NovelToon NovelToon
Jebakan Cinta Twins A (Anindira & Anindita)

Jebakan Cinta Twins A (Anindira & Anindita)

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pengganti
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mom AL

Ikuti setiap bab nya dan jangan lupa tinggalkan dukungannya ♥️
****

Anindira dan Anindita adalah saudari kembar yang terpisah sejak lahir. Keduanya memiliki nasib yang berbeda, Anindira sudah menikah tetapi dirinya selalu di sakiti oleh sang suami dan tidak mendapatkan kebahagiaannya. Sementara Anindita, dirinya hanya bisa menghamburkan uang dan angkuh.

Suatu hari, tanpa sengaja Anindita menggantikan peran Anindira. Dirinya masuk ke dalam kehidupan suami Anindira, dan tidak menyangka betapa hebat saudari kembarnya itu bisa hidup di tengah-tengah manusia Toxic.

Bagaimana kehidupan mereka selanjutnya?

SO STAY STUNE!
NO BOOM LIKE, BACA TERATUR DAN SEMOGA SUKA 😍🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 31 TWINS A

Anindita tiba di restoran milik Daffa, pria itu memintanya untuk kembali bekerja seperti dulu. Namun, sebelum memutuskan untuk pergi, Dita bertanya terlebih dahulu pada saudara kembarnya, yaitu Anindira. Dia mengatakan jika Dita harus pergi, karena disanalah dirinya bisa tahu bagaimana sikap Daffa dan Manager baru yang diyakini memiliki hubungan gelap dengan pria itu.

Anindita akhirnya pergi, dia menaiki taksi online supaya cepat sampai disana. Ketika tiba, Dita langsung berjalan masuk ke dalam ruangan Daffa. Dia tidak peduli meksipun beberapa pekerja disana memintanya untuk mengetuk pintu terlebih dahulu, dan mencegahnya agar tidak masuk.

Saat pintu terbuka, Dita melihat Daffa sedang bermesraan dengan wanita lain.

'Apa dia Manager baru yang dikatakan Kak Dira?' batin Dita menatap kedua insan yang sedang berpelukan itu.

Kezia tersenyum miring, bahkan dia mencium bibir Daffa tepat di hadapan Anindita, yang dia pikir Anindira.

'Iyu... Menjijikan!' cibir Dita dalam hati.

Kezia tersenyum miring dan mencium bibir Daffa, membuat Anindita merasa sangat tidak nyaman dan marah. Dia merasa seperti ingin muntah melihat adegan itu.

"Apa yang kau lakukan, Daffa?" tanya Anindita berpura-pura dengan suara yang marah dan terkejut.

Daffa dan Kezia berpisah, mata mereka memandang Anindita dengan tatapan yang tidak berdosa.

"Anin, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Daffa dengan suara yang santai.

Anindita memutarkan bola matanya malas. "Aku tahu apa yang kau lakukan, Daffa!" kata Anindita melotot ke arah Daffa. "Aku tidak akan pernah kembali ke tempat ini lagi. Aku tidak ingin menjadi bagian dari kehidupanmu yang kotor dan tidak bermoral."

Daffa dan Kezia memandang Anindita dengan mata yang terkejut dan marah. Mereka tidak bisa percaya bahwa Anindira bisa berbicara seperti itu padanya. Kezia merasa sangat marah dan terhina dengan kata-kata Anindita. Dia ingin menampar Anindita, tapi Daffa cepat-cepat menahan tangannya.

"Kezia, jangan!" kata Daffa dengan suara yang tegas. Pria itu takut Anindita melakukan sesuatu pada Kezia.

Tapi Anindita tidak menunggu. Dia berbalik dan menampar Kezia dengan keras. Suara tamparan itu terdengar keras di ruangan.

Kezia merasa sangat terkejut dan emosi. Dia tidak bisa percaya bahwa wanita yang dia kira Anindira itu berani menamparnya.

"Kenapa kau menamparku?!" teriak Kezia dengan nada tinggi.

Anindita tidak menunjukkan penyesalan. Dia memandang Kezia dengan mata yang tajam.

"Aku hanya membalas apa yang kau lakukan," kata Anindita dengan suara yang tegas.

Daffa merasa sangat terkejut dan marah dengan apa yang terjadi. Dia tidak bisa percaya bahwa Anindira, wanita lemah dan penurut berani menampar Kezia.

"Anin, kamu harus meminta maaf pada Kezia!" kata Daffa berteriak.

Tapi Anindita tidak mau meminta maaf. Dia memandang Daffa dengan mata berani.

"Aku tidak akan pernah meminta maaf pada orang yang tidak pantas," kata Anindita dengan suara yang tegas. Lalu, dia pergi dari ruangan itu.

Daffa merasa marah dan terhina karena Anindita berani membantahnya.

"Apa kau bilang? Kau tidak mau minta maaf padanya? Ayo, minta maaf sekarang!" perintah Daffa dengan suara keras.

Anindita tidak menunjukkan penyesalan, dia malah tersenyum miring. "Sekuat apa pun kau menyuruhku untuk minta maaf padanya, aku tidak akan melakukan hal itu. Kau dan dia sama saja! Kotor dan tidak pantas dihormati.''

Daffa mengeraskan rahangnya. "Hei—" dia menunjuk wajah Anindita, tetapi wanita itu juga maju selangkah, dia pun berteriak.

"Hei, turunkan nada bicaramu! Jangan berteriak padaku, Daffa." kini mereka saling tatap, bahkan wajah keduanya hanya berjarak beberapa centimeter saja.

Kezia yang masih merasa sakit karena tamparan Anindita, berjalan mendekati dua orang yang sedang berargumen itu.

"Aku tidak akan membiarkanmu bicara seperti itu pada Daffa!" Kezia mendorong tubuh Dita hingga membuat wanita itu hampir saja terjatuh.

"Lalu kau mau apa? Hm? Kau pikir aku takut padamu?" Dita tertawa mengejek. "Aku tidak takut pada siapapun yang berusaha untuk menghentikanku." kata Anindita dengan suara tegas. "Kau mau aku tampar lagi? Atau aku harus membungkam paksa mulut busukmu itu?" ancamnya membuat Kezia bersembunyi di belakang Daffa.

'Haha... Aku hanya mengancamnya seperti itu, tapi dia sudah ketakutan. Payah!' cibir Anindita dalam hati. Dia pun berlalu pergi dari sana.

Daffa dan Kezia masih mematung di tempat mereka berdiri, mencoba untuk memahami apa yang baru saja terjadi. Mereka tidak bisa percaya bahwa Anindira bisa berani dan tegas jadi seperti itu.

"Apa benar dia itu Anindira?" tanya Kezia dengan suara yang tidak yakin.

"Entahlah, dia sangat berbeda," jawab Daffa dengan suara yang juga tidak yakin. "Aku harus mencari tahu, hal apa yang membuatnya berubah seperti itu."

Daffa merasa sangat penasaran dengan perubahan yang terjadi pada Anindira. Dia tidak bisa percaya bahwa wanita yang dulu begitu lembut dan patuh, sekarang bisa berani dan tegas seperti itu.

Sementara itu, Anindira sudah berjalan jauh dari restoran, merasa lega dan bahagia karena telah berhasil menghadapi Daffa dan Kezia.

"Aku pikir dia itu wanita yang sangat licik dan berani, ternyata hanya sekedar penggoda biasa." gumam Anindita merasa lucu.

Langkah wanita itu terhenti saat seseorang datang, menghalangi jalannya.

BERSAMBUNG

1
yanah
sama2 slalu q tunggu kak kelanjutannya, semangat💪💪
🌺°°äRïes🌺 ™: Aaa... terima kasih, Kaka 🤗
total 1 replies
yanah
aseekkk
mudah2 an mereka saling menerima 1 sama lainnya
🌺°°äRïes🌺 ™: Pasti dong, Kaka 🥰
total 1 replies
yanah
semoga yuna bisa membalaskan perbuatan mereka pada anin
🌺°°äRïes🌺 ™: ♥️♥️♥️♥️♥️
total 1 replies
yanah
bengsekk itu dafa
🌺°°äRïes🌺 ™: HAJAR, KAK 😅
total 1 replies
mariammarife
klwnaku jadi Anin mendingan aku kabur dech
🌺°°äRïes🌺 ™: Sama, Kak 🥲
total 1 replies
mariammarife
Ayuna ini Andindita kah kembaran nya Anindira?
🌺°°äRïes🌺 ™: Entar ada jawabannya, Kak. Di episode selanjutnya 🥰
total 1 replies
mariammarife
si Bu Wati melebihi lintah darat 👎
🌺°°äRïes🌺 ™: Di apakan enaknya, ya? 😌
total 1 replies
mariammarife
masih nyimak blom mau berkomentar
🌺°°äRïes🌺 ™: Makasih udh berkenan mengikuti novel ini, Kaka 🥰
total 1 replies
mariammarife
Sholat tahajud saja Dira,minta petunjuk ada NYA
🌺°°äRïes🌺 ™: Sepertinya, Othor yang harus sholat tahajud biar bisa tahu gimana alur cerita Dira ke depannya 😭
total 1 replies
mariammarife
mau kau apakan bayi itu,Adiba?
🌺°°äRïes🌺 ™: Bayinya di serahkan ke panti asuhan, Kak 🥲
total 1 replies
Yus Warkop
bagus
Yus Warkop
lanjuy bagud
🌺°°äRïes🌺 ™: Masya Allah, terima kasih, Kaka ☺️ Lanjutannya malem ya.... 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!