Kirana pernah tak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya di usir oleh suami dan mertuanya lalu ia juga di pisahkan dari sang buah hati. Empat tahun berlalu kini Kirana kembali lagi untuk bertemu buah hatinya tersebut.
Kirana sekarang bukan seperti wanita di sebuah novel yang tiba-tiba kaya lalu kembali untuk membalas dendam, namun Kirana tetaplah seperti Kirana yang dahulu hanya seorang gadis panti asuhan yang tak memiliki pendidikan tinggi maupun kekayaan.
Hanya bekal sebuah tekad dan rasa rindu yang menggebu terhadap putranya membuatnya rela menyamar menjadi seorang pembantu di kediaman mantan suaminya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~20
"Jadi apa maksud anda memberikan saya cincin ini pak ?" ulang Kirana saat Kendra tak kunjung menjawab pertanyaannya, jangan bilang pria itu menyukainya. Karena pasti itu akan membuatnya kecewa, karena ia sedang menjadi sosok wanita lain meskipun sifatnya tetap sama karena ia memang tak bisa mengubahnya.
Mantan suaminya itu pun sudah memiliki seorang kekasih yang sebentar lagi mereka akan bertunangan, lagipula memang bisa mencintai dua wanita dalam waktu bersamaan? sementara yang ia tahu hati hanya di ciptakan sepasang bukan dua pasang atau pun lebih.
Seandainya berbagi hatipun ia yakin hanya ada satu orang yang akan menguasai hatinya, sementara yang lainnya hanya akan mendapatkan sisa-sisa rasa yang tak berarti dan kapan pun bisa menghilang pergi.
"Anggap saja itu sebuah hadiah karena akhir-akhir ini kamu membantu merawat Keanu, anak itu susah sekali dekat dengan seseorang tapi sepertinya dia patuh denganmu." terang Kendra dan entah kenapa itu membuat Kirana merasa lega, karena pria itu tidak menyukainya sebagai sosok lain saat ini.
"Saya suka sama anak kecil pak, Den Keanu mengingatkan saya dengan anak-anak di panti." Timpal Kirana menanggapi.
Kendra nampak menatap wanita itu sejenak, kemudian ia kembali membuka suaranya. "Beristirahatlah, ini sudah malam !!" perintahnya kemudian.
"Baik pak, terima kasih banyak." Kirana mengangguk sopan lantas segera berlalu meninggalkan kamar tersebut.
Saat baru menutup pintu dari luar Kirana langsung terkejut saat melihat nyonya Ranti sudah berdiri di depan pintu kamar Keanu.
"Apa yang sedang kamu lakukan di kamar putra saya, Ira ?" tegur wanita itu dengan pandangan curiga seraya melangkah mendekatinya.
"Saya di perintahkan pak Kendra mengisi air panas di kamarnya, nyonya." terang Kirana.
"Hanya itu ?" Sepertinya mantan mertuanya itu kurang begitu percaya, apa wanita itu diam-diam telah melihat interaksinya dengan Kendra tadi? mengingat kamar pria itu tak di tutup dengan rapat dan masih menyisakan celah.
Memikirkan hal itu Kirana langsung menyembunyikan sebelah tangannya ke belakang badannya, jangan sampai wanita itu melihat cincin pemberian putranya.
Cincin bertahtakan permata yang di buat dari emas putih itu sangatlah mahal dan ia yakin suatu saat akan berguna ketika ia tinggal bersama dengan sang putra kelak.
"Saya hanya menyiapkan air panas lalu langsung keluar, nyonya." Kirana mencoba meyakinkan.
"Baiklah dan jangan pernah mencoba-coba menggoda putraku, selain jelek kamu juga hanya seorang pembantu jadi sadari posisimu Ira." tegas Nyonya Ranti memperingatkan.
"Saya tidak mungkin berani nyonya dan saya cukup sadar diri." timpal Kirana dengan tegas.
"Bagus, jangan seperti mantan menantu saya sudah miskin tapi tak tahu diri." cibir nyonya Ranti kemudian.
Kirana hanya bisa diam mendengarkan dan tak berniat menanggapinya.
Keesokan harinya.....
Pagi itu keluarga Adiguna sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan pagi. "Pagi." sapa Kaizar yang sudah terlihat segar, sepertinya pemuda itu baru selesai mandi.
"Tampan sekali anak mama." puji nyonya Ranti.
"Iya dong, anak siapa dulu." kelakar Kaizar.
"Tumben sudah rapi Kai, apa mau ikut kakakmu ke kantor ?" timpal sang ayah sembari melipat koran yang baru saja ia baca, sebenarnya pria itu ingin sekali putra bungsunya itu ikut mengurus perusahaannya bersama sang kakak.
"Dengan penampilan seperti ini ?" tukas Kaizar seraya menujukkan penampilannya yang hanya mengenakan celana polo pendek dan juga sweater lengan panjang, terlihat lebih baik karena biasanya saat pagi begini pria itu masih mengenakan piyama tidurnya dengan rambut acak-acakan.
Pak Adiguna hanya bisa menghela napas panjangnya, ia bersyukur masih memiliki putra pertama yang bisa ia andalkan hingga membuatnya bisa pensiun dini saat kesehatannya kurang baik akhir-akhir ini.
Karena putra bungsunya itu lebih memilih jalannya sendiri, tinggal dan bekerja di luar negeri.
Beberapa saat kemudian Kirana nampak datang membawa beberapa gelas smoothie lantas segera menghidangkannya dan itu tak luput dari pengawasan Kaizar.
Sejak mengetahui wanita itu adalah mantan kakak iparnya sepertinya pria itu mulai kembali mengaguminya, jika memang kakaknya tak lagi menginginkannya maka ia siap menerima wanita itu dalam hidupnya.
Lagipula perasaannya masih tetap sama, tak pernah berubah meskipun wanita itu telah dua kali berganti status. Ia akan membawa wanita itu pergi keluar negeri dan menghabiskan sisa hidupnya di sana agar tidak di ganggu oleh keluarganya.
Dan itulah yang harusnya di lakukan oleh kakaknya sejak dahulu, mengingat wanita itu selalu di tolak oleh ibunya. Namun nyatanya kakaknya tetap memilih bertahan di tengah keluarganya berharap suatu saat wanita itu bisa di terima.
Kaizar jadi penasaran, apa kakak iparnya itu benar-benar telah berselingkuh? jika memang benar maka ia yakin itu bentuk kekecewaan wanita itu karena belum kunjung mendapatkan restu apalagi sang ibu selalu ikut campur dalam rumah tangganya.
Namun jika tidak, maka sepertinya Kaizar harus mencari tahu yang sebenarnya.
Sementara Kendra yang memergoki sang adik sedang menatap pembantunya itu langsung berdehem nyaring.
Ehem
"Ngomong-ngomong, kapan kamu kembali ke Jerman Kai ?" ucapnya kemudian.
"Apa kakak mau mengusirku ?" Jawab Kaizar to the point.
"Usiamu sudah 27 tahun, manfaatkan waktumu sebaik mungkin dengan melakukan hal yang berguna. Jika memang tidak ingin kembali ke Jerman, bekerjalah di kantor." tegas Kendra, namun yang di ajak bicara justru nampak fokus menatap ke arah tangan Kirana yang sedang menghidangkan sarapan paginya.
Kaizar nampak tak melihat cincin pemberiannya di jari wanita itu, namun justru di gantikan oleh cincin lainnya. Cincin siapa itu?
"Kamu mendengar perkataanku Kai ?" tegur Kendra saat menyadari adiknya itu masih sibuk memperhatikan pembantunya itu.
"Aku dengar kak, lagipula aku masih belum ingin bekerja di kantormu. Karena aku juga masih terikat dengan pekerjaanku di Jerman dan aku selalu mengeceknya setiap hari." terang Kaizar kemudian dan itu membuat Kendra tak lagi membujuknya.
Namun bibirnya nampak sedikit terangkat ke atas saat melihat adiknya itu tak berpaling dari cincin yang Kirana pakai, cincin pemberiannya yang tak mungkin wanita itu lepas karena terlalu beresiko jika di lakukannya.
"Apa menariknya pekerjaanmu di sana Kai? kamu hanya bisa memikirkan masalah orang lain tapi tak mampu mengurus masa depan sendiri." cibir pak Adiguna yang sejak awal memang kurang setuju putra bungsunya itu bekerja sebagai seorang psikiater di salah satu rumah sakit di Jerman.
"Aku akan segera mengurus masa depanku, papa tenang saja. Akan ku bawakan seorang menantu terbaik yang ada di bumi ini." seloroh Kaizar, pria itu memang tak sekaku kakaknya dan menjadikan segala sesuatu sebagai bahan gurauan.
Kaizar selalu menghadapi masalah hidupnya dengan santai, mungkin karena ia seorang psikiater yang mudah mengelolah emosinya.
Di tengah-tengah obralan mereka, nyonya Ranti nampak tak sengaja menatap sebuah cincin yang melingkar di jari manis Kirana saat wanita itu sedang menghidangkan sarapan untuknya.
"Ira, cincin siapa yang kamu pakai ?" tanyanya kemudian yang sontak membuat semua orang di sana langsung menatap ke arah wanita itu.
makasih nofel nya bagus