Pernikahan Impian Ayank, ternyata membawanya masuk ke dalam gulungan ombak yang menghantamnya berkali-kali tanpa perasaan.
Alex tak pernah menyangka, sekam basah yang terlihat seperti tumpukan sampah kotor dimatanya, bisa membakar habis seluruh kehidupannya yang sempurna.
Seperti apa pernikahan keduanya akan berjalan, jika mereka sama-sama menyimpan sekelumit rahasia pelik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeyra_S Antonio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sang bos Mafia
Ayank tiba di markas setelah berputar dua kali melalui jalur acak seperti biasa nya.
Begitulah cara mereka agar tak meninggalkan jejak apapun untuk di buntuti oleh musuh.
"Berikan laporan nya pada ku, ah ya, kemana Jordy? Dia yang menghubungi ku tadi, lalu kemana rimba nya predator kelas itik itu pergi." Ujar Ayank ketika bokong nya baru saja mendarat sempurna di kursi kebesaran nya.
"Jordy sedang pergi untuk membujuk Mely. Wanita itu merajuk karena tak sengaja melihat Jordy mencium salah satu pelayan wanita di kediaman tuan Bagaskara tadi pagi." Cerita Revan terkekeh kecil.
Ayank mengernyit heran.
"Pelayan yang mana? Aku tak melihat ada pelayan yang masih muda di sana? Apa jangan-jangan Jordy sudah mulai kehabisan stok daun muda, hingga beralih pada ranting rapuh." Ujar Ayank berspekulasi.
Revan berdecak sebal pada bos mafia tersebut.
"Ck! Semua demi informasi akurat yang sekarang ada di atas meja mu. Jadi cobalah untuk sedikit memberikan Jordy libur, agar bisa menghabiskan malam-malam panjang bersama kekasih nya. Hingga pria malang itu tak mampu lagi meski hanya sekedar buang air kecil, karena semua cairan nya telah terkuras habis." Ujar Revan ngaur.
Lemparan ballpoint mendarat tepat di kening nya hingga meninggal kan bekas titik kecil.
"Sakit nyet! Eh, bu bos." Ujar Revan kelepasan. Mereka bersahabat, dan Revan kadang sering kelepasan saat sedang kesal pada bos nya tersebut.
"Jaga etika bicara mu. Aku bahkan tak pernah mengikat kalian dalam jam kerja. Kalian bekerja suka-suka, jadi atur waktu sendiri. Asal jangan pernah bercinta di markas ku, atau kebanggaan kalian akan aku cincang hingga menyerupai daging kornet. Jangan pernah kotori tempat mu mencari nafkah, tempat ini boleh saja di katai sebagai markas mafia. Namun jangan lupa, kita bekerja demi kebaikan negara juga para orang-orang lemah. Hargailah tempat kalian bekerja seperti kalian menghargai diri kalian sendiri." Nasihat Ayank tegas.
Revan mengangguk paham. Dia tau semua aturan tempat itu, senakal-nakal nya mereka sebagai seorang pria. Tak pernah terpikirkan untuk berbuat hal bejat di tempat di mana mereka memperoleh hasil keringat, untuk memberi makan keluarga masing-masing.
Ayank fokus membaca hasil laporan yang di peroleh oleh Jordy dengan menjual ciuman nya. Sungguh menggelikan. Jordy memang sangat lihai dalam hal merayu wanita. Dan Revan si gesit dan licah dalam sebuah aksi. Anak buah nya semua memiliki keahlian masing-masing. Dan dia tak pernah menuntut agar semua anggota nya memiliki kehebatan untuk bisa bergabung dalam organisasi nya.
Ayank hanya meminta loyalitas dan kesetiaan penuh. Dan jika tak sanggup silahkan angkat kaki atau memilih cara lain untuk pergi.
"Kenapa pengawal pribadi seperti Miran, mau berkorban sebesar ini untuk tuan muda keluarga Gerardo?" Revan mengendikkan bahu nya, tanda dia pun tak tau.
"Jika posisi mu berada persis di situasi Miran, tindakan apa yang akan kau lakukan, jika kau mengetahui sesuatu yang akan terjadi pada tuan mudamu? Berikan aku sedikit opini mu, Revan Wijaya." Tanya Ayank, wanita itu menatap Revan dengan tatapan mata menanti jawaban yang tegas.
Revan sejenak berdehem sebelum akhirnya nya mengemukakan pendapat nya.
"Jika aku berada di posisi tuan Miran kala itu, mungkin aku akan melakukan penyelamatan yang sama hanya saja dalam bentuk yang berbeda. Aku tak akan berpikir jauh untuk mengelabui keluarga Gerardo, tentang kematian tuan muda nya juga kematian nya sendiri. Jadi aku sedikit kurang memahami pemikiran juga situasi apa yang sedang di pendam oleh tuan Miran saat itu." Ungkap Revan apa adanya.
Benar, dia tak akan berpikir sejauh apa yang Miran lakukan. Memalsukan kematiannya sendiri, itu adalah tindakan besar yang berani. Butuh pemikiran dan perencanaan matang untuk bisa menutupi semua rahasia hingga belasan tahun lama nya. Dan ya, sopir juga pengawal tersebut berhasil. Tak ada yang mencurigai tindakan mereka.
Semua berjalan sempurna hingga seorang Ayank muncul, dan mengubah sedikit alur cerita yang telah di susun sempurna oleh Miran cs.
Ayank terlihat mengangguk-angguk paham, meski jawaban Revan sangat tidak memuaskan.
"Menurut ku, Miran sedang merencanakan konspirasi besar-besaran. Namun sayang nya, pria itu tak menyadari skala kesuksesan mereka sangat lah minim. Mungkin dengan membiarkan Arkhan terus terkungkung dalam persepsi serta perspektif abu-abu. Miran berpikir jalan nya menuju puncak keberhasilan telah terbuka lebar. Sayang sekali, Miran lupa jika jarak kota di mana mereka menitipkan Arkhan masih bisa terjangkau meski hanya dengan bersepeda. Terlebih jika si penunggang sepeda itu adalah diriku."
Ujar Ayank tersenyum smirk, wanita itu terlihat berbinar kala mulai memahami alur yang sedang di rencanakan oleh Miran cs. Sungguh otak cerdas Ayank tak boleh di remehkan.
"Apa kau masih menyisakan sedikit mainan kita di gudang penyimpanan, Revan Wijaya? Aku khawatir kau menghabiskan nya untuk memburu rusa namun malah kembawa pulang tupai sebesar jari kelingking." Revan mendengus kesal.
"Buruan ku selalu sebesar gajah asal kau tau!" Ketus Revan sewot. Bukan salah nya jika hasil buruan nya hanya sebesar siput sedot. Kenapa juga mereka harus berhubungan dengan para amatiran yang hanya menghabiskan amunisi saja.
Ayank tergelak renyah, melihat wajah kesal Revan seperti hiburan bagi nya.
"Maafkan aku, baiklah kau boleh pergi. Malam ini aku ingin mentraktir kalian semua. Jadi tolong cari pinjaman uang untuk ku, setidaknya cukup untuk tidak membuat ku harus mencuci piring di restoran nanti." Kekeh Ayank.
"Cih! Kau bahkan lebih kaya dari siapa pun di negara ini. Aku selalu menahan nafas ku setiap kali harus melakukan transaksi. Saldo mu membuat kesehatan jantung ku merosot parah." Ketus Revan semakin kesal karena Ayank terus menggoda nya.
"Siapa suruh kau terlalu setia pada ku, harus nya kau bisa mengkorupsi kan uang ku jika kau mau. Aku bosan menjadi orang kaya. Jadi, bantu aku untuk menghabiskan uang ku." Unar Ayank di akhiri tawa meledek.
Revan mendelik mendengar kalimat candaan sang sahabat. saldo wanita itu bahkan bisa membeli sebuah negara sekaligus jika mau. Sayang nya, Ayank bukan tipe wanita kaya yang rakus. Semua uang nya adalah milik bersama, tak pernah sekali pun Ayank menanyakan berapa sisa saldo nya. Semua urusan transaksi di serahkan pada Revan sepenuhnya.
"Aku terlalu kaya, hingga membuat ku di khianati oleh suamiku sendiri. Pria itu merasa di rendah kan meski aku tak pernah memandang rendah siapapun. Entah bagaimana cara Alex mengelola jalan pikiran nya. Kadang aku berpikir jika pria itu sedikit bodoh, ah sangat bodoh. Di berikan kekasih yang mandiri namun tak pernah mensyukuri nya. Aku sedikit heran dengan pria yang pikiran nya sedangkal itu." Tukas Ayank sedikit bercerita.
Ini adalah curahan hati pertama nya sejak pernikahan nya kacau berantakan. Revan terdiam mendengar nya, dia tau Ayank tak bermaksud untuk menceritakan kisah pilu rumah tangga nya. Wanita itu hanya reflek karena beban pikiran yang sangat besar.
"Kenapa kau masih di sini? Pergi lah, beri tau pada yang lain. Malam ini kita akan makan besar di restoran kang Sudirman di dekat perempatan lampu merah." Lagi-lagi Revan menatap kesal, restoran yang di maksud oleh Ayank adalah warung lesehan favorit nya.
Sungguh mereka tak keberatan, dengan begitu mereka tak sungkan untuk minta tambah. Jika di restoran, ada manner dan attitude yang harus mereka jaga. Jadi untuk sekedar menghabiskan sisa makanan saja mereka harus menjaga image.
"Arti nya kita membooking untuk malam ini? Aku akan menghubungi kang Sudirman kalau begitu, kau tau sendiri anggota kita tak sedikit. Sisa nya aku akan meminta kursi tambahan di luar saja." Ujar Revan bersemangat. Pria itu mengirim pesan di Wa Group agar semua anggota nya bersiap.
Tak lama, WG tersebut mulai ramai. Yang tadi nya sepi bagai pemakaman, Revan berdecih melihat reaksi anggota di dalam group tersebut.
"Cih! Beberapa hari ini bahkan tak satupun yang online di sini. Giliran yang gratis-gratis langsung ramai seperti ibu-ibu arisan." Gerutu pria mengomel. Ayank hanya tersenyum simpul, dia senang melihat semua anggota nya begitu solid meski kadang bertengkar untuk hal-hal tak penting. Anggap saja itu adalah bumbu halus agar hubungan mereka tetap terjalin harmonis dan saling mengayomi.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Cek-cek, tolong di jejakin yah. Komen yang banyak biar othor nya makin semangat.
Maaf bila komen kalian tidak semua aku balas, tapi aku selalu baca setiap komentar yang masuk. Untuk itu aku ucap kan terimakasih tak terhingga untuk kemurahan hati kalian. karena telah mendukung karya ini agar tetap berlanjut, menjadi sebuah karya yang layak baca🙏🙏🙏😚😚😚
Lope lope untuk kalian semua🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰