Karena ditinggalkan oleh kekasihnya dalam keadaan hamil, Felinova terpaksa setuju menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya untuk menutupi aib keluarga.
Faisal Ramadhan, lelaki pekerja keras yang hidup sebatang kara dan pernah diasuh oleh keluarga Handoko pada akhirnya menikah dengan putri tunggal keluarga konglomerat itu sebagai bentuk balas budinya.
Kehidupan pernikahan yang dingin dan tanpa cinta membuat Feli tersiksa, terlebih setelah ia diasingkan di desa kecil bersama suaminya yang lebih tua 15 tahun darinya.
Sanggupkah Feli bertahan dan jatuh hati pada ketulusan Faisal? Atau pernikahan itu akan usai setelah si bayi lahir seperti kesepakatan di awal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiLovi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Antarkan Aku Pulang ke Kota
Di tengah kegalauan karena tak kunjung mengetahui ada hubungan apa sebenarnya di antara Faisal dan Sarah, beberapa hari ini Feli kerapkali memimpikan Jonas dalam tidurnya. Tiap kali terbangun usai memimpikan Jonas, perasaan Feli pasti akan memburuk seharian. Meskipun Jonas menghilang, Feli yakin bila kekasihnya itu akan kembali suatu saat nanti. Terlebih bila Jonas tahu benih mereka tumbuh dengan baik di rahim Feli.
"Mbak Feli, apa masih sedih karena Mas Faisal?"
Feli tersentak dan menoleh, Ajeng sudah duduk di sebelahnya sembari tersenyum manis. Entah sejak kapan Ajeng berada di situ, ternyata melamun membuat Feli tak sadar akan keadaan di sekelilingnya. Setiap jam 2 ketika sinar matahari tengah hangat dipegunungan, Feli selalu menyempatkan diri berjemur dan duduk-duduk santai di taman. Matahari jarang muncul di desa pegunungan ini, ia lebih seringnya tertutup awan atau mendung karena pengaruh dataran tinggi.
"Kenapa, Jeng?" tanya Feli begitu bisa menguasai diri.
Ajeng merapatkan duduknya hingga berdempetan dengan Feli.
"Sepertinya Mbak Feli butuh teman curhat. Terlalu sering melamun nanti bisa kesurupan loh!"
Feli terbelalak dengan polosnya, kesurupan? Hantu?
"Emang beneran bisa begitu?"
Dengan gesit Ajeng mengangguk. "Dulu ada warga sini yang kesurupan karena sering ngelamun. Coba tanya Mas Faisal kalo nggak percaya!"
Wajah Feli yang tadinya bersemangat sontak kembali merengut saat mendengar nama Faisal disebut.
"Mbak Feli masih marah sama Mas Faisal?"
Feli menggeleng. "Nggak."
"Tapi kenapa Mas Faisal dicuekin kemarin pas ketemu di Polindes?"
"Masa'??" gumam Feli sembari merapatkan jaketnya karena angin berhembus cukup kencang.
"Kata Bik Sum, kalo Mbak Feli bohong mukanya akan memerah. Ternyata Bik Sum bener!" Ajeng mengamati perubahan wajah Feli dengan takjub.
Merasa tengah diperhatikan, Feli menbuang muka dengan keki.
"Jangan lihatin aku kaya gitu, Jeng!"
"Hihihi ... tapi Mbak Feli lucu."
"Lucu apanya! Aku jadi kaya orang cacingan tahu nggak! Lihat nih perutku dah mulai buncit!" sungut Feli dengan wajah terlipat.
Tawa Ajeng semakin lepas, ia memperhatikan penampilan Feli yang memang mirip seperti orang yang mengidap busung lapar. Tubuhnya kecil namun perutnya buncit!
"Oh iya, Mbak Feli berhutang satu cerita sama aku. Katanya dulu mau ceritain siapa ayah dari bayi yang Mbak kandung," tagih Ajeng penasaran. Sejak semakin dekat dengan Feli, ia kini tak lagi sungkan untuk bertanya apapun padanya.
Untuk sejenak, Feli menarik napasnya dalam, ia mendongah dan pandangannya mulai menerawang jauh ke angkasa.
"Aku juga nggak tahu di mana Papa bayi ini!" desis Feli lirih, tanpa sadar tangannya mulai mengelus perutnya dengan penuh kasih.
"Maksudnya? Mbak Feli diperkosa??"
"Bukan diperkosa, Jeng. Kami berdua melakukannya karena cinta, tapi waktu itu aku dan pacarku sedang mabuk hingga akhirnya terbentuklah kecebong ini di perutku!" jelas Feli sembari menunjuk perutnya.
"Berarti pacar Mbak Feli kabur?"
Feli menggeleng, namun detik berikutnya ia mengangguk. Sejujurnya ia tak paham apakah Jonas menghilang karena terjadi sesuatu hal padanya atau memang dia berniat untuk kabur dari Feli.
"Aduh, aku bingung ..." Ajeng menggaruk rambutnya dnegan frustasi.
"Bingung kenapa lagi?"
"Bingung apakah pacar Mbak Feli beneran kabur atau jangan-jangan dia diculik!"
"Diculik?" tukas Feli terheran-heran.
Ajeng mengangguk cepat. "Iya, biasanya di sinetron kan sering terjadi kaya gitu, Mbak. Orang kaya kalo tiba-tiba menghilang pasti diculik!"
Feli menghembuskan napasnya kesal. "Ini bukan sinetron, Jeng!"
"Ya tapi kenapa tiba-tiba menghilang tanpa kabar? Memangnya Mbak Feli nggak nyari ke rumahnya?"
"Sudah. Apartemennya selalu kosong. Orang tuanya tinggal di luar negeri dan sepertinya dia berasal dari keluarga broken home yang kedua orang tuanya nggak akur. Jadi mau cari ke keluarganya pun sepertinya mereka sudah nggak peduli sama anaknya!"
"Kasihan ya, Mbak," lirih Ajeng iba. "Terus mau sampai kapan Mbak Feli nyuekin Mas Faisal?"
Raut wajah Feli mendadak berubah muram. "Kenapa jadi bahas Kak Ical?!"
"Karena aku kasihan juga sama Mas Faisal. Dia jadi terabaikan di rumahnya sendiri."
Feli tertawa mendengar celotehan Ajeng. "Kayanya lebih baik begini deh, Jeng. Toh aku nikah cuma buat status aja biar nanti saat anak ini lahir diakui oleh negara."
"Terus kalian akan pisah setelah anak ini lahir?"
Feli mengangguk cepat. "Iya. Aku nggak mau jadi orang ketiga di hubungan Kak Ical dan Sarah."
.
.
Merasa telah menemukan dunia baru setelah berteman dekat dengan Ajeng, Feli jadi semakin acuh pada Faisal. Tiap kali Faisal datang, Feli selalu berpura-pura tidur hingga berakhir dengan tidur sungguhan. Ia sengaja bangun setelah Faisal berangkat bekerja.
Namun tiba di satu titik, Feli mulai bosan dengan rutinitasnya yang selalu sama. Ia ingin jalan-jalan ke kota dan menginap di rumah orang tuanya. Demi mewujudkan keinginannya itu, pada akhirnya Feli sengaja menunggu Faisal pulang malam ini. Ia ingin meminta tolong agar Zul mau mengantarkannya dan Ajeng berlibur ke kota.
Cklik.
Pintu kamar dibuka perlahan dari luar. Ketika daun pintu itu didorong dan terbuka semakin lebar, sosok yang Feli rindukan senyumannya itu muncul.
Faisal tertegun ketika ia melihat Feli ternyata belum tidur. Setelah cukup lama diacuhkan, entah mengapa dadanya jadi berdebar saat tatapan Feli seolah menelisik setiap inci wajahnya. Ah, rupanya Faisal rindu ditatap sinis seperti biasanya.
"Kamu belum tidur?"
Pertanyaan itu sejak dulu selalu terlontar setiap kali Faisal pulang dan melihat Feli masih terjaga. Dan kini akhirnya ia bisa menanyakan pertanyaan itu lagi setelah sekian lama.
"Aku mau pulang ke rumah Papi," cetus Feli tanpa menjawab pertanyaan Faisal.
Dengan menahan debaran yang semakin bergemuruh di dalam dada, Faisal lebih dulu menutup pintu kamar dan beringsut mendekat ke ranjang.
"Minggu depan saja, ya. Seminggu ini aku masih sibuk mengurusi panen di kebun."
"Aku mau Zul yang nganter. Kak Ical nggak perlu ikut!" sela Feli cepat.
Faisal menghela napasnya dalam, ia tahu perdebatan ini baru dimulai dan sepertinya akan berjalan dengan alot.
"Tapi Papi sama Mami pasti marah kalo tahu kamu ke sana tanpa aku."
"Siapa bilang? Aku sudah bilang kok sama Mami kalo aku akan pulang besok tanpa Kak Ical."
"Apa?" Denyutan-denyutan pening mulai mengganyang kepala Faisal.
"Kan Kak Ical sibuk, jadi aku bilang kalo aku akan pulang sendiri dianter Zul."
"Aku yang akan nganterin kamu pulang tapi tidak besok, Feli. Aku janji minggu depan aku akan mengantarkanmu pulang."
"Aku nggak mau!" jerit Feli kesal.
Rasa nyut-nyutan terasa semakin menusuk tatkala suara Feli mulai meninggi. Faisal menghembuskan napasnya untuk berelaksasi agar ia tak ikut terbawa emosi.
"Kenapa kamu memaksa mau pulang? Apa yang ingin kamu lakukan di kota?"
Feli terhenyak. Faisal benar, apa tujuan sebenarnya dia datang ke kota? Apakah untuk menghilangkan jenuh atau semata-mata hanya untuk menapak tilas kenangannya bersama Jonas?
"Bila alasanmu masuk akal, aku akan mengijinkanmu berangkat besok."
"Aku ... aku mau ke tempat Jonas!"
Faisal mengernyit bingung, Jonas? Siapa itu? Apakah dia adalah kekasih Feli?
"Tidak boleh. Kalo begitu kamu tidak boleh pergi."
...****************...
wahh sumpah y kak ical jd knytaan mlh lgsung nikah y jg ma kak ical bkn dgn yg mirip sma dia🤣🤣🤣
ku fkir jonas mw bicara klo dia ga akn bw feli k amerika degh krn dia jg ga tega misahin feli n love dr haikal