Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20.Melahirkan
Alma membuka matanya saat Abra meninggalkan dirinya sendirian didalam kamar itu.Merasa ada yang ganjil dengan sikap suaminya selama beberapa hari ini Alma pun langsung menghubungi orang yang dia tugaskan mencari informasi tentang apa saja yang dilakukan Abra selama dia tinggal diluar negri.
Bahkan tidak tanggung tanggung,Alma rela kehilangan hampir setengah saldo rekeningnya demi menyewa seorang peretas untuk menembus informasi yang bisa dia dapat.
"Bagaimana?kamu sudah menemukan semua informasi yang aku minta?"tanya nya pada seseorang disebrang sana.
["Sudah,semua yang anda inginkan sudah ada ditangan saya.Saya akan kirimkan file nya saat ini juga,"]
Tut...tut...tut...
Ting...
Sebuah notif pesan pun masuk.Sebuah file pdf yang merangkum apa saja yang Abra lakukan dibelakang nya.
Dengan segera,Alma pun membuka file itu dan disana langsung terbuka deretan peristiwa apa saja yang dilakukan oleh suaminya itu.
Awalnya tampak biasa saja,hingga tepat saat Alma membaca jika Abra telah menikah siri dengan seseorang bernama Namira Syahra sontak membuat dadanya bergemuruh dengan mata yang membulat sempurna.
"Ck,lihat saja.Kamu tidak akan pernah bisa lepas dariku Mas.Kamu hanya milikku,"gumam nya sembari meremas kuat ponsel miliknya.
Alma pun mulai mengetik pesan balasan untuk orang tersebut untuk memastikan kemana suaminya pergi dini hari begini dan apa yang saat ini tengah dilakukan oleh suaminya itu.
["Ikuti terus dan laporkan segera hasilnya,"] ~08xxx.
["Mobil masuk kesebuah apartemen tapi kembali keluar.Kami masih mengikuti mobil yang dipakai oleh suami anda,"] ~Client.
["Ok,"] ~08xxxx.
Alma pun segera menutup ponselnya dan beranjak menuju ke walk in closet untuk berganti pakaian.
Alma sudah memutuskan akan menyusul suaminya yang entah mau kemana dan bersama siapa.
Alma ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya hingga berubah drastis seperti saat ini.
"Tidak ada yang boleh merebutmu dariku Mas.Kamu akan selamanya milikku,"gumam nya sembari berganti pakaian.
***
***
Sementara di apartemen...
Namira cukup dibuat kaget dengan kedatangan Abra di apartemen yang selama ini dia tempati.
Saat Namira akan pergi kerumah sakit dan membuka pintu unit apartemen itu,Namira sudah menemukan seseorang yang tengah berdiri didepan pintu apartemen itu.
Dan orang itu adalah Abra,pria yang selama hampir 3 minggu lamanya menghilang dari hidup Namira.
Seolah tidak peduli lagi dengan keadaan dirinya dan calon bayi mereka.Dan kini pria itu tengah berdiri didepan nya dengan piyaman yang membalut tubuhnya.
"Tuan?"
"Mau kemana kamu?kamu mau kabur dari kau?iya?"sentak nya saat melihat Namira membawa koper berukuran sedang.
Matanya menyalang menandakan sebuah kemarahan saat melihat jika Namira akan pergi dengan membawa koper.
"Bukan begitu tuan,saya hanya mau___awww,ssstttt,"
Ucapan Namira terpotong saat perutnya kembali berdenyut nyeri.Namira merintih seraya memegangi perutnya yang kembali kontraksi.
"Hey,kamu kenapa?apa yang terjadi?"tanya Abra dengan raut wajah panik saat melihat Namira meringis kesakitan sembari memegangi perutnya.
"To_tolong antar saya kerumah sakit,sa_saya mau melahirkan,"jawab Namira dengan terbata karena mencoba mengatur nafasnya demi menetralisasi rasa nyeri yang dirasakan di area perutnya.
Abra pun langsung meraih tubuh Namira yang sedikit kesusahan saat berjalan.Abra langsung merogoh ponselnya dan menghubungi Marsel untuk membantunya membawakan koper milik Namira kerumah sakit bersalin.
Tidak tega melihat Namira yang kesulitan berjalan disela rasa sakit yang menderanya.Abra pun langsung membawa Namira dalam gsndongan.
Abra menurunkan tubuh Namira didekat pintu mobilnya dan membantu Namira untuk masuk kedalam mobil dengan sangat hati hati.
Lalu Abra pun segera meninggalkan area apartemen untuk menuju kesebuah rumah sakit bersalin dimana Namira akan melahirkan disana.
Dan tanpa Abra sadari,jika dibelakang nya ada sebuah mobil van hitam tengah mengikutinya.
***
***
"Suster,Dokter tolong bantu saya.Istri saya mau melahirkan,"seru Abra saat tiba di UGD rumah sakit itu.
Dan beberapa orang pun mulai mendekat dengan membawa brangkar yang akan mereka gunakan untuk membawa tubuh Namira masuk kedalam ruang persalinan.
Abra mengikuti kemana para tenaga medis itu membawa tubuh istrinya yang tampak semakin meringis menahan sakit.
Seorang dokter wanita pun mulai mendekat dan memeriksakan keadaan Namira setelah brangkar yang Namira pakai sudah berada didalam ruangan persalinan.
Namun tampaknya Namira harus sedikit bersabar menahan rasa sakit yang datang karena pembukaan masih di pembukaan 4 dan masih butuh beberapa jam kedepan hingga mencapai pembukaan sempurna untuk melahirkan sang bayi.
Abra mengusap lembut pucuk kepala Namira yang dipenuhi oleh peluh karena gelombang cinta yang dihadirkan sang buah hati untuk bisa melihat dunia.
"Kita operasi saja ya?kamu terlihat kesakitan,"bisik Abra yang tidak tega melihat betapa tersiksanya Namira karena proses melahirkan putranya.
"Tidak tuan,saya bisa kok.Tolong bantu dengan doa ya,semoga kami bisa melalui proses ini dengan lancar,"jawab Namira dengan nada lirih.