kisah ini sekuel dari novel Karma pemilik Ajian Jaran Goyang.
Adjie merasakan tubuhnya menderita sakit yang tidak dapat diprediksi oleh dokter.
Wati sang istri sudah membawanya berobat kesana kemari, tetapi tidak ada perubahannya.
Lalu penyakit apa yang dialami oleh Adjie, dan dosa apa yang diperbuatnya sehingga membuatnya menderita seperti itu?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengerikan
Wati terbangun dari tidurnya saat mentari sudah berada diufuk timur.
Kedua matanya mengerjap dengan berat, dan sesaat ia menguap, lalu merenggangkan otot tubuhnya yang terasa sangat kaku.
Ia melirik ranjangnya, dan tak menemukan sang suami disampingnya. Namun ia dikejutkan oleh pemandangan yang mengerikan, dimana pria itu sudah tergeletak dilantai dengan bersimbah darah.
"Kang, Kang Adjie!" pekiknya dengan wajah penuh kekhawatiran. Ia melihat pria itu berwajah pucat, dan dengan gerakan lambat yang diakibatkan perutnya membuncit, ia terus merangsek turun.
Setelah tiba dilantai, ia mengguncang tubuh sang suami untuk segera tersadar, namun pria itu hanya mengeluarkan erangan yang begitu samar.
Wati menarik tubuhnya dengan susah payah untuk menjauh dari kubangan darah yang sudah membuat seluruh pakaiannya berbau amis. Bahkan para belatung yang berjentik ria dilantai, sudah tak lagi ia hiraukan.
Sesaat Wati merasakan sesak sebab menarik beban berat tubuh suaminya. (Wanita hamil dilarang menarik beban berat, lebih baik didorong jika ingin memindahkan sesuatu, sebab dapat menyebabkan kram otot dan keguguran)
Ia berdiri dengan nafasnya yang tersengal dan merasakan kram otot dibagian kandungannya.
Sesaat wanita itu berbaring miring dilantai, untuk menormalkan rasa sakitnya.
Setelah merasa membaik, ia beranjak bangkit lalu, berjalan menuju dapur untuk mengambil a8r hangat dan sehelai handuk kecil, ia kan membersihkan cairan pekat yang memenuhi tubuh suaminya.
Sebuah wadah plastik berisi air hangat berada ditangannya. Ia meletakkannya diatas lantai, lalu membuka pakaian sang suami tanpa sisa.
Sesungguhnya ia merasa mual dengan aroma amis bercampur anyir tersebut. Perutnya terasa diaduk dan rasanya dibagian kepala sedikit pusing dengan kondisi yang dialaminya.
Ia tidak tahu entah sampai kapan semuanya akan berakhir dengan baik.
Pandangan matanya terhenti pada rudal sang suami. Sore semalam, benda itu terlihat mengkerut, namun pagi ini, tampak kembali menegak dengan memperlihatkan urat-uratnya yang menonjol dan warna yang lebam.
Terlihat disana seseuatu bergerak-gerak, dan saat bersamaan, cairan pekat itu kembali menyembur disertai belatung yang jumlahnya cukup banyak.
Terdengar Adjie merintih menahan sakit, meskipun matanya masih terpejam.
Saat bersamaan, dibagian perutnya juga ada sesuatu yang bergerak kesana kemari dengan begitu lincahnya.
Bahkan dibagian dadanya, sesuatu terlihat menonjol dan dipastikan ada benda hidup didalamnya.
Wanita itu diam terpaku. Pandangannya seolah kosong dengan segala beban fikiran yang kini sedang dihadapinya.
Tangannya gemetar. Ia mencoba ingin menyentuh yang menyembul disana.
Saat ujung jemari telunjuknya hampir sampai, sesuatu didalam dada sang suami berpindah tempat, dan hal itu diiringi dengan berubahnya suhu udara didalam kamar yang seolah menjadi lebih dingin.
"Aaaaaaarrrgh....," teriak Adjie dengan tiba-tiba. Kedua matanya terbuka lebar dengan sorot yang begitu tajam.
Seketika Wati tersentak kaget dan menjauh dari sang suami saat pria itu menoleh kearahnya.
Adjie bergerak duduk, lalu berdiri dengan tatapan yang sangat mengerikan.
Pria itu memutar tubuhnya untuk berjalan keluar dan hal itu tentunya membuat Wati semakin panik, sebab Adjie berjalan tanpa sehelai benangpun, dan disertai dengan rudalnya masih berdiri kokoh dan mengeluarkan cairan pekat berwarna merah dengan aroma amis yang menyengat.
Pria itu menuju pintu depan, dan kepanikan semakin kuat dirasakan oleh Wati.
"Kang, berhenti, kamu mau kemana?!" ia mencoba mencegah sang suami agar tak keluar rumah.
Namun saat bersamaan, perutnya terasa nyeri, ia sangat sulit untuk berjalan, mungkin akibat dari menarik tubuh suaminya barusan.
Adjie tak menghiraukan panggilan sang istri. Ia membuak pintu dengan kasar dan menghempaskannya dengan kuat, sehingga menimbulkan suara dentuman yang cukup keras.
Wati merasakan rasa sakit itu semakin kuat, dan ia memilih untuk meluruhkan tubuhnya dilantai dan duduk bersandar. Ia tak memiliki tenaga untuk mengejar suaminya.
Kondisi Adjie yang berjalan tanpa busana, membuat para wanita terpekik spontan saat melihatnya. Bahkan beberapa pengendara motor tertawa melihatnya, dan mereka menganggap pria itu sudah gila ataupun juga sedang mesum, serta memiliki kelainan dalam imajinasi hasratnya.
Pria itu berjalan menuju jalan raya. Beberapa tetangga memandangnya dengan bingung. Seorang wanita masuk kedalam rumah untuk memberitahu Wati tentang prilaku suaminya.
Namun ia dikejutkan oleh kondisi Wati yang sangat lebih parah, ditambah ceceran darah, bahkan ada yang tergenang dilantai.
"Astaghfirullah, Mbak Wati!" pekik wanita itu saat melihat Wati dalam kondisi lemah. Ia kembali berlari keluar, lalu menghubungi tetangga lainnya agar menuju ke Pak RT untuk memberikan bantuan ambulance.
Saat bersamaan, Adjie sudah berada ditengah jalanan, dan sebuah dum truck melintar dari arah barat dengan kecepatan yang cukup tinggi dan sang sopir tak sempat membanting stir, hingga akhirnya menabrak tubuh Adjie yang berada tepat dihadapannya.
Buuuuum.....
Suara dentuman yang sangat keras terjadi. Tubuh pria itu terlindas dibawah kolong mobil. Seketika duania seolah terhenti dan teriakan para warga menggema saat mengetahui tabrakan yang sangat mengerikan itu.
Mobil berhenti setelah menyeret tubuh Adjie sejauh lima meter. Sang sopir menggigil ketakutan, ia takut akan dimassa oleh warga, dan memilih diam didalam mobil.
Warga berteriak histeris. Mereka memastikan jika tubuh pria yang dianggap sudah gila itu pasti remuk redam, ditambah lagi dengan cairan pekat yang mengalir dari kolong truck, dengan diiringi belatung yang berjentik ria.
Tak berselang lama, warga berkumpul untuk melihat kondisi Adjie yang dipastikan sudah tewas.
Saat mereka akan memeriksa kolong dum truck, tiba-tiba Adjie keluar dengan merangkak tanpa tubuh yang terluka sedikitpun. Semua warga yang melihatnya tercengang dan bingung, bagaimana bisa pria itu dapat selamat, sedangkan ia tertabrak dan terseret cukup jauh, bahkan tidak ada luka lecet sedikitpun.
Adjie menatap tak acuh pada warga yang memandanginya dengan bingung, namun saat ini, ia ingin kembali berjalan menyusuri jalanan raya sesuka hatinya.
Diantara mereka yang diam terpaku, termasuk sang sopir yang melongo saat melihat kondisi korbannya masih sehat bugar, ada seseorang yang memperhatikannya dengan tatapan dingin.
Ia melihat jika didalam tubuh Adjie, bersemayam beberapa makhluk kegelapan yang sedang mengendalikan pria itu.
Sosok wanita berhijab dengan tampilan yang dingin menatap Adjie dengan bergidik. Ia merasakan kekuatan yang sangat besar sedang bekerja sesuai perintah dari sekutunya untuk menyakiti pria itu.
Diantara para warga yang berkumpul, berusaha menangkap Adjie dan mereka tidak ingin melihat pria itu berkeliaran tanpa busana, karena dapat merusak mental para anak-anak yang melihatnya.
Berbagai spekulasi bermunculan, jika Adjie memiliki ilmu kebal, sehingga membuatnya tidak mempan untuk dilindas dum truck.
Para pria beramai-ramai menangkap Adjie yang saat ini dengan kondisi rudal yang masih berdiri. Mereka mengikat pergelangan tangan pria itu dan membawanya masuk kedalam rumah Wati untuk mengurungnya didalam kamar.
Sementara itu, sebuah mobil ambulance datang untuk membawa Wati yang juga terlihat sekarat dan harus segera dibawah kedokter.
ternyata kamu kembang desa tapi kekurangan. sehingga orang semena-mena sama kamu...😥
yang pasti bukan Mande kan... jauh dari kriteria...
tapi masalahnya, kenapa mereka teriak-teriak dirumah Mande . minta pertanggungjawaban...
ada apakah gerangan...???