mutiara gadis yatim demi menghidupi ibu nya orang tua satu satunya yang sedang sakit . segala pekerjaan dan hujatan siap ia terima , asal dapat uang untuk menghidupi dirinya dan ibu nya . tapi hasil dari kerjakan yang halal .
Dimas lah sahabat mutiara satu satunya yang baik padanya . ada rasa yang terpendam dalam hubungan mereka , dan terhalang oleh status sosial , takut akan ungkapan perasaan dan menghancurkan persahabatan .sehinggga cinta hanya bersemi tiada tara dalam hati masing masing demi persahabatan .
Dimas mencarikan pekerjaan baru untuk mutiara , dan merelakan dirinya juga ikut bekerja di sana demi ,sahabat dan cintanya .
Mutiara merasa bahagia mendapat pekerjaan barunya , walau hanya sebagai OB , nasib baik atau nasib malangkah yang akan menyambut mutiara dalam menjalani profesinya sebagai OB . setelah bertemu dengan sang CEO . silahkan ikuti cerita mutiara antara sahabat dan CEOnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MSW OB 21
Aku masih ada di sini
Masih dengan perasaanku yang dahulu
Tak berubah dan tak pernah berbeda
Aku masih yakin nanti milikmu
Aku masih di tempat ini
Masih dengan setia menunggu kabarmu
Masih ingin mendengar suaramu
Cinta membuatku kuat begini
Aku merindu
ku yakin kau tau
Tanpa batas waktu
ku terpaku
Aku meminta
Walau tanpa kata
Cinta berupaya
Engkau jauh di mata
tapi dekat di do'a
Aku merindukanmu.
...****************...
Ardy telah tiba ke kantor lebih awal dari karyawan nya , dan di antar oleh sopirnya .mungkin hari ini juga hari terakhir dia memperkerjakan sang sopir , setelah itu mungkin dia akan memberhentikan nya .
Mutiara dan Dimas juga telah sampai ke kantor . Mutiara mengira selama ini Dimas juga terlahir dari keluarga yang tak berada . Masalah yang terjadi di perusahaan ia tak berani cerita pada Dimas .bila hari ini ada pemecatan .
"Ehhh senja lihat , bukankah itu mobilnya pak Ardy . Dia datang pagi sekali kenapa , apa ingin mengecek karyawan nya ."ucap Dimas sambil melepas helmnya .
"Biarkan saja dia kan BOS kita terserah . Yang penting kita tidak macam macam ."jawab mutiara .
Mereka berdua segera masuk ke dalam kantor menuju ruangan OB . Mutiara menghela nafas dan akhirnya ingin memberi tau Dimas .
"Dim , ada sesuatu yang ingin aku kayakan ."ucap mutiara . Sambil melirik Dimas yang duduk di belakangnya .
"Apa ."tanya Dimas . Mutiara merasa bingung harus mulai bicara dari mana .
"kenapa ,mau bicara apa aku siap dengar kok .hee apa kamu mau bilang kangen atau rindu padaku , tapi kamu malu ."ucap Dimas yang mengoda mutiara sambil duduk di samping nya.
"Bukan ....bukan itu yang ingin ku katakan ."ucap.mutiara .membuat pikiran Dimas melayang dan mempunyai imajinasi bila selama ini mutiara juga mempunyai perasaan yang sama seperti dirinya . Tersirat kebahagiaan di wajah Dimas , menanti apa yang ingin mutiara katakan .mutiara merasa kasihan dengan perubahan wajah Dimas , yang begitu bahagia .
"Apa ini waktu yang tepat aku katakan pada Dimas , apa sebenarnya yang terjadi pada perusahaan ini . Atau biarkan Dimas tau sendiri dari pak Ardy." gumam mutiara dalam hati . Dengan menatap wajah Dimas dengan iba .
"Ada apa sih ."tanya Dimas lagi .
"Begini ." mutiara tidak melanjutkan kata katanya , dan menarik nafas dalam dalam , membuat Dimas percaya dengan imajinasinya tentang perasaan mutiara padanya .
" perusahaan ini akan segera bangkrut ." Dimas menoleh seketika mendengar ucapan mutiara membuatnya benar benar terkejut .
"kok bisa , kamu tahu dari mana ."tanya Dimas dengan mulut menganga mendengar ucapan mutiara .
" Kemari pak Ardy panggil aku untuk kerja dengan nya . Kami pergi ke tempat proyek yang sedang di kerjakan oleh pak Ardy . Dan proyek bangunan itu terbengkalai , ternyata sekretaris pak Ardy telah membawa kabur uang proyek dan uang pak Ardy ."jawab mutiara .
"Kurang ajar sekali orang itu ." geram Dimas dengan mengepalkan tangan nya . Seakan siap memukul orang . Bila sekretaris Ardy ada di depan nya mungkin sudah bapak belur di hajarnya .
Mutiara terdiam , ia tidak bisa bicara apa apa lagi . Pikiran nya sedang memikirkan nasib nya dan Dimas . Yang mengantungkan nasibnya pada perusahaan itu .
"Apa kah ini waktu yang tepat untuk aku mengundurkan diri dari pekerjaan ku . Biar aku bisa fakus pada kuliah aku yang sebentar lagi selesai ."gumam Dimas di dalam hati.
Keduanya tengelam dalam pikiran masing masing .sampai mereka tidak mendengar suara langkah dari sepatu pantofel yang semakin mendekati tempat mereka duduk .
Dimas dan mutiara berdiri seketika saat mendengar suara pintu yang di buka .mereka merapikan diri masing masing dan menatap ke arah pintu .
"Kalian sudah sampai ." tanya Ardy sedikit terkejut melihat ke duanya telah datang . Dan duduk di dalam .
"Sudah pak ,"ucap Dimas dan Mutiara dengan hormat .
" kalau begitu tolong buatkan akau kopi suau dan antar langsung ke ruangan kerja saya ."ucap Ardh pada mutiara .
' Baik pak ."jawab mutiara dengan cepat dan segera pergi menuju ke pantri di bantu oleh Dimas .Sementara Ardy juga telah kembali ke ruangan kerjanya .
"Terimakasih ya , aku antar dulu ini ke ruangan pak Ardy dulu ." ucap mutiara sambil mengelus pundak Dimas , membuat Dimas membeku tak berkutik hanya menatap kepergian mutiara.
Mutiara membawa kopinya ke ruangan Ardy , sementara Dimas mengelus bahu yang baru di elus oleh mutiara.
"andai kamu peka dengan perasaanku nha , mungkin kita sudah jadian ."gumam Dimas .
sementara mutiara telah sampai di depan ruangan Ardy .
"permisi pak ." ucap mutiara dari luar pintu .
"masuk ,"ucap Ardy dari dalam ruangan nya .
Mutiara pun membuka pintu ruangan kerja Ardy .ia melihat wajah Ardy yang frustasi , hati mutiara ikut perih .ia meletak kan kopi susu pesan Ardy di atas meja .
"Tolong kumpulkan semua karyawan , saya ingin membagikan gaji terakhir mereka ." ucap Ardy tetap dalam posisi yang sama .
"Bapak serius , mau pecat kita semua ."tanya mutiara memberanikan diri .dirinya benar tidak rela kalau kalau harus di pecat . Dengan wajah menunduk mutiara melirik Ardy yang hanya menganggukkan kepala . Dengan tegas dan pasti .
"cepat kamu kumpulkan semua karyawan di ruang rapat , lima menit lagi saya akan ke sana ."tambah Ardy .
"Baik pak ,"mutiara mundur kebelakang dengan hormat dan segera pergi meninggalkan ruangan Ardy .Mutiara segera pergi menemui kepala staf .
"maaf pak , ada amanah dari pak Ardy , untuk mengumpulkan semua karyawan perusahaan ke ruang rapat dalam lima menit , dari sekarang ."ucap mutiara .
" Oh iya , baiklah terimakasih info nya Tiara ."ucap bapak kepala staf yang telah berusia setengah abad itu .
Mutiara segera berkeliling kantor mengabari semua karyawan hingga selesai , dan segera menuju ke ruang rapat .
Semua karyawan bertanya tanya kenapa di kumpulkan pagi pagi sekali .tapi mutiara memilih diam ,menunggu kedatangan pak Ardy , untuk menjawab pertanyaan para karyawan .mutiara berdiri ber dampingan dengan Dimas .
"Tiara , apa ada yang telah melakukan kesalahan sehingga sepagi ini kita dah di kumpulkan ."tanya seorang karyawan .
"kalian tenang saja semua , sebentar lagi pak Ardy akan datang menjawab pertanyaan kalian ."jawab mutiara .
Dimas yang berdiri di samping muyiara menarik nafas dalam .membuat mutiara mengenggam tangan Dimas untuk memberi ketenangan , dan kekuatan .
"kamu harus sabar dan kuat ."ucap mutiara pada Dimas . Mutiara mengira Dimas sedang gundah karena akan segera di pecat . Apa lagi sekarang Dimas sedang kuliah semester akhir . Dimana Dimas sambil kuliah sambil kerja .
Pemecatan karyawan kali ini mutiara kira sebuah beban yang berat bagi Dimas .Dimas menatap tangan mutiara yang sedang mengenggam tangan nya dengan erat . Jantungnya serasa berhenti berdetak mendapat perlakuan seperti itu dari mutiara .