Arash, seorang pemuda biasa dari bumi yang berpindah ke Planet Pluto, tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi bagian dari pasukan militer. Namun, keadaan membuatnya harus memutuskan itu.
Setelah mengambil keputusan itu segalanya tampak berubah tiba-tiba sebuah sistem misterius aktif dalam pikirannya!
[Ding! Sistem penghargaan militer tertinggi diaktifkan!]
Sejak saat itu, Arash bukan lagi prajurit biasa. Dengan bakat SSS yang langka, ia memiliki potensi yang melampaui semua manusia.
Satu hari latihannya setara dengan sepuluh hari orang lain, dan keterampilannya berkembang dengan kecepatan luar biasa.
Namun, tantangan di Pluto jauh lebih mengerikan dari yang ia bayangkan.
Di planet ini, umat manusia berperang melawan monster ganas yang terus berevolusi dan mengancam kepunahan seluruh umat manusia.
Para pejuang umat manusia terus bertempur tanpa henti demi bertahan hidup.
Saat peperangan besar semakin dekat, Arash menyadari bahwa musuh terbesar bukan hanya mon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimpi Fiksi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29.
Saat ini dia datang tanpa alasan lain selain untuk menonton pertandingan final mewakili rekan satu timnya.
Melihat Liu Pi, tatapan Arash dan yang lainnya menjadi rumit.
Di planet Pluto, situasi antara makhluk asing dan semua ras sangat parah, dan prajurit dikorbankan setiap hari.
Nasib tim medioker ini memang patut disesalkan.
Tetapi ini adalah sesuatu yang terlalu normal di planet Pluto.
Menjadi seorang prajurit selalu seperti ini.
Arash dan yang lainnya menatapnya dengan serius selama beberapa detik, lalu segera mengalihkan pandangan.
Instruktur utama Zha datang dari kejauhan, diikuti oleh beberapa instruktur.
Dia melangkah ke podium, melirik sepuluh tim di depannya, dan mengangguk.
"Ya, kamu benar-benar telah berkembang selama sebulan terakhir." Ucapnya.
Setelah berkata demikian, Kapten Zha mengganti pokok bahasan.
"Setelah hari ini, kamu akan lulus dari sini dan menjadi prajurit formal."
"Sekarang, mari kita adakan kompetisi rekrutmen terakhir. Sepuluh tim teratas akan diundi satu per satu dan naik ke panggung untuk bertarung."
Kapten Zha tidak banyak bicara, langsung ke intinya dan memberikan perintahnya.
Arsh dan yang lainnya mengangguk satu per satu, dan setiap tim mengirim satu orang untuk mengundi.
Ketika tiba giliran tim yang biasa-biasa saja, Liu Pi berjalan keluar perlahan-lahan, air mata mengalir di wajahnya tak terkendali.
Kapten Zha melirik Liu Pi yang berdiri di depannya dengan tatapan rumit di matanya.
"Apakah kalian, tim yang biasa-biasa saja, masih ingin berpartisipasi dalam kompetisi final ini?"
Liu Pi menundukkan kepalanya sedikit, dan menahan air matanya saat dia mengangkat kepalanya lagi.
"ikut!" Teriaknya.
Kapten Zha mengangguk dan memberinya tanda tangan.
Pada babak pertarungan pertama ini, Tim Sun-Moon dan salah satu tim lainnya tidak perlu ikut serta dan akan langsung masuk ke babak pertarungan kedua.
Karena tim Matahari dan Bulan terlalu kuat, tidak adil bagi mereka untuk tersingkir di babak pertama.
Selain tim Matahari dan Bulan, hanya ada sembilan tim di lapangan, sehingga mustahil untuk bertarung satu lawan satu.
Oleh karena itu, ada tim yang beruntung yang dapat terhindar dari babak pertama dan masuk ke babak kedua.
Namun tim yang beruntung ini adalah tim Hundred Flowers, bukan tim biasa.
Melihat Liu Pi pergi ke lapangan sendirian, menghadapi lawan tanpa lengan, semua orang sedikit kewalahan.
Liu Pi menggertakkan giginya dan melangkah maju untuk bertarung dengan pria itu.
Ini bukan novel, tidak ada keajaiban yang terjadi.
Liu Pi dengan cepat dikalahkan dan tersingkir.
Dia tidak kecewa setelah kekalahan itu, tetapi berdiri di samping dan tertawa tak terkendali.
Arash dan yang lainnya melirik beberapa kali lalu mengalihkan pandangan.
Mungkin suatu hari, mereka akan ditinggal sendirian, dengan semua rekan satu tim mereka mati di depan mata mereka.
Dunia ini sangat kejam.
Tak lama kemudian, babak pertempuran berikutnya dimulai.
Kali ini, tim yang naik panggung adalah kenalan lama, tim tampan Suga.
Konfigurasi tim pria tampan sangat tinggi.
Selain Suga, kapten hantu air tingkat A, ada juga monster bumi dan monster kayu, keduanya memiliki bakat tingkat B.
Dua orang terakhir menyembunyikan bakat mereka dan tidak pernah menggunakannya sampai sekarang.
Namun meski begitu, tim ganteng tersebut tetap dengan mudah mengalahkan lawannya dan memenangkan pertarungan.
Setelah menyaksikan pertarungan tim tampan, apit dan eza tidak dapat menahan diri untuk tidak mendiskusikannya.
"Saudara apit, apa bakat dari dua orang yang tersisa di tim tampan ini? Mengapa saya tidak bisa melihatnya?" Tanyanya.
Apit juga mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya ketika mendengar ini.
"Siapa tahu? Kurasa dua orang yang tersisa di tim tampan ini ada di sini untuk menghadapi kartu truf kita."
“Tidakkah kau lihat mata Suga menyala-nyala karena amarah, seolah dia sangat yakin bisa mengalahkan kita?”
Mata Eza membeku sesaat, lalu dia tersenyum.
"Haha, aku mengagumi Eza seperti ini."
"Saat dia bertemu kita nanti, dia akan tahu betapa hebatnya kapten kita."
Saat mereka berbicara, Eza dan Apit menatap Arash.
Hanya mereka yang tinggal di asrama yang sama dengan Arash yang tahu betapa mengerikan kekuatan Arssh saat ini.
Tidak peduli kartu apa pun yang dimiliki Suga, semuanya akan hancur saat menghadapi Arash.
