Menyimpan Benih Psikopat

Menyimpan Benih Psikopat

Bab 1

"Hah, siapa kamu !" Aku terkejut ketika terbangun di sebuah ranjang bersama seorang pria yang tidak aku kenal. Aku ingat ! Semalam aku diajak oleh teman teman ku pergi ke diskotik untuk bersenang senang , lalu dimana teman temanku? Kenapa aku malah satu ranjang dengan seorang pria yang tidak aku kenal.

"Aaaaaa... Kenapa aku Tel-4nja-ng !" Aku berteriak dengan histeris ketika aku melihat tub-uhku di balik selimut, polos tanpa memakai sehelai benang pun.

Karena triakan ku yang kencang, pria di sebelahku perlahan-lahan membuka matanya, dan saat dia melihat ke arahku, dia sama sama terkejut sepertiku.

"Astaga, siapa kamu? Kenapa kamu ada di sebelah sana dan tidur dengan saya?" Apa dia pria bodoh? Apa dia benar benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi semalam?

"Kaa - kamu, yang seharusnya bertanya itu aku, kamu siapa dan kenapa tidur satu ranjang denganku" aku sudah tidak kuasa menahan air mataku lagi, aku menangis tersedu sedu memikirkan apa yang terjadi padaku tadi malam.

Bukannya menenangkanku, pria yang ada di sampingku justru malah menatapku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan.

"Shit ! Kenapa aku bisa dengannya" lalu pria itu mengambil pakaian nya yang terjatuh dilantai, setelah mengenakan pakaian di balik selimut, pria itu langsung pergi ke kamar mandi.

Melihatnya masuk ke kamar mandi, aku langsung memungut pakaianku dan langsung menggunakannya sebelum pria itu keluar dari kamar mandi.

"Yaa ampun, berarti aku benar benar melakukan hubungan terlarang dengan pria itu" aku langsung terdiam ketik melihat ada bercak darah di sprei, aku juga merasakan vagina ku sangat terasa perih dan sakit.

Krieeetttt

"Berapa saya harus membayarmu? Sepertinya kamu sudah memuaskan ku tadi malam, apa uang 30 juta cukup?" Ujar pria asing tersebut sambil membuka dompetnya.

Aku yang merasa direndahkan langsung berjalan ke arahnya.

Plaakkkk

"Kamu pikir aku perempuan macan apa hah ? Aku bukan perempuan bayaran yang bisa ditiduri oleh siapapun, apa kamu lihat bercak darah yang ada di sprei itu? Itu bercak darah keperawanan ku yang sudah kamu ambil" aku menangis sejadi-jadinya, aku benar benar buntu dan aku juga binggung harus melakukan apa.

Pria itu terdiam sejenak menatap bercak darah yang ada di sprei, dia sejenak menatap wajahku, lalu dia berkata...

"Bisa saja itu jebakan, ini ambil uangnya, sebelum saya berubah fikiran" pria itu malah semakin menjadi jadi dan benar benar merendahkanku.

"Tunggu !!" Panggilku kepadanya, dia hendak pergi meninggalkanku dengan uang uang nya yang banyak.

"Apa lagi!" Jawabnya.

"Kamu harus....!" Aku menghentikan ucapannya ketika aku melihat ada sebuah pistol di saku jaketnya.

"Ka kamu harus pergi" yang tadinya aku ingin mengucapkan kamu harus bertanggung jawab, ketika aku melihat pistol aku mah mengatakan kamu harus pergi.

Aku takut jika nanti aku menuntut pertanggung jawaban, aku akan ditembak dan dibunuh disini.

"Ya tanpa kamu suruh pun saya akan pergi dari sini, semoga kita tidak akan pernah bertemu lagi" lalu Dengan dinginnya pria itu pergi begitu saja dari hadapanku.

Aku benar benar tidak bisa berkutik, tapi aku akan mengingat wajahnya, wajah seorang pria blasteran, jika suatu saat aku bertemu dengannya kembali, aku yakin aku akan ingat.

Tingg

Saat aku sedang mengemasi barang barangku yang tercecer dilantai, Tiba tiba saja grup WhatsApp ramai, disana ada ketiga orang temanku yang mengajakku ke diskotik.

"Deva ternyata kamu sudah tidak suci lagi ya, bukan gadis polos lagi ahaha !" Aku terkejut ketika membaca pesan dari Lisa temanku, apakah dia sengaja menjebakku,?

"Kalian menjebak ku,? Kenapa kalian sangat tega kepadaku? Apa salahku kepada kalian ?!" Aku menangis sesegukan membalas pesan di grup, ketiga orang temanku itu seperti sangat puas sekali mengolok ngolok ku.

Namu bukannya membalas pesan ku, Lisa justru mengirimkan foti dan Vidio saat aku yang sedang mabuk, digandeng oleh seorang pria blasteran yang tadi tidur bersama ku, pria itu sama Sama terlihat mabuk sama sepertiku.

"Kira kira, kalau ini sampai kepada keluargamu bagai mana ya? Kamu pastinya akan semakin dibeda bedakan dan juga semakin dibenci oleh kedua orang tua mu ahaha!" Jawab Lisa.

"Semoga kamu tidak hamil ya, bisa saja kalau yang namanya orang mabuk itu kula pakai alat kontrasepsi" tutur temanku yang lain bernama icha.

Setelah mereka puas mengumpat ku habis habisan, aku tiba tiba saja langsung di tendang dari grup. Aku yang panik dan marah tiba tiba langsung menghubungi mereka satu persatu namun hasilnya nihil, mereka juga memblokir nomor telepon ku.

"Ya allah, aku harus bagai mana ! Aku tahu aku salah kenapa mau maunya dibawa ke diskotik, tapi aku juga tidak menyangka bahwa ketiga temanku ini memiliki niat yang busuk padaku." Lututku lemas, aku menangis di lantai, ingin rasanya aku mati sekarang karena aku sudah merasa bahwa aku tidak suci lagi.

Aku berdiri menguatkan diri, lalu aku pun memesan ojek online untuk aku pulang ke rumah, kedua orang tuaku pasti marah besar, karena aku tidak pulang semalaman.

Perkenalkan nama aku Deva, usia ku sekarang menginjak 27 tahun, aku memiliki kedua adik yang berusia 24 tahun dan 22 tahun, aku benar benar kudet soal percintaan, aku terlalu sibuk mencari uang untuk masa depan kedua adikku dan juga menghidupi keluargaku, aku bekerja di sebuah pabrik, sedangkan ketiga temanku adalah temanku dsri pabrik juga.

"Dev, kami lihat kehidupanmu itu sangat monoton, bagaimana kalau misalkan setelah pulang bekerja kamu main ke kosan ku dan malamnya kita pergi ke diskotik!" Ajak mereka padaku, dan kebetulan sekali aku sedang merasa jenuh dengan kehidupanku setia harinya, dan karena aku percaya ada mereka,. Akupun menyetujui untuk ikut bersama mereka.

Di atas motor aku menangis ter menerus, aku sangat sakit hati oleh ketiga temanku, besok aku akan memberikan mereka pelajaran, mereka harus tahu bahwa aku bukan lah Deva yang mudah mereka tindas.

Setekah menempuh perjalanan sekitas 40 menit, akhirnya aku pun tiba di rumah, hari ini berarti aku tidak masuk kerja dan tadi untung saja aku sempat menelpon atasanku dan mengatakan bahwa aku sedang sakit.

Plaaakkkkkkk !!!

",Dari mana saja kamu Deva, apakah kamu pergi Melacur, sampah sampai semalaman kamu tidak pulang,!"

Baru saja aku menginjakan kaki di depan pintu, ibu langsung menyambutku dengan satu buah tamparan yang membuat pipi ku terasa sangat panas.

Karena aku sedang malas berdebat dan aku juga banyak pikiran, aku langsung masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan kencang.

Braakkkkk ....

"Dasar anak kurang ajar! Apa kamu sekarang mulai memberontak kepada ibumu? Tidak ada jatah makan untuk orang seertimu, dasar anak Jalang !" Ibu memarahiku sambil menendang nendang pintu kamar, aku menutup telingaku dengan bantal karena aku benar benar sangat pusing Mendengarkan suara ibu yang begitu nyaring

"Awas kamu ya ! Jika kamu menyentuh nasi dan juga lauk pauk di rumah, kamu akan tahu akibatnya." Ancaman ibu keladaku.

"Ohh baiklah, besok aku gajian ! Aku tidak akan memberi kan sepeserpun uang gajiku kepada mu dan keluarga ini, sekalian aku juga akan pergi dari sini dan hidup mandiri di luar sana tanpa dirongrong lagi oleh kalian.

Sampai sore aku benar benar tidak keluar kamar, aku sangat terpukul dengan semua kejadian yang ada, aku sudah tidak suci lagi ! Kesucianku benar benar sudah direnggut oleh orang yang tidak aku kenali sama sekali, Bagaimana jika aku nantinya hamil? Aku harus minta pertanggung jawaban pada siapan, sedangkan jika aku meng-,gu-gurkan nya aku tidak tega.

Braakkk

Braakkkk

Aku mendengar suara pintu yang di gedor sangat keras, aku yakin itu adalah bapak yang baru saja pulang kerja.

"Deva, keluar kamu !! Apa yang sudah kamu katakan pada ibumu sehingga membuatnya menangis? Kalau misalkan belum bisa membanggakan orang tua minimal jangan bikin orang tua menjadi sedih, dasar anak To-l0l yang tidak berguna !" Terdengar suara bapak yang mengumpatku habis habisan, rumah ini sebenar nya seperti neraka, sudah sejak lama aku ingin pergi dari rumah ini, namun entah mengapa aku selalu tidak bisa.

"Keluar Deva !! Jika kamu tidak keluar, jangan salahkan bapa jika bapak akan mendobrak pintu kamar mu" ancaman bapak padaku.

Karena aku malah semakin ribut dan ujung ujungnya pinti kamarku akan menjadi rusak, dengan terpaksa aku bangkit dari tempat tidur dengan tubuh yang lemas.

Krieeettttt

Plaaakkkm

Hari ini aku ditampar dua kali oleh kbu dan bapak ku, aku merasakan ada cairan yang keluar dari sudut bibir ku yang aku pastikan itu adakah darah.

"Apah?? Aku melawan ibu, karena aku sudah bener bener sangat muak, 80% gaji kerjaku aku berikan untuk kehidupan di rumah ini, namun di antara kalian tidak ada satupun ornag yang menghargai ku, dimana hati nurani kalian hah?" Aku mengeluarkan semua unek unek ku. Kebetulan disana saat aku membuka pintu kamar ternyata ada ibu dan balak beserta adik ke duaku Dela.

Terpopuler

Comments

Zee✨

Zee✨

hay kak, aku dha mampir yh😁 semangat.

2024-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!