NovelToon NovelToon
Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Duda / Romansa-Tata susila
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kopii Hitam

Aina Cecilia
Seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menjual keperawanannya untuk membiayai pengobatan sang nenek yang tengah terbaring di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain, hanya itu satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh saat ini. Gajinya sebagai penyanyi kafe tidak akan cukup meskipun mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Arhan Airlangga
Duda keren yang ditinggal istrinya karena sebuah penghianatan. Hal itu membuatnya kecanduan bermain perempuan untuk membalaskan sakit hatinya.

Apakah yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa mampir ya.

Mohon dukungannya untuk novel receh ini.
Harap maklum jika ada yang salah karena ini novel pertama bagi author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GBTD BAB 21.

Tangisan baby mungil itu membuyarkan lamunan Aina, dia terperanjat kaget dan menoleh ke arah box bayinya.

Saat hendak mengangkat tubuh sang baby, Arhan bergumam dalam tidurnya. Dia membuka matanya perlahan dan mendapati Aina yang tengah berdiri di samping ranjang.

"Sayang, kamu sudah bangun?" tanya Arhan dengan suara beratnya.

Aina tak bersuara, dia bergegas mengambil baby nya dan membawanya ke sofa. Aina memunggungi Arhan dan membuka kancing bajunya, lalu menyusui baby tampan itu.

Arhan bangkit dari pembaringannya, kemudian berjalan menuju sofa dan duduk di belakang Aina.

Dia melingkarkan tangannya di perut Aina dan mengecup tengkuk Aina lembut. Aina menggeliat, bulu kuduk nya berdiri tegak menerima sentuhan itu.

"Cukup Bang, jangan ganggu aku!" ketus Aina, nada bicaranya sedikit meninggi.

"Sayang, apa kamu masih marah pada Abang?" tanya Arhan menautkan alisnya.

"Memangnya aku siapa? Aku tidak punya hak untuk marah pada Abang. Pergilah, aku ingin berdua saja dengan putraku!" tegas Aina, dia masih kesal mengingat ucapan Arhan semalam.

"Sayang, jangan marah lagi! Semalam Abang hanya bercanda." jelas Arhan.

"Bercanda atau tidak, aku tidak peduli. Ingat Bang, aku di sini semata-mata hanya karena anak malang ini. Jangan berharap lebih dariku!"

Aina menggerakkan bahunya, berniat menghalau bibir Arhan yang masih menempel di pundaknya. Dia ingin menjaga perasaannya, dia takut terjerat dengan bualan Arhan yang selalu berusaha menggoda dirinya.

"Aina, apa yang kamu katakan?" tanya Arhan bingung.

"Abang pintar dan berpendidikan, Abang pasti tau apa maksudku."

Aina bangkit dari duduknya dan membawa sang baby yang masih bergantung di dadanya menuju tempat tidur.

Entah kenapa Aina tiba-tiba dilema. Disatu sisi, dia ingin sekali percaya dan membuka hatinya untuk Arhan. Namun disisi lain, dia sangat takut. Takut perasaannya semakin dalam dan kecewa pada akhirnya.

Jejak masa lalu Arhan yang buruk menjadi pertimbangan besar baginya. Dia takut dikhianati, dia juga takut ditinggalkan. Dia belum bisa mempercayai Arhan sepenuhnya.

Setelah hisapan sang baby terlepas dari dadanya, Aina menaruhnya di atas kasur. Dia masuk ke kamar mandi menyiapkan air hangat, lalu keluar dan membuka pakaian baby nya satu persatu.

"Sayang Mama mandi dulu ya biar wangi!" ucap Aina sembari tersenyum.

Arhan mengusap wajahnya kasar, dia terharu memandangi ibu dan anak itu. Kebahagiaan yang tidak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata.

Arhan melangkah menghampiri Aina dan memeluknya dari belakang. Entah kenapa, tiba-tiba jantungnya berdegup kencang dan berpacu dengan deru nafasnya yang kian memburu.

Dia menggerakkan tangannya menyentuh permukaan dada Aina yang padat dan berisi. Naf*su itu datang begitu saja, dia tak sanggup mengendalikan dirinya dan mengecup leher jenjang Aina penuh has*rat.

"Bang, apa yang terjadi denganmu? Lepaskan aku!" bentak Aina, dia kaget dan membulatkan matanya lebar.

Aina berusaha menarik tangan Arhan yang masih menempel di dadanya. Benda kenyal itu terasa nyeri, Aina meringis menahan ngilu.

"Abang menginginkanmu Aina, sangat ingin." bisik Arhan, suaranya terdengar berat.

"Jangan gila Bang! Abang tau kan aku baru saja melahirkan. Apa yang Abang harapkan dariku?" bentak Aina kesal, kemudian menjauh dari Arhan.

Arhan menahan tangan Aina dan menariknya ke dalam dekapan dadanya. Kakinya tiba-tiba bergetar, benda lunak itu mengeras, membuat dadanya kian sesak.

"Bantu Abang sayang, Abang mohon!" pinta Arhan dengan mata yang memerah menahan has*rat yang bergejolak di dirinya.

Aina membuka matanya lebar, kemudian menelan ludahnya kasar. Tubuhnya ikut bergetar, dia takut Arhan berbuat nekat pada dirinya.

Arhan sudah tak kuasa menahan gejolaknya, dia mengesap bibir ranum Aina dan melu*matnya dalam. Hal itu membuat Aina terdiam menikmati permainan lembut Arhan.

Aina ingin sekali menghindar, namun dia tak sanggup melakukannya. Tubuhnya merespon sentuhan Arhan, dia tak bisa memungkiri keinginan hatinya.

Aina membalas luma*tan Arhan, deru nafas keduanya terdengar semakin memburu. Kini mereka berdua tengah asik membelit lidah.

Arhan menyentuh permukaan dada Aina dan meremasnya pelan. Aina memejamkan matanya perlahan, dia tak sanggup menolak keinginan hatinya.

Saat Arhan menenggelamkan bibirnya pada benda kenyal itu, Aina menggeliat geli. Nafasnya sesak, dadanya naik turun mencuri nafas.

Puas memainkan sepasang gunung kembar itu, Arhan kembali melu*mat bibir ranum Aina. Permainan keduanya semakin panas, Arhan terjebak dengan permainan yang dia ciptakan sendiri.

"Maafkan Abang sayang, Abang tidak bermaksud melecehkan mu."

Arhan mengecup ujung kepala Aina dengan sayang, kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Di dalam sana, Arhan mencopot satu persatu pakaian yang dia kenakan dan berdiri di bawah guyuran air. Tidak ada cara lain, dia terpaksa melakukan pelepasannya sendiri.

Setelah cebong nya berserakan di lantai kamar mandi, Arhan bergegas membersihkan tubuhnya.

Arhan keluar dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Setelah mengenakan pakaiannya, dia berdiri di samping Aina yang tengah terpaku di depan jendela kaca.

Arhan memeluknya erat dan mencium pundak Aina. Dia sadar kelakuannya tadi bisa saja membuat Aina marah dan kecewa terhadapnya.

"Maafkan Abang sayang, Abang salah. Abang tidak bisa mengontrol keinginan itu. Abang melakukannya bukan karena nafsu, tapi Abang benar-benar menginginkan dirimu. Abang menyayangimu,"

Mata Arhan berkaca-kaca mengungkapkan isi hatinya, dia takut Aina marah mengingat kelakuannya yang begitu lancang.

Aina menghela nafas berat, lalu membuangnya kasar. Dia berbalik hingga pelukan Arhan terlepas dari pinggangnya.

Aina menatap wajah Arhan dengan intim, dia tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. Dia ingin marah, namun bibirnya tak sanggup berkata-kata.

Aina memeluknya dan menyandarkan kepalanya di dada Arhan. Meskipun hatinya masih galau, namun kehangatan tubuh Arhan membuatnya sangat nyaman.

Setelah pelukan keduanya terlepas, Aina berjalan menuju ranjang. Dia menggendong tubuh mungil sang baby dan membawanya ke kamar mandi.

Saat Aina tengah asik memandikan baby nya, Arhan bergegas menyiapkan segala keperluan baby mereka dan menaruhnya di atas kasur.

Kini Aina sudah keluar dari kamar mandi, dia tersenyum melihat Arhan yang tengah duduk di sisi ranjang.

"Biar Abang saja yang memakaikan pakaian baby kita, kamu duduk saja!"

Arhan mengambil putranya dari tangan Aina, kemudian meletakkannya di atas kasur.

Aina hanya bisa tersenyum melihat Arhan yang begitu terampil mengurus buah hatinya.

"Jagoan Papa tampan sekali, anak siapa dulu dong? Bibit Papa memang unggul, iya kan sayang?"

Arhan terkekeh melihat senyuman baby nya, dia melirik ke arah Aina dan mengedipkan sebelah matanya.

"Anak siapa lagi? Tentu saja anak Mama," jawab Aina, kemudian mencubit pipi putranya gemas.

"Loh, Mama curang ih. Masa' cuma anak Mama doang. Papa bagaimana?" keluh Arhan dengan wajah cemberut nya.

"Papa cuma nanam saham doang, tapi Mama lah yang selalu ada buat kamu. Menjagamu, menyayangimu hingga terlahir ke dunia ini, hanya kita berdua. Iya kan Nak?" ucap Aina dengan mata berkaca-kaca.

"Seeeer...,"

Dada Arhan sesak mendengar itu, hatinya teriris. Entah berapa banyak luka yang sudah dia torehkan di hati Aina. Bahkan permintaan maaf berulang kali pun tidak akan mampu mengobatinya.

1
Jue Juliza Johnson
Luar biasa
Jonosiis
makin lama makin males baca ya .yg punya tekanan tensi tinggi g usah baca novel ini bikin emosi aja
Ris Mawati
ceritanya bagus
Nicky Nick
terlmbat lu nai mknya jgn sok
Nicky Nick
ayo arhan lihat kedpn pst kamu kaget deh
Bunda Puput
Luar biasa
feri marlinda
yg jelas author nya yg bertele-tele
Yohana Kanta
males aina bego
Eva Juliana
Luar biasa
Yohana Kanta
aina ribet
Katrien Gorung
penasaran
Juni Yati
sprtinya ceritanya asik
Mlly Ferli
menarik ceritanya
masnia masnia
lanjut dong ceritanya
Siti Aminah
baru nyimak thor...semoga cerita ny bgs
masnia masnia
lanjut
masnia masnia
jantung aku yg tegang. lanjut
masnia masnia
/Good/
༻♛A̷͙ͭͫ̕ḑ̴̞͛̒ỉ͔͖̜͌r̴̨̦͕̝a̤♛༺
seru😀
Debbie Teguh
kalo tuan saga mah ud teriak, kamu mau mati yaa!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!