Sebuah kesalahan di satu malam membuat Ocean tidak sengaja menghamili sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Cean menjadi labil dan berusaha menolak takdirnya yang akan menjadi Ayah di usia yang masih sangat muda.
"Aku hamil, Ce." (Nadlyn)
"Perjalanan kita masih panjang, Nad. Kita baru saja akan mengejar impian kita masing masing, aku harus ke London mengejar studyku disana." (Ocean)
"Lalu aku?" (Nadlyn)
Cean menatap dalam mata Nadlyn, "Gugurkan kandunganmu, Nad."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Pada akhirnya, Yuri memutuskan pergi sendirian untuk mencoba pakaian yang akan ia pakai saat pesta pertunangannya nanti.
Di butik, Yuri melihat seseorang yang ia kenali beberapa hari lalu.
"Kak Nadlyn..." Panggil Yuri dan Nadlyn menoleh ke arahnya.
Nadlyn memang tengah berada di butik Erlasha untuk urusan pekerjaan, butik itu mempercayai jasa desain interior pada perusahaan tempat Nadlyn bekerja dan kebetulan Nadlyn lah yang kebagian job itu.
"Hai, kamu disini?" Sapa Nadlyn kembali.
Yuri mengangguk cepat, senyum mengembang terpancar di wajahnya. "Kak Nadlyn sedang apa disini?"
"Aku sedang survei tempat, butik ini akan aku desain bagian interiornya di lantai tiga. Jadi aku harus cek langsung kesini." Jawab Nadlyn.
"Aku senang ketemu Kak Nadlyn disini."
Nadlyn hanya tersenyum, "Kamu sendirian?"
Yuri mengangguk, "Aku akan mencoba gaun pertunanganku."
"Lho, Dirga nya kemana?" Tanya Nadlyn dengan heran.
Yuri menunduk, wajahnya menjadi tidak percaya diri. Nadlyn tau hal apa yang sedang terjadi pada Yuri.
"Ayo aku temani." Ajak Nadlyn dengan ramah.
Yuri mengangkat kepalanya dan menatap wajah Nadlyn. "Kakak mau menemaniku."
Nadlyn tersenyum, "Pekerjaanku sudah selesai. Aku bisa menemanimu."
Yuri sangat senang mendengar hal itu, ia membenarkan posisi kacamata nya yang agak turun.
Yuri tengah mencoba gaun nya dan Nadlyn memperhatikan hal itu. Sebagai seorang wanita, ia pun ingin merasakan apa yang Yuri rasakan. Bertunangan dan menikah dengan sebuah pesta, dengan sebuah gaun yang akan ia simpan untuk menjadi kenangannya.
"Kak, ini bagus tidak?" Tanya Yuri membuyarkan lamunan Nadlyn.
Nadlyn mendekat, "Bagus, tapi aku rasa bagian lingkaran lehernya terlalu turun, Dirga tidak menyukai wanita dengan bahu terbuka." Bisik Nadlyn.
"Benarkah? Aku kira Kak Dirga suka sekali dengan wanita yang sexy."
Nadlyn menggelengkan kepalanya, "Dirga pria yang baik, ia menyukai wanita yang anggun dan sopan dalam berpakaian."
Mata Yuri semakin berbinar. "Terimakasih, Kak."
"Untuk?"
"Karena Kak Nadlyn, aku jadi tau selera Kak Dirga."
Nadlyn hanya tersenyum kemudian mengusap lengan Yuri. "Semoga kamu dan Dirga bahagia, aku sangat berharap hal itu."
**
Cean tengah membantu Samudra mengerjakan pekerjaan rumahnya, mereka duduk bersama di teras sambil menikmati udara sore. Cean merasa takjub karena Samudra dengan pintarnya mengisi tugas tugas sekolahnya tanpa terlihat kesulitan sedikitpun.
"Sudah selesai." Kata Samudra dengan senyum mengembang.
"Kamu pintar sekali, siapa yang mengajarimu?" Tanya Cean.
"Papi Dirga. Papi Dirga juga yang dulu mengajariku baca tulis dan berhitung." Jawab Samudra membuat hati Cean berdenyut nyeri.
Lagi lagi Dirga yang slalu mengisi kekosongan pada putranya, sementara Cean dulu menghabiskan waktunya untuk berusaha melupakan dan bahkan tidak mau mengingat keberadaan Samudra.
Haruskan Cean egois dengan menganggap Dirga musuh? Bukankah seharusnya Cean berterimakasih pada Dirga karena tidak mengabaikan Samudra dan juga Nadlyn di saat dirinya malah asik sendiri dengan duanianya sendiri? Hati kecil Cean terus berperang melawan keegoisannya.
Cean terus saja melamun hingga ia tidak menyadari jika sebuah mobil masuk ke pelataran rumah dan seorang wanita turun dari mobilnya.
"Mommy..." Panggil Samudra dan akhirnya Cean tersadar dari lamunannya.
Cean menoleh ke arah Samudra kemudian mengikuti arah mata Samudra. "Nadlyn.." Lirih Cean yang kemudian mencoba mendorong maju tuas kursi roda eletroniknya untuk segera masuk ke dalam rumahnya sebelum Nadlyn melihat kondisinya yang menyedihkan.
Namun pergerakan Samudra terlihat oleh Nadlyn dan Nadlyn sedikit berlari menaiki anak tangga menuju teras rumah Nanda.
"Cean...." Panggil Nadlyn dengan ragu ragu.
Cean menghentikan laju kursi rodanya, panggilan dari Nadlyn membuat dirinya mematung seketika. Nadlyn melihat dirinya dalam kondisi tidak pantas di lihat oleh Nadlyn.
Perlahan Nadlyn mendekat, dan Cean memutar kursi rodanya untuk menghadap ke arah Nadlyn.
Seketika membuat Nadlyn terkejut dan dengan refleks menutup mulutnya sendiri. "Cean..."
Tatapan mata mereka bertemu, hingga Cean terlebih dahulu memutus kontak mata itu. Cean hendak memutar kembali kursi rodanya namun suara Nadlyn menghentikannya.
"Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Nadlyn.
Cean tersenyum getir. "Ini karma untukku." Jawabnya klise.
"Cean, apa karena ini kamu ke Amsterdam?"
"Aku masuk dulu, Nad." Pamit Cean tanpa menjawab pertanyaan Nadlyn karena hilang kepercayaan dirinya di depan Nadlyn.
Ini di luar ekspektasi Ocean, Ocean sungguh tidak ingin bertemu dengan Nadlyn dalam kondisi memprihatinkan seperti ini.
"Mommy.." Panggil Samudra saat Nadlyn hendak memanggil Ocean kembali. Nadlyn melihat ke arah Samudra dan berjongkok mensejajarkan tingginya dengan tinggi Samudra.
"Ambil tas mu, kita pulang." Ucapnya lembut.
Samudra mengangguk dan segera masuk untuk mengambil ranselnya.
Nadlyn kembali berdiri dan masih penasaran dengan apa yang terjadi pada diri Ocean. Mengapa Cean duduk di kursi roda dan apa yang terjadi pada diri Cean?. Hati Nadlyn terus saja bertanya tanya.
"Nad..." Nanda memanggil Nadlyn yang sedang berdiri di terasnya.
"Mommy..."
"Duduklah dulu, Samudra sedang mandi dulu, tadi Sam tidak sempat mandi." Jawab Nanda dan mengajak Nadlyn duduk.
Nadlyn hanya diam meski ia ingin sekali bertanya soal Cean.
"Terakhir kali Cean di rumah sakit, saat Papamu mengusir Cean, Cean mengalami kecelakaan dan mengakibatkan pendarahan hebat, bahkan Cean koma beberapa minggu." Kata Nanda seolah menjawab rasa penasaran Nadlyn.
Nadlyn diam dengan menyimak semua apa yang di ceritakan oleh mantan mertuanya itu.
Mommy membawa Cean ke Amsterdam untuk mendapatkan pengobatan terbaik, namun siapa sangka jika Cean mengalami kelumpuhan di kedua kakinya akibat benturan keras dan Kakinya terjepit saat kecelakaan itu."
"Apa itu alasan mengapa pada akhirnya Cean memberikan semua sahamnya untuk Samudra?" Tanya Nadlyn.
Nanda mengangguk, "Saat sadar dari komanya, Cean menyebut satu nama, yaitu namamu, Nad." Nanda menghela nafasnya sejenak. "Cean ingin berubah, namun kondisinya yang lumpuh membuat Cean terpuruk, Cean enggan menatap masa depannya."
Mereka sama sama terdiam.
"Cean mendapatkan karmanya, dia begitu depresi saat mengetahui jika dirinya lumpuh. Cean bilang pada Mommy, jika Cean tidak layak menjadi Daddy bagi Samudra. Itu lah alasan Cean memberikan semuanya pada Samudra sebegai menebus rasa salahnya. Setidaknya Cean memberikan sesuatu yang berharga yang ingin ia jaga dan itu adalah ARDA KARYA peninggalan Papa nya Mommy."
"Mom...."
Nanda menatap wajah Nadlyn. "Maafkan Cean ya, Nad. Dan Mommy mohon jangan larang Samudra disini. Meski Cean belum mengakui dirinya sebagai Daddy untuk Sam, tetapi setidaknya Cean bisa menjadi teman untuk Sam. Mommy mohon karena hanya Sam lah yang bisa membuat Cean semangat dan mau mengikuti teraphy nya." Pinta Nanda.
Nadlyn hanya diam, setidaknya kini ia tau alasan Cean menghilang beberapa waktu kemarin.
Nadlyn mengangguk. "Aku mengijinkannya, Mom."
Nanda terlihat tak percaya, pasalnya Nanda meyakini jika Nadlyn melihat Samudra bersama Ocean pasti Nadlyn akan melarangnya.
"Benarkah, Nad?" Tanya Nanda masih tak percaya.
Nadlyn juga tidak mengerti mengapa ia mengijinkan Samudra dekat dengan Cean, ataukah Nadlyn memang masih mencintai Cean dan masih berharap membangun sebuah pernikahan yang sempurna bersama Cean demi Samudra? Entahlah, Nadlyn pun tak mau memikirkannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
kayaknya author ya nulis nya Nggak pakai outline.Karena kadang diawal gimana ,sampai bab selanjutnya kontra . Andai runut tiap Bab nya novel ini bagus banget karena ceritanya kuat ,bahasa nya asik ,ceritanya juga clear ,plot nya seru .