Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.8
Setelah selesai makan Riza menawarkan untuk mengantarkan Lilia pulang ke rumah nya,Lilia yang sudah merasa tidak enak badan karena mungkin kurangnya istirahat dan terlalu banyak pikiran pun tidak mau ambil pusing dan langsung mengiyakan tawaran Riza.
Saat menuju perjalanan menuju rumah nya, Lilia mulai berpikir untuk kembali ke kost kosan nya karena dirinya merasa sudah sangat tidak enak badan,Lilia tidak mau merepotkan Mimi dan eyang nya dan tidak mau membuat mereka khawatir.
Akhirnya Lilia pun memulai untuk membuka percakapan kepada Riza terlebih dahulu.
"Aku boleh gak sekalian ikut kamu ?", tanya Lilia yang semakin merasa badannya semakin tidak enak .
"eemmm ,, boleh aja,Lo emang udah yakin mau balik ke rumah gw lagi ? " , tanya Riza.
"ohh bukan,aku mau ke pulang ke kos kosan kok, nanti kamu bisa turunkan aku di depan gang aja",kata Lilia menjelaskan.
"ohhhh ,oke ", jawab Riza yang sebenarnya berharap mengantarkan Lilia sampai kos kosan.
"yaudah nanti tungguin aku pamit sama kakek dan nenekku dulu ya ",kata Lilia yang sebenarnya bingung apa ini keputusan yang tepat .
"Oke ", jawab Riza singkat.
sesampai di rumah Lilia,Riza menyempatkan untuk turun dan bertemu dengan kakek nya Lilia .
"selamat malam pak ,". Sapa Riza kepada kakeknya Lilia.
"Selamat malam nak", jawab kakeknya Lilia, "perkenalkan nama saya Riza pak ,temannya Lilia", kata Riza memperkenalkan diri.
"ohhh iya,nama bapak Husein nak Riza ", jawab kakek yang memperkenalkan diri juga,.
"Aku ke dalam dulu ya ",kata Lilia kepada Riza .
"silahkan duduk nak Riza ",kata eyang mempersilahkan duduk ,
"terimakasih banyak pak ", Sahut Riza.
"buu ", panggil eyang kepada Mimi.
"ada apa pa ", jawab Mimi yang langsung menghampiri eyang.
"eehhh ada tamu " ,kata Mimi , Riza pun langsung berdiri kembali untuk bersalaman.
"tolong buatkan minuman untuk nak Riza" ,ucap eyang.
"ohh tidak perlu repot-repot pak,buk " ,kata Riza
"Mi,yang aku izin balik lagi ya ke kos kosan ya ", suara Lilia yang tiba-tiba sudah ada di luar.
"loh kamu mau kembali ke kos kosan malam ini juga?",tanya Mimi yang sedikit kaget.
"iya Mi,ada perubahan jadwal,besok aku ada kelas pagi ",kata Lilia berusaha membuat alasan.
"Ohhh yaudah kalo begitu hati² yaa kamu ", ucap Mimi .
"titip Lilia ya nak Riza ",kata eyang kepada Riza , sehingga membuat Riza kegeeran di dalam hati.
"maaf ya Eyang ,Mi ,aku cuma sebentar di sini ", Ucap Lilia merasa bersalah.
"ya enggak apa-apa Lilia, Eyang dan Mimi malah seneng kamu pulang walaupun cuma sebentar, biasanya kamu kan pulang kalo hari besar saja ", jawab Eyang.
"yaudah ya Mimi ,eyang, aku pamit dulu, Mimi sama eyang sehat² ya",kata Lilia.
"ya pastinya,kamu yang harusnya jaga kesehatan, jangan makan sembarangan", .sahut eyang menimpali. "pak ,buk ,saya pamit ya ", sambung Riza meminta izin.
"yaudah kalian hati hati ya ", jawab Mimi.
"bapak titip Lilia ya, tolong jaga Lilia baik², jangan sampai ada apa² sama cucu bapak semata wayang ini ", pesan Eyang kepada Riza .
"ihh eyang apaan sih ", ucap Lilia yang merasa tidak enak kepada Riza.
"kalian cocok kok ", sambung Mimi menggoda Lilia.
"Mimiiii ..",kata Lilia yang terus mengelak.
Riza dan Lilia pun segera masuk ke dalam mobil setelah berpamitan.
"hati-hati ya kalian" ucap eyang dan Mimi.
"baik pak ", jawab Riza sambil melambaikan tangan dari dalam mobil sebelum di tutup kacanya.
hati Riza menjadi tidak karuan setelah kakek dan nenek nya salah faham menganggap bahwa Riza dan Lilia memiliki hubungan.
sepanjang perjalanan Lilia dan Riza sama sama saling diam.
tiba-tiba kepala Lilia jatuh di pundak Riza, ternyata Lilia tertidur, Riza yang mengetahui hal itu membiarkan kepala Lilia tetap di bahu nya,dalam hati Riza merasa ada yang berbeda.
Dy bingung dengan perasaan nya sendiri,lama kelamaan aroma wangi rambut Lilia membuatnya tidak bisa berkonsentrasi,
Akhirnya Riza berinisiatif untuk mengatur kursi yang Lilia duduki, agar Lilia menjadi nyaman tidurnya, Riza pun memarkirkan mobilnya ke pinggir jalan terlebih dulu, saat mobil sudah menepi,Riza langsung mengatur jok mobil yang di duduki Lilia,saat sedang mengatur otomatis wajah Riza harus lebih dekat dengan Lilia, Riza mengusahakan agar Lilia jangan sampai terbangun, karena Riza tau pasti Lilia sangat lelah dengan semua yang terjadi pada dirinya, Riza berusaha untuk menahan joknya, sehingga membuat Riza seperti sedang memeluk Lilia, jantung Riza pun terasa berdetak lebih kencang tidak seperti biasanya, tetapi Riza berusaha untuk tetap santai.
"untung gak bangun ni cewek",kata Riza dalam hati, Riza pun memperhatikan wajah Lilia yang tetap cantik walaupun sedang tertidur, tiba-tiba tanpa sadar Riza mengelus pipi Lilia dan betapa kagetnya Riza, ternyata saat menyentuh pipi Lilia suhu tubuh Lilia panas, sepertinya Lilia demam, Riza pun panik dan bingung harus berbuat apa.
di buka jaket yang Dy kenakannya untuk menyelimuti tubuh Lilia.
"sepertinya aku harus membawanya ke rumah sakit",ucap Riza berinisiatif .
Riza pun kembali melaju dengan mobilnya,kali ini Dy mencari rumah sakit terdekat, setelah terus berjalan beberapa ratus meter , akhirnya Riza menemukan rumah sakit,Riza pun segera memarkirkan mobilnya menuju UGD,agar Lilia segera mendapatkan pertolongan pertama.
"pak tolong pak" ,kata Riza meminta tolong kepada satpam yang sedang duduk di depan meja jaganya.
satpam pun segera mengambil brankar untuk membantu Riza yang sudah membopong tubuh Lilia.
"sus tolong ada pasien",kata satpam tersebut menginformasikan kepada perawat yang sedang bertugas, perawat pun bergegas membawa Lilia ke dalam ruangan UGD.
"masnya silahkan tunggu di luar sebentar",kata perawat setelah memanggil dokter jaga yang langsung masuk untuk memeriksa Lilia.
"baik sus", jawab Riza .
setelah beberapa menit menunggu, akhirnya dokter yang memeriksa Lilia keluar dari ruangan dimana Lilia di periksa.
"gimana dok ?", tanya Riza kepada dokter.
"mungkin istri mas nya hanya kecapean saja ", jawab dokter tersebut .
"saya boleh masuk dok ", tanya Riza tanpa mengelak bahwa Lilia bukan lah istrinya.
"silahkan mas ", jawab dokter.
Riza pun masuk ke dalam ruangan dan melihat tangan Lilia yang sudah di pasang selang infus.
Riza pun duduk di samping tempat tidur Lilia.
"mungkin Lilia terlalu memikirkan permasalahannya sampai² sakit seperti ini", kata Riza dalam hati.
"aku dimana ?" , tiba-tiba suara Lilia yang sudah membuka matanya.
"lu di rumah sakit ", jawab Riza.
"Amar" ,kata Lilia yang mencoba mencari Amar.
"gak ada Amar disini" , sahut Riza.
"yaudah kalo gitu gw kabarin si Amar biar Dy kesini",kata Riza sambil mengambil ponselnya.
"jangan Za" , kata Lilia yang masih terlihat sangat lemah.
"Loh tadi Lo kan nanyain Dy ", sambung Riza.
"gak apa-apa kok, tadi aku cuma halusinasi aja ",kata Lilia .
"sampe segitu nya ", gerutu Riza.
"Za kayanya aku udah enakan deh, kita lanjutkan aja yuk perjalanan nya",ajak Lilia yang merasa tidak nyaman di rawat di RS.
"ya coba nanti tanya dulu sama dokternya, udah boleh pulang atau belum" , jawab Riza ,Lilia pun hanya terdiam.
"terus gimana kelanjutan hubungan lu sama Amar kedepannya ?",tanya Riza penasaran.
"aku masih bingung Za,mungkin tunggu waktu yang tepat untuk bilang semuanya ke Amar ", jawab Lilia .
"terus gimana kalo tiba-tiba si Amar ngajak lu nikah ?", tanya Riza kembali,
"mungkin aku akan mengulur waktu nya sampai aku benar-benar siap bicarakan semuanya " , jawab Lilia yang terlihat menahan airmata nya.
"kenapa lu gak coba ngomong aja sama papa ?" , tanya Riza yang membuat Lilia menatap mata nya.
"emang menurut mu itu keputusan yang terbaik ?", jawab Lilia seakan ragu .
"terus sampai kapan lu bakal menutupi semua rahasia besar ini?", tanya Riza yang semakin serius.
"entah lah,aku masih berharap semoga semua ini hanya mimpi ",kata Lilia yang semakin terlihat sedih.
Riza pun terdiam tak sanggup berkata apa², dalam hati nya hanya berkata.
"apa gw jahat ya berharap mereka segera berpisah, tapi emang kenyataan nya mereka kan memang harus berpisah" ..
tak lama dokter pun masuk ke dalam ruangan.
"bagaimana keadaan nya mbak ?" , tanya dokter kepada Lilia.
"saya sudah membaik dok ", jawab Lilia.
"syukurlah kalau begitu", jawab dokter tersebut.
"apa saya sudah boleh pulang dok ?",tanya Lilia.
"Ya sudah boleh kok,mbak nya hanya kecapean saja ", jawab dokter yang membuat Lilia merasa lega.
,"nanti akan Saya berikan resep ya dan segera ambil sebelum pulang",kata dokter berpesan,.
"baik dok ", jawab Riza yang menimpali .
"yasudah cepat membaik untuk mbaknya dan untuk mas nya jaga istrinya baik2 ya, nanti akan ada suster yang kesini untuk membantu melepaskan selang infus nya", pesan dokter membuat Lilia kebingungan.
"baik dok terimakasih ",kata Riza yang semakin membuat Lilia bingung.
dokter pun segera keluar dari ruangan Lilia.
"maksudnya apa dokter ngomong kayak gitu ?", tanya Lilia kepada Riza .
"yaudah gak penting juga sih ", jawab Riza yang grogi.
"kamu juga kenapa mengiyakan pertanyaan dokter barusan ", tanya Lilia kembali yang mulai kesal.
"yaudah sih iyain aja lah, daripada repot harus menjelaskan kalo kita itu calon kakak dan adik ipar ", jawab Riza yang membuat Lilia semakin kesal.
"yaaa gak kayak gitu juga Za ",kata Lilia yang berusaha untuk duduk.
"suuutt udah daripada tar lu kenapa² lagi dan akhirnya kita gak bisa pulang kan malah semakin repot urusannya", jawab Riza yang memang ada benarnya.
Sofia pun terdiam dan tak lama suster pun datang memberikan resep kepada Riza.
"masnya lebih baik segera menebus obat nya dan sekalian ke ruang administrasi",kata suster nya kepada Riza .
" baik sus ", jawab Riza segera bergegas keluar ruangan.
"mari mbak ,saya bantu untuk melepaskan infus nya",kata suster kepada Lilia.
"baik sus, terimakasih banyak ya sebelumnya ", jawab Lilia.
Riza pun segera mengurus semuanya.
dan setelah selesai Riza pun kembali ke ruangan Lilia.
"mau pulang sekarang ?", tanya Riza.
"yailah masa besok ",kata Lilia sedikit jutek.
"bisa ga jalan nya ?",tanya Riza membuat Lilia semakin jengkel.
Lilia pun tidak menjawab pertanyaan Riza. segera Dy berdiri dan perlahan berjalan walaupun masih sedikit lemas.
Riza yang melihat Lilia belum terlalu begitu vit akhirnya mencoba mengiringi langkah Lilia.
mereka pun bergegas menuju mobil dan melanjutkan perjalanan menuju kos kosan Sofia.