya kalau tidur jangan sampai malam, kan sekarang kalau malam gak bisa tidur," ucap Axel dan Alin hanya diam.
"Mau keluar?" tanya Axel.
"Keluar? Kemana?" tanya Alin.
"Ya, keluar," ucap Axel.
"Tapi, Tuan Axel baru pulang kerja apa gak capek. Lebih baik Tuan Axel istirahat saja," ucap Alin dalam hati.
"Mau atau tidak?" tanya Axel lagi.
'Aku harus jawab apa ini? Aku juga bosen di rumah, tapi masa aku keluar sama Tuan Axel nanti pikiran orang-orang Tuan Axel bodoh keluar sama pembantu,' ucap Alin dalam hati.
"Gimana? Mau keluar apa gak?" tanya Axel lagi.
"Iya, Tuan," jawab Alin.
"Iya itu untuk jawaban apa mau atau gak?" tanya Axel.
"Mau Tuan," ucap Alin dan diangguki Axel.
Mereka pun bersiap-siap untuk keluar, "Jangan lupa pakai jaket, diluar dingin soalnya," ucap Axel.
"Iya, Tuan," jawab Alin dan mengambil jaket.
Beberapa saat kemudian, mereka pun menuju garasi, ini adalah pertama kalinya bagi Alin berada di garasi kediaman keluarga Abraham.
'Bagus banget garasinya, mewah kayak bukan garasi,' ucap Alin dalam hati.
"Ayo," ajak Axel.
"Iya, Tuan," ucap Alin.
Namun, Alin cukup terkejut saat Axel mengeluarkan motor sport nya, 'Ini Tuan Axel gak salah ya pakai motor sport, ini aku kayak gimana naiknya,' ucap Alin dalam hati.
"Naik," ucap Axel.
"I-iya, Tuan," jawab Alin.
Baru juga Alin akan naik tiba-tiba Axel memegang tangan Alin, "Pegang pundak saya biar gampang naiknya," ucap Axel.
Alin pun mengikuti apa yang dikatakan Axel, setelah naik Alin bingung karena ia harus berpegang kemana sehingga Alin memutuskan untuk menahan tubuhnya dengan kaki.
Axel pun menjalankan motornya keluar entah kemana. Meskipun hari sudah malam, tapi diluar masih cukup.
"Pegangan," ucap Axel.
"Hah! Pegangan apa?" tanya Alin.
Bukannya menjawab pertanyaan Alin, Axel justru mempercepat laju motornya sehingga membuat Alin terkejut dan refleks memeluk Axel.
Alin yang sadar pun segera melepaskan pelukan tersebut, tapi gagal karena tiba-tiba Axel menahan tangannya.
"Pegangan kayak gini aja, kalau dilepas nanti kamu terbang," ucap Axel.
Alin yang mendengarnya pun tersenyum karena ia rasa selera humor Axel kurang, 'Masa gara-gara gak pegangan aja bisa terbang, emang aneh humornya Tuan Axel ini. Biasalah orang cuek kalau ngelucu emang rada,' ucap Alin dalam hati.
"Kamu mau kemana?" tanya Axel.
"Terserah, Tuan," jawab Alin dan diangguki Axel.
Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di pasar malam yang tak jauh dari rumah. "Loh ke pasar malam?" tanya Alin.
"Tadi katanya terserah, mau ke tempat lain?" tanya Axel.
"I-iya juga sih," gumam Alin.
"Jadi, mau masuk atau mau ke tempat lain?" tanya Axel.
"Masuk aja Tuan, udah sampai sini juga," ucap Alin dan diangguki Axel.
Setelah itu, mereka berdua pun masuk ke dalam pasar malam. "Mau main?" tanya Axel.
'Aduh, gimana ini? Aku gak pernah ke pasar malam, aku gak bisa main wahana di pasar malam karena gak tau gimana mainnya, nanti kalau Tuan Axel malu karena aku gimana dong,' ucap Alin dalam hati.
"Gak usah Tuan, Tuan saja yang main," ucap Alin.
"Kalau kamu gak main, ngapain juga kita ke sini? lebih baik kita ke tempat lain aja," ucap Axel.
Alin yang mendengar omelan Axel pun gugup dan takut, 'Harusnya aku mau main tadi, kan sekarang Tuan Axel marah sama aku,' ucap Alin dalam hati.
"Ma-maaf Tuan," jawab Alin.
"Yaudah, kita pergi cari tempat lain," ucap Axel.
Axel pun melangkah pergi meninggalkan Alin, namun belum jauh langkah Axel tiba-tiba Alin menahan tangan dan membuat langkah Axel terhenti.
"Ada apa?" tanya Axel.
"Se-sebenarnya, saya gak mau main bukan karena memang gak mau. Tapi, sa-saya gak bisa main karena saya gak pernah ke tempat seperti ini," ucap Alin gugup setengah mati.
"Yasudah biar saya ajarkan," ucap Axel lalu menarik lembut tangan Alin menuju beberapa permainan di sana.
Axel benar-benar mengajari Alin bermain wahana permainan yang ada di pasar malam sampai Alin bisa bahkan Alin pun mencoba permainan-permainan disana beberapa kali.
Hingga hampir larut malam barulah Axel dan Alin memutuskan untuk pulang, "Udah kan?" tanya Axel.
"I-iya, Tuan," jawab Alin.
"Yasudah, kita pulang," ucap Axel dan diangguki Alin.
.
.
.
Tbc.