"Maafkan aku mas, aku sudah berusaha untuk mencintai kamu, tapi nyatanya aku gak bisa, aku hanya menganggap ini hubungan balas budi.." Kinara menyodorkan sebuah map "Aku mohon lepaskan aku, agar aku bisa menjalani hidupku dengan pria yang aku cintai... tolong..
ceraikan aku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Suaminya
Ambulans tiba dirumah sakit, lalu perawat menurunkan Kinara, dan mendorong brangkar menuju ICU, Abi mengikuti masih dengan Arumi di tangannya, Abi tau Arumi pasti syok tapi dia tak bisa meninggalkan Kinara, salahnya dia datang tidak dengan supir tadi, Abi tak menyangka ini akan terjadi, semua terjadi begitu cepat, hingga Abi pun masih linglung, bayangan Kinara terhempas bahkan masing terngiang di benaknya, Kinara masih sempat mendorong Arumi hingga Arumi tidak terluka, jika tidak Abi tidak tahu apa yang akan dia lakukan di hidupnya tanpa Arumi.
"Ra, Kinara.. Apa yang terjadi padanya?" Abi melihat kearah pria yang bertanya dengan panik, dan tampak syok.
"Kecelakaan, tolong jangan menghambat Pak, ini darurat" Perawat segera mendorong dan masuk ke dalam ICU.
Yoga yang keluar dari ruang rawat Anita untuk mengurus administrasi, karena hari ini Anita di perbolehkan pulang dengan catatan masih harus bed rest, namun dia melihat beberapa perawat sibuk mendorong brangkar, rasa penasaran Yoga membuatnya mendekat dan ternyata itu adalah Kinara, Yoga terkejut melihat Kinara berlumuran darah, jika dia tidak mengenali Kinara dengan baik, mungkin dia tidak akan tahu bahwa itu adalah Kinara.
Yoga melihat pria tinggi dengan menggendong anak kecil "Apa yang terjadi pada Kinara?" Yoga bahkan meraih kerah Abi, Yoga mengira pria di depannya adalah penyebab Kinara kecelakaan.
Dengan sebelah tangan Abi menyingkirkan tangan Yoga, "Kau tidak dengar ini kecelakaan!"
"Astaga.. Kinara sedang hamil, bagaimana dengan anak kami" Abi menatap datar pada Yoga, dari perkataannya Abi tahu pasti dia adalah mantan suami Kinara.
Dari arah pintu Rudi berlari kearah Abi, "Siapa yang kecelakaan?" Rudi melihat Abi dan Arumi baik-baik saja, meski jas Abi sudah penuh darah Kinara.
"Tante Kinara.. hiks.. hiks.." Abi menepuk punggung Arumi.
"Tidak apa- apa tante Kinara wanita yang kuat, dia pasti bisa bertahan" Abi menenangkan Arumi "Arumi pulang dulu bersama om Rudi, doakan tante Kinara, biar Papa yang menjaga disini"
Arumi menggeleng "Tidak mau.. Rumi mau menemani tante Kinara"
"Arumi, om janji nanti setelah kondisi tantenya membaik kita akan kembali lagi.. okey"
Arumi mengangguk lalu pergi kepangkuan Rudi.
"Cari tahu siapa pemilik mobil itu dapatkan dia dalam satu hari." Melihat cara bicara Abi yang tegas dan serius Rudi mengerti dan langsung mengangguk, lalu pergi membawa Arumi untuk di antar pulang.
Abi duduk di kursi tunggu, tanpa peduli Yoga yang terlihat frustasi, Abi mencoba tenang dan memikirkan dengan baik apa yang akan dia lakukan setelah ini.
"Apa yang terjadi sebenarnya.." Yoga berbicara sangat lirih menandakan dia begitu sedih dan tertekan.
"Dia tertabrak mobil, dengan keras"
Yoga mengerang frustasi, lalu mengusap wajahnya kasar.
Yoga terus berjalan mondar-mandir dan gelisah menunggu Kinara hingga lupa bahwa Anita menunggu untuk pulang.
Anita yang sudah menunggu lama pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi Yoga, tapi ternyata ponsel Yoga ada di atas nakas.
Anita akan keluar dan menggerakan kursi rodanya, namun saat membuka pintu Anita melihat Mama Yoga datang.
"Mama?"
"Anita, kamu bilang kalian akan pulang hari ini tapi Mama datang kerumah, kalian tidak ada, jadi Mama datang kesini karena khawatir."
"Iya Ma, aku sudah di perbolehkan pulang, tadi Mas Yoga pergi ke administrasi, tapi belum kembali.. aku mau cari sekarang"
"Ya sudah ayo Mama antar.." Mama Yoga mendorong kursi roda Anita, Anita belum boleh banyak bergerak karena kandungannya yang lemah, maka Yoga mendudukan Anita di kursi roda dan meminta Anita menunggu saat Yoga membayar tagihan.
Mama Yoga dan Anita mencari Yoga kearah dimana meja resepsionis berada, namun saat melewati ruang ICU mereka melihat Yoga sedang duduk di kursi tunggu dengan gelisah.
"Yoga.."
"Mas.." mereka memanggil bersamaan.
Yoga menengok, dan tertegun.. Astaga dia lupa kalau Anita menunggunya.
"Mama, Anita.."
"Kamu sedang apa disini?" Yoga menghampiri Anita dan Mamanya, melewati Abi, yang memperhatikan setiap gerakan ketiga orang itu.
"Ma, Kinara kecelakaan, dan dia sedang di tangani.."
Anita dan Mama Yoga terlihat terkejut.
"Ma, anakku.. anakku.." Yoga menangis, menangisi anaknya yang mungkin tidak akan selamat, mengingat kondisi Kinara begitu parah.
Anita menutup mulutnya "Seberapa parah Mas?"
Yoga menggeleng "Aku belum tahu.."
Dokter keluar dan Abi berdiri lalu menghampiri Dokter.
"Dokter bagaimana kondisinya?" mendengar suara Abi, Yoga segera menghampiri Dokter, diikuti Anita dan Mamanya.
"Dokter bagaimana kondisinya?"
"Siapa suaminya?" Abi melihat Yoga, dan Yoga masih terdiam, dia sendiri bingung dia mantan suami Kinara, tapi bibirnya terasa kelu sampai sulit untuk mengakui bahwa mereka sudah resmi bercerai.
"A.."
"Aku dokter.." Abi memotong ucapan Yoga, Yoga tertegun dan menatap Abi.
Sedangkan Mama Yoga berdecih.
"Maafkan aku, kami tidak bisa menyelamatkan bayinya, karena benturan yang keras istri anda mengalami keguguran, silahkan selesaikan semua administrasi, kami akan melakukan kuretase untuk membersihkan rahimnya, juga benturan di kepala yang mengharuskan melakukan operasi, silahkan menyelesaikan prosedur persetujuan, agar kami bisa menindak lanjuti. " Yoga terjatuh, anaknya benar-benar tidak selamat.
"Lakukan yang terbaik dokter, Aku akan menjamin semuanya" Abi berbicara, melihat ketiga orang di sebelahnya terdiam, entah karena terkejut atau tak mau bertanggung jawab atas Kinara, Abi tak peduli, Abi merasa berhutang budi karena Kinara menyelamatkan Arumi, jadi dia yang akan menanggung semuanya.
Dokter masuk kembali keruang ICU untuk memindahkan Kinara keruang Operasi, dan segera menindak lanjuti.
Abi akan pergi ke administrasi namun Yoga berbicara "Biar aku yang melakukannya.."
Abi akan berbicara, tapi Mamanya menyela "Biarkan saja, dia sudah bukan urusan kamu lagi, dan lagi pula anak kamu juga sudah tiada, dia yang ceroboh hingga keguguran, tak ada lagi alasan yang kamu bilang tanggung jawab itu!"
"Tapi Ma, Kinara tidak punya siapa pun, bagaimana pun hanya aku yang bisa bertanggung jawab atas semuanya.."
"Dia kan sudah mengaku suaminya,biarkan saja dia menanggungnya"
"Ma!"
Abi menggelengkan kepalanya pelan saat melihat perdebatan ibu dan anak itu, Abi bergegas pergi untuk menyelesaikan semuanya, agar Kinara bisa segera di operasi.
"Ma, Mas Yoga benar.. bagaimana pun Kinara hanya memiliki kami sebagai sahabatnya, biarkan Mas Yoga menyelesaikannya"
"Kamu lihat istri kamu sekarang bahkan merelakan kamu untuk berurusan dengan mantan istrimu, kamu harusnya berhenti dan hidup tenang dengan Anita, wanita itu hanya membawa keburukan saja!"
"Ma!"
Anita menahan Yoga, "Ma, aku gak papa, justru kalau Mas Yoga tidak melakukannya aku akan merasa bersalah pada Kinara, bagaimana pun anak Kinara juga anak Mas Yoga." Anita meyakinkan Mama Yoga, dia bahkan meneteskan air matanya.
Mama Yoga menghela nafasnya "Baiklah, ini yang terakhir!" Anita mengangguk kearah Yoga, lalu Yoga segera pergi ke administrasi.
"Kamu terlalu baik Anita" Anita tersenyum dan menggenggam tangan Mama Yoga, tidak masalah ini yang terakhir.. setelah ini Yoga hanya miliknya tak ada alasan lagi Yoga menemui Kinara demi anaknya.
Abi akan menandatangani berkas operasi Kinara, tapi Yoga mencegahnya "Biarkan aku.." tapi Abi tidak mendengarkan lekas menandatangani dan menyerahkan nya ke petugas administrasi.
"Aku akan mengganti uangmu, bagaimana pun aku yang bertanggung jawab.."
Abi menatap Yoga dengan datar "Kau mantan suaminya?" Yoga tertegun, bagaimana pria ini bisa tau, sebenarnya apa hubungannya dengan Kinara, seingatnya dia bukan teman mereka, karena teman Kinara juga temannya jadi dia tahu semua teman Kinara.
"Sebenar siapa kau, apa hubungan mu dengan Kinara?"
"Aku, bukankah sudah ku bilang tadi.. Aku suaminya"
Abi meninggalkan Yoga yang berdiri tertegun, dan mencerna semuanya
"Tidak masuk akal"
Like..
Komen..
Vote..
🌹🌹🌹
kudungung banga wanita seperti itu ..
ketika tau dihiyanati ...
langsung putuskan ,mencari jln yg lebih baik kedepan x....