" aku takut untuk kembali patah setelah jatuh hati " ---
Ziva gadis cantik yang batal menikah karena suatu hal yang tak jelas. Lelaki yang ia percaya itu pergi meninggakkan dirinya sebelum hari pernikahan mereka dilangsungkan. menghancurkan segala mimpi setelah sekian lama di bangun bersama. Segala kesakitan itu membuat ziva sulit untuk kembali menjalin hubungan yang baru . Hingga kehadiran seorang lelaki aneh yang memberi warna baru dalam hidupnya. Namun banyak rahasia yang tersembunyi di balik kemunculannya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Riski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hancur Kembali
Ziva sedang duduk di depan rumah nya sembari memakan buah . Ia sedang mengamati taman bunga mamanya yang tampak indah menghiasi sekitaran rumahnya . Tak lupa dengan alunan musik yang menemani sore harinya .
Wanita itu sedang menenangkan dirinya setelah menghadapi kebingungan akhir akhir ini . Ia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya sangat nyaman ketika sedang bersama Gabriel . Lelaki itu membuat nya merasakan sesuatu yang telah lama hilang dalam hidupnya .
" Drett " sebuah pesan masuk pada layar handphone nya . Wanita itu sedikit mengernyitkan dahi ketika tak mendapatkan nama yang tertera disana .
Langkah kaki ziva bergegas masuk ke dalam rumah setelah membaca pesan singkat itu . Ia terburu-buru menutup pintu kamarnya , mengenakan jacket dan berkaca di depan cermin . Ziva menguncir rambutnya , hanya mengoleskan lipbalm di bibir mungilnya .
Wanita cantik itu langsung meraih slindbag nya , memasukkan handphone dan dompetnya disana . Ia baru saja ingin menutup pintu kamarnya , namun ziva mengurungkan niatnya . Ia menepuk jidat , karena melupakan kunci mobilnya . Kembali keluar kamar dengan berlari kecil membuat Cindy dan Stevan yang tengah menonton tv saling memandang dengan tatapan yang aneh .
" Mau kemana sayang ? " Tanya Cindy yang kini tengah bersandar pada bidang dada suaminya , sementara tangan Stevan tengah mengelus puncak kepala Cindy .
" Ada urusan penting , ziva pergi dulu ya ma , pa. Bye , love you .. " ziva mencium kedua pipi orang tuanya , berlalu pergi secepat mungkin .
" pa .. " Cindy terlihat cemas , ia mendongak ke arah Stevan . Lelaki itu hanya menahan pundak cindy dan mengedipkan kedua matanya , ia merasa ziva bisa menjaga dirinya .
***
Kenapa ngajak ketemu disini? " Ziva meletakkan tasnya ke atas meja , duduk menghadap Tasya yang tengah mengaduk minumannya . Wanita itu sejak tadi duduk sendiri di sudut ruangan pada sebuah cafe yang tak begitu ramai pengunjung .
" Aku udah pesenin minum " Tasya melirik ke sebuah jus strawberry di hadapannya .
" Makasih "
Memperhatikan ziva dengan seksama , memang mereka terlihat begitu serupa . Ia masih tidak percaya , ternyata Gabriel memilih wanita ini karena mereka memiliki kesamaan bahkan ia hampir tak bisa membedakannya . Tasya sendiri belum pernah melihat kekasih lama Gabriel , ia tidak mengetahui sedikitpun identitas wanita itu. Namun ia benar benar yakin mereka sangatlah mirip , mungkinkah kembar ? Tasya tak tahu itu.
Wanita bermata bulat itu seakan berteriak pada pikirannya , ia tak ingin kehilangan Gabriel . Rasa takut itu memenuhi rongga dadanya, ingin rasanya melenyapkan wanita di hadapannya agar tak ada yang bisa menghalanginya . Cinta seakan membutakan , menghilangkan kebaikan pada seseorang . Ini bukan tasya , ini adalah wanita yang memaksa memiliki hati yang jelas bukan untuk nya.
Tasya begitu menaruh hati pada Gabriel , ia berjanji untuk menjadikan lelaki itu kekasihnya dan tidak ada yang bisa menarik ucapannya . Ia tumbuh membesar dengan segala fasilitas lengkap dan tak ada permintaan yang tidak di turuti . wanita cantik itu selalu mendapatkan apa yang ia inginkan namun sampai saat ini Gabriel masih menjadi obsesi terbesarnya .
Pikirannya mulai bekerja memutar akalnya , ia seperti mendapatkan cara untuk membuat Gabriel menjadi miliknya. mengeluarkan sebuah foto dan menyerahkan pada ziva . Wanita itu memegang foto tersebut , ia mengamati gambar disana cukup lama .
" Apa Ini.. " ziva terdiam , ia merasa tidak pernah berfoto seperti itu apalagi bersama Gabriel . Mereka tidak pernah mengabadikan momen bersama .
" Awalnya aku kira ini kamu , tapi kamu lihat tanggal dan tahunnya di sana " ziva membalikkan foto tersebut , terdapat tanggal dan tahun dimana foto tersebut baru di abadikan . Tepat 2 tahun yang lalu. Bukankah ia baru mengenal lelaki ini ?
" Tadi aku mengikuti Gabriel ke sebuah pemakaman , sepertinya itu makam wanita yang berada di foto itu " lanjutnya lagi . Tasya sengaja memanas-manasi ziva , ia ingin wanita ini pergi dari kehidupan Gabriel. Setelah melihat kedekatan ziva dengan Gabriel akhir akhir ini , membuatnya begitu cemburu . Ia tak ingin wanita ini merebut apa yang menjadi keinginannya.
Tangan ziva menggepal , ia kini merasa teramat perih . Benar seperti dugaannya sejak awal, Gabriel hanya ingin mempermainkan perasaannya saja atau karena ia menganggap ziva adalah masalalunya. Tidak jauh berbeda dengan lelaki hidung belang di luar sana .
" Kenapa aku harus merasakan hancur kembali ? Apa Tuhan tidak memberiku peluang untuk merasakan jatuh cinta atau sekedar rasa bahagia .. " tanya ziva dalam hati.
Gabriel mendekati dirinya hanya karena wajahnya hampir mirip dengan kekasih hatinya . Semua pelukan , kata sayang dan segenap perhatian hanya perantara dari rasa cintanya .
"Pantas saja lelaki itu terkadang bertingkah aneh , apakah ia sedang berkhayal bahwa aku adalah kekasihnya ? " Tanya ziva dalam hati , ia benar benar tidak suka dengan sandiwara ini . Lelaki itu seperti tengah memanfaatkan kepolosan nya .
" Gue pinjem .. " ziva menyimpan foto tersebut di dalam tasnya , ia langsung beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Tasya sendiri .
Tasya hanya tersenyum menang , ia tidak melakukan hal yang jahat menurutnya. Ia hanya ingin memberi tahu kebenaran . Wanita cantik ini merasa tidak ada yang salah akan hal itu , bukankah bangkai akan tetap tercium meski selalu berusaha untuk di sembunyikan.
" Akhirnya aku bisa lebih mudah untuk menaklukkan hati Gabriel "
" Maaf ziva aku sama sekali tidak sedang menjadi musuhmu tapi sejak kecil aku selalu mendapatkan apa yang aku mau dan aku benar benar tidak ingin kehilangan Gabriel.." lanjutnya lagi , ia meneguk minuman dinginnya . Menatap sekelilingnya sembari menikmati musik klasik yang mengalun indah di telinganya .
.
.
Ziva memberhentikan mobilnya di dekat sebuah taman , namun cuaca sangat tak bersahabat . Wanita cantik itu terus saja menerobos langit yang tengah menumpahkan isinya bahkan lebih deras dari air matanya .
Ia duduk di bangku taman sembari memeluk lengannya . Ziva seakan tengah bertanya pada takdirnya , akankah harus selalu berakhir perih. Setiap kali ia mencoba memulai namun berkali kali ia terpatahkan . Terlalu banyak janji yang terus saja di telan meski sudah pernah mengalami . Ia seakan kembali jatuh pada keadaan yang sama .
Apa memang lelaki terlalu jahat mempermainkan perasaan perempuan atau karena wanita terlalu meletakkan perasaan paling awal dalam hubungan?
Entahlah ziva seakan tak mampu memikirkan apapun , seharusnya ia sudah mengetahui bahwa keanehan lelaki itu akan berujung pada penumbuhan luka dalam dirinya sendiri. Ia memang terlalu berani untuk mengambil resiko yang berujung pada penyiksaan batinnya lagi.
Ia bingung dengan hatinya , bukankah ia selalu mencoba untuk menepis Gabriel dari hatinya . Namun mengapa rasa sakit itu tetap tak mampu tertahankan olehnya. Kenapa ia merasa begitu hancur saat tahu bahwa lelaki itu datang padanya hanya karena masalalu . Wanita di foto itu begitu mirip dengan dirinya .
Pantas saja Gabriel sering kali terdiam memandangnya .
Mungkin memang Gabriel mendekati nya hanya karena wajahnya yang sama dengan kekasihnya.
"seharusnya lebih percaya sama diri gue sendiri" gumamnya dalam hati.
" Jadi semua perhatian Lo selama ini tuh palsu Biel .. " lirihnya , ia mengusap air matanya lagi dan lagi.
Ziva mendongak ke atas ketika tak merasakan butiran air hujan membasahi tubuh mungilnya . Seseorang bermata sipit , memegang payung di tangan kanannya tersenyum ke arah ziva .
" Ngapain hujan hujanan disini , nanti sakit loh.. " Sam, Ya lelaki itu yang tengah berdiri memayunginya dengan payung bermotif kotak kotak.
" Biarin aja . mending Lo pergi deh, gue pengen sendiri.Jauhin payung Lo, gue pengen nangis bareng hujan" ketus ziva , namun berhasil membuat Sam terkekeh . Menurutnya wanita ini sangat lucu di balik wajah cantiknya.