NovelToon NovelToon
Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:22.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Dia bukan pembunuh, namun dia di cap sebagai pembunuh oleh pria yang menjadikannya istri atas dasar dendam. Adiknya yang meninggal terjatuh dari atas gedung, dan menjadikan Laras sebagai tersangka pembunuhnya.

Kehidupan pernikahan yang tidak seperti Laras bayangkan. Hanya penuh dengan penderita dan siksaan. Namun, Laras tidak bisa terlepas dari Lin sampai dia puas melampiaskan dendamnya.

"Aku akan membuatmu menderita, sampai kau memilih untuk mengakhiri hidupmu sendiri!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tetap Pria Yang Laras Cintai

Berdiri di dekat tempat tidur, Laras menatap suaminya yang tertidur lelap dengan memeluk bajunya itu. Sampai saat ini Lin masih belum bisa melepaskan baju lama Laras itu ketika dia tertidur.

Kenapa sekarang dia jadi seperti ini?

Laras mendekat ke arah tempat tidur, lalu dia mengelus lembut kepala Lin. Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Lalu, Laras mencium keningnya dengan begitu lembut. Dan entah kenapa air mata menetes begitu saja saat dia melakukan itu. Menetes mengenai kening Laras.

Sampai kapanpun, kamu adalah pria yang aku cintai. Teman masa kecilku yang tidak akan pernah aku lupakan.

Melihat pria yang dia cintai dalam keadaan seperti ini. Tentu saja membuat hati Laras begitu sakit. Bagaimana dirinya yang begitu mencintai Lin sejak dulu dan selalu mencari keberadaannya, namun dia tidak menemukannya, sampai dia terpaksa menikah dengan Lin dan menemukan jika Lin adalah teman kecil yang dia cari. Bagaimana mungkin Laras bisa menyerah begitu saja saat itu? Setelah sekian lama mencarinya dan dia menemukan dia adalah pria yang menjadi suaminya. Meski Lin tidak menginginkan kehadirannya, tapi Laras tetap ingin bertahan.

"Aku berjanji akan pergi setelah kau dapat melihat lagi"

Laras langsung pergi setelah mengatakan itu, keluar dari kamar suaminya dengan perasaan yang terasa sesak. Dia bersandar di dinding dengan memegangi dadanya yang sesak. Hatinya sakit ketika da melihat keadaan Lin seperti ini. Pria tegas dan selalu percaya diri dalam hal apapun itu, kini berubah menjadi pria pendiam yang hanya akan menghabiskan waktunya di dalam kamar.

Di dalam kamar, Lin membuka kedua matanya. Rasanya begitu nyata saat dia mendengar suara Laras. Apalagi ketika dia merasakan seseorang telah mengecup keningnya. Lin merasa jika itu adalah nyata. Namun, dia sadar jika itu tidak mungkin. Istrinya sudah lama pergi dari rumah ini. Tidak mungkin dia kembali lagi.

"Laras, apa  itu benar kamu? Kenapa hanya hadir dalam mimpiku saja. Aku begitu merindukanmu"

Lin kembali memeluk baju Laras itu, menghirup aroma Laras yang masih tersisa dalam baju itu. Air matanya menetes begitu saja. Sekarang dia hanya sendiri dan menjadi pria yang tak berguna. Bahkan untuk mandi dan berganti pakaian saja, dia harus dibantu oleh perawatnya.

"Apa ini balasan dari Tuhan untukku. Aku juga tidak akan mencarimu lagi dalam keadaanku yang seperti ini. Aku tidak ingin merepotkanmu" lirihnya.

Biarkan saja Lin menjalani kehidupannya yang seperti ini. Dia tidak ingin berontak lagi dan menolak atas takdirnya. Karena sekarang dia hanya bisa menerima dan menjalani semua garis takdir dalam hidupnya ini.

*

"Tuan Muda, anda harus pergi jalan-jalan agar tidak bosan terus berada di dalam kamar. Saya akan membawa anda jalan-jalan ya" ucap Laras.

Hari ini adalah waktunya Lin untuk membuka gifs di tangannya. Dan Laras ingin membawa Lin pergi jalan-jalan sebentar setelah membuka gifs di tangannya. Dia ingin pria itu tidak hanya menghabiskan waktu di dalam kamar saja.

"Aku malas, ke rumah sakit saja sekarang malas. Sebaiknya kau panggil saja Dokternya untuk datang kesini"

Laras menghela nafas pelan, dia menyisir rambut Lin setelah selesai mengeringkannya. Menatap wajah suaminya yang terlihat semakin tirus dari balik cermin di depannya. Meski begitu, wajah itu tetap menjadi wajah yang Laras cintai.

"Hanya sebentar saja Tuan, lagian sudah dua minggu ini anda hanya diam di dalam kamar. Pasti sangat membosankan. Jadi, kita harus berjalan-jalan sebentar"

"Terserah kau saja"

Laras menghela nafas lega, akhirnya dia bisa membujuk suaminya agar mau pergi dengannya. Laras hanya tidak mau melihat Lin yang terus bersedih dan berdiam diri di dalam kamar. Sungguh, sudah seperti seseorang yang tak ingin lagi melanjutkan hidup.

Akhirnya gifs di tangannya di lepas, dan perkembangannya cukup baik. Lin sudah bisa menggunakan kembali tangan kanannya, meski di larang untuk mengangkat barang yang terlalu berat dulu. Laras ikut senang mendengar penjelasan Dokter itu.

"Em Dok, bagaimana dengan donor mata? Apa sudah ada?" tanya Laras.

Lin saja tidak terlalu berpikir untuk menanyakan hal itu. Karena dia tahu mendapatkan donor mata yang cocok itu, butuh waktu cukup lama. Tapi disini, Laras lebih tidak sabar darinya.

"Belum ada, untuk mendapatkan donor mata itu tidak mudah. Apalagi dalam waktu cepat seperti ini. Jelas tidak akan ada. Sebaiknya kita semua banyak berdoa dan berusaha saja, semoga akan segera ada donor mata yang cocok. Tapi yang jelas, kita perlu kesabaran untuk itu"

Laras menghela nafas pelan, padahal dia sudah berharap jika suaminya akan segera bisa melihat lagi. Karena Laras sudah tidak tega melihat Lin yang seperti tidak ada lagi harapan hidu[. Tapi ternyata memang tidak mudah untuk itu.

"Yaudah, kalau gitu kami permisi dulu Dok. Terima kasih untuk hari ini" ucap Laras.

Laras menuntun Lin berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Sampai di parkiran, Dimas yang sejak tadi menunggu mereka langsung membukakan pintu untuk Lin dan Laras.

"Kita pergi ke Mal dulu ya, Dim. Mau bawa Tuan Muda jalan-jalan sebentar" ucap Laras.

"Baik"

Lin hanya diam tanpa mengatakan apapun, di balik tatapan kosong itu tersirat kesedihan yang begitu mendalam. Laras bisa melihat itu, namun dia tidak bisa melakukan apapun selain mencoba untuk menghibur Lin dengan caranya sendiri.

"Tuan, karena sekarang tangan kanan Tuan Muda sudah bisa digunakan, saya memberikan anda sesuatu"

Laras menyimpan sesuatu di atas pangkuan Lin. Membuat pria itu langsung merabanya, mencoba menebak barang apa yang Laras berikan padanya. Sampai dia menyadari itu adalah sebuah tongkat.

Lin tersenyum miris, bahkan sekarang dirinya harus menggunakan tongkat disabilitas ini. "Kau memberiku ini agar terlihat oleh semua orang jika aku buta?"

Laras langsung terdiam mendengar suara kasar dari Lin. "Bu-bukan begitu Tuan, saya hanya ingin anda lebih mudah jika ingin berjalan sendiri jika di dalam rumah. Tapi sekarang saat bersama saya, anda tidak perlu menggunakan tongkat itu. Saya akan menjadi petunjuk langkah anda"

Lin tidak lagi menjawab, percuma jika dia marah pada perawatnya ini. Karena nyatanya dia memang membutuhkan tongkat ini. Sekarang dia juga menjadi penyandang disabilitas itu.

Laras langsung mengambil kembali tongkat itu dari atas pangkuan Lin. Mendengar suara dingin Lin, membuat dia ketakutan. Semua bayangan saat Lin menyiksanya masih belum bisa Laras lupakan, meski dia sangat ingin melupakannya.

"Tidak usah di pakai disini. Kan ada saya" ucap Laras.

"Dimas, kembali ke rumah. Aku tidak ingin pergi kemana pun!"

Laras hanya menghela nafas pelan dan tidak membantah lagi. Suasana hati Lin sedang buruk, dan tidak mungkin Laras terus memaksanya untuk ikut pergi jalan-jalan. Meski niat Laras ingin sedikit saja menghiburnya. Tapi dia tidak mungkin memaksa Lin dalam keadaan mood buruk seperti itu.

"Yaudah kita kembali saja, lagian Tuan Muda juga butuh waktu untuk istirahat" ucap Laras.

Dimas hanya menatap Laras dari kaca sepion di atasnya. Betapa dia selalu merasa prihatin pada gadis itu sejak dia menjadi istrinya Lin.

Kenapa ada wanita sebaik Nona Laras ini. Kalau saja dia menyerah, aku yang akan pertama kali berjuang untuk mendapatkannya.

Bersambung

1
Ira Nadira
Luar biasa
Ira Nadira
tak terasa air mata ku mengalir meratapi nasip laras yg menyedihkan yg selalu disakiti suaminya sendiri😭
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
ya thor penasaran kisah reni alex,,,di tunggu ya,,,
Pujiati Astuti
akhirnya Laras mau juga ikut sama Lin, memang suami istri itu harus selalu bersama Laras dukana pun suami tinggal

lanjut kak tetap semangat ya upnya 💪💪🤗🤗
Pujiati Astuti
pasti hatimu makin lega kan Lin setelah mendengar apa yang oma mu katakan
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
ahhh senangnyaaa oma dah ngrestuin laras ma lin,,,smoga gk ada masalah lagi ya,,,
Pujiati Astuti
hati² Laras bisa² bangun pagi kamu ngak bisa jalan karena hukuman si Lin 😁😁😁🤭🤭🤭
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
bahagia slalu kalian,,,smoga gk di kasih rintangan lagi ma othor ya,,,
Pujiati Astuti
pengacara Lin sudah ter,,,,, ter,,,,, sama Laras 😁😁🤭🤭

lanjut kak tetap semangat 💪💪💪
Pujiati Astuti
dulu cucunya sekarang omanya semangat ya Laras buat meluluhkan dan mendapat kan restu dari oma
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
sungguh berat ya ras unt kmu bahagia,,,masih ada rintangan lagi yg harus kamu hadapi,,,
Fera Susanti
konflik baru
Pujiati Astuti
tukang bener si oma meminta Lin menceraikan Laras, apa yang akan Lin lakukan ya menurutin permintaan si oma atau menolaknya ya 🤔🤔🤔
Pujiati Astuti
waduh apakah Lin akan dipisahkan dari Laras sama omanya 🤔🤔🤔🤔
Pujiati Astuti
akhirnya Loh sudah bisa melihat Laras dan bertambah lagi suami bucin selain Zayyan 😁😁😁
Olvin Doe
Biasa
Olvin Doe
Buruk
Nita.P: Terima kasih atas penilaian anda terhadap novel saya. semoga jika nanti anda membuat karya, tidak ada yang menilai dengan bintang satu seperti ini ya..
total 1 replies
Pujiati Astuti
lanjut kak tetap semangat upnya 💪💪💪
Pujiati Astuti
lanjur kak semangat 💪💪
Pujiati Astuti
yang dipanggil sayang sama suaminya malah bengong 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!