NovelToon NovelToon
MEMBALAS GUNDIK SUAMIKU

MEMBALAS GUNDIK SUAMIKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pengganti / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:451.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lady ArgaLa

Tutorial membuat jera pelakor? Gampang! Nikahi saja suaminya.

Tapi, niat awal Sarah yang hanya ingin membalas dendam pada Jeni yang sudah berani bermain api dengan suaminya, malah berakhir dengan jatuh cinta sungguhan pada Axel, suami dari Jeni yang di nikahinya. Bagaimana nasib Jeni setelah mengetahui kalau Sarah merebut suaminya sebagaimana dia merebut suami Sarah? Lalu akankah pernikahan Sarah dengan suami dari Jeni itu berakhir bahagia?

Ikuti kisahnya di dalam novel ini, bersiaplah untuk menghujat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady ArgaLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21.

"Silahkan Abang lihat dan bilang sama Sarah gimana pendapat Abang setelahnya."

 Adam menerima ponsel yang di serahkan Sarah, kemudian menekan play pada layar. Layar bergerak menampilkan adegan demi adegan yang telah di kemas Sarah dalam satu video. Bagaimana perbuatan bejat Jeni dan Bima di belakang mereka, dan bagaimana perlakuan kasar Bima selama ada di rumah mereka.

"I- ini?" mata Adam membelalak lebar, dia ingin tidak mempercayai matanya namun apa yang terlihat benar-benar sangat nyata dan tidak terlihat seperti rekayasa.

 Lagipula apa untungnya bagi Sarah merekayasa semua?

"Yah, wanita itu ... istri Abang kan?" desah Sarah setelah Adam selesai melihat video tersebut.

 Bibir Adam bergetar, matanya panas namun sekuat tenaga dia tahan agar tak menangis di depan Sarah.

"Dari mana? Dari mana kamu tau?" suara Adam terdengar serak.

 Sarah menghela nafas panjang. "Itu nggak penting, menangis lah kalau Abang merasa sesak. Hanya kita berdua di sini, saya nggak akan lihat jadi Abang bebas keluarkan sesak di dada Abang."

 Adam melirik Sarah sejenak setelah menimbang beberapa saat akhirnya Adam memilih beranjak dari duduknya dan berjalan menuju bagian belakang gerai.

"Huaaaaarrrgghhhhhhhhhhhh!" jerit Adam di sana, kebun rambutan lebat yang hening seketika menggemakan suara Adam di dalamnya.

 Tangis Adam pecah, dia luruh ke tanah dengan keadaan lemah lunglai.

"Kamu jahat, Jen. Kenapa? kenapa kamu tega? padahal aku tega lepaskan kamu kalau memang kamu nggak bahagia tapi nggak begini caranya, Jen! Kamu jahat! Wanita jahat!" isak Adam frustasi.

 Batinnya terguncang, semua ini begitu di luar prediksinya. Dia mengira kalau istrinya hanya membencinya tapi tak akan nekat berbuat serong di luaran sana. Tapi harapan hanyalah tinggal harapan, bukti nyata di depan mata akhirnya meruntuhkan semua.

 "Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullahaladzim," desis Adam berulang kali agar emosinya lebih stabil.

 Beberapa menit lamanya Adam masih terpekur di tempatnya, kelebat bayangan bagaimana semua ini bermula terbayang di pelupuk matanya.

Tes

 Lagi, air mata itu jatuh tak di nyana. Mewakili hati yang perih tak berperi rasanya.

"Ku ikhlaskan engkau, istriku. Semua sudah terbuka, maka tak ada lagi tempat untuk mu di hatiku. Terima kasih ... terima kasih untuk semua waktu penuh rasa sakit selama pernikahan ini."

 Adam menghapus air matanya, menguatkan diri dan berdiri tegak menantang semesta.

"Sudah cukup! Selama ini aku bersabar bukan untuk di injak-injak. Kalau harus terpaksa, maka ku rasa itu jalan satu-satunya." Mata Adam tampak berkilat, menatap kepalan tangannya yang bergerak menutup dengan buku-buku jari yang memutih dan rahang bergemeletuk.

 Srakk

 Adam mengalihkan tenda yang menghalangi jalannya, dan berjalan tegas menuju meja tempat Sarah duduk menunggu.

"Bagaimana? Apa Abang sudah memutuskan?" cetus Sarah santai.

 Adam duduk dengan nafas tak beraturan. "Apa rencananya?"

****

 Sementara itu, di hotel.

"Mas, udah!" Jeni mendorong tubuh Bima yang untuk kesekian kalinya hendak menerkamnya lagi.

 Bima terhuyung mundur dan jatuh terjengkang di atas lantai kamar.

"Ouh, Sayang ... ayolah, kamu nggak kayak biasanya," gerutu Bima sambil bangkit berdiri.

 Jeni begidik melihat tubuh polos Bima yang terpapar sinar matahari sore.

"Pakai bajumu, Mas. Aku enek liatnya!" ketus Jeni sembari melangkah menuju kamar mandi.

 Bima terbengong-bengong menyaksikan keanehan tingkah Jeni kali ini, padahal belum lama tadi dia tampak begitu senang setelah mendapat transfer sepuluh juta dari Bima.

"Kamu kenapa sih, Jen? Biasanya juga kamu yang lebih bringas? Kok ini ...."

"Stop, Mas," potong Jeni. "Kita nggak bisa kayak gini terus."

 Bima berjalan lebih dekat ke arah Jeni yang tengah berdiri di depan kaca wastafel.

"Jadi mau kamu gimana?"

 Jeni berbalik, dan wajahnya berada tepat di depan hidung Bima.

"Percepat rencana kita, dapatkan harta itu dan segera ceraikan istri kamu yang nggak berguna itu."

 Bima bergeser menjauh. " Nggak bisa segampang itu, Jen."

"Mas!" Jeni menarik tangan Bima sampai menghadap ke arahnya. "Mbak Sarah itu nggak sebodoh keliatannya! Aku bisa nilai sejak kemarin kami ketemu. Kita nggak bisa gerak lambat begini terus, Mas! Kalau begini kita ujung-ujungnya cuma bakalan jadi gembel tau gak? Keburu ketahuan semuanya?"

 Bima kembali menyugar rambutnya kasar. "Iya, iya aku tau aku tau!"

"Terus rencana kamu gimana? Jangan cuma bilang tau tau aja dong, Mas! Usahanya mana? Jangan cuma tau omong doang kamu!" tuding Jeni pada Bima.

"Aarrghhh!" Bima melempar semua barang yang ada di atas nakas di hadapannya.

"Bisa berhenti nggak sih? Aku pusing kalo kamu ngomel mulu kaya gini tau gak? Kamu itu kenapa sih? Biasanya juga kamu taunya terima beres?" cecar Bima pula.

 Wajah Jeni tampak merah padam karna tak terima di amuk Bima. Tanpa aba-aba Jeni segera meraih pakaiannya yang berserak di lantai dan mengenakannya sembarangan.

"Oke! Kalo itu mau kamu, Mas. Jangan pernah hubungi aku lagi sampai kamu berhasil dapetin semua harta itu. Sampai kapanpun aku nggak bakal mau sama kamu kalo kamu nggak bisa kasih semua yang aku mau!" Jeni mengambil tas tangannya dan bergegas keluar dari kamar tersebut tanpa mau mendengar jawaban Bima.

 Bima gelagapan hendak mengejar Jeni namun tersadar kalau tubuhnya masih sepolos bayi baru imunisasi.

"Argh si*l!" umpatnya sambil melempar sebuah hiasan bola bekel yang entah bagaimana bisa ada di atas meja kamar.

Jdug

Jduakkk

 Bola bekel memantul dan malah mengenai bagian bawah dagu Bima.

"Adoohhhh!" jerit Bima sambil memegangi dagunya yang terasa ngilu sampai terhuyung dan jatuh kembali ke belakang.

"Udah gila kalian semua ya! Di kira maling harta orang enak apa? Kau juga!" tuding Bima pada bola bekel yang kini tergenggam pasrah di tangannya.

****

 Sekeluarnya dari kamar hotel dalam kondisi pakaian yang acak-acakan, Jeni segera menuju lobi rencananya untuk memesan taksi online.

 Namun dia urungkan karna banyak orang di sana dan semua memperhatikannya dengan pandangan heran.

"Dasar orang-orang udik! Kayak nggak pernah liat orang keluar hotel aja," gerutu Jeni sambil terus berjalan keluar sampai ke pelataran hotel.

 Jeni mengeluarkan ponselnya dan mulai fokus mencari aplikasi ojol sambil terus berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya.

Brugh

 Jeni menabrak seseorang sampai dia jatuh terjungkal dan tanpa sengaja ponselnya terbanting ke bawah.

Prak

"Hapeku!" jerit Jeni sambil cepat-cepat bangkit berlari mengejar ponselnya yang terpelanting beberapa senti darinya. Eh

"Gimana sih kalo jalan? Liat-liat dong makanya! Liat nih hape saya ...."

 Jeni terkesima melihat seorang pria yang tadi menabraknya, pria itu pun tampak memungut beberapa map miliknya yang turut jatuh berserakan.

"Ah, maafkan saya, Nona. Saya tidak sengaja, apa Nona terluka?" tanya si pria yang berpenampilan layaknya bule itu.

 Mata birunya memindai tubuh Jeni dari atas kepala sampai ujung kaki. Sedangkan Jeni tanpa masih terpaku menatap ketampanan wajah pria asing itu.

"Nona? Apa kamu baru saja menjadi korban ...." Pria itu menggantung kalimatnya sambil menelisik pakaian Jeni yang tampak compang camping karna memakainya dengan terburu-buru tadi.

 Jeni terkesiap, namun baru saja dia hendak menjawab suara berat yang familiar terdengar dari arah belakangnya.

"Dia bukan korban, tapi dialah pelakunya."

1
Tiara
Mungkin Sarah ini anak pemilik perusahaan tapi idiottt makanya jatuh cinta sama OB. gtu ya thorrr???
Tiara
bunuh aja sarah. toh 2 vs 1 dan sarah jg bkl diem
Katherina Ajawaila
najis, daging Juli 🤑
Katherina Ajawaila
itu pasti ulah Pardi. dan Salma, najis, rendang daging manusia 🤑
Katherina Ajawaila
outhour sedih amat, kasihan Strio kan ngk jahat, atau ini semua musuhnya pp nya sarah ya
Katherina Ajawaila
serem amat rhoure ceritanya, bacanya jadi ngeri2 gimana 😎
Katherina Ajawaila
mmg dasar maling yg pura2 blng ngidam karna hamil lempar aja keluar tong gembol ngk sopan 🤑
Katherina Ajawaila
dulu kamu blng nhk cinta Asy, skrng nyesel, sombong jug a jadi cewek
Katherina Ajawaila
serem juga, lg hidup serakah dan sadis sih. akhir nya meninggal, ajab kubur tetap menuntut 🥸
Katherina Ajawaila
satrio bleguk. amat, dasar kampreto😔
Katherina Ajawaila
dasar bego pasti Satrio🤪
Katherina Ajawaila
orang kaya tau nya happy, solat aja sm ngk bisa 🤭
Katherina Ajawaila
kasihan amat Alam, dan apa penyakit nya thour
Katherina Ajawaila
Edwin baik ko ngk maksain kehendak anak 😇
Katherina Ajawaila
Hendro baik banget, bagus utk jadi sahabat, karna ngk punya niat jahat
Katherina Ajawaila
kasihan nmnya ibu ya anak hilang dr bayi, SMP fisikisnya terganggu. yg salah sebenar nya siapa thour, plases biar cepat terkuak😎
Katherina Ajawaila
Hendro baik juga, jadi garda depan buat Aish
Katherina Ajawaila
pasti itu Rahman yg tlp Edwin, semoga cepat terkuak dan Edwin berubah jgn hidup jahat terus thour
Katherina Ajawaila
kadihan juga Alam, sakit nya apa thour, outhour selalu buat kejutan🤭
Katherina Ajawaila
Tanya sm Rahman pasti terkuak saudara kembar mu Aisyah. Asihya di ungsiin sm nenek sihir yang maruk duit 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!