"Aku mau kita bercerai mas!." ucap Gania kepada Desta dengan sangat lantang.
"Aku dan adikmu tidak mempunyai hubungan apa-apa Gania?." Desta mencoba ingin menjelaskan namun Gania menolak.
"Tidak ada apa-apa? tidur bersama tanpa sehelai kain apapun kamu bilang tidak ada hubungan apa-apa, apa kamu gila?."
"Bagaimana kita akan bercerai, kamu sedang hamil?."
"Aku akan menggugurkan anak ini!." Gania yang pergi begitu saja dari hadapan Desta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
"Kamu harus membantuku keluar dari sini kak." ucap Heksa kepada Desta.
"Untuk apa aku membantumu keluar dari dalam penjara ini, dulu kamu merebut Gania dariku, dan aku mencoba mengikhlaskan dia untuk mu. Justru sekarang kamu malah menyakitinya. Kamu pantas mendapatkan semua ini, Heksa."
"Apa kakak masih mencintai Gania?" Heksa yang menatap ke arah Desta dengan tajam.
Desta yang mendapat pertanyaan dari Heksa seketika diam sejenak. "Aku akan mengungkap semuanya kepada Gania, jika sebenarnya selama ini kamu bukanlah Desta melainkan Heksa, agar Gania tahu."
"Untuk apa kakak mengungkapkan semua itu, bukankah sudah terlambat, lagi pula Gania sangat membenci Desta, karena yang Gania tahu yang menyakiti dia adalah Desta bukan Heksa."
Desta yang mendengar ucapan Heksa seketika diam sambil menatap ke arah adiknya. Entah kenapa Desta menjadi bingung saat mendengar ucapan Heksa. Desta merasa apakah semua akan menjadi baik jika ia mengatakan semua kebenarannya.
"Kenapa kakak diam? bukankah yang aku ucapakan itu benar? lebih baik kakak itu tetap menjadi Paijo, dan aku tetap menjadi Desta, dan menganggap bahwa Heksa sudah tiada, bagaimana?."
"Tutup mulut, Heksa. Sampai kapan pun, aku akan tetap menjadi Desta, dan akan menunjukan kepada Gania, bahwa kamu bukanlah Desta yang sebenarnya."
"Jangan egois kak, bapak yang menyuruh kita untuk menukar nama kita, agar keluarga kita bisa memiliki separuh harta Maxim, jika kamu mengungkap semua kebohongan ini, aku akan semakin hancur, begitu pun keluarga kita, ingat lah perkataan bapak." ucap Heksa.
"Aku tidak perduli, lagi pula kamu juga bodoh. Kamu tahu apa alasan ku bekerja di rumah baru tersebut, aku ingin Gania serta tuan Maxim mengetahui semuanya."
"Mereka tidak boleh tahu jika selama ini aku adalah Heksa. Jangan gegabah kak, bantu lah aku agar lepas dari jeruji besi ini, dan mengambil anak itu."
Desta tidak lagi mengindahkan ucapan Heksa, ia berjalan keluar begitu saja dari dalam ruangan. Heksa yang melihat Desta pergi begitu saja mencoba untuk mengejarnya, namun dua polisi langsung saja meringkusnya agar kembali ke dalam sel tahanan.
Di tempat lain, tuan Maxim baru saja masuk ke dalam mobil mewah miliknya, untuk menuju ke sebuah tempat, yaitu tempat di mana kedua orang tuan Desta berada. Tanpa sepengetahuan Gania, tuan Maxim sengaja ingin pergi ke mantan besannya tersebut, untuk menanyakan tentang Desta dan juga Paijo. Pasalnya dulu tuan Maxim mengingat betul saat Desta masih kecil, bahwa Desta memiliki tahi lalat di bagian leher. Saat kemarin tuan Maxim melihat Paijo, ia sadar bahwa Paijo juga memiliki tahi lalat di bagian leher sama persis dengan tahi lalat yang di miliki oleh Desta saat memasuki remaja dulu.
"Kita akan kemana malam ini pak?." tanya pak Budi yaitu supir pribadi tuan Maxim.
"Lurus saja, jika nanti ada perempatan, belok kanan." perintah tuan Maxim yang duduk di belakang sopir.
"Baik pak." pak Budi yang sedikit menunduk untuk menuruti perintah majikannya.
Tidak lama mobil berwarna hitam pun sudah belok ke arah kanan, dan mulai melewati beberapa perkebunan dan pepohonan. Jalan yang tadinya tampak ramai, kini mulai sepi hanya ada beberapa pengendara motor yang lewat di jalan yang tidak terlalu besar hanya bisa di lewati pengendara sepeda motor dan beberapa mobil saja.
Mobil terus berjalan hingga melewati beberapa pemukiman penduduk. Saat mobil melewati rumah yang cukup besar dengan arsitektur rumah berbeda dengan rumah yang lain, tiba-tiba tuan Maxim berteriak.
"Stop." perintah tuan Maxim.
Pak Budi yang mendapat perintah dari majikannya seketika memberhentikan mobilnya. Ini bukan pertama kalinya pak Budi mengantarkan tuan Maxim ke rumah mantan besannya yaitu pak Sholeh. Namun pikir pak Budi tuan Maxim tidak akan pergi ke rumah mantan besannya tersebut, justru ke tempat lain.
Pak Budi seketika segera turun dari dalam mobil pengemudi untuk membukakan pintu mobil majikannya. Tuan Maxim seketika melangkah keluar dari dalam mobil saat pintu mobil sudah terbuka.
"Tunggu saja di sini, saya tidak lama." perintah tuan Maxim lagi.
"Baik pak." pak Budi yang sedikit menunduk untuk memberi hormat.
Tuan Maxim terus berjalan menuju ke kediaman pak Sholeh. Tuan Maxim melihat bahwa kini rumah mantan besannya tersebut sudah banyak yang berubah, bahkan lebih jauh bagus dari saat tuan Maxim melihatnya.
"Apakah ini hasil korupsi anak laki-laki brengsek mu itu?." ucap tuan Maxim sambil menatap ke arah rumah yang terlihat memiliki dua lantai, berbeda dengan rumah-rumah penduduk yang lainnya, yaitu rumah sederhana yang hanya terbuat dari rotan saja.
Kini tuan Maxim sudah tiba di depan rumah, bahkan rumah tersebut sudah di lengkapi dengan bel rumah. Tuan Maxim seketika menekan bel rumah tersebut berkali-kali. Tidak lama pintu rumah pun terbuka.
"Tuan Maxim?." ucap ibu Mira.
"Apakah Sholeh di rumah?." tanya tuan Maxim tanpa berbasa-basi.
"Ada perlu apa ya tuan dengan suami saya malam-malam?." tanya ibu Mira balik.
"Apakah Sholeh suamimu, di rumah?." tanya tuan Maxim lagi.
Ibu Mira yang mendapat pertanyaan kedua kalinya seketika menjawab."Iya tuan, suami saya ada di rumah." jawab ibu Mira.
"Siapa buk yang datang?." teriak pak Sholeh dari dalam rumah.
"Anu pak.. ini tuan Maxim." teriak ibu Mira balik.
Tidak lama pak Sholeh yang mendengar ucapan istrinya seketika langsung ke luar dari dalam rumah. "Sudah ku duga bahwa Maxim akan kembali datang ke rumah ku, untuk apa dia datang, apakah ingin melepaskan Desta."
Kini pak Sholeh sudah berdiri di samping istrinya."Eh Maxim.. tumben malam-malam datang ke sini, sepertinya ada hal penting yang ingin kamu katakan hingga datang ke desa terpencil ini, ayo masuk." pak Sholeh yang mempersilahkan untuk masuk.
Tuan Maxim seketika berjalan masuk ke dalam rumah. Lalu duduk di sebuah kursi yang terbuat dari rotan.
"Ibu buatkan minum dulu ya pak." ucap ibu Mira kepada suaminya.
"Iya buk.. buat minuman yang enak khusus untuk tuan Maxim terhormat." ucap pak Sholeh.
"Tidak usah.. aku tidak akan lama di sini, aku hanya ingin menanyakan suatu hal kepada kalian berdua." sahut tuan Maxim.
"Loh.. kenapa hanya sebentar Max? kamu sudah lama tidak ke kampung ini." pak Sholeh yang mencoba berbasa-basi.
"Apakah kamu mempunyai anak lain, selain Desta?." tanya tuan Maxim begitu saja kepada mereka berdua.
Pak Sholeh dan ibu Mira yang mendengar pertanyaan dari tuan Maxim secara tiba-tiba seketika saling beradu pandang.
"Maksud kamu apa Max? ya anakku hanya Desta saja, bukankah kamu tahu jika aku hanya mempunyai satu anak saja." ucap pak Sholeh.