Sebuah kisah fiktif yang menceritakan tentang keserakahan dan ketidakpuasan manusia terhadap apa yang dimilikinya
harta dan kekuasaan adalah tujuan manusia saling bermusuhan dan juga saling bersaing untuk mendapatkan yang terbaik
namun ada hal yang tak pernah disadari luka dan korban dari keserakahan manusia itu sendiri akan kembali dan membawa petaka kepada keluarga maupun diri sendiri
hanya cinta yang mampu meluluhkan segalanya dan membuat perjalanan hidup menjadi makin berarti
cinta yang hadir perlahan akan membawa kebaikan dalam hidup manusia yang tulus mencintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 19
"selamat pagi pak, ini kopinya" shila masuk ke ruangan arsen yang terlihat masih menelfon seseorang dan meminta agar shila meletakan kopinya di meja dengan isyarat tangan
shila lalu keluar ruangan dan berjalan ke arah dapur
"shila" panggil widya
"shil bisa bantuin saya ngga?" widya terlihat panik
"ada apa bu, Apa yang bisa saya bantu?" shila meletakan nampan di meja widya yang ada didepan pintu masuk ruangan arsen
"kamu gantiin saya untuk rapat dengan pak arsen, pak farel sedang ada rapat dengan para direktur. Dan anak saya harus operasi saat ini. Please shil" widya tak tau benar atau salah tapi semua sudah widya siapkan jadi shila hanya cukup ikut dengan arsen saja
"tapi saya ngga bisa bu" shila juga bingung
"kamu cukup ikuti kemana pak arsen pergi dan catat semua yang pak arsen bilang dan klien, sisanya sudah saya siapkan. Bisa kan?" widya tak ada waktu lagi
"pergilah wid, biar saya yang urus!" arsen mendengar ucapa widya sebelum widya izin pada atasannya
"terima kasih pak, maaf pak!" widya tak berfikir panjang baginya keadaan anaknya saat ini paling penting meski nanti akan kena marah arsen tak peduli
"minta antar supir biar cepat!" arsen menelfon supirnya untuk menyiapkan mobil agar mengantarkan widya ke rumah sakit anaknya di rawat
"ayo berangkat!" ucap arsen tanpa basa-basi pada shila setelah widya pergi
shila bingung apa yang harus dibawa "pak saya bawa apa?" tanya shila
"bawa berkas dan catatan! Jangan lupa ot*k nya jangan ditinggal" ucap arsen dengan ketus dan galak
Shila mencibikkan bibirnya, padahal pertanyannya ngga ada yang salah kan, shila tak pernah ikut rapat jadi tentu saja bingung
"dasar bos aneh!" umpat shila dalam hati
"jangan mengumpat dibelakang" arsen seolah tau apa yang shila pikirkan saat ini
"bapak yang nyetir?" shila merasa tak enak jika duduk dan bosnya yang mengemudikan mobil untuknya
"ayo masuk, tunggu apa lagi? Kamu bisa bawa mobil" tatapan arsen nampak kesal karena shila membuang waktunya
"engga pak, maaf" shila masuk ke mobil dan duduk tenang tak mau membuat kesalahan
Tiba-tiba ponsel shila berbunyi dan tak lain adalah sahabatnya yang menelfon
"nis, aku lagi di jalan nanti lagi ya telfonnya" shila bisik-bisik saat berbicara dan menyembunyikan ponselnya setelah mematikan sambungan telfon
"hm" arsen berdeham
"ponsel kamu baru?" arsen penasaran apakah salah lihat atau memang shila punya ponsel canggih saat ini
"i-iya pak!" shila gugup hanya berdua saja dalam mobil bersama dengan bosnya
"lalu kenapa ngga beritahu saya, kalau kamu punya ponsel.bagus" arsen tiba-tiba meninggikan suaranya
"emang ada hubungan apa dengan bapak?" shila dengan tak sopannya menanyakan hal yang membuat arsen makin marah
"maaf" shila meralat ucapannya dan meminta maaf
"ya ada!" arsen bingung harus jawab apa, karena yang shila ucapkan adalah benar tak ada urusannya dengan arsen saat shila punya atau tidak ponsel yang bagus
"apa pak?" shila dengan polosnya melontarkan pertanyaan lagi pada arsen yang tak fokus kali ini
"kamu bisa mudah menanyakan makanan apa yang akan saya makan, atau bisa kirim foto kamu, em maksud saya kirim foto makanan yang kamu pesan buat saya. Itu!" arsen dengan cepat menjawab pertanyaan shila
"kok berhenti pak? Kita rapat dibutik" shila pun tak tahu kemana rapatnya jadi ikut saja saat arsen turun dari mobil
"mas arsen, ada yang bisa dibantu?" sapa pegawai bu avanti yang menjaga bagian depan, melihat anak bosnya datang langsung menyambut
"ini pasti mba joana ya, cantik sekali dan terlihat sangat muda" pegawai butik yang ingin memuji calon istri arsen namun salah orang
"bukan bu, saya" Ucapan shila terhenti
saat arsen meminta salah satu pegawai untuk membantu shila memilih baju "bantuin cari baju untuk rapat" arsen menyuruh shila mengikuti pegawai butik
"mari saya antar mba" ucap pegawai ramah yang mengira akan membantu calon menantu bosnya
"pak!" shila diminta untuk mencoba beberapa macam baju dan satu persatu harus melalui persetujuan arsen pastinya
"ganti!"
Arsen belum setuju dan merasa shila belum menemukan baju yang cocok
"yang ini?"
"ganti!"
"ini?"
"ganti! Ganti!" arsen terus menolak
dan shila mulai lelah berganti banyak baju "yang ini?"
"oke, bantu dia make up tipis saja buruan!" arsen cocok dengan pakaian terakhir
"bungkus yang tadi dia coba dan masukan dalam mobil" ucap arsen lalu mengeluarkan kartu sakti miliknya
Meski butik milik ibunya tapi arsen tetap membayar dan setelahnya arsen terpaku pada sosok gadis yang dibawanya
Arsen hampir saja tak mengenali shila setelah mengenakan pakaian yang cocok dan juga make yang sewajarnya
"mas arsen! Katanya buru-buru" goda pegawai butik yang melihat arsen begitu terpesona pada wanitanya
"pasti mas arsen cinta mati sama mba joana ya, lihatlah tatapannya" bisik para pegawai yang memperhatikan arsen
"terima kasih, saya harus pergi" arsen menarik tangan shila dan segera membawanya ke mobil
Sepertinya arsen sedang gila karena bisa terpesona dengan gadis polos yang sangat dibencinya yang selalu membuat masalah saat keduanya dekat
"pak, ayo katanya telat" shila mengingatkan arsen yang masih diam tak melajukan mobilnya
"sabar!" jawab arsen dengan nada jutek lagi
Tiba ditempat rapat yang memang diadakan diluar ruangan
Shila mengikuti arsen sesuai dengan arahan widya dan mencatat obrolan antara arsen dan klien tanpa terkecuali
"bagimana kondisi ibu kartika pak? Sudah membaik?" arsen menanyakan kabar dari istri kliennya yang beberapa waktu lalu harus cancel rapat karena sedang berobat keluar negeri
"saat ini sudah membaik pak arsen, baiklah kita lanjutkan rapatnya setelah lahan ini selesai dengan hukum yang pasti pak arsen" pak ferdinan menyudahi rapat yang sudah hampir dua jam berjalan
Perusahaan arsen dan pak ferdinan sudah cukup lama bekerja sama dan menjadikan arsen cukup akrab
"baik pak, terima kasih atas kerjasamanya" arsen menjabat tangan pak ferdinan dan pamit untuk kembali ke kantor
"lihat?" saat didalam mobil arsen ingin tahu apa saja yang dilakukan shila
"apanya pak?" shila tak paham dengan maksud arsen
"tentu saja catatanmu, apa bisa saya melihat isi hatimu?" arsen mendekati shila yang tiba-tiba menutup bagian dadanya dengan kedua tanganya
"apa yang mau kamu tutupi, begitu rata!" ucap arsen yang tak semesum itu pada pegawainya
"ini" shila memberikan catatan yang dibuatnya tadi
dan betapa arsen sangat kesal karena bukan hanya hal penting yang shila catat tapi obrolan basa-basi pun dicatatnya semua
"astaga! Kamu sekolah kan?" arsen kesal sendiri
"kita pulang!" arsen menghela nafasnya, rasanya lama-lama bisa struk jika terus bersama dengan shila
"hore!" ucap shila yang sangat senang saat akan pulang tanpa merasa bersalah
Arsen mengantarkan shila pulang sampai digang kost nya karena tak bisa masuk mobil
"tunggu!" arsen ikut turun dari mobil dan membuka bagasi
"ini buatmu, bayaran hari ini" arsen mengambil beberapa paper bag berisi baju yang shila sudah coba dibutik
Lalu meninggalkan shila begitu saja yang belum sempat bertanya dan berterima kasih