NovelToon NovelToon
Human Perfect

Human Perfect

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Pendamping Sakti
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Febby Sadin

Di zaman sekarang ini adakah laki-laki yang serba bisa? sempurna!
jawabannya di novel kali ini ada!
Dia dijuluki Human Perfect oleh semua orang karena kesempurnaannya. Dia bernama Badai Bagaskara.
Lalu, sesempurna apakah dia?
Baca kisahnya dalam Novel Human Perfect. Dan disarankan bagi yang belum membaca Novel Tafsir Mimpi Sang Inspirator diharapkan membacanya terlebih dahulu, karena novel ini berhubungan dengan itu.

happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ilmu Kekebalan Tubuh

Semua santri berkumpul di halaman pondok pesantren Ma'rifat Billah yang begitu luas dan megah, semua tembok berwarna merah cabe. Dimana melengkapi ke mistisan suasana pondok. Hanya masjid nya saja yang tidak berwarna merah temboknya.

Riuh suara santri-santri yang sedang mulai berkumpul, mulai dari anggota kamar yang satu dengan yang lainnya. Di dalam pondok pesantren terdiri dari sebagai kamar-kamar, dimana per kamar memiliki nama anggota sendiri. Jadi kalau para pengurus pondok pesantren memanggil santri yang bukan pengurus, mereka memanggilnya beserta nama kamarnya.

Yaitu ada kamar Arif, kamar Rahman, kamar Hakim, kamar Busyro. Dan yang terakhir adalah kamar Pengurus. Ada lima kamar Saha total seluruhnya di pondok pesantren Ma'rifat Billah ini, namun per kamar di isi oleh kurang lebih dua puluh lima santri. Sehingga total seluruh santri adalah kurang lebih seratus dua puluh lima sudah dengan para pengurus pondok, termasuk Badai Bagaskara.

Badai Bagaskara disini adalah selaku ketua pondok pesantren Ma'rifat Billah, dengan beranggotakan para pengurus bawahannya. Yang telah terpilih menjadi pengurus pondok adalah yang telah memiliki sekurang-kurangnya hafalan Al-Qur'an sepuluh juz. Maka disini Badai Bagaskara telah memiliki hafalan lebih dari sepuluh juz. Karena jika mereka bukan para penghafal Al-Qur'an, tidak akan mampu ilmu yang di amalkan oleh mereka untuk dipraktekkan.

Di pondok pesantren Ma'rifat Billah ini, santri-santri selain diajarkan tentang Tauhid dan Tahfidz, juga diajarkan Ma'rifat. Dimana mereka akan mengenal Tuhannya lebih dekat, sehingga mudah menerima ilmu Ma'rifat yang diajarkan oleh sang kiyai. Yaitu Guru KH. Robiyulloh Ma'rifat Billah.

Hari ini adalah waktunya pelaksanaan dari ilmu yang ajarkan oleh Kiyai Robi, dimana santri-santri akan melihat aksi dari para pengurus pondok pesantren tentang apa yang Kiyai Robi ajarkan.

Yaitu ilmu kekebalan tubuh. Menggunakan ayat suci Al-Qur'an, yaitu surat Al-Anfal ayat 17. Namun bukan hanya dari segi menghafalkan ayat tersebut saja, yang mempraktekkan ilmu kekebalan tubuh itu juga harus memahami arti dari ayat tersebut. Barulah dapat melakukan ilmu tersebut.

Kiyai pun berkata, "Baiklah kita mulai praktek ilmu kekebalan tubuh yang telah saya ajarkan dalam pembelajaran di dalam kelas kemarin, hari ini adalah pembelajaran diluar kelas dengan saya mengumpulkan para santri semuanya untuk melihat pertunjukan yang luar biasa yang akan di lakukan oleh ketua pengurus pondok pesantren kita yaitu.... Badai Bagaskara !!!"

Dimana disambut dengan gemuruh tepuk tangan dari seluruh santri.

"Assalamualaikum semuanya!" ucap Badai di depan semua santri, berdiri di tengah-tengah halaman pondok yang begitu luas.

"Waalaikumsalam!!!," sahutan pun juga bergemuruh kemudian.

"Sebelum saya mulai, saya ingin perwakilan dari masing-masing kamar Arif, kamar Rahman, kamar Hakim dan kamar Busyro maju di depan saya semuanya untuk menjadi subjek praktek saya kali ini." ucap Badai.

Dan majulah perwakilan dari kamar tersebut, mereka semua membentuk melingkar hingga terlihat jelas apa yang akan di lakukan Badai di halaman pondok.

"Bismillahirrahmanirrahim...." ucap Badai. Dan Badai meraih clurit yang telah kiyai sediakan, untuk praktek ilmu kekebalan tubuh.

Kemudian Badai pun mulai membaca ayat yang telah diajarkan sang kiyai. Kemudian, salah satu santri dari kamar Arif pun mengarahkan clurit tersebut kearah tangannya dan santri yang berasal dari kamar Arif, memulai untuk melakukan pemotongan pada tangannya. Dimana tangan Badai tersebut telah terulur siap untuk dijadikan bahan praktek.

Santri itu pun menggoyangkan ujung clurit, memotong tangan Badai. Dan tangan Badai pun mengeluarkan darah segar, hingga mengalir menetes ke tanah halaman pondok.

Kemudian satu santri yang lainnya lagi, mengusapkan kain ke tangan Badai, mengelap darah tersebut.

Ajaibnya, setelah darah itu diusap. Tangan Badai tidak ada sedikitpun bekas pemotongan. Bahkan tidak ada bekas garis dari clurit itu sedikitpun.

Semua mata pun terpana melihatnya dan kiyai Robi langsung bertepuk tangan. Prok prok prok !!!

Dimana disusul dengan yang lainnya juga bertepuk tangan. Badai pun menundukkan kepalanya sejenak, mengartikan dia berterimakasih atas apresiasi seluruh santri.

Sekarang giliran Faisal, kawan Badai yang juga berasal dari salah satu pengurus pondok pesantren. "Faisal. Ayo maju sekarang giliranmu!" ucap Kiyai.

Namun Faisal langsung menyahut, "Mohon maaf kiyai, saya belum berhasil melakukannya saat mempraktekkan nya sendiri." sambil menelungkupkan kedua tangannya di dada, memohon maaf kepada sang guru.

Kiyai Robi pun mengangguk paham, "Baiklah santri-santri semuanya! Begitu lah praktek ilmu kekebalan tubuh siang ini. Dan ditutup dengan ucapan hamdalah,"

"Alhamdulillah!!!" seru seluruh santri.

"Bubar!!" ucap kiyai. Kemudian kiyai menghimbau kepada seluruh pengurus, "Kalian para pengurus pondok pesantren, harus bisa mempraktekkan semuanya ilmu kekebalan tubuh itu. Karena itu masih ilmu pertama yang saya salurkan ke kalian. Jika pengurus pondoknya saja sudah tidak becus. Bagiamana nantinya para santrinya?!! Latihan terus dan hafalkan terus Al-Qur'an nya, jangan malas membacanya." ucap Kiyai. Kemudian kiyai pun beranjak pergi dari halaman pondok pesantren.

Seluruh santri yang sudah bubar, disusul dengan para pengurus yang beranggotakan dua puluh empat orang dengan ketua nya total dua puluh lima orang itu pun langsung bubar juga. Dimana sebelum bubar, Badai yang menutup pertemuan siang itu.

"Baiklah kawan-kawan ku semua, kita harus mendengarkan baik-baik nasehat guru kita. Dan kita melaksanakan apa yang diperintahkan, mulai hari ini yang mengalami kesulitan dalam latihan dapat mendatangi aku dan akan aku bantu sebisa mungkin mengatasi problematika kalian. Terimakasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh." ucap Badai. Kemudian semua pengurus pun bubar dari halaman.

...****************...

Di alam jin kini Satria tercengang melihat keaslian sang ibu biologis nya, yaitu Ratu Roro Kidul. Dimana Roro kini menatapnya dengan selendang hijaunya yang berkibar hingga ke ujung bawah singgasana nya.

Singgasana Ratu Roro Kidul ini bentuknya bertingkat sejumlah kurang lebih sepuluh tingkat, sehingga yang menghadap ke singgasana nya akan mendongakkan kepalanya jika tepat berada di bawah kaki singgasana itu.

Satria yang berada tepat di hadapan Ratu Roro Kidul, masih terpana. Bukan hanya karena melihat sang ibu kandung, tapi karena Ratu Roro Kidul sangat cantik. Meski usianya di bilang telah tak muda lagi, namun bagi Satria sang ibu sangatlah cantik.

"Kau kah Ratu Roro Kidul itu?" ucap Satria.

Kata permata yang keluar dari mulut Satria, saat melihat sang ibu.

Roro pun tersenyum, dia menuruni anak tangga singgasana nya, sambil berkata. "Aku sudah menunggumu sejak lama. Namun sudah selama dua puluh tahun, sejak kau ada. Aku tidak pernah melihat mu secara langsung. Ternyata kau begitu tampan."

Satria yang tak tahu itu adalah pujian dari sang ibu, atau hinaan. Karena Ratu Roro Kidul saat mengucapkannya tanpa ekspresi yang pasti, seperti layaknya para manusia di alam manusia. Ekspresi Roro begitu datar dan penuh wibawa. Sehingga Satria hanya mampu mengerutkan keningnya saja tanpa berterimakasih ataupun marah pada ucapan Roro.

Roro kini telah berada tepat di depan Satria, dia telah turun dari singgasana nya. Dan Roro mempersilahkan Satria duduk, "Silahkan duduk," ucapnya.

Satria pun bingung, menoleh kanan kiri. Karena memang dia tak melihat adanya kursi disana. Namun, kemudian selendang Roro dia kibaskan ke arah belakang Satria. Hingga muncullah secara tiba-tiba sebuah kursi yang sangat bagus.

Satria pun duduk.

Kecanggungan yang ada di antara keduanya. Namun sebenarnya tidak dengan Roro, karena dia tak pernah merasa canggung dari awal kedatangan Satria.

.

.

.

Lanjutannya besok 😘

1
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
up author biar makin semangat ini yang puasa 😔
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂: okkkkkk👌🏻
Febby Sadin: otw sabar ya semuanya
total 4 replies
Sholahuddin Bara
bagus author👍👍👍
Sholahuddin Bara
lanjut terus author👍👍
Febby Sadin
besok say
Sholahuddin Bara: 😔😔😔😔😔😔😔
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂: 😔😔😔😓😓
total 2 replies
Sholahuddin Bara
bagus author 👍
tapi ada yg salah
maka kaku ingin = bukannya kau
Sholahuddin Bara
bagus😎
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjutkan author 👍🏻👍🏻
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
up author
Sholahuddin Bara
bagus 🗿👍
Sholahuddin Bara: loro moto buk
Febby Sadin: hurak ketinggalan akeh
total 2 replies
Sholahuddin Bara
bagus
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 👍🏻
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
up author 😊
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂: okk 😀
Febby Sadin: otw readers
total 2 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
up author
Febby Sadin: otw ya
total 1 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
Alhamdulillah aku ilangg 😊
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
sekarang author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
kok ada khitbah² nya itu😠🤔
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
katanya naz sama Riz muncul 🤨🤔
Febby Sadin: kita tunggu kemana mereka
total 1 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
kurang author
Febby Sadin: wow sek sabar
total 1 replies
Sholahuddin Bara
bagusssssssssss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!