Ganteng ✔️
Kaya Raya ✔️
Pintar ✔️
Jago Olahraga ✔️
Jago Bela Diri ✔️
Orangtua Cakep ✔️
Kesayangan Semua Orang ✔️
Fajarendra Galaxio Nayanka, putra sulung dari pengusaha kaya raya, Aksara Langit Nalendra, dan mantan model terkenal, Wulandari Camelia Yovanka. Lahir & tumbuh dikeluarga konglomerat dengan segala kelimpahan harta & kasih sayang dari semua orang, membuat lelaki yg akrab disapa Galaxio itu merasa kehidupannya sudah sangat sempurna.
Namun siapa yg mengira bahwa semua sketsa-sketsa indah yg sudah ia rancang untuk masa depannya, harus hancur dalam sekejap. Dan yg lebih parahnya lagi, yang menjadi penyebab dari kehancuran itu adalah satu-satunya wanita yg berhasil menarik perhatiannya, bahkan menumbuhkan cinta dalam hatinya. Wanita yg ia kira akan menemaninya membangun kisah cinta romantis, justru memberinya luka yg amat tragis. Akankah kisah Galaxio berakhir bahagia seperti kisah orangtuanya dulu? Atau justru berujung pilu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itachi Wife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Siang ini Gala, Skylar dan juga Arnav sedang berada di sebuah mall. "Temenin gua ke toko buku dong" ujar Skylar. "Akhirnya tobat juga lo" ujar Gala. "Tobat apaan?" tanya Skylar bingung. "Lo ke toko buku mau beli buku pelajaran kan?" tanya Gala balik. "Hehe,,, gua ke toko buku tuh mau nyari komik baru sih rencananya" jawab Skylar membuat kedua temannya langsung memasang wajah datar. "Lo terlalu berekspektasi tinggi ke dia Gal" ujar Arnav merangkul Gala menjauh. "Yaudah buruan, abis dari toko buku kita makan ya, gua laper soalnya" ujar Gala. "Siap Bos" ujar Arnav dan Skylar. Mereka pun segera menuju ke salah satu toko buku yang terdapat di mall tersebut.
"Gua ke bagian novel dulu ya, ntar kalo udah selesai panggil aja" ujar Gala memisahkan diri dari teman-temannya. Saat sedang melihat-lihat novel, Gala menoleh pada seorang gadis yang mengenakan masker, yang tampak melompat-lompat menggapai sebuah novel yang terletak di rak paling atas. Gala mendekat dan meraih novel tersebut, hingga membuat gadis itu menoleh kaget. "Sunset Bersama Rosie" ujar Gala mengeja judul novel itu, lantas menoleh pada gadis yang kini menatapnya. Untuk beberapa saat Gala seakan terhipnotis oleh mata dengan iris berwarna hazel itu. "Ekhm..." deham gadis itu membuat Gala tersentak dan menjauh.
"So,,, sorry, saya,,, saya gak bermaksud lancang" ujar Gala. "Saya cuman mau bantu kamu ambil ini" ujar Gala menyodorkan novel yang ia ambil tadi. Gadis bermata hazel itu meraih novel tersebut dan menunduk. "Thanks" ujar gadis itu pelan. "Hm yah,,, sama-sama" ujar Gala pelan. Saat gadis itu hendak berjalan, ia tiba-tiba membeku dan tampak melotot, membuat Gala turut menoleh ke arah pandang gadis itu. Gala melihat beberapa laki-laki yang kira-kira seperti bodyguard, tengah menelisik sekeliling toko buku. Ia kembali menoleh pada gadis yang kini tampak panik. "Hm,,, ada yang bisa saya bantu?" tanya Gala membuat gadis itu menoleh.
"Hm,,, itu,,," ujar gadis itu tampak ragu. "Gapapa bilang aja, kalo bisa,,, saya akan bantu kamu" ujar Gala. "Hm,,, bisa tolong bantu saya pergi dari sini tanpa ketauan,,, sama orang-orang itu gak?" tanya gadis itu. Gala tampak terdiam sejenak, dan menoleh pada orang-orang yang tampak semakin banyak itu. Ia melepas jaketnya dan menyodorkannya pada gadis itu. "Kamu pakai jaket saya dulu gih" ujar Gala yang langsung dituruti oleh gadis itu. Lalu Gala melepas topi yang ia kenakan dan memakaikannya pada gadis itu. Setelahnya,,, "Maaf kalo saya lancang" ujar Gala langsung merangkul pinggang gadis itu dan membawanya berjalan.
Mata Gala melebar saat salah seorang dari bodyguard itu menoleh ke arah mereka, membuat Gala dengan sigap berhenti dan menghadap gadis itu. "Kamu beneran mau kabur dari mereka kan?" tanya Gala yang diangguki kaku oleh gadis itu. "Kalo gitu saya juga butuh bantuan kamu. Kalo kamu tegang gitu, mereka bisa curiga. Ayo sandiwara seolah-olah kamu pacar saya, alami aja gitu" ujar Gala. "Bisa gak? Makin lama kita diam gini, maka itu akan semakin narik perhatian mereka" ujar Gala. Gadis itu tampak menghela nafas beberapa kali, lalu mengangguk. "Oke" ujar gadis itu mengapit lengan Gala dan tersenyum. "Ayo sayang" ujar gadis itu membuat Gala melotot.
"Gak perlu manggil sayang, mereka juga gak bakal denger" ujar Gala pelan menahan tawa. "Kan tadi kamu yang nyuruh saya untuk pura-pura jadi pacar kamu" ujar gadis itu merengut. "Gesturnya aja gitu loh maksudnya" ujar Gala mengusap tengkuknya. "Sini tas kamu" ujar Gala. "Buat apa?" tanya gadis itu. "Buat saya jual,,, ya saya bawainlah. Sini" ujar Gala meraih tas itu dan menyandangnya. "Kita jalan sekarang, ingat,,, jangan tegang, santai aja" ujar Gala kembali berjalan dengan lengannya yang diapit oleh gadis itu. Saat mereka berhasil keluar dari toko buku, tiba-tiba,,, "Eh, itu Gala kan..." ujar Skylar yang mendekat diikuti Arnav, membuat Gala yang masih dengan posisi membelakang, seketika menegang.
"Mampus" gumam Gala dalam hati. "Ayo kabur" ujar Gala pelan. "Hah? Kan bodyguard saya gak liat" ujar gadis itu. "Bodyguard kamu emang gak liat kita, tapi temen saya yang liat kita. Udah ah ayo" ujar Gala menarik gadis itu berlari menjauh. "Gala, lo mau ke mana woiii" teriak Arnav. "Nav, lo susulin Gala gih, gua bayar ini dulu" ujar Skylar kembali masuk ke toko buku, sedangkan Arnav mengejar Gala. Setelah cukup jauh, Arnav tampak berhenti dan celingukan mencari keberadaan sang sahabat namun tak tampak. Sedangkan tanpa Arnav sadari, Gala dan gadis tadi bersembunyi di balik pot bunga hias yang berada di pojok.
Keduanya tampak berjongkok, dengan Gala yang merangkul dan menutup mulut gadis itu. "Ssttt,,, diem bentar ya" bisik Gala seraya sedikit mengintip dan kembali bersembunyi saat menyadari Arnav yang belum beranjak. Hingga beberapa saat kemudian, Gala dapat bernafas lega saat melihat sahabatnya itu sudah berbalik pergi. "Sorry ya, gara-gara saya,,, kamu jadi harus lari-larian" ujar Gala bangkit dan membantu gadis itu untuk turut bangkit. "Hm gapapa kok, harusnya saya yang minta maaf, gara-gara saya,,, kamu jadi harus dikejar-kejar sama teman kamu" ujar gadis itu. "It's okey, sebenarnya gak gimana-gimana sih, cuman ya gitu. Takutnya teman-teman saya justru pada kepo nanti, makanya saya ajak kamu kabur" ujar Gala mengusap tengkuknya.
"Oh iya,,, nih jaket kamu" ujar gadis itu segera melepas jaket Gala dan mengembalikan jaket itu kepemiliknya, begitu pun dengan Gala yang mengembalikan tas milik gadis itu. "Topinya kamu bawa aja, takutnya nanti mereka liat kamu lagi" ujar Gala saat gadis itu hendak melepas topinya. "Eh? Gak usah, lagi pula ini kan topi mahal" ujar gadis itu. "Gapapa, bawa aja. Ya seenggaknya mereka jadi gak bisa liat wajah kamu secara detail gitu" ujar Gala. "Hm beneran gapapa nih?" tanya gadis itu, yang dibalas senyum manis Gala. "Huum, bawa aja" ujar Gala. "Oh iya,,, saya Rissa" ujar gadis itu menyodorkan tangannya. "Gala,,, Galaxio" ujar Gala menyambut uluran tangan itu dan tersenyum.
"Astaga Rissa... Lo kemana aja sih, hobi kok ngilang-ngilang mulu" ujar seorang gadis yang tampak baru datang, membuat jabat tangan itu terlerai. "Maaf Helen. Tadi para bodyguard itu datang lagi, saking paniknya aku langsung lari gitu aja deh" ujar Rissa menunduk. "Ya lo kan bisa nelfon gua. Lo masih baru loh di Indo Sa. Kalo nyasar gimana ha?" ujar cewek bernama Helen itu sedikit membentak. "Ekhm sorry,,, tapi lo gak perlu khawatir. Rissa gak akan kenapa-napa, mall ini aman kok, dan juga ada banyak pihak keamanan yang berjaga. Jadi kalo ada apa-apa bisa langsung minta tolong" ujar Gala membuat Helen menatapnya tajam.
"Emang lo siapa ha sampe bisa jamin keselamatan sodara gua?" ujar Helen sinis. "Gua anak dari pemilik mall ini, jadi lo gak perlu takut sodara lo bakal kenapa-napa, karena kalo sampe dia kenapa-napa, gua sendiri yang akan tanggung jawab" ujar Gala. "Gala, udah gapapa kok. Aku,,, aku emang salah karena main kabur gitu aja. Jadi gapapa, aku,,, aku bisa selesaiin ini kok" ujar Rissa. "Lo ngelakuin itu karena terdesak kan? Kalo gua gak bantuin lo tadi, para bodyguard itu udah pasti bakal nemuin lo" ujar Gala. "Jadi lo yang bawa kabur sodara gua?" ujar Helen ketus. "Ralat! Gua nolongin sodara lo, bukan bawa kabur" ujar Gala.
"Kalo emang niat bawa kabur, ngapain gua masih berkeliaran di mall ini ha" lanjutnya tak kalah ketus. "Lo..." "Helen cukup!" potong Rissa membuat Helen terdiam. "Gala juga, cukup ya, gak usah diperpanjang. Aku,,, aku juga berterima kasih banget sama Gala karena udah bantuin aku" ujar Rissa namun tak dibalas oleh Gala. Laki-laki itu masih diam dengan raut dingin. "Len, bisa kasih aku waktu bicara sama Gala bentar gak?" tanya Rissa. "Bicara apa lagi sih Sa? Kita harus pergi sekarang! Kalo Daddy tau mas..." "Aku yang tanggung jawab! Biar aku yang menghadap ke Daddy kalo sampe dia tau nanti, tapi please,,, kasih aku waktu untuk bicara sama Gala, bentar aja" ujar Rissa.
"Huffttt, oke fine. Jangan lama-lama" ujar Helen menjauh. "Gala,,, aku minta maaf ya. Helen itu baik kok sebenarnya, dia,,, dia cuman khawatir aja tadi" ujar Rissa. "Gua tau, tapi bukan berarti dia bisa bebas marahin lo gitu aja kan. Bahkan dia sama sekali gak denger alasan atau penjelasan dari lo. Dan lo juga harusnya ngelawan dong, jangan diam aja pas dimarah-marahin gitu" ujar Gala menatap iris hazel itu. Namun yang ditatap justru tersenyum kecil dan mengusap lengan Gala. "Makasih ya, kamu orangnya baik banget" ujar Rissa tersenyum. "Kalo gitu, aku balik dulu" ujar Rissa hendak berbalik, namun Gala lebih dulu menahan pergelangan tangan gadis itu.
Rissa kembali berbalik dan menatap Gala dengan tatapan bertanya. "Hm, itu, gua,,, gua bo,,, boleh minta kontak lo gak?" tanya Gala. Rissa tersenyum kecil dan menengadahkan tangannya, "Hp kamu mana?" tanya Rissa. Gala langsung sumringah dan memberikan ponselnya. "Nih, kamu kasih nama kontaknya sendiri ya. Aku buru-buru, semoga bisa ketemu lagi ya Gala" ujar Rissa tersenyum dan segera berlari menuju Helen, lantas berlalu menjauh. Sedangkan senyum Gala masih terpampang seraya menatap deretan angka tersebut. Tangannya bergerak mengetik nama kontak tersebut. "Hazel Girl" nama kontak yang Gala berikan. Setelahnya, ia segera kembali menuju ke toko buku tadi.
pihak sekolah nya gmna ada tauran di sekolah kok gk panggil polisi sampai ada kasus penusukan bgtu kok anteng aja 🤦