NOVEL NUANSA BARAT‼️
"Jodoh putriku ada diantara kedua putramu." Itu kalimat terakhir yang dikatakan Verharg kepada Johan sebelum meninggal.
Leah Gracella, setelah kematian kedua orang tuanya ia diangkat menjadi bagian dari keluarga bangsawan Royce. Johan meyakini apa yang dikatakan Verharg, sehingga setelah Leah dewasa ia menjodohkan nya dengan putra sulung yaitu Austin Royce.
Johan sudah yakin pilihannya tepat. Namun tanpa sepengetahuannya suatu hal besar telah terjadi, Leah terlibat one night stand dan diam-diam tengah mengandung anak dari putra kedua Johan yaitu Alister Royce.
Lalu bagaimana anak itu? bagaimana hubungan mereka?
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
Terlihat para pria berjas hitam berdiri menunggu tuannya yang sedang menaburkan bunga di atas batu nisan. Johan menatap tempat peristirahatan terakhir sahabatnya Verharg. "Aku sudah melaksanakan kesepakatan yang telah kita lakukan, Leah sebentar lagi akan menikah dengan Austin."
"Jodoh putriku ada diantara kedua putramu."
Kalimat yang selalu diingat.
Austin dan Alister itulah putra Johan, setelah pindah ke daerah keluarga Royce Leah sempat bertemu dengan Alister sebelum ia pindah keluar negeri. Setelahnya ia hanya menghabiskan waktu dengan Austin hingga saat ini, maka dari itu Johan yakin putra pertamanya adalah jodoh yang dimaksud Verharg.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Johan menggenggam erat lengan Verharg. "Katakan? siapa jodoh Leah yang kau maksud, Austin atau Alister? amanatmu akan ku jalankan dengan baik."
"Y-yang akan memanggil Leah dengan sebutan Señorita, satu-satunya. D-dia..."
Verharg tak sanggup menyelesaikan ucapannya dan meninggal dalam rengkuhan Johan, mendapati itu Johan menunduk dengan perasaan hancur.
Mengingat hal itu Johan menghela nafas panjang, ia berdiri dari duduknya dan kembali menaburkan bunga terakhir. "Sampai nanti."
Setelah selesai berkunjung, Johan pun pamit dan kembali masuk mobil untuk pulang.
Señorita...
Apa itu semacam kata kunci yang hanya diketahui oleh Verharg dan jodoh Leah? sejauh ini Johan tidak pernah mendengar Austin memanggil Leah dengan sebutan demikian.
"Kenapa aku tiba-tiba memikirkan ini?." Johan memijit keningnya.
Jika Austin tidak pernah menyebutkan panggilan itu apa mungkin Alister?.
"Ah apa yang ku pikirkan? Alister saja waktu itu hanya bertemu beberapa kali sebelum ke luar negeri."
Seperti teka-teki yang mudah namun ternyata sangat sulit ditebak, walaupun demikian semuanya sekarang sudah jelas. Diantara kedua putranya hanya Austin yang menjawab ketidakpastian itu, Johan telah mempertimbangkan dari segala sisi maka dari itu ia yakin.
Mengingat putra keduanya Alister akan segera kembali ke Spanyol, Johan menghandle beberapa pekerjaan untuk menikmati waktunya dengan Ali.
Kabar tentang Alister yang akan segera kembali ke negaranya sampai ke telinga Leah, dari jendela kamarnya wanita itu menatap kediaman pribadi milik Alister. Leah terdiam, entah apa yang ada dipikirkannya. "Apa dia tidak akan pernah ke sini lagi dalam waktu dekat?."
Pertanyaan yang tak diketahui jawabannya, Leah tersadar.
"Akhir-akhir ini ada apa denganku? ayolah Leah, bukankah jika pria itu pergi dari mansion kau akan lebih tenang? kenapa malah gelisah dan bertanya-tanya?." Leah sudah tak paham lagi dengan dirinya yang belakangan ini susah ditebak.
Bersamaan dengan itu sebuah pesan masuk pada handphone Leah. Mata hazel nya seketika membulat saat melihat sebuah foto, di sana terdapat seorang pria, pria itu adalah pria penguntit yang memata-matai Leah selama ini termasuk saat di hotel. Di dalam foto ia diringkus dengan kondisi yang mengenaskan.
"Apa kau mau aku membunuhnya?." Isi pesan.
Leah menggelengkan kepala, ia syok melihat itu dan segera berlari keluar kamar. Leah tahu itu tindakan jahat yang amat mengganggu, tapi jika Alister langsung membunuhnya ia tak bisa menyaksikan itu.
.
Kediaman pribadi Alister.
"Tuan, nona Leah tiba." Ucap Han.
Leah dipersilahkan untuk memasuki kamar pria itu, ia resah tapi tak bisa menghindar. Terlihat Alister sedang duduk di sofa hanya mengenakan kimono, sepertinya ia habis mandi.
"Direktur, apa anda akan membunuh penguntit itu?." To the point Leah menghampiri Ali.
Alister menoleh, menatap wanita di hadapannya. Mata mereka pun bertemu. Mendapati sorot mata itu Leah mengalihkan pandangan, rasanya seolah flashback pada one night stand.
"Lanjutkan, bukankah kau ingin protes?."
"Oke.. Aku meminta bantuan direktur untuk mengurus penguntit karena memang saat itu sangat ketakutan, tapi aku tidak ingin seseorang mati karena diriku sendiri. Tak masalah anda menyebut saya munafik." Ujar Leah.
Alister tak langsung menjawab.
Leah meremas ujung bajunya sebelum melanjutkan ucapan. "Dan satu hal lagi. Malam itu.. Apa direktur menggunakan pengaman?."
Terlihat Alister terkekeh kecil, Leah mengerutkan keningnya bertanya-tanya. Karena malam itu ia mabuk jadi tak ingat sepenuhnya.
"Aku mengecek tempat sampah, tapi tidak ada satu pun kondom. Seharusnya ada setidaknya 9 atau 10.." Ah rasanya malu sekali tapi Leah tak peduli ia mau memastikan.
"Kau memohon kepadaku untuk keluar di dalam dan aku tak keberatan, jadi ku lakukan." Lirih Ali mengunci pandangan Leah.
"S-semuanya!??."
"Iya." Balas Alister sambil meneguk minuman. "Kenapa? Kau tahu sendiri, saat ku mandikan bukankah terasa lengket?. Jika masih kurang, duduklah di pangkuan ku. Señorita."
iseng2 krna bosen aku coba buka lg eh ktmu novel author yg ares sm naomy kok bagus akhirnya aku liat2 karyanya dan untuk bacaan yg ke 2 aku pilih yg leah alister ini, emg dasarnya aku sk novel dg latar LN ah sprtinya aku bklan candu untuk bc karya author yg lain
semangat thor salam kenal kau pantas dpt 🎁