Serpihan Luka

"Pras,, ibu mau tinggal sama kakak kamu saja" ucap Bu Soraya dengan berderai air mata.

Hal itu membuat Pras merasa heran, tidak pernah ibu nya itu meminta tinggal bersama kakak nya.

"Kenapa tiba tiba ibu minta untuk tinggal bersama kak Anis"? tanya Pras.

Wanita paruh baya itu tidak menjawab dan hanya bisa terisak dalam tangisan nya.

" Apa ibu lupa? waktu ibu baru keluar dari rumah sakit, Kak Anis sudah bilang gak bisa bawa ibu karena kak Anis sendiri sudah kerepotan gurus dua anak nya" ucap Pras mengingat kan.

"Kalau begitu, kamu panggil saja perawat untuk ibu. masalah gaji nanti uang bulanan dari kakak kamu buat itu di potong aja" ucap Bu Soraya dengan sangat pelan.

Pras hanya diam saja, pria itu merasa bingung.

Namun melihat kondisi ibu nya saat ini membuat Pras tidak tega.

Semenjak kepergian Fiona berat badan bu Soraya semakin menurun.

Pras menghela nafas panjang, rasanya banyak sekali beban yang ia rasakan semenjak bercerai dari Fiona.

"Nanti Pras coba bicarakan dulu dengan kak Anis ya bu, barang kali kan Anis mau membantu untuk gaji perawat" ujar Pras.

"Kalau bisa ajak Fiona rujuk, cari dia pras. ibu mau minta maaf selama ini ibu sudah jahat sama Fiona" ucap Bu Soraya sedih.

Pras hanya mengangguk, kemudian pria itu langsung pergi ke belakang untuk mencuci pakaian dan seprai ibu nya yang sangat bau.

Setelah selesai mencuci dan menjemur, pria itu masih harus menghangatkan makanan nya terlebih dulu untuk makan malam.

"Mende, kamu suapin ibu gih. aku tak mandi dulu" titah pras.

Mende mengiyakan, wanita itu bersikap baik di depan suaminya.

Dengan membawa sepiring makanan ia masuk ke dalam kamar Ibu mertua nya.

"Tu makan sendiri, gak usah manja. lagi pula yang lumpuh kan cuma kaki nya"

Dengan kasar Mende meletakan piring di atas meja.

Bu Soraya hanya diam, tak ada pergerakan.

"Buruan di makan. ooh... masih minta di suapin juga? dasar manja sekalian aja tu tangan ikut lumpuh" ucap Mende.

Dengan terpaksa Bu Soraya mengambil piring itu makan dengan berderai air mata, wanita paruh baya itu sama sekali tidak melawan saat Mende menyumpahi nya.

Mende hanya duduk menunggu ibu mertua nya makan sambil asik mainan ponsel.

Di dalam kamar mandi Pras teringat dengan ucapan ibu nya, pria itu berniat untuk mencari Fiona dan anak nya.

Setelah makan malam, Pras ijin keluar sama Mende untuk urusan kerja, sementara ijin sama bu Soraya ingin mencari Fiona dan Caraka.

"Semoga cepat ketemu, bawa mereka pulang" ucap Bu Soraya penuh harap.

"Iya bu" jawab Pras.

Pria itu bergegas pergi, entah kemana ia harus mencari Fiona. ia juga tidak tau tujuan karena semua akses sudah terputus.

Pras terus memutari jalanan, bertanya kesana kemari untuk mencari Fiona dan Caraka.

Sementara Pras bingung kesana kemari mencari Fiona.

Orang yang dia cari justru sedang asik berduaan dengan Aditya duduk di teras, sedangkan Caraka sudah tertidur di kamar nya di temani bi Minah.

"Apa kamu tidak berniat untuk memberi kabar mantan suami kamu kalau Caraka sedang sakit"? tanya Aditya.

"Buat apa, di kasih tau pun dia tidak akan perduli. dia lebih perduli wanita itu dibandingkan anak nya"

"Kok ada ya, wanita yang mau sama suami orang"

"Ya ada, itu bukti nya ada"

"Apa kamu tidak berniat untuk menikah lagi" tanya Aditya seketika membua Fiona menatap Aditya.

Sekilas namun pandangan mereka saling bertemu, yang langsung Fiona alihkan.

"Aku tidak yakin ada pria yang mau dengan seorang janda anak satu seperti ku yang jelek ini"

"Suami ku saja bisa selingkuh karena aku jelek, apa lagi yang lain. sudah jelek janda pula" ucap Fiona terkekeh sendiri.

"Tidak semua laki laki berfikir seperti itu" ucap Aditya.

"Sudah lah mas, sebaiknya kita masuk. angin nya dingin di luar"

wanita itu beranjak dari duduk nya langsung masuk di ikuti oleh Aditya.

Prasetya sampai sekarang masih mencari Fiona dan Caraka.

Pras melirik jam yang melingkar di tangan nya.

Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, Pria ini memutar arah menuju jalan pulang.

Sesampainya di rumah, Pras langsung masuk kamar.

Di lihat nya Mende sudah tertidur pulas.

Prasetya memandang Mende yang tengah tertidur, entah kenapa rasa hati nya biasa saja.

Ya ada saat ini justru rasa cinta nya pada Fiona, pria itu merasa rindu dengan kehadiran Fiona.

"*Aku bingung dengan perasaan ku saat ini, entah kenapa tiba-tiba aku sangat merindukan Fiona*.

Aku juga tidak tau bagaimana perasaan ku pada Mende yang rasanya sekarang hanya biasa saja" ucap Pras dalam hati.

Pras pun membaringkan tubuh nya di samping Mende.

Pria itu membelakangi istri nya, entah kenapa ia sama sekali tidak ingin melihat wajah pujaan hati nya.

Terasa begitu asing sekali malam ini, tapi Pras tidak bisa mengungkapkan nya saat ini.

Keesokan pagi nya, seperti biasa setelah Pras selesai mengurus ibu nya, pria itu langsung berangkat kerja.

Sementara seperti biasa Mende masih tertidur pulas.

Pagi ini Pras mengendarai motor nya saat pergi ke kantor.

Di jalan tanpa sengaja Pras melihat Seorang wanita mirip Fiona keluar dari dalam toko kue.

Bergegas Pras menyebrang namun telat. Saat Pras tiba di sebrang jalan, wanita itu sudah terlebih dulu pergi dengan mengunakan motor.

Sebenarnya Pras ingin sekali mengikuti kemana wanita itu pergi, namun karena waktu nya yang sudah mepet untuk masuk kerja. membuat Pras mengurungkan niat nya.

"Apa iya tadi itu Fiona, ah.. mungkin aku salah orang saja. mana mungkin tadi Fiona, Fiona kan jelek dan gemuk, sementara wanita tadi kurus dan cantik" gumam Pras.

Pras pun melanjutkan perjalanan nya, pria itu sudah terlambat datang ke kantor dan sudah pasti dirinya akan mendapatkannya teguran dari atasan nya.

Namun rupanya pria itu masih selamat, karena telat lima menit saja. membuat dirinya anam dari teguran.

Fiona setalah membeli kui di toko kue langganan Aditya pun tak langsung pulang, wanita ini memutuskan ucap membeli buah buahan segar untuk Caraka.

Fiona saat ini tengah memilih buah buahan yang paling di sukai Caraka.

setelah membayar Fiona langsung keluar, wanita itu langsung pulang. namun saat sampai di rumah Aditya Caraka tidak ada, bocah kecil itu sedang ikut pak Saiful.

Tak berapa lama kemudian Aditya juga pulang dari kantor nya.

"Fiona,, "! tegur Aditya. Membuat Fiona terkejut.

" Mas Adit, bikin kaget aja"! Ucap Fiona tertawa dan terlihat lucu sekali bagi Aditya.

"Maaf Fiona, mana Caraka"? tanya Adit.

" Tadi waktu aku pulang sudah gak ada orang mas, langsung aku telfon bi Minah. katanya Caraka di ajak bi Minah sama pak Saiful jenguk cucu nya sebentar" ucap Fiona menjelaskan.

Aditya mengaruk kepala nya yang tidak gatal. mengetahui Fiona di rumah sendiri dan sekarang hanya berdua dengan dirinya.

Pria itu mendadak malas untuk kembali ke kantor, yang tadi nya pulang hanya ingin mengambil berkas yang ketingalan.

"Kira kira jam berapa mereka pulang"? tanya Aditya.

" Gak tau mas" jawab Fiona yang memang gak tau.

"Oh, ya sudah kalau begitu gimana kalau kita pergi saja"

"Pergi kemana mas"?

" Jalan jalan aja, sepertinya aku butuh refreshing" jawab Aditya.

"Berdua"?

" Ya berdua, kan memang cuma ada kita disini" jawab Aditya dengan tertawa.

Suasana di dalam mobil tampak hening.

Baik Aditya mau pun Fiona bingung mau membuka obrolan dari mana.

Aditya sendiri juga masih bingung mau ngajak Fiona ke mana, karena memang pria itu tidak pernah pergi jalan dengan seorang wanita.

"Kamu pengen kemana"? tanya Aditya memecah keheningan.

" Terserah mas Adit saja kan mas Adik yang ngajak" jawab Fiona.

Entah kenapa Aditya mendadak bingung tidak memiliki tujuan.

"Kamu mau nya keman"? tanya nya lagi.

"Mas Adit sendiri mau nya kemana? aku tidak pernah berpergian sekali pun ke mall" jawab Fiona jujur.

"Mantan suami mu tidak pernah mengajak mu pergi'?

Fiona hanya mengelengkan kepala nya.

"Aku hanya di rumah saja, mengurus Caraka, ibu mertua dan juga rumah". jawab Fiona yang mengingat itu merasa sedih.

"Seharus nya laki laki itu berpikir bijak, seorang istri sudah merawat anak dan ibu nya ya harus seimbang dengan perhatian nya dan pengertian dari pihak suami"

"Dari pada ngajak aku jalan, dia lebih memilih ngajak jalan selingkuhan nya"

"Apa lagi selingkuhan nya itu berani datang ke rumah, meminta padaku agar aku merestui pernikahan mereka."

Sekali lagi Aditya terkejut mendengar cerita Fiona. Pria ini semakin geram dengan pria yang bernama Prasetya mantan suami Fiona sekaligus karyawan nya sendiri.