Transmigrasi Istri Tiran

Allea dan Savierra kini tengah duduk berdua dengan memakan es krim yang tersaji di meja hidangan. Sedangkan Zyonel dan Ryden tadi pamit pergi untuk menyapa penyelenggara.

Putri Allea bergidik, "Uhhh kak Vierra.. apa kamu merasakan jika udara begitu dingin, seperti ada sepasang mata yang membuat tekanan pada kita," lirihnya sembari berusaha menelan es krim.

Savierra tertawa pelan, "Lihat arah jam 2," katanya memberi petunjuk.

Allea menoleh ke arah jam 2 dan mendapati seorang gadis yang menatap tajam keduanya. "Aihh, tatapannya sudah seperti ingin menusuk tubuhku," kekehnya. "Siapa gadis itu kak? Apakah kamu mengenalnya?"

Savierra terdiam sebentar, lalu kembali melirik gadis yang menatapnya tajam itu. "Shen Luoying, teman masa kecil Ryden mungkin.. dan yah.. sepertinya hidup tak akan sempurna jika belum menemui pelakor!" kata Savierra, lalu netranya menatap balik ke arah Shen Luoying. Savierra memiringkan wajahnya dengan senyum mengejek terukir di bibirnya.

"Aihhh, sepertinya selain Caroline, kak Vierra juga harus menghadapi para pelakor yang datang silih berganti.." lirih Allea yang di angguki oleh Savierra.

"Allea, seberapa kamu mengenal Caroline?"

"Hanya sedikit. Kak Ryden dan kak Zyo selalu bilang bahwa Caroline itu sangat baik dan anggun. Namun menurutku tidak begitu,"

Savierra mengernyit, "Oh, lalu bagaimana?"

"Aku tidak yakin. Namun aku merasakan bahwa Caroline tidak sebaik itu. Aku pernah memergoki dirinya menatap kagum ke arah kak Zyo dan kak Ryden secara bersamaan. Bukan tatapan biasa.. melainkan tatapan seperti.." jedanya, "aku harus mendapatkan keduanya!"

"Apa!? Ini, emang sedikit mencurigakan.. " gumam Savierra pelan.

"Jadi kamu harus hati hat-"

"Bolehkah aku bergabung?" sela seorang gadis dengan wajah sombong.

Savierra dan Allea saling berpandangan. Mereka berdua tersenyum smirk dan mengangguk kecil.

Ini dia, pelakor mulai beraksi..

"Boleh saja nona Shen. Namun apakah tidak apa, jika duduk bersama?" tanya Savierra.

"Huhh, duduk ya duduk saja! Buat apa begitu berlagak? Apakah kalian merasa kalah saing denganku?" katanya angkuh.

Savierra dan Allea saling berpandangan lagi, keduanya memutar bola mata malas dan memaki bersama dalam hati.

DASAR KEKANAK KANAKAN!

Shen Luoying sangat geram saat dirinya di abaikan oleh dua wanita yang menurutnya tidak seberapa dari dirinya itu. Sungguh, keangkuhan dan kesombongan Shen Luoying memang sudah mendarah daging!

"Sialan kalian berdua.. awas saja! Aku akan membuat perhitungan pada kalian. Terutama kamu, jalang rendahan!" gumamnya sembari menatap kesal ke arah Savierra yang nampak menghiraukan dirinya.

Savierra melirik dingin ke arah Ying. 'Dia gadis yang terlalu blak blakan dan tergesa. Aku hanya perlu bersabar sebentar saja, dia pasti akan mempermalukan diri sendiri,' batin Savierra.

"Nona Savierra, apakah kau tau bahwa aku dan Ryden adalah teman masa kecil?"

"Lalu?" sahut Savierra acuh.

"Kami selalu dekat dan bermain bersama!"

"Ohh.."

Tangan Ying mengepal erat merasa kesal setengah mati saat Savierra seakan tak peduli ocehannya. 'Jalang! Aku akan mempermalukanmu!' batinnya murka. "Kami.."

"Sudah cukup nona Shen. Apa yang terjadi diantara Ryden dan kalian di masa kecil itu tak ada hubungannya denganku. Lagipula, akulah nyonya Hander sekarang, bukan kamu!" sarkas Savierra telak. Ia menyeruput jus dengan anggun. "Lagipula.. nona Shen bukan orang bodoh kan? Bahkan Ryden saja tak ingin terlalu dekat dengan nona. Bahkan seperti tak mengenal nona."

Netra biru Savierra menatap dingin ke arah Ying yang membuat gadis itu merasa tak nyaman. "Lalu, darimana nona mendapatkan kepercayaan diri setinggi itu? Ryden saja sepertinya muak denganmu!"

Jderr!!

Muak.. sudah muak.. kak Ryden muak denganku...?

Kata itu terus berputar di kepala Ying. Tangannya mengepal erat. Rahangnya mengeras. Ia menatap benci ke arah Savierra yang menyunggingkan senyum kemenangan.

"DASAR JALANG SIALAN!!" seru nya, emosinya sudah tak tertahankan. gadis itu ingin menerjang Savierra.

Melihat Ying yang hendak menerjang ke arahanya, Savierra dengan gesit menghindar, dan..

BRUKKK!!

Suara benturan keras itu membuat atensi sekitar menoleh ke arah gadis yang tengah tersungkur di lantai itu.

"Eh? Apa yang terjadi?" bisik para tamu. Mereka saling berbisik saat melihat nona muda keluarga Shen nampak duduk di lantai. dengan posisi tak elit.

Savierra memberik kode pada Allea, yang diangguki dengan antusias oleh gadis itu.

"Aduh.. apakah anda tidak apa apa nona Shen? Saat berjalan itu harus berhati hati. Tidak baik jika terlalu buru buru, dan berakhir tersangkut dress mewahmu sendiri kan?" kata Allea seolah terkejut. Ia menatap iba pada nona muda sombong itu, yang malah mencari malu sendiri.

"Oh jadi nona Shen terjatuh sendiri?"

"Lihat, dress nya memang panjang. Masuk akal jika dia tersangkut dressnya sendiri kan?"

Bisik bisik para tamu kembali terdengar.

"Nona Shen, berhati hati lah lain kali. Silahkan nona Shen berdiri. Ingat.. berhati hatilah ketika berjalan!" sahut Savierra dengan nada mengejek. Tentu saja yang merasakan nada ejekan itu hanya Ying saja.

Ying mengepalkan tangannya, netranya menatap sekitar dan melihat banyak orang yang membicarakan dirinya. Dia segera bangun dan menatap Savierra yang menjulurkan lidahnya.

'AKU AKAN MENGINGAT SEMUA INI JALANG SIALAN!' batinnya marah, lalu berjalan cepat menjauhi orang orang.

Prokk!

"YEAY!" Savierra dan Allea saling bertos ria.

"Kakak, kamu hebat sekali bisa membuat Shen Luoying itu malu sendiri!" pekiknya senang. Sang putri itu sangat kagum terhadap keterampilan Savierra dalam melawan dan membasmi pelakor dengan cara elegan!

'Sungguh keterampilan membasmi pelakor dengan elegan! Aku ingin berguru pada kakak Savierraa..' batin Allea dengan mata berbinar.

Sedangkan Savierra tersenyum tipis, "Gadis emosional seperti nona Shen ini.. lambat waktu akan mempermalukan dirinya sendiri akibat kesombongan dan keangkuhannya itu."

Allea meminum tehnya dan mengangguk tipis. "Hmmm... teh ini sangat enak kak! Jangan hiraukan pelakor itu lagi! Kemari dan coba teh ini saja!" seru nya sembari menarik tangan Savierra.

"Baiklah, setelah pembasmian memang harus meminum sesuatu yang manis.."

Disisi lain, seorang lelaki dengan rambut hitam legam dan netra biru yang memancar itu menyorot kedua perempuan yang sedari tadi mencuri perhatiannya. "Menarik sekali mereka.." gumamnya.

"Kita akan segera bertemu kembali, gadis kelinci! Aku akan membalaskan dendam padamu karena sudah berani untuk menggigitku,"

•••

Sepanjang pesta, banyak hal yang sangat membuat Savierra semakin muak oleh tingkah Shen Luoying. Gadis itu terlihat sekali selalu menempeli Ryden dengan tak tahu malu.

Mungkin Ryden tak sadar, namun Savierra yang melihat tingkah Ying benar benar dibuat muak dan kesal.

Seperti saat ini, Ying menempeli Ryden yang tengah berbincang dengan Lizhe.

"Kak Ryden, bagaimana kabar kakak setelah kembali ke negara asal?" tanya Ying yang menyela obrolan.

"Seperti yang nona Shen lihat," jawab Ryden acuh.

"Aduh kak Ryden.. aku sudah bilang, panggil aku Ying saja~" kekehnya dengan nada mendayu.

Sedangkan Lizhe menatap Ryden tak enak, "Ryd maaf.. dia selalu di manja, jadi tak terlalu memperhatikan etika."

Bibir Ying mengerucut, "Kakak jahat sekali," sanggahnya manja. Gadis itu menatap Ryden malu malu sesekali menatap Ryden dengan tatapan memuja.

Ctakkk!!

Savierra yang duduk tak terlalu jauh dari situ pun menggenggam sumpit erat, hingga patah. Allea yang berada di samping Savierra pun bergidik ngeri.

"Sungguh menjijikkan.." geram Savierra. Kekesalannya meningkat pesat saat melihat gadis itu bertingkah manja pada suaminya.

Allea yang merasakan aura membunuh pun bergidik ngeri. 'Wanita cemburu memang yang paling berbahaya' batinnya ngeri. "Kak, gadis itu terlihat ingin sekali mencari perhatian. Tapi untungnya kak Ryden tidak terlalu menggubrisnya."

"Haha, terlihat sekali ya sifat dia," tawa Savierra lalu menoleh ke arah Allea dengan senyum mengerikan. "Kalo begitu, aku sangat benar benar ingin merobek topeng munafiknya itu, menjambak brutal rambut panjang kebanggaannya itu, dan ingin menyeret dan membuangnya pada lautan api," desis Savierra dengan mata berkobar penuh keseriusan.

"K-kak Vierra.. apa yang akan kamu lakukan.." gugup Allea dengan nada bergetar. Sungguh kakak cantik di hadapannya ini terlihat sangat mengerikan dengan aura kecemburuan nya.

Savierra tersenyum miring, "Melakukan hal yang aku sebutkan tadi," katanya lalu beranjak.

"Kak Savierra! Jangan langsung begitu kak!" sergah Allea dengan memeluk tubuh Savierra. Ia takut jika Savierra kehilangan kendali dan malah mempermalukan diri sendiri. Yah.. walaupun Allea percaya pada Savierra.

Savierra tersentak. Ia kembali duduk di tempatnya lagi. "Lalu aku harus melakukan apa Allea?" tanya nya frustasi.

Allea tersenyum, ia mendekatkan diri ke arah Savierra dan membisikkan sesuatu. Terlihat juga Savierra yang mengangguk dengan mata berbinar.

"Begitu kak! Jika kakak berhasil, keuntungan lainnya kakak juga bisa mengetes kepekaan kak Ryden. Bagaimana?"

"Baiklah, akan ku coba," putus Savierra lalu menatap Ryden. 'Ryden.. semoga kau tak lagi mengecewakanku!' lanjut Savierra membatin.

Savierra berjalan mendekat ke arah Ryden.

"Suamiku, aku mencarimu sedari tadi. Dan kamu ternyata disini?"

Ryden tersentak dan menoleh ke arah Savierra yang sudah duduk di sampingnya. Sepertinya, Savierra berhasil menggeser Ying yang duduk di samping Ryden tadi.

"Kamuu!" geram Ying kesal.

"Savierra.. ku kira kamu sudah mengetahui posisiku tadi," balas Ryden dengan mengernyitkan dahi, merasa bingung dengan tingkah Savierra yang tiba tiba saja terlihat manja dan menantang.

"Kamu kenapa tidak mencariku tadi Ryd? Apakah kamu tahu, aku tadi diganggu oleh beberapa lalat.." tanyanya mendayu, dengan menempelkan tubuhnya pada Ryden.

"Ughh!" Ryden membeku saat jarak antara Savierra dan dirinya begitu dekat.

Sedangkan Ying yang mengeraskan rahangnya saat merasa Savierra tengah menyindirnya. Bahkan perempuan itu berani menyamakannya dengan lalat! Sangat menyebalkan, pikir Ying.

"Hubungan Ryden dan nona sangat baik ya?" Ledek Lizhe lalu tertawa kecil.

Savierra ikut tertawa, "Yahh, hubungan kami memang salalu baik, benar begitu Ryd..?"

Ryden hanya mengangguk kaku, 'Ada apa dengan Savierra? Kenapa dia seperti orang berbeda saat ini? Ah tapi baguslah..' batinnya.

"Tentu saja hubungan akan selalu baik, jika tidak ada pelakor ataupun sesuatu godaan.. benar bukan nona Shen?" lanjut Savierra dengan mata menyipit ke arah Ying. Aktingnya kali ini sungguh sangat natural.

Ying terkejut saat Savierra melemparkan pandangan ke arahnya setelah mengatakan itu. "M-maksud nona Savierra a-apa? A-aku sungguh tak mengerti," gugup Ying mencoba menghindari kontak mata dengan Savierra.

Lizhe dan Ryden saling berpandangan dengan bingung. "Eh, kalo seperti itu memang sulit nona. Mustahil dalam setiap pernikahan tak menemukan godaan," sahut Lizhe.

"Tuan muda Shen bahkan berfikir begitu juga, jadi bagaimana menurut nona Shen?" tanya Savierra dengan tersenyum miring menatap Ying yang terlihat gugup dan nyaris marah.

Ingin bermain main denganku? Ternyata umurmu hanya dewasa saja, tapi caramu sungguh kekanak kanakan ya nona Shen.. Kamu masih harus banyak belajar..

•••

Hayy all, gimana kabar kalian hari ini? Semoga kalian sehat selalu ya..

Para readers yang setia, absen dong di kolom komentar... Dan makasih banyak untuk para readers yang selalu setia menunggu update karya ini..

Sampai jumpa di bab selanjutnya (｡’▽’｡)