Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.
Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.
Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.
👉 Belum di perbaiki. 🙏
Terima kasih. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Phoenix Petir
Karena terus melangkah, tanpa disadari Qing Ruo telah memasuki bagian dalam kawasan gunung petir. tampak kawasan puncak yang selalu tertutup kabut tipis dengan petir yang tiada henti menyambar kini telah terlihat.
Kawasan gunung petir memang merupakan tempat latihan para murid yang ada di kota perak tetapi itu hanya bagian luarnya saja sedangkan bagian dalam gunung petir adalah kawasan yang sangat berbahaya dan terlarang bahkan pendekar tingkat surga tidak berani memasukinya.
"Ini aneh, mengapa tidak ada satu hewanpun yang aku jumpai." Qing Ruo kebingungan sambil terus melangkahkan kakinya.
"Wah ada gua, sepertinya bagus untuk tempat tinggal dan berlatih." ucapnya sambil memasuki gua tersebut.
Qing Ruo cukup terkejut, karena dalam gua tersebut ternyata cukup luas bahkan bisa menampung ratusan orang, sehingga membuatnya semakin penasaran dengan kedalaman gua itu. dengan sedikit ragu. Qing Ruo lalu melangkahkan kakinya untuk memasuki bagian dalam.
"Apa ini?"
Saat memasuki bagian dalam gua, Qing Ruo merasakan aura yang semakin kuat menerpa tubuhnya. walaupun demikian, dia terus melangkahkan kakinya.
Qing Ruo menghentikan langkahnya sejenak, saat tiba-tiba lapisan kabut tipis bergerak lalu membentuk pola formasi ruang dan waktu.
Berharap menemukan sesuatu yang berharga di dalamnya, Qing Ruo lalu melangkahkan kakinya melewati kabut tipis tersebut.
"Haha... "
"Bocah bodoh, berani-beraninya memasuki kawasan terlarang"
Suara bergema memenuhi ruangan gua, sehingga membuat Qing Ruo terkejut.
"Malam ini kamu akan menjadi makan malam ku." ucap suara tersebut sekali lagi.
"Tuan, siapa anda? Aku tidak bermaksud mengganggu, aku hanya tersesat" ucap Qing Ruo memberanikan diri.
"Malam ini kamu akan tetap menjadi makan malamku" suara tua tersebut terus menakut-nakutinya.
tanpa pikir panjang, Qing Ruo lalu berlari mencari jalan keluar untuk meninggalkan gua tersebut. tiba-tiba kabut tebal muncul, sehingga membatasi pandangannya.
Qing Ruo mulai panik, karena tidak tau arah keluar gua dengan benar. tanpa dia sadari, "Ah..." teriaknya tiba - tiba, saat tubuhnya terjatuh kedalam lubang gelap yang sangat dalam.
Setelah cukup lama.
"Bhuk..." tubuhnya terhempas pada air yang sangat dingin.
"Ah...., apakah aku masih hidup?" batinnya sambil memeriksa keadaannya.
Dasar lubang tersebut ternyata berisi air yang sangat dingin, bahkan dapat membekukan daging dan tulang, tapi anehnya air tersebut tidak dapat membekukannya.
Tiba-tiba seorang pria tua menghampiri Qing Ruo yang sedang meringis menahan rasa sakit.
Wajah tua itu terkejut saat melihat air sedingin es tersebut tidak berpengaruh pada tubuh Qing Ruo, pria tua tersebut lalu melepaskan kekuatan mata langit yang dimilikinya untuk memindai tubuh aqing Ruo, sehingga membuatnya semakin terkejut.
"Apa! tubuh tipe kaisar langit?" pria tua itu takjub lalu segera menolongnya Qing Ruo dengan menariknya dari air tersebut.
Pria tua tersebut meletakan ibu jarinya pada kening Qing Ruo. Dalam sekejab, semua luka dan sakit ditubuh Qing Ruo disembuhkan.
Swhus...
Seperti mimpi, Qing Ruo tiba-tiba berada di sebuah istana indah yang megah.
"Siapa namamu?" tanya pria tua tersebut dengan ramah.
"Qing Ruo." jawabnya gugup.
"Siapa orang tua ini, mengapa tiba-tiba menjadi ramah." pikirannya terus berkecamuk.
"Tuan dimana kita?".
"Saat ini kamu berada didalam dunia kecilku, dan ini adalah istana Phoenix petir" jawabnya santai.
tanpa basa-basi, pria tua itu meminta Qing Ruo untuk menjadi muridnya.
"Panggil aku Guru Luo Feng. Mulai saat ini, kau adalah muridku." ucapnya sambil tersenyum ramah sambil mengelus jenggot putihnya yang panjang.
Dengan pandangan tidak percaya Qing Ruo masih belum tersadar dari lamunannya.
"Bagaimana menurutmu, apakah kau bersedia?"
"Apakah orang tua ini ingin mengerjaiku?" batin Qing Ruo ragu.
"Qing Ruo, apakah kamu bersedia?" tanya Luo Feng sekali lagi membuyarkan pikirannya.
Setelah berpikir cukup lama,
"Murid Qing Ruo bersedia guru" ucapnya lalu menangkupkan tangannya dengam hormat sambil berlutut tiga kali di depan pria tua tersebut.
"Akhirnya setelah ribuan tahun aku memiliki murid lagi." ucapnya dengan tawa bangga.
Mendengar ucapan itu, Qing Ruo terkejut. "Guru, siapakah anda sebenarnya?" tanya Qing Ruo penasaran.
Tawa keras Luo Feng tiba-tiba terhenti. dengan tatapan tajam memandang Qing Ruo. "Nak, suatu saat dirimu akan tau siapa aku, yang perlu kau tau saat ini adalah aku gurumu, jawabnya bangga.
"Baiklah, untuk hari ini istirahatlah dulu, besok kita akan memulai latihan. Silahkah pilih ruangan yang kamu suka. saat ini, semua bagian dalam istana ini adalah milikmu." setelah berkata-kata, pria tua itu lalu menghilang.
Qing Ruo menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mencoba untuk mencerna rentenan peristiwa absurd yang telah dilewatinya. Semuanya terasa mimpi. "Apakah ini hanya mimpi? tapi ini nyata!" .
__________
Pagi hari
"Ruo er, Apakah kamu sudah bangun?" suara Luo Feng membangunkan Qing Ruo.
"Sudah guru." jawab Qing Ruo sambil keluar dari ruangannya.
"Bagus- bagus, kita akan mulai latihan."
Luo Feng lalu meraih Qing Ruo dan membawanya terbang dengan kecepatan tinggi ke puncak gunung.
Jantung Qing Ruo berdetak kencang dengan tubuh bergetar.
"Maaf aku lupa."
sambil tertawa melihat wajah Qing Ruo yang pucat dengan tubuh bergetar.
Mereka berdua tiba di sebuah puncak gunung yang memiliki sebuah danau dengan air yang sangat jernih.
"Kita akan mulai latihan! Pertama-tama aku akan melatih kekuatan fisikmu."
Luo Feng lalu menjeskan latihan yangbakan di jalaninoleh Qing Ruo.
"Ini adalah danau petir. Aku ingin kamu berendam didalamnya."
Tanpa membantah Qing Ruo lalu menuruti perintah gurunya tersebut dan memasuki danau petir.
Awalnya hanya terasa dingin, setelah cukup lama, tiba-tiba petir mulai menjalar dan menyambar dari dalam air.
Tubuhnya menjadi tegang dengan rasa sakit menjalar disekujur tubuhnya. "Guru teriaknya melihat ke arah Luo Feng dengan mata terpejam duduk di atas batu di tepi danau".
"Tidak boleh keluar, tetap bertahan. Air danau itu tidak akan membunuhmu." jawabnya tanpa membuka mata.
Qing Ruo menggertakan giginya. Rasa sakitnya menjadi semakin bertambah kuat.
Menjelang sore, Qing Ruo sudah tidak dapat bertahan lagi. Tiba-tiba pandangannya menjadi gelap dan kesadarannya hilang.
Tengah malam, Qing Ruo terbangun dengan tubuh yang masih terasa sakit, "Ah... " rintihnya sambil berusaha menggerakan tubuhnya.
Perutnya terasa perih karena keroncongaan.
Qing Ruo terkejut saat melihat diatas meja telah tersedia berbagai buah-buahan segar yang terlihat sangat menggiurkan.
"Kebetulan sekali." batinnya sambil meraih buah-buahan tersebut.
"Huek... buah apa ini?" Qing Ruo terkejut saat merasakan buah tersebut yang rasanya tidak enak sama sekali. Rasa pahit, kecut dan sedikit asin bebar-benar mengejutkan lidahnyan
"Buah itu harus kamu makan."
Suara Luo Feng tiba-tiba muncul di samping Qing Ruo.
"Guru, buah apa ini?" tanya Qing Ruo penasaran.
"Ini buah persik abadi, merupakan buah langka yang hanya berbuah setiap seratus tahun sekali. Buah ini dapat meregenerasi kekuatan fisik. darah, tulang dan memperbaiki titik-titik meridian ditubuhmu. jika buah ini dimakan oleh orang biasa, itu dapat meningkatkan kultivasi seseorang." Luo Feng menjelaskan.
"Buah ini memang terasa aneh, tapi semakin lama kamu mengunyahnya, maka rasanya akan berubah nikmat."
"Baik guru" jawab Qing Ruo lalu memakan buah itu kembali dan mengunyahnya secara perlahan. semakin lama Qing Ruo mengunyah buah tersebut, rasanya berubah menjadi manis dan nikmat.
"Guru, ternyata rasanya benar-benar nikmat." ucap Qing Ruo senang.
"Ini adalah buah-buah abadi, jadi kamu perlu menyesuaikan lidahmu terlebih dahulu sebelum memakannya"
"Guru terima kasih." ucap Qing Ruo senang sambil melanjutkan makanannya.
Luo Feng lalu menjelaskan buah-buahan tersebut mulai dari anggur bumi, apel emas dan buah kristal jiwa serta manfaatnya bagi kultivasi seseorang.
Setelah merasa kenyang, Qing Ruo berniat istirahat kembali tetapi gurunya menghentikannya.
"Qing Ruo, apakah kamu akan bermalas malasan untuk latihan?" tanya Luo Feng.
"Tidak guru, aku sebenarnya ingin berlatih, karena tubuh dan pikiranku telah menjadi segar, tapi aku tidak tau latihan apa yang harus aku lakukan." kata Qing Ruo.
"Jika demikian, baiklah. Aku akan membawamu ke aula kitab suci." sambil membawa Qing Ruo pada sebuah ruangan yang sangat luas.
"Sekarang latihanmu adalah membaca semua kitab-kitab yang ada didalam ruangan ini. mulai dari rak paling bawah. Ambil kitab dari bagian timur lalu ke bagian barat!"
Ruangan tersebut terdiri dari empat buah rak. Rak pertama berisi berbagai informasi dasar kultivasi, serta pengetahuan dasar lainnya. Rak tingkat dua berisi berbagai jenis teknik bela diri, rak ketiga berisi berbagai jenis mantra penyebaran dan teknik pembuatan senjata. Rak ke empat berisi kitab suci teknik tingkat tinggi.
Seperti tingkatan kultivasi, kitab suci juga memiliki tingkatannya masing -masing. Mulai dari kitab tingkat bumi, tingkat langit, tingkat surga dan yang paling ekstrim adalah tingkat dewa.
Didalam ruangan tersebut, kitab-kitab kuno itu tersusun dengan rapi.
"Qing Ruo dalam waktu lima bulan ini latihanmu adalah berendam di danau petir dan membaca semua kitab yang ada di dalam ruangan ini."
"Baik guru, murid mendengar." ucap Qing Ruo menangkupkan tangannya.
"Baiklah, lanjutkan latihanmu. Jika ada yang perlu kamu tanyakan, datang ke istana bagian dalam, aku selalu ada di sana." ucapnya lalu menghilang.
"Aku harap kamu semakin kuat serta tidak mengecewakan ku," gumam Luo Feng sambil memasuki ruangan istananya.