Karna kebucinannya pada Justiv, Rena sampai rela menyerahkan sesatu yang paling berharga dalam dirinya pada sang kekasih.
Kesalahan satu malam yang telah mereka lakukan. Telah menyebabkan munculnya kehidupan baru dalam rahim Rena.
Namun di saat Rena akan memberitahu tentang kehamilannya pada Justiv, pria itu malah ingin mengakhiri hubungannya dengan Rena.
Demi melindungi masa depan dirinya dan sang anak yang tak berdosa, terpaksa Rena harus merelakan sang anak untuk dirawat oleh orang tuanya dan menganggap anak itu sebagai adiknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Apa? Jadi kau menjual motormu Zayn?" tanya Rena tak percaya.
"Ternyata kehidupan ekonomi Zayn seburuk itu, Zayn sampai harus harus menjual motor kesayangannya hanya untuk bertahan hidup." ucap Rena, namun hanya ia ucapkan dalam hati saja. Sedangkan matanya menatap iba pada pria tampan di sebelahnya itu.
"Tapi tidak papa. Karna aku sudah tidak tertarik lagi dengan yang namanya pria kaya. Yang penting Zayn adalah orang yang baik dan tentunya sangat tampan. Dan aku akan menerima Zayn apa adanya." Rena terus bermonolog sembari menatap intens pada wajah tampan Zayn.
"Ehem! Bisa kau berhenti menatapku seperti itu?" pinta Zayn yang merasa tidak nyaman dengan tatapan Rena yang begitu dalam.
"Tidak bisa." Jawan Rena tanpa mengalihkan tatapannya dari Zayn sedikitpun.
Huhf!
Zayn hanya bisa menghela napas berat saat mendengar jawaban Rena.
Tak ingin mengambil pusing dengan tingkah aneh wanita di sebelahnya itu lagi. Zayn memilih untuk memejamkan matanya saja, sampai akhirnya dia ketiduran.
"Zayn kau sudah punya pacar belum?" tanya Rena malu-malu, tanpa berani menatap ke arah Zayn lagi.
"Kalau belum. Aku mau kok jadi pacarmu." racau Rena lagi.
"Tapi kau harus berjanji dulu untuk tidak meninggalkan aku dalam kondisi apapun." lanjut Rena. Namun hening tak ada jawaban dari pria tampan itu.
"Zayn, kau dengar aku tidak sih?" tanya Rena dengan bibirnya yang mengerucut. Kesal sekali karna setiap ucapannya tidak ditanggapi oleh pria tampan namun kere itu.
"Yah, malah tidur. Padahal ada banyak hal yang ingin aku tanyakan pada Zayn." gumam Rena saat mendengar dengkuran halus keluar dari mulut Zayn yang sedikit terbuka. Terlihat sexy dan menggoda iman Rena yang setipis saldo ATM Zayn, ingin rasanya Rena mengecup bibir itu walau sekilas.
"Tidak-tidak! Apa yang aku lakukan?" Rena menggelengkan kepalanya kuat-kuat, agar kesadarannya segera kembali.
"Lebih baik aku tidur juga." Tak ingin pikirannya bertraveling yang tidak-tidak tentang Zayn, wanita cantik itu memutuskan untuk memejamkan matanya saja, sembari menyandarkan kepalanya di bahu Zayn.
Walaupun awalnya Zayn tampak tidak nyaman saat Rena menyandarkan kepala di bahunya, dan mencoba membenarkan posisi tidur Rena. Tapi tak lama kemudian Rena kembali menyandarkan kepalanya di bahu Zayn, dan Zayn tak bisa berbuat apa-apa lagi selain pasrah.
Tidur Rena nyenyak sekali, bahu Zayn adalah sandaran ternyaman yang membuatnya terlelap begitu lama.
Entah sudah berapa lama Rena tertidur, Rena baru terbangun saat seorang pramugari mencoba untuk membangunkan dirinya.
"Permisi nona. Kita sudah sampai di tempat tujuan." Beritahu seorang pramugari sembari mengguncang bahu Rena dengan lembut.
"Emhhh...sebentar lagi Zayn." dalam mimpinya, Zayn meminta agar Rena melepas pelukannya ,namun Rena tidak mau. Dan malah memeluk Zayn semakin erat. Tapi di Dunia nyata, yang Rena peluk adalah tangan sang pramugari.
"Maaf nona, tapi semua penumpang sudah turun dari pesawat ini. Anda juga harus segera turun." sang pramugari tidak bisa menunggu lagi. Ia sangat lelah dan ingin segera beristirahat sebelum penerbangan selanjutnya. Namun Rena malah membuang-buang waktunya yang berharga.
"Apa penumpang?" beo Rena dengan suara paraunya.
Rena mengerjapkan matanya, kemudian mengedarkan pandangannya ke seisi pesawat yang sudah dalam keadaan kosong. Tak ada satupun penumpang di pesawat itu kecuali dirinya saja.
"Dimana Zayn?" tanya Rena pada sang pramugari.
"Zayn siapa nona?" tanya sang pramugari dengan ramah, ia mencoba tersenyum walau dalam hati mengumpat.
"Itu loh, pria tampan yang tadi duduk di sebelahku." Beritahu Rena.
"Oh, beliau sudah turun dari pesawat nona." Beritahu sang pramugari. Bahkan Zayn sendiri yang meminta pada sang pramugari untuk membangunkan Rena sebelum ia benar-benar pergi.
"Huhf! Kenapa Zayn hobi sekali kabur sih?" gerutu Rena dengan bibir yang mengerucut.
***
Begitu tiba di ibu kota, Zayn langsung pulang menuju rumah orang tuanya yang sudah 10 tahun tidak ia tinggali.
Kedatangan Zayn disambut dengan hangat oleh mom Alena ibu kandung Zayn.
"Zayn kau sudah pulang sayang?" tanya mom Alena dengan santainya. Seakan Zayn baru saja kembali dari rumah temannya, padahal sudah hampir 10 tahun putra sulungnya itu tidak pulang ke rumah.
"Iya mom. Dad yang memintaku untuk membantu dia di perusahaan." jawab Zayn apa adanya. Kemudian Zayn mencium kening mom Alena dengan begitu dalam, Zayn sangat merindukan wanita pemilik syurganya itu.
"Bagus nak. Sudah saatnya kau berhenti main-main dan mulai fokus untuk membantu dadmu di perusahaan." ucap mom Alena. Zayn adalah satu-satunya putra di keluarganya, penerus keluarga Abraham. Karna adik Zayn adalah seorang perempuan.
"Mom apa kabar?" tanya Zayn tanpa menjawab pertanyaan mom Alena. Malas sekali rasanya jika harus membalas tentang pekerjaan.
"Kabar mom baik sayang. Bagaimana denganmu?" mom Alena balik bertanya.
"10 tahun hidup di perantauan, mom kira saat kau kembali nanti akan pulang dengan membawa anak dan istrimu. Tapi ternyata kau masih pulang sendiri saja Zayn." cicit mom Alena di akhiri tawa meledek.
Bersambung.
thank you juga dah semangat up date nya niiii 👍😘🤩😁🤗🤗
Semoga Zayn adalah laki2 yg akan menjadi kebahagiaan Rena di kemudian hari 👍🤗🤗
ntar klo Rena g ada pasti Zayn bkal nyariin.... pasti kangen dgn kbiasaan Rena yg bikin ngeselin...😅😅😅
Zayn apa ada mencurigai sesuatu yaa?!???
semangat nulis dan sehat selalu tor👍 ❤
sabar zayn🤣🤣