King Jayden Wiratama, seorang mafia berdarah dingin yang memiliki wajah tampan bak malaikat. Namun, di balik ketampanan nya itu tersimpan sesuatu yang tak di ketahui orang.
Ayyara Marshka Anggita, seorang gadis yang tak sengaja masuk dan terjebak dalam kehidupan seorang Jayden, membuat nyawa nya terancam bahaya karena musuh menjadikan Ayyara sebagai target untuk membalaskan dendam pada Jayden.
Bisakah Jayden melindungi gadis yang dia cintai itu dengan aman?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 - Tas Limited Edition
"Milikmu?" Tanya Ayyara, jelas terlihat kalau gadis itu sedang terkejut. Tapi, Jayden hanya melirik sekilas lalu tersenyum smirk.
"Ya, kau milik ku, girl."
"Tidak, diriku hanya milikku." Jawab Ayyara yang membuat Jayden mengerem mobil nya, tepat di jalan yang cukup sepi. Ayyara benar-benar ketakutan, bagaimana kalau pria itu kembali menjamah tubuh nya?
"Sejak malam itu, aku sudah mengklaim dirimu sebagai milik ku. Wajah ini, leher, dada mu, semua yang ada di tubuhmu adalah milik ku. Kau dengar?" Bisik Jayden dengan suara berat nya, hingga mampu membuat tubuh Ayyara merinding seketika.
"T-api, bagaimana bisa kau melakukan ini?"
"Aku Jayden, tidak ada yang bisa aku lakukan, sayang." Jawab Jayden, suara nya terdengar sangat menakutkan bagi Ayyara. Pria misterius ini benar-benar memiliki aura kejam yang begitu mendominasi.
"Om.."
"Apa, sayang?" Tanya Jay, dia membelai wajah cantik Ayyara, lalu jemari nya bergerak menuruni leher jenjang gadis itu. Lalu dengan cepat, dia menyesap leher gadis itu dengan kuat hingga meninggalkan bekas kemerahan.
"Aaasshh, om sakit." Ayyara meringis, sesapan yang di lakukan Jayden benar-benar terasa menyakitkan bagi Ayyara.
"Ini sebagai tanda kalau kau adalah milik ku, girl. Jangan berani-berani menghilangkan nya, kalau kau menghilangkan nya, aku tak peduli meskipun sebanyak apa aku membuat nya, aku akan terus membuatnya." Bisik Jayden, dia mengusap pelan bekas kemerahan yang dia tinggalkan di leher Ayyara.
Ayyara bungkam, dia tak berkutik jika di hadapkan dengan pria seperti Jayden, menakutkan tapi wajahnya sangat rupawan. Jadi, seringkali dia kebingungan sendiri. Takut atau malah terpesona? Seperti nya, dua-duanya dia rasakan disaat yang sama kala mereka berdekatan.
"Kenapa kau diam, girl?"
"Memang nya aku harus bicara apa, Om?" Balik tanya Ayyara yang membuat Jayden kebingungan, iya juga sih ya. Memang nya dia harus bicara apa?
"Kau ingin kita pergi kemana? Mumpung jadwal ku senggang."
"Aku tidak bertanya, Om."
"Ya, aku tahu. Tapi aku yang bertanya, gadis nakal." Ucap Jayden.
"Jajan."
"Ke mall?" Tanya Jayden lagi, Ayyara menganggukan kepala nya. Dia memang sedang ingin makan es krim sekarang, pasti sangat enak saat di makan siang hari begini.
"Baiklah, girl." Jayden pun mengemudikan kendaraan nya ke arah mall terbesar yang ada di kota ini.
Hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam hingga akhirnya kedua nya sampai di mall. Ayyara terlihat sangat antusias, dia menarik-narik tangan Jayden.
"Ayo, Om."
"Sebentar.."
"Cepetan ihh, lambat."
"Astaga, gadis nakal ku ini." Gumam Jayden, dia pun berjalan seperti tertarik karena Ayyara yang terus-terusan menarik tangan nya.
"Mau jajan apa?"
"Es krim." Jawab Ayyara.
"Ya, tapi jangan banyak-banyak nanti sakit gigi."
"Isshh, iya." Jawab Ayyara, dia pun kembali menarik tangan Jayden ke arah toko es krim dan memesan satu cup es krim dengan berbagai rasa.
Jayden hanya memperhatikan saat gadis itu memakan es krim nya dengan lahap. Sesekali dia tersenyum ke arah Jayden, tapi pria itu tidak membalas senyuman Ayyara, hanya menatap nya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Om, kenapa ngeliatin aku kayak gitu sih? Aku takut lho, Om." Ucap Ayyara, membuat Jayden tersenyum kecil.
"Tidak kenapa-napa. Lanjutkan saja makan nya, setelah ini kita ke hotel."
"H-otel?"
"Ya, hotel." Jawab Jayden dengan wajah datar nya.
"Mau ngapain ke hotel, Om?" Tanya Ayyara pelan. Padahal, dalam hati dia tau benar apa maksud dan tujuan Jayden mengajak nya ke hotel.
"Bersenang-senang, sekaligus memberi mu hukuman atas kenakalan mu itu, girl." Jawab Jayden, pria itu menatap Ayyara dengan tajam. Gadis itu menelan ludahnya dengan kepayahan, Jayden terlihat sangat menakutkan apalagi dengan tatapan nya yang setajam itu, benar-benar mengerikan.
"Aku? Memang nya aku melakukan kesalahan apa, sampai-sampai harus di hukum, Om?" Tanya Ayyara dengan wajah bodooh nya. Dia menganggap kalau kepergian nya dari apartemen tanpa seizin Jayden hari itu bukanlah kesalahan.
"Kenapa kau pergi dari apartemen tanpa izin hmm?" Tanya Jayden, lagi-lagi pertanyaan yang membuat Ayyara kesulitan menelan saliva nya.
"A-aku.."
"Tak ada alasan, girl. Jadi, nikmati saja hukuman ku nanti." Jawab Jayden, seketika tubuh Ayyara menegang. Seperti nya Jayden kecanduan dengan tubuh nya, kalau sudah begini bukankah berbahaya?
"Tapi Om.."
"Apa lagi?" Tanya Jayden.
"Aku tak mau terus-terusan menjadi pemuas seperti ini, aku butuh kejelasan."
"Kejelasan semacam apa?" Tanya Jayden, dia mengernyitkan kening nya. Seharusnya dia tahu kalau Ayyara adalah gadis yang masih bisa di bilang remaja, dia pasti membutuhkan sebuah status.
"Tentang hubungan kita, apa aku semacam sugar baby?"
"Kalau kau menganggap dirimu seperti itu, ya itu terserah kau saja. Tapi, aku tidak menganggap mu seperti itu, sayang."
"Lalu, Om menganggap aku apa?" Tanya Ayyara lagi. Dia seperti wanita lain nya yang memerlukan kejelasan dalam hubungan, bukan sekedar untuk di tiduri tanpa status apa-apa.
"Entahlah, aku sendiri bingung menjawab nya seperti apa." Jawab Jayden yang membuat Ayyara cemberut.
"Yasudah lah." Ayyara tiba-tiba saja beranjak dari duduknya, lalu pergi meninggalkan Jayden. Pria itu membayar es krim yang di makan oleh Ayyara, lalu menyusul gadis itu. Baru kali ini dia mau repot-repot mengejar gadis, padahal biasa nya dia akan cuek bebek saja alias tidak peduli sama sekali.
"Girl, tunggu.."
"Apa?" Tanya Ayyara ketus, dia menatap jengah ke arah Jayden.
"Ayyara.."
"Apa lagi, Om?" Tanya Ayyara sambil mencoba melepaskan tangan nya dari cekalan Jayden.
"Tidak, kau mau membeli sesuatu?"
"Om pikir dengan membelikan aku barang, aku bisa luluh? Tidak." Jawab Ayyara sambil mendelik.
"Ckk, terserah kau saja kalau begitu."
Jayden menarik tangan Ayyara ke salah satu store yang menjual tas branded. Tas-tas berharga jutaan, bahkan ada yang tembus hingga milyaran pun terpajang rapi di etalase. Jayden membawa gadis itu kesana, meskipun wajah Ayyara terlihat sangat kecut.
"Keluarkan stok tas terbaru, kalau perlu yang limited edition sekalian." Ucap Jayden, para karyawan toko pun sibuk mencarikan tas yang sesuai dengan perkataan pria tampan yang nampak kaya itu.
Tak lama kemudian, beberapa karyawan toko berdatangan dan membawa stok tas-tas yang tak ada di etalase, alias limited edition.
"Yang mana paling mahal?" Tanya Jayden.
"Ini Tuan, harga nya menyentuh satu milyar." Jawab pegawai toko itu sambil menunduk, tatapan nya benar-benar mengintimidasi.
"Kamu menyukai nya, girl?" Tanya Jayden, dia mengambil tas dari tangan pegawai itu dan mengulurkan nya ke arah Ayyara.
Gadis itu mengambil nya, lalu melihat-lihat isi dalam nya. Untuk sebuah tas, harga ini sangat mahal. Tapi, kalau di beliin ya ngapain nolak. Iya gak sih?
"Ini limited edition?" Tanya Ayyara.
"Betul, Nona. Hanya ada beberapa saja di dunia." Jawab pegawai itu, Ayyara tersenyum sambil menatap wajah Jayden. Pria itu mengerti.
"Bungkus."
"Baik, Tuan." Jawab pegawai itu, dia pun langsung pergi untuk membungkus tas itu.
"Mau beli apa lagi, girl?"
"Sepatu." Jawab Ayyara, Jayden pun menarik tangan gadis itu ke etalase yang berderet sepatu-sepatu mahal.
"Ambil, yang mana saja."
Ayyara terlihat kebingungan, tapi akhirnya pilihan nya jatuh pada sneakers berwarna putih yang nampak sangat cantik. Jayden yang paham, langsung meminta pegawai itu mengambilkan sepatu itu. Setelah mencoba nya dan cukup dengan ukuran nya, Jayden pun meminta untuk membungkus nya.
"Ada lagi?"
"Hmmm, tidak."
"Ya, kita ke hotel?"
"Iya, Om." Jawab Ayyara. Jayden pun menyelesaikan pembayaran tas dan sepatu yang di pilih nya. Hanya untuk sepasang sepatu dan sebuah tas saja mampu merogoh kantong nya dalam sekali. Hanya sebuah tas, tapi seharga mobil? Gila saja, bahkan harga mini cooper nya saja tidak semahal tas yang di beli oleh Jayden.
Dih, tadi katanya gak bakalan luluh meskipun di beliin barang, tapi kenyataan nya? Ya, sulit memang kalau uang yang bicara.
......
🌻🌻🌻🌻🌻