NovelToon NovelToon
Kakak Atau Suami?

Kakak Atau Suami?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / trauma masa lalu
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Your Aunty

Kendati Romeo lebih tua belasan tahun, dengan segudang latar belakang militer, dia masih bersedia menikahi Ansela, yang kala itu masih duduk di bangku SMA.

Tapi tentunya, ini diikuti dengan beberapa kesepakatan. Berpikir bahwa hubungan mereka tidak mungkin bertahan lama, mengingat perbedaan usia mereka. Alih-alih suami dan istri, mereka sepakat untuk seperti kakak-adik saja.

Setidaknya, itulah yang dipikirkan Romeo! hingga ketika tahun berlalu, dunianya berahkir jungkir balik.

••

Dia mendapati, bahwa Ansela adalah seseorang yang paling dia inginkan, dan paling tidak bisa dia gapai, meski gadis itu disisinya.

Dengan tambahan persaingan cinta, yang datang dari sahabatnya sendiri, yang kepada dia Romeo telah berhutang nyawa, ini hampir membuatnya kehilangan akal.

“AKU BUKAN KAKAKMU! AKU SUAMIMU.”


••

Baca perjuangan sang Kapten, di tengah sikap acuh tak acuh sang Istri. ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Your Aunty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

Di dalam kelas, Eva terus-menerus mendesak Ansela agar mengatakan apa yang terjadi, ketika dia tidak bisa dihubungi beberapa hari. "Sela, jika kau tidak mengatakannya, maka aku tidak mau berteman denganmu lagi."

"Astaga, kau ini tidak sabaran sekali. Ceritanya panjang, tidak bisa diceritakan setengah-setengah. Bicara saja nanti, saat kelas selesai."

Eva masih mencoba peruntungannya dengan tetap memaksa, tapi Ansela bertahan. Dengan bibir yang dimajukan kedepan, Eva sebenarnya ingin merajuk. Tapi akhirnya dia menyerah juga, berpikir akan menunggu kelas selesai. Namun tampaknya, Dewi Fortuna sangat ingin memberitahukan rahasia Ansela pada Eva.

"Jam pelajaran ini kosong, guru-guru akan rapat!" Seru ketua kelas tiba-tiba. Mendengar ini Eva refleks berdiri untuk bersorak. Tapi bukan karena jam kosongnya, melainkan waktu yang tersedia baginya untuk bicara dengan Ansela.

Eva langsung menatap Ansela, dengan mata memicing picik.

"Hehee, ... kau dengar itu? ayo cepat katakan apa yang sebenarnya terjadi?" Eva memepet tubuh Ansela sampai ke dinding. Memaksa sahabatnya itu, untuk mengatakan apa yang terjadi.

"Huffft, kau ini!"

Merasa tak punya pilihan, Ansela melepas buku ditangannya. Dia masih memperhatikan sekitar, sebelum berujar, "Baiklah, mendekat! kaena ini rahasia."

Jantung Eva tanpa sadar berdegup kencang. Bagaimana tidak, Ansela adalah sahabatnya sejak kecil, walaupun mereka sempat terpisah sekolah. Dan dia sangat mengenal temperamen gadis itu. Kepribadian yang sangat santai, dan hampir tidak mempermasalahkan apapun. Namun jika seseorang Ansela sampai mengatakan keseriusan, maka itu pasti hal yang penting.

Eva menggeser bangkunya lebih dekat. Semakin tidak sabar. "Apa itu, katakan!"

Soraya mendekatkan bibirnya di telinga Eva, "Aku sudah menikah."

Butuh beberapa detik, tapi Eva mulai tertawa. "Sela, cepat katakan rahasiamu!"

Mengerti bahwa sahabatnya tidak percaya, Ansela hanya menarik sudut bibirnya dan menatap Eva langsung ke dalam mata.

"Sudah kukatakan tadi bukan?"

Eva melengos. "Apa kau pikir, aku anak baru kemarin? cepat katakan! bercanda seperti ini bukan gayamu."

Ansela mengambil ponselnya dari saku, dan menunjukkan fotonya yang sedang menandatangani dokumen pernikahan. Juga beberapa foto, dari prewedding mereka sebelumnya.

Eva memperbesar setiap foto hanya agar bisa melihat dengan jelas, pada foto yang sebenarnya sudah jelas. "Tidak ini tidak mungkin!" Tolaknya tidak mau percaya. "Tidak! ini tidak nyata Ansela. Apa kau gila?"

Mendengar nada bicara Eva dan ketidak percayaan-nya, Ansela tahu sebentar lagi sahabatnya itu akan mereok.

"Tidak sela bagaimana kau, mmmnngg...."

Eva membulatkan matanya tak percaya, bahwa Ansela sedang membekap mulutnya saat ini.

"Jangan buat keributan apapun. Ini adalah rahasia besar. Jadilah baik, dengan tidak mengatakan apapun mengerti?"

"Nnnggg." Tepuk Eva pada telapak tangan Ansela.

"Kau janji tidak akan merusuh?"

Pada akhirnya, Eva tak punya pilihan, selain setuju pada Ansela. Dia harus mengangkat dua jari dan bersumpah, barulah bekapan di buka. Membuatnya menarik nafas dengan rakus.

"Tega sekali kau ini hah! kau ... sudahlah, cepat katakan kronologinya. Katakan dengan lengkap." Tuntut Eva.

Tapi ketika Ansela bicara, Eva harus menutup mulutnya dengan kedua tangan yang kuat hampir sepanjang cerita. Atau kalau tidak, dia yakin, dia akan histeris.

"Benarkah? tapi bagaimana bisa? dijodohkan sih iya, tapi kenapa cepat sekali menikahnya, oh my God!! mana nggak ngundang lagi."

"Shut, pelankan suaramu."

Eva menutup mulutnya, meski harus dia akui, dia cukup kesal saat ini. Walaupun sudah tahu Ansela dijodohkan, dan bahkan menikah, tapi Eva yang belum pernah melihat pria sahabatnya itu, kini menjadi sangat penasaran.

"Sela, .. Apa dia seperti om-om gemuk yang---"

"Tidak! tidak seperti bayanganmu. Dia seperti tentara drama-drama timur, yang ganteng dan gagah." Ansela memotong, dan mengulas tampilan Romeo sesuai kenyataan matanya. Lagipula, dia tidak mau dikira menikah dengan om-om jelek.

Mata Eva memicing, "Wah, ... apa kau sudah jatuh hati saja padanya heh? ck, tidak bisa dipercaya! Pokoknya aku harus melihat dia terlebih dahulu, baru kau bisa mengatakan seberapa tampan dia."

"Iya, nanti aku akan mengenalkannya padamu. Tapi, entahlah, aku juga tidak yakin. Seperti yang ku katakan tadi, hubungan ini bukan hubungan pada umumnya."

Eva mengangguk. Tidak percaya dari banyaknya kejadian di dunia, sahabatnya adalah satu orang, yang mengalami kisah seperti di novel-novel.

"Jadi, kau sudah memiliki uang bukan?" tanya Eva dengan salah satu sudut bibir terangkat.

Mengerti pandangan mata itu, Ansela berdecak. "Ya sudah, anggap ini acara ramah tamah di pernikahanku, karena kau tidak datang."

Mendengar ini, keduanya pecah dalam tawa bersama.

Selesai berbincang, bel tanda istirahat tepat berbunyi. Keduanya langsung berdiri menuju ke kantin.

"Astaga, tidak ku sangka. Aku akan berjalan bersama dengan istri orang, di kantin sekolah hahaa ...." Goda Eva, yang masih tidak bisa lepas dari euforia pernikahan Ansela.

Tapi tepat dalam jalan mereka, perasaan keduanya menjadi tidak enak, ketika banyak mata memandang mereka. "Hee, kenapa kau lihat-lihat? tidak pernah lihat orang cantik ya!" Tegur Eva masih dengan narsisme.

Tapi bukannya yang dituju yang menjawab, tapi malah Amora yang menimpali.

"Dia tidak terkejut karena melihat orang cantik. Dia terkejut karena melihat seorang siswa SMA, ternyata sudah menikah."

"HEY! KAU AMORA, BERANI---"

Eva sudah maju beberapa langkah, tapi terhenti dengan tarikan Ansela di lengannya.

"Sela?" Beo Eva tidak mengerti, Ansela menahannya.

Sementara Ansela, dia hanya diam menatap Amora, setelah diekspos tanpa peringatan. Sejujurnya dia sedikit gentar saat ini. Apalagi setelah ditatapnya mata Amora, dimana jelas sekali gadis itu sangat percaya diri. Seolah dia benar-benar tahu kenyataan sebenarnya.

"Well, kenapa Ansela? kenapa kau begitu terdiam hah?"

Ansela meremas tangannya kuat, tapi masih mencoba tenang di permukaan. "Apa maksudmu mengatakan hal itu?"

Amora melipat kedua tangannya di dada, khas anak-anak jahat pada umumnya. "Oh cup, cup, kau bisa berakting juga ternyata. Mm, bagaimana kau lihat saja di papan pengumuman. Kalau tidak lupa, aku menaruh alasan perkataan ku disana."

Ansela melihat ke ujung lorong, dan menemukan bahwa papan pengumuman dipenuhi oleh banyak orang. Untuk beberapa saat, dia rasanya tercekik dan akan mati. Apa lagi ditambah dengan,

"PENGUMUMAN! PANGGILAN UNTUK SISWA BERNAMA ANSELA FOVANA UNTUK DATANG KERUANG KEPALA SEKOLAH. SEKALI LAGI ... PANGGILAN UNTUK SISWA BERNAMA ANSELA FOVANA UNTUK DATANG MENGHADAP KE RUANG KEPALA SEKOLAH."

Deg.

"Sela?" Eva menetap cemas Ansela. Jangankan Ansela, dia sekarang saja takut sampai ingin menangis.

"Wow, lumayan juga ya ternyata. Kau melangkahi ruang guru untuk langsung ke ruang kepala sekolah. Benar-benar sesuatu." Tambah Amora.

Kali ini keringat dingin bercucuran dengan cepat, tapi karena ini Ansela, maka hampir tidak ada perubahan diraut wajahnya. Ansela kemudian mengalihkan matanya dari Amora, tapi hanya semakin tidak nyaman, menemukan bahwa setiap pasang mata lain sedang menatapnya.

Gunjingan demi gunjingan datang dengan keras. Setelah berhasil menenangkan dirinya, dengan beberapa kata-kata Eva, Ansela akhirnya memutar bola mata malas. Dia berjalan dengan apatis, diantara semua mata yang mencelanya.

"Sela kau yakin tidak ingin aku temani?" tanya Eva memastikan.

Tapi Ansela hanya memberi tanda oke, tanpa menoleh.

"Jangan khawatir, Kepala sekolah hanya merindukan siswa andalannya."

Mendengar ketenangan dan kepercayaan diri itu, Amora mencela. "Dasar tidak tahu malu. Perempuan murah."

Siapa sangka Ansela berbalik, "Ya, soalnya kan belajar darimu." Tidak hanya mengatakan itu, dia juga menjulurkan lidah, menambah bara api dikepala Amora.

1
V'marbe
ceritanya gak pernah mengecewakan
selalu beda dari yang lain
tapi satu yang PASTI ceritanya selalu bagus
Fairuz Nuna
bagus
Umie Irbie
kenapa anselanya penyakitan siiii,.😒😫
Umie Irbie
ngg suka sama sikap sela,. males nya kebangetan,. 😡😡😡😡😡😡 ngg masuk akal malas nya 😒
Umie Irbie
sweeet bngeeeet dialognya 😀
王贝瑞: Mampir juga kak ke My Secret Lover 😄
total 1 replies
Umie Irbie
romeo bodoh,. 😡😡 berarti ini bener2 ngg ada romantisnya donk 😫
Umie Irbie
ngg suka sama sifat malas sela😩😫 ngg suka wanita pemalas,. bisa di rubah ngg yaaaaa jadi mandiri dan punya martabat 🤭
Sweet_Fobia (ᴗ_ ᴗ )
Ngga kecewa sama sekali.
Umie Irbie
awal yg menarik 😀 mudah di fahami ceritanya 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!