Hot Duda Milik Deana

Debby terus memanfaatkan keraguan Emily, "Ingat, sayang, Anty Deana hanya ingin menghancurkan kebahagiaan kita."

Emily mulai bimbang, "Tapi, Mommy, aku suka bermain dengannya."

Debby memeluk Emily, "Mommy tidak mau kamu terluka, Sayang. Percayalah pada Mommy."

Saat itu, Deana keluar dari kamar mandi dan melihat Debby memeluk Emily. Dia merasa ada yang tidak beres.

Emily menatap Deana dengan mata dingin. "Aku tidak mau bermain denganmu lagi, Anty Deana! Aku percaya Mommy."

Deana sedih, "Emily, Sayang. Apa yang Mommy mu katakan itu semua tidak benar. Anty sama sekali tidak ingin melukaimu. Anty hanya ingin menjadi temanmu."

Emily berlari ke pelukan Debby, "Aku tidak mau kamu, Anty Deana!"

Debby tersenyum licik, "Lihat, Deana! Emily tidak mau bersamamu."

Maheer muncul, "Apa yang terjadi?" tanyanya karena mendengar keributan.

"Daddy!" Emily menghambur ke dalam pelukan Maheer.

"Debby, apa yang kau lakukan disini?"

"Kenapa kau bertanya seperti itu, Maheer? Tentu saja aku datang untuk bertemu dengan putriku." ucap Debby penuh penekan di akhir katanya.

"Daddy, usir Anty Deana. Aku tidak mau melihatnya lagi!" ucap Emily merajuk.

"Emily, ada apa, Sayang? Anty bukan orang jahat, Anty hanya ingin menjadi temanmu, itu saja." Deana mencoba menyentuh Emily tetapi gadis kecil itu menepis tangan Deana dengan kasar.

"Aku tidak suka Anty Deana!" teriak Emily membuat Maheer tidak tega.

"Baiklah, Nak. Kamu sama Mommy dulu, Daddy ingin bicara pada Anty Deana." Maheer menyerahkan Emily pada Debby.

"Mahi,"

"Sst." Maheer menarik tangan Deana keluar dari rumahnya.

"Mahi, Debby, dia sudah menghasut Emily. Tadi sebelum dia datang kami bermain bersama, tapi setelah ada dia, Emily jadi marah padaku." jelas Deana dan Maheer mencoba menenangkan.

"D, aku tahu. Debby benar-benar licik, dia menghalalkan semua cara demi bisa kembali ke kehidupan kami."

"Bagaimana ini, Mahi? Pasti akan sangat sulit untuk meyakinkan Emily." Deana merasa khawatir.

"Tenanglah, D. Kita coba cara lain, aku yakin pelan pelan Emily pasti mau menerimamu."

Mereka berdua berpelukan.

Di dalam rumah, Debby yang mengintip dari balik tirai jendela hanya tersenyum licik.

"Aku sudah satu langkah lebih maju di depanmu, Deana."

****

Fahri datang menemui Deana, sudah hampir tiga hari dia tidak bertemu dengan gadis pujaan hatinya itu karena disibukkan oleh pekerjaan. Pria tersebut segera mengetuk pintu rumah Anaya, lalu tak lama kemudian keluarlah seorang wanita yang sedang Fahri rindukan.

"Deana," ucapnya tersenyum manis.

"Fahri? Kau sudah pulang?" tanya Deana membalas senyuman Fahri.

"Kemarin sore aku sampai. Bagaimana kabarmu? Maksudku, hubunganmu dan Maheer" Fahri mencoba menyembunyikan kecemburuannya.

Ya, Deana sudah memberitahu tentang hubungannya dan Maheer. Selain Alesha, hanya Fahri yang Deana percaya sebagai seorang teman. Awalnya Viona yang membocorkan semua itu, hingga akhirnya Deana mengakui dan Fahri memendam perasaannya untuk Deana.

Deana tersenyum, "Aku baik, hubunganku dan Maheer juga berjalan lancar." ucapnya berbohong, padahal dia sedang berusaha mendekati Emily.

Fahri tersenyum kecut. "Aku senang mendengarnya, Deana. Kamu berhak bahagia bersama Maheer."

Deana hanya membalasnya dengan senyuman.

"Hari ini aku ada pertemuan dengan agency penyelanggara fashion show, aku ingin menunjukkan beberapa desain ku pada seluruh dunia."

"Benarkah? Aku berdoa semoga semuanya berjalan dengan lancar dan butikmu semakin ramai pengunjung."

Deana tersenyum, tidak menyadari perasaan Fahri yang tersembunyi. "Terima kasih, Fahri. Kau selalu mendukungku."

Fahri memaksakan senyum. "Selalu, Deana. Aku akan selalu ada untukmu. ucapnya tulus.

BERSAMBUNG