Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 7. Wedding Day
Hari H pernikahan
Dengan balutan gaun yang begitu mewah Ayana nampak bagitu cantik mengenakan gaun yang didesain ulang oleh Aston.
Sudah beberapa jam yang lalu Ayana selesai di dandani dan sekarang Ayana hanya menunggu waktu pemberkatan pernikahan saja. Pemberkatan akan dilakukan di sebuah gereja yang di pilih oleh keluarga Matthew.
Aston sengaja mengundang awak media untuk meliput acara pernikahan mereka hari ini. Banyak kolega dari keluarga Matthew yang di undang dan juga kolega yang Aston di undang.
Namun Ayana hanya mengundang keluarga Anindira saja.
Apa yang kalian rasakan saat menikah? Apa kalian bahagia? Atau terharu karena bisa menikah dengan pria yang kalian cintai. Berbeda dengan Ayana yang akan menikah dengan pria yang tidak ia cintai. Tidak ada rasa cinta sedikitpun di hati Ayana kepada Aston dan mungkin saja Aston merasakan apa yang Ayana rasakan juga.
Ya hari ini adalah hari di mana pernikahan megah untuk Aston dan Ayana di lakukan di sebuah gereja. Hari ini mereka akan melakukan pemberkatan pernikahan mereka.
Ayana duduk di kursi di mana Ayana menunggu waktu pemberkatan pernikahan tiba. Ayana di dampingi oleh Grayson ayah Aston untuk menggantikan orangtua Ayana yang sudah tidak ada. Saat pintu terbuka ayah Aston memberikan nasehat agar Ayana tetap kuat.
"Sekarang kamu akan menjadi anakku maka dari itu biarkan ayah yang mendampingi mu menuju altar." Begitulah yang di katakan oleh Grayson yang membuat Ayana tak bisa menahan air mata yang akan keluar dari matanya.
Meraka berdua berjalan menuju ke altar gereja. Pintu terbuka menampilkan tamu yang sudah menatap Ayana yang memang hari ini begitu cantik dan anggun. Ayana melihat calon suaminya yang sebentar lagi akan menjadi suaminya sudah menunggunya dengan menggunakan tuxedo putih yang senada dengan gaun milik Ayana.
Berjalan menuju altar sambil di iringi oleh Grayson. Perasaan deg-degan mulai Ayana rasakan ketika kakinya memasuk kedalam gereja. Mata Aston tak henti menatap wajah cantik Ayana yang berjalan kearahnya.
Grayson memberikan Ayana kepada Aston.
Aston menerima uluran tangan Ayana dan membawanya menuju altar. Pendeta mulai mengucapkan janji pernikahan kepada Ayana dan juga Aston.
"Pada hari ini dihadapan tuhan yang maha kuasa dan para malaikat yang menyaksikannya engkau Aston Max Matthew siap menerima Ayana Yovanka sebagai istri dan pasangan sehidup semati dihadapan tuhan, dalam suka maupun duka, susah maupun senang, dan dalam keadaan sakit maupun sehat, menghormatinya sampai maut memisahkan," ucap pendeta kepada Aston setelah mengucapkan kalimat sakral.
"Saya Aston Max Matthew bersedia menerima Ayana Yovanka sebagai istri dan pasangan sehidup semati, dalam suka maupun duka, susah maupun senang, dalam keadaan sakit maupun sehat, menghargai mu sampai maut memisahkan," ucap Aston mengucapkan janji suci dengan tegas di hadapan pendeta.
"Pada hari ini dihadapan tuhan yang maha kuasa dan para malaikat yang menyaksikannya engkau Ayana Yovanka siap menerima Aston Max Matthew sebagai suami dan pasangan sehidup semati dihadapan tuhan, dalam suka maupun duka, susah maupun senang, dan dalam keadaan sakti maupun sehat, menghormatinya sampai mau memisahkan,"
"Saya Ayana Yovanka bersedia menerima Aston Max Matthew sebagai suami dan pasangan sehidup semati, dalam sula maupun duka, susah maupun senang, dalam keadaan sakit maupun sehat, menghormati mu sampai maut memisahkan." Sekarang adalah giliran Ayana mengucapkan janji suci pernikahan.
"Pada hari ini dihadapan tuhan dan para tamu undangan yang menyaksikan. Kalian resmi menjadi sepasang suami istri. Pasangan sehidup semati yang saling menghormati dan hanya tuhan yang dapat memisahkan kalian." ucap sang pendeta meresmikan janji suci kami dihadapan para tamu undangan.
Aston menyematkan cincin berlian di jari manis Ayana yang entah kapan Aston menyiapkannya yang membuat Asto terdiam melihat cincin di jari manisnya itu.
"Sekarang anda bisa mencium istri anda," ucap pendeta kepada Aston.
Aston menatap Ayana mohon untuk mencium keningnya saja. Di balik senyum itu tersembunyi maksud tersendiri di mana Aston merangkul pinggang Ayana agar mendekat padanya.
Cup
Mata Ayana terbelalak saat Aston mencium bibirnya. Tepuk tangan terdengar saat Aston mencium bibir Ayana.
"First kiss ku."
Ternyata ciuman pertamanya untuk Aston.
Aston mendekat ke telinga Ayana. "First kiss hah?" Goda Aston.
Ayana mendengus kesal saat Aston berhasil mencuri first kiss nya. Tapi di lubuk hati Ayana yang paling dalam ia bersyukur jika first kiss nya di ambil oleh Aston sebagai suaminya sekarang. Sekarang Ayana telah resmi menjadi istri Aston di mana namanya sudah di ubah menjadi Ayana Yovanka Matthew.
Setelah pemberkatan pernikahan mereka menuju ke gedung tempat di mana resepsi akan di laksanakan. Aston mengandeng tangan sang istri menuju ke mobil yang sudah menunggu mereka.
Banyak awak media yang sudah menunggu di luar untuk menunggu momen pengantin baru keluar. Flash kamera begitu banyak mengabadikan sepasang suami istri yang baru saja mengucapkan janji suci pernikahan.
Aston melambaikan tangannya ke awak media sebelum mobil berjalan menuju ke gedung tempat resepsi mereka.
"Apa kamu lelah?" tanya Aston yang mendapatkan lirikan sengit dari Ayana.
"Apa harus sekali pertanyaan itu terlontar dari mulutmu?"
Aston hanya diam tanpa membalas ucapan Ayana. Jika Aston lanjutkan maka perdebatan tidak akan terelakkan sekarang. Tidak ingin merusak suasana hati Ayana yang sedikit sensitif Aston memilih untuk mengalah.
"Apa kamu sedang datang bulan?"
Mata Ayana terbuka sempurna. "Bagimana kau tau? Apa ada bercak darah di gaunku?" tanya Ayana panik.
"Tidak. Aku hanya menebak saja." Jawab Aston.
"Jadi kita tidak bisa melakukannya hari ini," tambah Aston.
"Kau harus menunggu seminggu," ucap Ayana.
Mobil telah sampai di gedung tempat resepsi pernikahan mereka di laksanakan. Tak kalah banyaknya awak media sekarang yang meliput mereka sekarang membuat mata Ayana sedikit sakit karena flash kamera yang menyorot mereka.
Ayana mengandeng lengan kekar Aston untuk masuk ke dalam gedung. Senyum Ayana tidak pudar saat masuk ke dalam gedung. Ternyata kolega keluarga besar Matthew begitu banyak, nampak yang hadir hampir memenuhi gedung yang sudah di sulap menjadi dekorasi pernikahan.
Lagi-lagi mata Ayana menangkap Zia yang sedang menatapnya tidak suka ke arahnya, di mana itu membuat Ayana merasa tidak nyaman.
Mungkin saja Zia tidak menyukainya karena menikah dengan Aston. Namun bagimana lagi Aston yang memilihnya menjadikannya istri walaupun hanya kontrak.
Setelah berada di pelaminan Aston dan Ayana menyalami tamu yang hadir di pernikahan mereka. Banyak yang mengucapkan selamat kepada mereka agar pernikahan mereka langgeng, namun hati kecil Ayana sedikit sedih.
"Akhirnya sold out," ucap Neo sahabat Aston.
Ayana yang kebingungan meminta penjelasan kepada Aston.
"Dia sahabatku, Neo." Ucap Aston memperkenalkan Neo kepada Ayana.
"Ayana." Ayana menerima uluran tangan Neo.
"Semoga ini menjadi yang terakhir," pesan Neo sebelum meninggalkan panggung pelaminan.
"Benar ini akan menjadi yang pertama dan terakhir," batin Ayana dalam hati.
Ayana dan juga Aston terus menyalami para tamu yang hadir di pernikahan mereka berdua. Semenjak tadi mereka tidak ada duduk sama sekali membuat Ayana sedikit kelelahan karena memakai heels tinggi.
"Lelah?" tanya Aston.
"Iya, rasanya kakiku mati rasa," jawab Ayana.
"Kalau begitu lepaskan saja heelsnya,"
"Jika aku lepaskan tinggi ku akan turun,"
"Lebih memilih tinggi atau menyelamatkan kaki mu agar tidak sakit?"
"Oke oke akan aku lepas." Ayana menuruti ucapan Aston yang menyuruhnya untuk melepaskan heels yang ia pakai agar kakinya tidak sakit lagi.
Jam sudah menunjukan pukul empat sore di mana mereka harus beristirahat sejenak, karena nanti malam mereka harus melanjutkan resepsi pernikahan pada malam hari.
Aston membantu istrinya untuk menuju ke kamar hotel tempat di mana mereka akan istirahat.
Ayana merasa lega saat bisa merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur walaupun masih lengkap dengan baju pengantinnya.
"Lepaskan gaunmu dulu baru kamu bisa tiduran," ucap Aston sambil melepaskan kemejanya.
"Baiklah."
Tok!
Tok!
Tok!
Suara ketukan pintu membuat keduanya saling memandang dan bertanya-tanya siapa yang menghampiri mereka. Aston berjalan menuju ke depan untuk membukakan pintu sedangkan Ayana ke kamar mandi untuk melepaskan gaunnya dan berganti dengan kimono.
"Zia. Ada apa?" tanya Aston saat melihat Zia sudah ada di depan pintu kamar hotel mereka.
"Apa aku boleh masuk?" Sebelum Aston menyelesaikan ucapannya Zia lebih dulu masuk ke kamar mereka berdua.
Ayana yang baru saja keluar dari kamar mandi merasa heran kenapa Zia berada di sini bukankah tempat istirahat mereka sudah di siapkan oleh Aston, namun kenapa ia berada di sini.
"Apa kamu memerlukan sesuatu?" tanya Aston.
"Tidak, hanya saja aku ingin melihat-lihat,"
"Jawaban macam apa itu," batin Ayana.
"Jika tidak ada apa-apa lebih baik kamu kembali ke kamarmu saja, kami berdua ingin istirahat," ucap Aston dengan nada sedikit emosi.
"Aku di sini ingin membantumu saja," ucap Zia dengan nada sedikit menggoda.
Zia mendekati Aston, lalu ingin membantu Aston membuka dasinya.
"Tidak perlu, aku sudah mempunyai istri jadi biarkan istriku yang mengurusku," ucap Aston.
Aston mendekatkan dirinya ke Ayana di mana Aston menginginkan Ayana yang mengurusnya.
Paham dengan apa yang Aston minta Ayana membantu Aston untuk melepaskan dasi yang masih melilit di lehernya.
"Kamu boleh keluar sekarang, kami berdua ingin istirahat," usir Aston.
Dengan kesal Zia keluar kamar meraka berdua.
Setelah Zia pergi Aston memandang Ayana. "Dia sudah lama menyukaiku namun aku tidak menyukainya." jelas Aston kepada Ayana.
Jadi tembakan Ayana selama ini benar jika Zia mempunyai perasaan kepada Aston, terlihat semenjak Ayana berkunjung di kediaman keluarga besar Matthew tatapan mata Zia begitu tidak suka kepada Ayana, ternyata Zia menyukai Aston.