Pacaran bertahun² bukan berarti berjodoh, begitulah yang terjadi pada Hera dan pacarnya. Penasaran? Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ☆☆☆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB DUA BELAS
"Kebetulan saja kali! Karena aku juga baru ngeh dengan hal itu." jawab Hera enteng. Memang sejak awal dia tidak pernah terpikiran akan hal tersebut. Hera menanggapi dengan santai meski dalam hati juga dag dig dug jadinya.
"Emang dari kalian gak ada yang jatuh cinta?" tanya Aldo serius.
Deg...
Lagi dan lagi, pertanyaan Aldo sungguh menohok Hera saat ini. Padahal baru jadian tapi banyak cerita justru menimbulkan banyak pertanyaan juga.
"Gak ada lah." jawab Hera grogi setelah cukup lama terdiam untuk berpikir. Dia menampilkan senyum yang terpaksa dibuat
"Syukurlah." jawab Aldo, Hera menghela nafas lega karena Aldo percaya begitu saja. Hari demi hari mereka lalui, suka dukanya pacaran bahkan Hera di komplain oleh Rika.
"Kamu ini selama pacaran dengan Aldo, lupa sama kami." gerutu Rika saat mereka janjian bertemu di taman dekat rumah. Sore-sore mereka nongkrong mumpung libur kuliah. Selama ini sibuk masing-masing.
"Loh kok jadi aku, emang kalian semua sibuk kan?" elak Hera dan memberikan pertanyaan balik pada teman-temannya.
"Iya tapi kamu terlalu fokus dengannya." ucap Rika cemberut. Hera merasa lucu dengan wajah Rika yanh cemberut.
"Jangan cemberut, jelek tahu!" ledek Hera mencubit pipi Rika gemas.
"Sakit tahu cubit-cubit." protes Rika melepas tangan Hera dari kedua pipinya. Dia kesal kenapa jadi dia sasarannya?
"Sudah, mau kumpul atau mau berkelahi?" tanya Rudi menengahi. Dia Ketua jadi harus bertindak tegas.
"Lanjutkan." ucap Hasyim mendukung Hera dan Rika sambil tertawa. Rudi menyenggol lengan Hasyim, karena Rudi sedang mode serius.
Mereka asyik mengobrol kesana-kemari membahas tentang kuliah mereka yang berbeda-beda itu. Hera sudah tiga tahun, Rika sudah hampir wisuda, berbeda dengan Hasyim dan Rudi yang baru semester dua.
"Perjuanganku masih panjang." ucap Hasyim diangguki setuju oleh Rudi. Rika yang akan lebih dulu menerima gelar meski D3 Kebidanan.
"Semangat Rika, nanti kalau wisuda kami bisa hadir semua." sahut Rudi. Tentu karena D3 hanya tiga tahun saja. Hera keperawatan ambil empat tahun atau Sarjana.
"Gimana Aldo?" tanya Rudi serius. Mereka bertiga menatap Rudi heran seolah bertanya maksudnya?
"Ya gimana hubungan kamu sama Aldo?" tanya Rudi kepada Hera. Dia memperjelas pertanyaannya supaya temannya paham.
"Iya masih lanjut, sudah sekitar delapan bulan kami bersama." jawab Hera jujur. Menurutnya seru pacaran dengan teman sekelas karena bisa kerja tugas bareng, pergi dan pulang dari kampus ada yang bonceng. Apalagi Aldo keren!
"Bagus lah." sahut Hasyim karena biasa jika Hera akan naik angkutan umum saat pulang kuliah, tiba-tiba ada Hasyim lewat jadi secara kebetulan mereka akan pulang bersama.
"Langgeng juga kamu sama dia." celetuk Rika. Mereka memesan somay sebagai teman ngobrol dan juga sirop yang siap saji.
"Iya kan kami sering bersama, ya meski perbedaan pendapat pasti ada." jawab Hera bijak. "Emang kenapa sih? Pada kepo deh." imbuhnya.
"Bagus itu, jalani saja. Kamu juga masih muda, kalau jodoh gak akan kemana kok." sahut Hasyim yang selalu mendukung keputusan temannya.
"Iya, doakan saja semoga kami langgeng. Tapi kalau aku jodoh sama dia bakal jauh dari kalian. Hu-hu-hu." ucap Hera sedih, sungguh sangat mendramatisir.
"Emang dia mengajakmu tinggal dimana?" tanya Rika penasaran. Rika yang paling mellow jika mereka berjauhan. Dulu saja saat dia SMP di tempat berbeda hanya karena orang tuanya, Rika paling sedih.
"Dia rencana menetap di Kota M, atau di Kota J. Begitu sih dia bilang!" jawab Hera sambil mengedikan bahu tanda tak begitu tahu. "Hanya rencana sih, gak tahu gimana ke depannya." imbuhnya.
"Memang begitu, isteri itu seharusnya ikut suami. Kemana pun suami pergi ya isteri harus ikut." ucap Hasyim menjelaskan. Rika mendengarkan dengan seksama.
"Emang harus ya? Kalau aku gak mau jauh dari orang tua gimana dong?" tanya Rika mulai sedih jika harus ikut bersama sang suami. Padahal belum ada rencana sejauh itu.
"Kan memang begitu. Isteri ikut suami." Rudi ikut menimpalinya.
"Sebelum menikah memang sebaiknya dibicarakan semuanya, supaya setelah menikah tidak ada penyesalan nantinya." sahut Hasyim lagi, karena dia banyak pengalaman dari sepupu dan keluarga lainnya.
"Begitu ya! Saran bagus tuh." ucap Rika lagi. Mereka bercerita cukup lama hingga saatnya mereka harus pulang ke rumah masing-masing.
"Dari taman kah nak?" tanya ibu Rosita saat Hera masuk dalam rumah.
"Iya bu." jawabnya singkat. Saat masuk rumah tidak lupa mengucapkan salam. "Ada tamu ya bu?" tanya Hera penasaran.
"Iya, ada kemanakanmu datang sama kakakmu." jawab Ibu Rosita. Kakak kedua Hera datang yaitu Aldi bersama sang Putri. Aldi bercerai karena isterinya selingkuh. Mantan isterinya lebih memilih selingkuhannya daripada suaminya.
"Oh iya bu." ucap Hera singkat kemudian masuk dalam rumah. Ibu Rosita selalu menyempatkan waktu menyiram tanaman, jika tidak sempat pagi hari maka sore harinya.
Hera menyapa kemenakannya yang bernama Putriani Safitri. Sudah berusia sekitar empat tahun. Dia tinggal bersama nenek dari ibunya. Kebetulan ayahnya rindu jadi dia ajak ke rumah Omanya.
"Hai cantik." sapa Hera pada Putri yang duduk di ruang tamu beserta mainan bonekanya.
"Hai juga Tante cantikku." sapanya balik. Sungguh malang nasib seorang anak jika orang tuanya harus berpisah (bercerai). Anak lah yang jadi korban keegoisan mereka.
"Asyiknya main. Main apa sih?" tanya Hera basa basi. Dia duduk disamping Putri untuk mengajaknya ngobrol.
"Main bonek Tante, ini namanya Princes Elsa dan ini Ratu Ana Tante. Tante mau main sama aku?" tanyanya penuh harap. Hera tersenyum manis menanggapi ucapan kemenakannya.
"Maaf ya nak. Tante harus mandi, tante baru pulang dari taman, masih bau asem." jawab Hera sambil mencium ketiak kanannya untuk menunjukkan pada kemanakannya jika dia masih bau badan.
"Yah padahal Putri mau main sama Tante." ucapnya sendu. Dia terlihat begitu sedih seolah tidak pernah bermain dengan sang Tante. Tapi memang mereka jarang bertemu. Saat lebaran pun belum tentu mereka bertemu.
"Insya Allah nanti malam ya kita main bareng." ucapnya menenangkan, Putri tersenyum setuju. "Terus Papa kamu mana nak?" tanya Hera penasaran, dia tidak melihat batang hidung sang kakak.
"Papa mandi Tante." jawabnya singkat. Hera kemudian meninggalkan kemenakannya yang asyik main lagi. Hera masuk kamar lalu mandi.
"Sudah mandi kak?" tanya Hera saat berpapasan dengan kakaknya yang akan masuk ke dalam kamarnya.
"Sudah." jawabnya singkat kemudian masuk kamar. Hera mandi beberapa menit saja, usai mandi dia berganti pakaian. Malamnya semua berkumpul untuk makan malam.
"Alhamdulillah semua kumpul." ucap ayah Rahim bahagia, jarang sekali anak-anaknya kumpul semua. Terutama Aldi yang kerjaannya selalu jauh.
...----------------...
Terima kasih sudah mampir, baca dari awal sampai akhir ya! Jangan lupa like, komen, subscribe, dan beri penilaian.
cocok