Mia,
gadis yatim piatu yang menerima perlakuan tak adil dari keluarga paman apalagi sepupunya. Dia di bully di Kampus dan di rumah.
Mia menyukai salah satu seniornya.. tapi bukan sambutan yang dia terima.
Mia akhirnya memilih menelan semua pahit yang menggerogoti mulutnya. dia bertekat akan kembali nanti membalas semua perlakuan dan hinaan yang datang kepadanya.
apakah nia akan menemukan kebahagiaan?
apakah ada pria yang mampu meluluhkan hatinya yang sempat keras ?
Mampukah seorang CEO dingin memeluk tubuh ringkih si gadis cantik yang menarik hatinya?
Ini karya kedua aku. semoga kalian suka ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmebet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
David vs Mia
Mia dan david sudah pulang dari kantor. seperti perkataan mia tadi pagi, bahwa saat ini mereka menuju supermarket yang satu arah dengan apartemen kak david.. karna biasanya mia akan ikut mengantar ke dalam.. nanti akan di bantu oleh bibi yang biasa bersih bersih di apartemen kak david. kebetulan bibi hanya datang dari siang lalu akan pulang sore.
"Kakak pengen masak apa?"
"Heem.. bingung juga, masak apa ya" david melirik banyak sekali pilihan di sana.
"Ini aja kak.. nanti bisa di bersihkan lalu di taruh di freezer" mia mengambil beberapa mia daging, dia bagikan ke keranjang nya dan juga ke keranjang milik kak david.
"Telur wajib. Juga gampang bikinnya. 1 box aja buat kakak karna cuma sendiri, mia 3 deh.." mia mengambil masing masing untuk mereka.
David lebih banyak mengikuti belanjaan yang di sarankan oleh mia. dari lauk, sayur sampai buah buahan semua lengkap.
David tak tau harus bagaimana bersyukurnya.. walaupun dia terkesan di jauhkan dari rumah dan perusahaan keluarganya, tapi dia sangat beruntung punya bos sekaligus adik dan kadang kadang seperti ibu baginya. bahkan ibu nya tak pernah seperhatian mia padanya.
"Ayo kak.. makanan udah. Kita ke tempat sabun dan kebutuhan di lorong sana" mia berjalan di ikuti oleh david yang setia membawa barang belanjaan mereka dalam troli tapi keranjang berbeda.
Sampai semua belanjaan mereka penuhi, ternyata melelahkan juga.
Gluk gluk gluk...
"Aaah.. legaa" ucap mia setelah meneguk minuman dingin membuat david terkekeh. kalau sudah seperti ini mia tampak seperti anak kecil yang harus di lindungi.
"Ayo kak buruan" sahut mia ingin segera masuk ke dalam mobil.
"Nona lain kali biar saya yang bayar belanjaan saya.. nona sudah sangat banyak membantu" ucap david berkali kali.. karna mia tak pernah mengizinkan david membayar jika mereka sedang keluar bersama.. bahkan harga apartemen yang di tempati david sekarang dapat sponsor dari mia juga. karna mia tau kak david tidak banyak tabungan selain sisa uang saku selama di luar negeri. dan ini adalah pekerjaan pertamanya.
"Kenapa kakak selalu begitu? kakak tidak suka?" ucap mia cemberut
"Bukan begitu nona . tapi saya merasa tidak enak.. sudah sangat banyak mendapat bantuan" ralat david cepat
"Kenapa kakak selalu memanggil aku nona bahkan saat di luar kantor?? apa kakak tidak menganggap aku keluargamu? aku kan sudah bilang supaya kakak juga menganggap aku adikmu jika tidak sedang bekerja" protes mia panjang lebar malah balik menyemprot
"Aku sudah menganggap kak david seperti kakak ku, tapi kakak sangat jahat. aku mau pulang!" mia merajuk pada asisten nya.
"Nona-"
"Jangan bicara padaku kalau kakak masih memanggilku nona" mia dengan kesal menatap ke arah jendela.. dia sedang pura pura kesal sebenarnya..
Mia selalu menyuruh kak david jangan terlalu formal padanya, tapi sepertinya mia harus memakai cara lain. seperti ini contohnya.
David jadi merasa bersalah.. nona nya yang selalu ada untuknya bahkan saat keluarganya sama sekali tidak menghitungnya sama sekali.
Mia memperlakukan david seperti keluarga bahkan saat itu di luar atau di kantor sekalipun. nia tidak membuat jarak padanya.
Mia bahkan membawa bekal setiap kali mia sempat.. semua yang tidak pernah david rasakan dari keluarganya . dia terima dari mia, adik sekaligus bos nya, juga sesekali merangkap sebagai ibu yang mengkhawatirkannya.
Mia sangat betah diam membisu. membuat david hilang akal.
Tiba tiba david menghentikan mobil saat jalanan sedang sepi.
"M.. mi mia, kakak minta maaf.. rasanya sangat canggung, tapi aku akan mulai belajar membiasakan diri jika di luar pekerjaan tidak berbicara formal" ucap david sedikit kaku dan berusaha tetap santai
"Kamu menjaga dan memperlakukan aku dengan sangat baik, sampai sampai aku merasa kamu lebih dari seorang bos ku bekerja.. kadang seperti saudara yang harus kulindungi, juga kadang seperti ibu yang menasehati dan memarahi ku jika ada yang kurang"
"Tidak ada yang memperlakukan aku sebaik kamu, bahkan dari keluargaku sendiri tidak. Jadi, jangan marah.. aku janji akan menjadi kakak yang baik dan menjagamu. "
Akhirnya david mengeluarkan suara hatinya. membuat mia yang sedang memalingkan wajah tersenyum.
"Kan enak dengarnya. kalau kakak terus memanggilku dengan sebutan nona . aku akan menurunkan jabatan kakak jadi OB. OB tampan.." canda mia membuat suasana kembali ceria..
David akhirnya lega, mia tak lagi marah padanya.
Setelah sampai di rumah winata.
Mia turun degan barang belanjaan, dan segera mang penjaga rumah segera membantu mia membawa ke dalam.
"Mia masuk dulu kalau kakak gak mau mampir lagi"
"Kakak pulang aja, supaya bibi tidak pulang terlalu malam" jawab david sopan.
"Hati hati kak.."
Tiin!
Begitulah drama bos dan asisten bak drama kakak adik antara mia dan david.
mia selalu bisa mengendalikan kak david. seolah olah david tak bisa menolak apapun yang dikatakan oleh mia.
****
Di rumah, setelah membersihkan diri.. mia segera memasak. dia tidak sempat membuka ponselnya yang sengaja dia silent tadi sat mereka belanja.
Mia memasak dengan ceria, dia memang suka memasak.. cara menghilangkan stres versi mia adalah dengan memasak.
"Huum.. enak banget , pasti ini masakan putri papa" sahut papa menyantap daging yang di masak oleh mia.
"Chef mia pa.." ucap mia menyombongkan diri.
"Lebih enak masakan mama sih" seperti biasa kak alex tak bisa melihat adiknya senang sedikit.
"Yaudah.. kakak makan nasi aja ya, mama tadi masak nasi, sisa nya mia yang masak kan ma" ucap mia protes
Alex langsung bengong, harusnya dia tidak cari masalah di depan makanan.. begini jadinya. padahal masakan mia terlihat begitu enak. dan menggoda selera.
Alex langsung menampilkan senyum manis pada adik cantiknya.
"Masakan mama enak, kayak masakan kami dek. Pantas aja kamu emang putri nya mama elina.." ucap alex memutar mutar kata supaya dia dapat makan masakan mia..
mama dan papa hanya terkekeh geli, zian san alex memang tak bisa menang melawan mia. mia adalah pemenangnya.
"Iya dong. mia kan emang putrinya mama" ucap mia senang, mia sangat senang jika di puji sebagai anak dari papa winata dan mama elina.. mood nya bisa langsung berubah hanya dengan kata sederhana itu.
"Selamaaat" batin alex akhienya bisa makan dengan khitmat.
.
.
.
Malam hari nya setelah acara makan malam selesai. mia kembali ke dalam kamarnya. dia membuka laptop lebih dahulu, dan mengecek email yang masuk padanya.
Setelah selesai, mia membuka ponselnya. ada beberapa pesan dari grup keluarga contohnya dan yang mencuri perhatiannya. pesan dari edward.
"Balas kalau kamu sedang selo ya mi"
Mia menggigit bibirnya menahan senyum.. dia segera melompat ke kasur mengambil guling untuk dia peluk.
Panggilan khusus dan hanya edward yang memanggilnya dengan panggilan satu kata itu. dan mia menyukainya.
BERSAMBUNG....