Menceritakan kisah Raditya Sukma yang terjerat dengan Seorang CEO cantik bernama Amelia Artmaja.
Sebagai manusia terkuat dibumi ini.Raditia terpaksa patuh pada Amelia. dan berperan sebagai pengawalnya.
Tidak hanya itu, Raditia juga terjerat hubungan dengan beberapa wanita selama menjadi pengawal amelia. Hinga pada akhirnya, dia memutuskan menikahi setiap wanita yang memiliki ikatan cinta denganya..
So bagaimana kelanjutannya? langsung aja baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SATO_WOW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGGODA IMAN
Pada saat ini, Raditia merasakan sedikit kebencian di hatinya.
Namun sebelum Raditia sempat mengambil sampah dari dalam toilet, tiba-tiba terdengar suara manis dari belakang, "Raditia kenapa kamu disini?"
Ternyata suara Debby yang baru saja keluar dari toilet wanita, hari ini penampilan Debby jauh lebih segar.
Tubuh bagian atasnya menggenakan kemeja warna putih, tetapi bagian dua asetnya sudah tidak di tutupi oleh gumpalan kain, samar-samar terlihat pakaian dalam berwarna hitam berenda.
Tubuh bagian bawah menggenakan rok hitam hitam pendek yang hanya menutupi paha, ada juga Stoking warna kulit yang menempel di kakinya, dengan sepatu hak tinggi warna hitam.
Jujur saja Raditia tidak tahan sosok Debby yang sangat begitu panas.
"Aku tak tahu apakah Debby mendengarkan saranku atau tidak, intinya penampilan dia saat ini, benar benar menggoda iman," batin Raditia tiba-tiba menjerit.
Dimata Raditia sosok Debby sekarang jauh lebih menggairahkan dari pada kemarin. Lekukan Dua tonjolan itu yang benar-benar besar sungguh tak bisa di percaya.
Meski Raditia hanya melihat sekilas tapi lubang hidungnya terasa akan mimisan, Debby jauh lebih seksi dari tiga wanita cantik yang ada di Artmaja Grup.
"Jujur saja aku tak tahan lagi," gumam Raditia menggeleng-geleng.
Ketika Raditia melihatnya dengan tatapan itu, pipi Debby memerah dan tampak sedikit malu. Lagi pula Raditia sudah menyentuhnya kemarin.
Tubuh Debby sangat sensitif, sekarang dia benar-benar mengingat kehangatan dari tangan Raditia.
Apalagi setelah Raditia melepaskan tekanan pada Dua gunung kembarnya, sejak saat itu Debby tidak perlu minum obat Asma sama sekali.
Oleh karena itu hatinya penuh dengan rasa terimakasih kepada Raditia.
Pada saat ini melihat tatapan mesum Raditia, Debby bahkan tidak marah, dia hanya berkata dengan lembut, "Kamu ngapain disini? Ingin mengambil sampah? Seharunya kamu bekerja di pos satpam,kan?
"Aduh, jangan katakan itu," ujar Raditia sengaja membuat tampak seperti korban
"Mungkinkah Bos yang menyuruhmu?" tanya Debby penasaran
"Begitulah." jawab Raditia dengan tatapan bersalah yang dibuat-buat.
"Apa yang terjadi?" Debby melihat Raditia dengan tatapan Aneh
"Sudah lupakan saja, Bu Debby. Apa kamu ada perlu denganku?"
"Ini..." Menanggapi tanggapan Raditia, pipi Debby memerah lagi, dan pada saat yang sama, dia menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya dengan kedua tangan, "Kemarin kamu bilang bisa mengobati penyakit Asmaku,Kan?"
"Bisa ko, Tapi..." Raditia mengeleng-geleng dan menjelaskan "Tapi aku harus mengambil semua sampah dari toilet ini, dan agak tidak nyaman mengobrol disini!"
"Lupakan saja mengambil sampah!" ujar Debby tak sabar, dia mengumpulkan keberaniannya untuk menatap Raditia,"Bantu aku dulu, lalu ceritakan masalah kamu dengan Amel, Biar aku yang memberitahunya nanti. Jangan khawatir, kamu akan kembali ke pos depan!"
"Baiklah." ucap Raditia ringan, matanya mengamati tubuh Debby dengan serius.
"Hanya saja terlalu terbuka disini, haruskah kita masuk ke dalam?" sambil mengatakan itu telunjuk Raditia menunjuk ke salah satu bilik toilet.
"Astaga, Apa kamu bodoh? Tidak mungkin melakukannya disini,kan?" tolak debby memutar matanya ke arah Raditia lalu berpikir.
"Di ujung koridor ada gudang tersembunyi dan tidak banyak orang datang kesan. Kebetulan sekali aku punya kuncinya, ayo lakukan disana," sarannya
Tanpa menunggu respon Raditia, Debby pun berbalik, memutar pinggangnya dan berjalan duluan.
Raditia melihat bokong Debby, yang tampak jauh lebih seksi, seketika jantungnya berdetak lebih cepat.
"Bentar-bentar, situasi macan apa ini? Pergi ke gudang dengan seorang wanita cantik? Apalagi gudang ini tampak sepi, jangan bilang akan ada adegan film-film biru! Sial, aku takut tidak bisa menahan nafsu dan akhirnya kebablasan," batin Raditia kacau balau
Dia terengah-engah lalu mengikuti Debby dengan perasaan Linglung.
Lokasi gudang di ujung koridor ini memang terpencil dan tidak banyak orang hang datang kesini.
Debby berjalan hingga ke depan pintu gudang, melirik ke kiri dan kanan untuk melihat situasinya.
Segera mengeluarkan kunci dari sakunya, membuka pintu, dan memberi isyarat kepada Raditia sambil terus berjalan masuk,"Cepat-cepat!"
"Oke, Oke, Oke," bisik Raditia melangkahkan kakinya dengan cepat
Setelah Raditia masuk Debby buru buru menutup pintu, selama seluruh proses keduanya sangat hati-hati dan tidak melakukan hal-hal ceroboh.
Seolah benar-benar akan melakukan itu.
Begitu mereka memasuki ruangan, keduanya tercengang.
Ternyata disini banyak sekali barang-barang mewah yang sudah tidak di pakai, sofa, meja, lemari dan bahkan ada juga Televisi.
Bahkan ada banyak debu di sofa.
"Sekarang bagaimana?" tanya Raditia sambil menatap Debby
"Semuanya berdebu, tidak ada tempat untuk melakukannya," ujarnya
"Aduh, benar juga." jawab Debby sedikit panik.
Tiba-tiba Debby sadar bahwa bukan hal baik membawa Raditia ke sebuah gudang, Rasanya dia akan melakukan perbuatan mesum bersama Raditia di sini.
Tapi tuhan tahu, Debby hanya ingin menemukan tempat tersembunyi agar Raditia bisa mengobati penyakitnya.
Ketika Debby panik nafasnya menjadi susah, pada saat yang sama Asma mulai menyerang kembali.
"Raditia, bagaimana ini?" tanya Debby, melihat Raditia dengan wajah sedih
"Tenang, jangan khawatir." ujar Raditia sambil tersenyum
"Aku akan mencari cara," Sepertinya dia telah memahami situasi Debby
Segera, Raditia mencari kain bersih di dalam gudang itu, lalu membersihkan sofa dan meja dengan hati-hati.
Melihat Raditia bekerja begitu serius, entah kenapa muncul perasaan aneh di hati Debby.
Dia tidak pernah berpikir bahwa ada pria yang tampak seperti bajingan, ternyata sangat peduli dengan masalah dirinya sendiri.
"Oke, sofa ini sudah bersih, kamu sudah bisa duduk sekarang. Setelah melepas semua pakaian bagian atas, barulah pengobatan bisa dimulai." ujar Raditia serius
Kali ini tidak ada expresi main-main atau tatapan mesum di wajahnya.
"B-Beneran harus melepas semuanya?" tanya Debby gugup.
"Hanya itu satu-satunya cara, kamu boleh menolak jika kamu mau. Aku tidak akan memaksa," jawab Raditia sambil menggaruk kepalanya.
"Tapi, Debby mengenai efek samping dari obat yang selalu kamu minum kemarin, itu benar-benar asli dan aku tidak ingin kamu mengalami itu,"
Raditia menatap mata Debby dengan tulus, seolah dia tidak ingin Debby menderita karena penyakitnya.
Debby tidaklah bodoh, dia tahu bahwa Raditia sangat peduli dan ingin mengobatinya.
"K-Kamu tidak akan melecehkan aku,kan? Janji? Aku takut...."
Diantara kata-kata itu, Debby ingin menangis tanpa sadar.
Dia juga tiba-tiba ingat bahwa dengan melakukan ini, sama halnya dengan memberikan tubuhnya pada Raditia.
Bahkan jika Raditia melecehkannya sekarang, di tidak bisa apa-apa.
Meskipun Debby bisa bela diri, tetapi begitu dia gugup, Asmanya akan kambuh, dan kekuatan bertarung tidak akan berguna sama sekali.
BERSAMBUNG.