NovelToon NovelToon
Rania

Rania

Status: tamat
Genre:CEO
Popularitas:18.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Dia Mardiana

Rania Anastyasa.W seorang gadis berumur 24 tahun. Sebenarnya dia adalah gadis yang sangat cantik tapi dengan alasan yang tidak diketahui, bundanya menyuruh dia berpenampilan culun dengan memakai kaca mata tebal. Rania mencoba mencari pekerjaan dikota. Atas rekomendasi pacar sahabatnya dia mandapatkan pekerjaan sebagai sopir pribadi seorang ceo di sebuah perusahaan.
Raditya Pratama Handoko 27 thn .Seorang ceo yang cuek dan dingin tempat Rania bekerja. Dia sudah dijodohkan tapi Radit tidak menyukai calon jodohnya tersebut.
Bagaimana kisah Radit dan Rania. Apa saja rahasia yang ada dibalik nama Rania? Apa alasan bunda Rania menyembunyikan identitasnya. Dan apakah Rania akan bertemu dengan ayahnya yang selama ini tidak pernah di ketahui.
Daripada penasaran baca novel ini sekarang juga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dia Mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Kabar Duka

Akhirnya Rania sampai di apartemen. Dia langsung membersihkan diri dikamar mandi. Ternyata Sisi belum pulang dari kliniknya. Rania ingin istirahat sebentar menunggu Sisi pulang. Teringat sudah beberapa hari ini telepon Rania tidak diangkat sama bunda dan pamannya. Hati Rania tambah tidak tenang. Dia coba menelpon bundanya tapi tetap tidak diangkat.

Pukul sembilan malam Sisi sampai diapartemen. Rania langsung keluar kamarnya.

''Baru pulang Si?'' tanya Rania ketika sudah berada diruang tamu.

''Iya, hari ini sangat ramai sehingga aku agak telat pulang'' jelas Sisi.

''Kamu udah makan?'' tanya Rania lagi

''Belum, kalau kamu?'' tanya Sisi.

''Belum juga, gimana kalau kita pesan gofood aja'' ajak Rania.

''Ok, sambil nunggu makanannya sampai aku ganti baju dulu ya'' kata Sisi sambil berjalan kekamarnya.

Rania menunggu disofa sambil melihat ponselnya. Entah kenapa perasaannya makin tidak enak. Apa yang akan terjadi pikir Rania. Beberapa saat kemudian Sisi keluar dari kamarnya.

''Kamu sedang mikirin apa Ran?'' tanya Sisi sembari duduk disamping Rania.

''Sudah beberapa hari ini bunda dan paman tidak mengangkat teleponku. Tapi entah kenapa dari tadi perasaanku tidak enak'' jelas Rania.

''Mungkin bunda dan paman lagi sibuk. Kamu ngak usah cemas. Kita doa'in aja semoga semua baik-baik saja'' kata Sisi menghibur Rania.

''Aamiin'' jawab Rania.

Kemudian terdengar bel berbunyi. Rania dengan cepat berlari ke pintu. Ternyata makanan yang mereka pesan sudah datang.

'' Ayo kita makan dulu Si'' ajak Rania ketika sudah kembali.

''Iya, aku juga sudah lapar'' kata Sisi langsung mengambil makanan ditangan Rania. Belum sempat Rania memulai makan. Terdengar ponselnya berdering. Ternyata Angga yang menelpon.

''Hallo dek'' jawab Rania.

''Hallo kak...'' kata Angga terputus-putus.

''Iya ada apa dek, kok kamu diam'' kata Rania karna Angga tidak melanjutkan bicara.

''Ini kak... Gimana aku mengatakanya ya'' kata Angga terdengar suaranya parau.

''Mengatakan apa? Kenapa Suara kamu seperti itu?'' tanya Rania gelisah.

Sisi yang melihat Rania gelisah, memberhentikan makannya.

''Kak Rania harus sabar ya hiks....'' terdengar Angga mulai nangis diseberang.

''Maksud kamu apa? Kenapa kakak disuruh sabar? Kamu kenapa nangis?'' tanya Rania lagi dengan nada cemas.

Tidak ada jawaban dari Angga. Hanya terdengar isak tangis dari dalam ponsel.

''Hallo dek... Hallo dek'' teriak Rania tambah panik.

''Kenapa kamu teriak-teriak Ran?'' Tanya Sisi ikut cemas melihat Rania.

Tapi Rania tidak menghiraukan pertanyaan Sisi. Dia sibuk memanggil Angga.

''Hallo Ran, ini paman'' terdengar suara parau pamannya.

''Angga kenapa menangis paman? Rania panggil-panggil tidak dijawabnya'' tanya Rania.

''Maafin paman nak. Kamu harus sabar, kalau kamu mau marah. Marah saja sama paman'' ucap paman dengan suara lemah.

''Sebenarnya Apa yang terjadi. Kenapa paman dan Angga hari ini aneh?'' Tanya Rania gelisah.

''Bundamu....'' ucapan pamannya.

''Kenapa dengan bunda? Sudah beberapa hari ini Rania telepon bunda tidak mengangkat'' tanya Rania cemas.

Terdengar paman Rania menghela nafas beberapa kali. Dia bahkan diam sejenak sebelum melanjutkan pembicaraan.

''Bundamu sudah tidak bersama kita lagi'' jelas pamannya.

''Maksud paman apa? Emang bunda pergi kemana?'' Tanya Rania tambah tidak enak perasaan dihatinya.

''Bundamu sudah meninggalkan kita selamanya Ran'' kata paman dengan suara parau sambil menangis.

''Tidak mungkin, paman pasti bohoooong'' teriak Rania lemas. Ponsel ditangannya sampai jatuh kelantai. Sisi yang melihat keadaan Rania dengan cepat menahan tubuhnya dan terduduk lemas dilantai.

''Kamu kenapa Ran?'' tanya Sisi cemas. Dilihatnya air mata Rania sudah meleleh di pipinya. Sisi tidak tahu apa yang terjadi segera memeluk Rania.

''Kamu kenapa menangis Ran, coba bilang sama aku. Jangan buat aku cemas begini'' kata Sisi, tapi Rania hanya diam dengan air mata yang masih keluar. Tatapanya terlihat kosong. Sisi melihat ponsel Rania masih menyala lalu diangkatnya.

''Hallo'' kata Sisi

''Hallo Ran kamu masih disitu'' tanya paman Rania.

''Ini Sisi paman. Ada masalah apa paman? Kenapa Rania sampai menangis?'' Tanya Sisi.

''Bunda Rania meninggal jam sembilan tadi Si'' jawab paman dengan suara parau.

''Yang benar paman? Tidak mungkin bunda meninggalkan kita secepat inikan,hiks'' kata Sisi menangis karna terkejut.

''Iya, paman minta tolong sama kamu, tolong tenangkan Rania. Kalau dia mau pulang tolong temanin dia. Jangan biarkan dia pulang sendiri. Paman harus mengurus pemulangan jenazah bunda Rania dari rumah sakit dulu'' jelas paman Rania.

''Iya paman'' jawab Sisi lemas ikut terduduk di samping Rania.

''Makasih Si, paman tutup telepon dulu ya''kata paman lagi

Panggilan telepon terputus. Sisi memeluk Rania yang masih menangis tanpa suara. Hanya air matanya yang keluar dan tatapannya yang kosong seoalah separuh jiwanya sudah pergi.

''Kamu harus kuat Ran. Jangan seperti ini, Rania yang aku kenal bukan anak yang suka menangis. Dia adalah anak perempuan yang kuat bahkan ketika badannya luka dia tidak akan pernah menangis. Hiks, hiks'' ucap Sisi terputus-putus menangis sambil memeluk Rania. Tapi Rania hanya diam saja tak bergerak. Sisi tambah tidak bisa menahan tangisnya. Dipeluk erat-erat Rania biar bagaimanapun Sisi merasakan kesedihan Rania.

Hiks,hiks,hiks. Sisi tidak bisa berkata apa lagi. Jangankan menenangkan Rania, menenangkan hatinya saja dia tidak bisa. Tiba-tiba Rania berdiri dari tempat duduknya dilantai. Dia melepaskan dengan kasar pelukan Sisi. Sisi yang melihat Rania seperti orang kehilangan akal segera berdiri.

''Ini tidak mungkin kan Si. Bunda pasti becanda, dia hanya ingin aku kembali ke Bandung. Bunda tidak mungkin meninggalkan aku sendirian. Haha, iya bunda hanya ingin kau kembali pulang. Dia sangat sayang denganku '' kata Rania dalam keadaan kacau. Air matanya masih keluar dan rambutnya sudah berantakan.

''Sadar Ran, kamu tidak boleh seperti ini. Hiks.hiks'' kata Sisi sambil memeluk Rania.

''Aku harus pulang sekarang. Pasti bunda akan senang kalau aku pulang'' kata Rania seolah bicara dengan dirinya sendiri. Dia berlari ke arah kamarnya, dengan cepat Sisi menahan Rania.

''Tidak Ran. Kamu harus sadar kalau bunda sudah meninggal,hiks, hiks,hiks'' Teriak Sisi dengan menguncang badan Rania sambil menangis.

Rania kembali diam. Dia terduduk lemas di lantai lagi. Dia sudah tidak seperti Rania yang biasa. Tidak ada ketenangan dan ketegaran didalam dirinya.

''Hiks.hiks kenapa seperti ini Si? Kenapa bunda pergi. Apa bunda sudah tidak padaku lagi. Trus untuk apalagi aku hidup'' tanya Rania sambil terisak-isak.

''Kamu harus sabar Ran. Masih ada aku,paman, bibi dan Angga. Hiks.hiks kamu jangan bicara seperti itu'' kata Sisi yang juga menangis. Mereka berpelukan sambil menangis. Bahkan mereka tidak tahu sudah berapa lama mereka menangis. Rania sudah tidak ada tenaga untuk berdiri. Sampai Sisi teringat menghubungi Davin untuk mengajak dia menemanin mereka ke Bandung.

1
Hera Puspita
baru mampir, salam kenal kak author 🤗🤗
Mamay Maimunah
sesuatu banget pastinya kejadian hr ini...
Mamay Maimunah
wkwkwk... lagian terlalu fokus sih..
Mamay Maimunah
modus banget.... mana nih sikap dinginnya..
Mamay Maimunah
polos sekali kamu Rania... 😂
Atha 😘😘
Luar biasa
babygirl♡
keren...
babygirl♡
mampir dlu...
Cherry🍒
wah gila wkwk gak hianatin dia bilang hmmm
Cherry🍒
si Jaka gatau diri
Cherry🍒
sabar dit perempuan tidak pernah salah wkwk
Cherry🍒
keren bukan Retno yang selingkuh tapi kamu datang" dengan membawa istri keren sekali anda
Evi Fatmawati
Luar biasa
Cherry🍒
aga Laen si Rania haha
Yani Kustiti
Luar biasa
Yani Kustiti
Buruk
Irma Saodah
Luar biasa
Kenanga Biru
suka banget sama ceritanya,,,, seru 👍👍👍👍👍
Kenanga Biru
🤣🤣🤣
pas nemu...!!!
Kenanga Biru
/Grin//Grin//Grin/
Si Butik yang Ajaib 😅😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!