Cindra gadis yatim piatu yang dipermainkan takdir, terpaksa menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya; Hafiz, seorang tentara berpangkat letnan satu.
Namun perjalanan rumah tangganya tidak berjalan dengan mulus, dia harus menderita menahan dinginnya hidup berumah tangga.
Hingga takdir mempertemukannya dengan seorang pria tampan yang mewarnai hari-harinya.
🩷🩷🩷 Happy Reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 POV
Bab yang terlewat ya
POV HAFIZ
Hari itu, hari kepulanganku dari medan tugas. Aku tidak bisa menguasai amarah karena cemburu. Belum selesai urusanku dengan Ranty, ditambah lagi dengan kiriman foto dan video dari anak buahku tentang apa yang dilakukan oleh Cindra dan Marcel di sebuah restoran. Mungkin begini rasanya jika beristri dua, bebannya double.
Setelah kata putus terlontar dari mulut Ranty, aku tidak pernah lagi berhubungan dengannya. Semua komunikasi aku putus, meskipun ada intervensi dari pamannya yang merupakan atasanku agar kami kembali menjalin hubungan. Semua fasilitas yang aku berikan pada Ranty aku cabut, termasuk penjagaan exclusive padanya. Aku tau dia hampir putus asa menghubungiku.
Kalau dipikir-pikir segila itu aku mencintai dan mempercayai Ranty, hampir tiap bulan kartu kredit yang aku berikan selalu over limit. Entah uang itu dipakai apa, dia benar-benar gila belanja.
Segitu besarnya cinta dan perhatianku, pada akhirnya dia nodai dengan pengkhianatan. Laporan anak buahku mengenai dia yang berkali-kali check in dengan Gavin di sebuah hotel bintang 5 membuatku semakin membencinya. Yang lebih menyakitkan dia memakai fasilitas yang aku berikan untuk berduaan dengan Gavin. D**n!!
Kelakuan Ranty yang diluar batas berbanding terbalik dengan Cindra. Wanita itu dari hari ke hari makin membuatku jatuh cinta. Laporan anakbuahku tentangnya tidak pernah ada keburukan, dia tahu batasan. Dia penurut, memiliki kehidupan yang teratur dan penyayang. Dia sering mengirim kata-kata cinta dan perhatian pada orangtuaku, tapi balasan pesan dari orangtuaku aku kendalikan, lebih sering aku hapus. Aku khawatir Cindra membocorkan perjanjian nikah kontrak jika mereka sering komunikasi. Jahat sekali bukan?!
Setelah putus dari Ranty, aku benar-benar fokus pada Cindra. Aku tentukan arah masa depan, dialah yang akan aku bawa untuk mengarungi kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya. Tapi sayangnya aku kalah cepat, ada laki-laki yang memperlakukannya dengan sangat baik. Lelaki itu tau memperlakukan sebuah berlian. Dan aku tahu, Cindra sudah menambatkan hatinya pada lelaki itu.
Keegoisan membuatku malah makin menyakitinya. Aku menggila, kehilangan kendali dan hampir merenggut kesuciannya dengan paksa. Anehnya setelah kejadian buruk itu, dia masih tetap bersikap baik, penurut dan mengurusku saat aku sakit. Aku tau perlakuan baiknya padaku bukan berlandaskan cinta, tapi karena balas Budi pada orangtuaku. Aku tidak berhak menuntut lebih, karena memang rumah tangga kami hanya sebatas perjanjian. Lelaki bodoh itu aku!! Membuang berlian hanya demi seonggok arang.
Aku kembali menorehkan luka, membentaknya dengan tanpa perasaan di depan rekan lettingku. Dia lari meninggalkanku karena sakit hati. Dia meninggalkanku belum ada 24 jam tapi aku sudah hampir gila takut kehilangannya. Aku tidak ingin dia pergi lagi dariku.
Sebelum upacara, anakbuahku memberi kabar wanitaku telah kembali. Dari tangkapan kamera CCTV yang aku liat melalui ponsel, di depan rumahku dua sejoli yang saling mencintai, lelaki itu memandang istriku dengan tatapan tulus, ada cinta yang kuat di matanya. Istriku memang kembali ke rumah, tapi hanya fisiknya. Hatinya telah dia bawa pergi.
Sore itu, dengan tanpa malu dia terang-terangan memintaku melepaskanmu, Cindra. Aku tidak bisa, kamu milikku. Rasanya ingin kupukuli dia hingga babak belur bahkan mungkin kehilangan nyawanya, tapi aku menyadari jika kali ini aku berbuat kesalahan. Wanitaku akan benar-benar pergi.
Kepulangan ku ke rumah kali ini dengan perasaan cemas, ketakutan akan sikapmu yang akan berubah dingin padaku setelah aku sakiti. Aku memeluknya dengan perasaan gemetar, aku siap kamu maki, kamu abaikan. Tapi aku salah, dia tetap melayaniku dengan baik.
Kata-katanya saat minta talak tidak seburuk pikiranku, dia malah terlihat lucu dan menggemaskan. Ada secercah harapan, aku bisa mengambil hatinya. Kali ini tidak akan ada kesalahan lagi. Aku harus segera mengikatnya dengan pernikahan legal, kuyakin lambat laun dia akan mencintaiku, seperti harapan orangtuaku diawal kami dipertemukan.
Ya, pemilik gelas kosong itu aku. Dan aku akan mencurinya.
******
POV GEORGE
Setelah kesadaranku kembali setelah koma selama 6 bulan di sebuah rumah sakit di Surabaya, orang yang pertama kali aku cari adalah kamu, Mi Amor.
Aku bersyukur Tuhan tidak mengambil nyawa dan ingatanku, terutama ingatanku tentangmu. Takdir hanya mengambil kekuatanku dan waktuku. Waktu terasa lamban bergerak karena tanpa daya aku tidak juga mendapatkan kabarmu. Kamu bagai ditelan bumi. Dengan segala upaya aku kerahkan mencarimu selalu menemui jalan buntu. Siapa kali ini orang yang melindungi mu?
Hampir 3 tahun setelah kejadian itu, aku tidak mendengar kabarmu. Papa membawaku kembali ke Amerika untuk penyembuhan ku, aku ingin sembuh. Aku ingin kembali ke Indonesia setelah kakiku bisa tegak berdiri dan mencarimu di sana. Tapi kerinduan menggerogoti kesehatanku hari demi hari, aku tidak lagi sanggup. Aku putuskan untuk mencarimu dengan kondisiku kakiku yang masih lumpuh.
Aku katakan pada pamanku, kamu lah obat terbaikku. Dan, dia setuju membantuku mencarimu Mi Amor.
******
POV RANTY
Gavin ada laki-laki yang aku tatap saat laki-laki lain menatapku. Gavin, cinta pertama dan gairah hidupku. Aku tidak bisa hidup tanpa belaian dan perhatiannya. Berkali-kali Aaron mengancamku agar aku menjauhinya. Aku semakin gila mencintainya. Aku bisa ketus dan angkuh pada orang lain tapi tidak padanya. Bahkan awal Hafiz mendekatiku, aku tidak pernah ramah padanya. Aku membencinya.
Pencapaianku mendapatkan beasiswa di UGM bukan hal yang istimewa bagi keluargaku. Mereka mencemoohku, karena jurusan yang aku ambil bukan jurusan bergengsi bagi mereka. Tapi aku merasa di situlah passion ku. Hanya Gavin yang mendukung dan mensupportku.
Awal masuk kuliah, hanya dia yang menyemangatiku. Rela pulang pergi semarang-jogja demi menemui dan menemaniku belajar.
Dia yang pertama kali mengajariku mencumbu. Bahagia rasanya ciuman pertamaku diberikan pada orang yang aku cintai.
Saat aku mabuk karena kecewa dengan orangtuaku, hanya dia yang aku hubungi.
"Gev, aku mabuk. Aku tak kuat berjalan" Aku menelponnya saat setelah kutenggak 5 gelas Malbec
"Tunggu di sana aku menjemputmu" Katanya dengan cemas
Lama kutunggu dia di bar langgananku. Karena Gavin bertugas di Semarang.
"Apa yang kau lakukan beib? Jangan mabuk di luar, ini sangat bahaya"
"Aku kesepian di apartemen Gav, aku ingin berjoget dan mabuk. Aku pusing dengan ocehan mamaku. Dia bilang aku anak tak berguna..hiikkss" Aku menangis di pelukannya
Pelukan Gavin selalu hangat bagiku. Dia membawaku pulang ke apartemen.
"Gev, temani aku. Aku takut sendirian"
"Ya, aku temani sampai kamu tertidur, beib. Setelah kamu tidur aku kembali ke kantor. Besok aku ada tugas penting. Tidurlah beib"