Kesalahan Satu Malam

Ayu, Feni dan juga Edward yang berada di ruangan dokter itu pun sama-sama merasa terkejut atas kehamilan yang terjadi kepada Hanum.

"Hamil? Dok, apakah Dokter tidak salah mendiagnosa penyakit teman saya? Teman saya itu belum menikah dan selama ini dia juga tinggal dengan saya jadi saya bisa mengetahui tentang sifat dia dan saya bisa pastikan bahwa Hanum tidak pernah dekat ataupun keluar dengan lelaki manapun," kata Ayu menjelaskan kepada sang dokter bagaimana kebiasaan Hanum yang tinggal bersama dengan dirinya.

"Tapi menurut hasil pemeriksaan yang saya lakukan kepada pasien memang benar dia hamil dan usianya kehamilannya sudah 7 Minggu. penyebab dia pingsan juga karena HB nya rendah dan dia sangat membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi janin yang ada di dalam perutnya juga demi kesehatan Ibunya. Jangan biarkan dia kelelahan apalagi di usia kehamilan nya yang masih sangat muda sangat rentan terjadi keguguran jadi kalian harus menjaga pasien dan juga janinnya dengan baik." kata sang dokter memberikan penjelasan tentang keadaan Hanum saat ini.

Mereka bertiga hanya bisa diam dan tidak mengatakan hal apapun lagi saat Dokter menjelaskan bagaimana keadaan Hanum saat ini.

Sedangkan saat ini Edward langsung terdiam dan mengingat tentang kejadian malam itu.

"Steven," gumam Edward.

Kini Ayu pun langsung menghampiri Edward yang berada di sampingnya. Ayu berfikir bahwa Edward lah yang telah menghamili Hanum karena hanya nama Edward lah yang pernah Hanum ceritakan kepada Ayu.

"Ini pasti perbuatan kamu kan? Katakan padaku! Kenapa kamu tega melakukan itu kepada Hanum?" teriak Ayu menangis histeris dengan menuduh Edward yang melakukan perbuatan keji itu kepada Hanum.

"Aku bisa jelaskan semuanya tapi sebelum itu aku harus menemui seseorang," ucap Edward berusaha menenangkan Ayu.

"Kau ingin pergi? Apa kau ingin lari dari masalah ini? Kau harus bertanggung jawab kepada Hanum!" bentak Ayu masih mengira bahwa Edward lah yang membuat Hanum hamil.

"Tidak tidak, aku tidak akan lari. Aku hanya akan pergi menemui seseorang, aku janji akan menyelesaikan masalah ini,"

"Jangan mencari alasan agar kau bisa kabur, aku tidak akan tertipu dengan omong kosong mu itu,"

Melihat Ayu yang sama sekali tidak mengijinkan Edward untuk pergi, akhirnya Edward pun berjalan mundur karena dia akan menemui Steven dan menceritakan masalah yang terjadi saat ini.

"Maaf Nona, aku harus pergi dulu. Aku bersumpah bahwa aku akan menyelesaikan masalah ini," ucap Edward lalu berlari meninggalkan ruangan dokter dan juga Ayu.

"Hey! Jangan kabur kau!" teriak Ayu meneriaki Edward.

"Ayu, kamu harus tenang. Ingat bahwa kita berada di rumah sakit." kata Feni berusaha menenangkan Ayu.

Saat ini Edward melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh untuk menemui Steven dan memberikan kabar bahwa saat ini Hanum tengah hamil anaknya.

Setelah tiba, Edward pun langsung berlari menuju ke Apartemen Steven dengan tergesa-gesa.

"Stev!" panggil Edward langsung membuka pintu Apartemen Steven.

Saat ini Steven tengah membaca sebuah naskah flim yang akan di perankan pada akhir bulan ini.

"Stev, ikut aku sekarang juga!" kata Edward dengan menarik tangan Steven untuk ikut bersama dengan dirinya.

Melihat Edward yang tiba-tiba menarik tangannya membuat Steven merasa kebingungan dan langsung melepaskan tangan Edward yang menariknya.

"Ada apa dengan mu, Ed? Kenapa kamu tiba-tiba menarik tangan ku dan kamu ingin membawa ku kemana?" tanya Steven dengan raut wajah bingungnya melihat tingkah aneh Edward.

"Stev, kau tau Hanum saat ini tengah hamil," kata Edward dengan menceritakan kepanikan yang saat ini dia rasakan.

"Hanum? Siapa Hanum dan apa urusan kehamilannya dengan ku?" tanya Steven semakin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Edward.

"Stev, kau tidak tau bahwa Hanum adalah wanita pada malam itu. Malam dimana Paman kamu memberikan obat perangsang kepada kamu dan kalian berdua menghabiskan malam bersama. Stev, usia kandungan nya sudah 7 Minggu dan jika di hitung dari kejadian malam itu, itu sangat pas Stev dan aku sangat yakin bahwa Hanum saat ini tengah mengandung anak mu," kata Edward dengan menjelaskan tentang kejadian pada malam itu dan juga tentang kehamilan Hanum.

Steven langsung terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Edward, dia benar-benar tidak menyangka bahwa wanita yang dia tiduri waktu malam itu hamil.

"Tidak! Kau pasti becanda kan, Ed. Tidak mungkin wanita itu hamil atau bisa saja dia hamil karena lelaki lain," ucap Steven menyangkal semua perkataan Edward yang mengatakan bahwa Hanum hamil anaknya.

"Stev, kau harus menemui wanita itu. Kau harus bertanggung jawab padanya," Edward terlihat mendesak Steven agar dia mau menemui Hanum dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Tidak!" Steven berteriak dengan mendorong tubuh Edward.

"Aku tidak akan bertanggung jawab pada wanita itu. Ed, dia tidak mungkin mengandung anak ku dan aku sangat yakin bahwa wanita itu pasti telah berbohong padamu, Ed. Dia hanya ingin memanfaatkan ku dengan mengatakan bahwa dia hamil anakku dengan begitu dia bisa dengan mudahnya mendapatkan harta dari keluarga Dirgantara. Katakan padanya Ed, bahwa aku tidak akan pernah bertanggung jawab dengan kehamilan nya karena anak itu bukan anak ku!" teriak Steven dengan ekspresi wajah ketakutan.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Steven, Edward benar-benar sangat kecewa. Dia tidak menyangka bahwa Steven akan berkata seperti itu dan lari masalah yang dia perbuat sendiri.

"Stev, aku tidak menyangka bahwa kau akan mengatakan itu semua. Kau tau bahwa selama ini aku sangat merasa bersalah kepada Hanum karena aku dia harus kehilangan harta berharganya. Mungkin bagi mu uang bisa menyelesaikan semuanya tapi tidak dengan Hanum. Dia memaafkan aku tanpa meminta sepeserpun uang sebagai kompensasi atas kesalahan yang telah aku perbuat padanya. Hanum dengan tulus memaafkan aku bahkan dia sama sekali tidak terlihat membenci ku tapi sekarang dia hamil anak kamu Stev dan kamu tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan kamu padanya. Dimana hari nurani mu bahkan kamu sama sekali tidak berniat untuk bertemu dengan nya dan meminta maaf, kau selalu berfikir bahwa harta mu bisa menyelesaikan semua masalah yang terjadi saat ini," ucap Edward dengan menatap kecewa kepada Steven.

"Aku benar-benar sangat kecewa pada mu, Stev. Mungkin aku akan meminta Hanum untuk mengusut masalah ini ke polisi agar semua orang tau bagaimana sifat bejat kamu yang tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang telah kamu perbuat pada Hanum," sambung Edward dengan mengancam Steven bahwa dia akan membawa masalah ini ke jalur hukum.

"Tidak Ed, jangan lakukan itu. Baiklah, aku akan menemui wanita itu." jawab Steven menyetujui permintaan Edward untuk menemui Hanum.