NovelToon NovelToon
My Beautifull Ugly Wife

My Beautifull Ugly Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Siska

Jelita Parasnya, wanita cantik yang berpura-pura tampil jelek agar suaminya tidak mencintainya.

Sakura Lerose, pria tampan yang tak pernah tahu bahwa istri jeleknya sedang menjebaknya untuk berkencan dengan wanita cantik.

Siapakah yang akan terjebak dalam jebakan cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

024 - Makan Siang Keluarga Jelita

"Kau dari mana saja? Beberapa hari ini aku tidak melihatmu pulang.”

Saka yang baru saja beristirahat di pinggir kolam renang setelah berenang sebanyak tiga putaran langsung melemparkan tatapan sinisnya sekilas ke arah wanita berpenampilan macam hantu yang tiba-tiba muncul dan duduk di meja yang ada di pinggir kolam.

Kehadiran wanita itu jelas membuat Saka langsung merasa depresi hanya dengan melihat penampilannya.

"Aku rasa itu bukan urusanmu," sahut Saka.

Saka keluar dari kolam dengan bertelanjang dada, dan menyadari tatapan mata Jelita yang masih mengikutinya.

"Apa yang kau lihat? Badanku ini bukan tontonan untuk wanita sepertimu!" ketus Saka sambil menyambar handuk di kursi dan memakainya.

Jelita memasang ekspresi sinis ke arah Saka. Untuk apa pria itu berlagak sok suci di hadapannya, toh Jelita sudah merasakan setiap jengkal tubuh pria itu.

"Lagipula, bukankah sudah kukatakan untuk tidak berkeliaran di sekitarku saat aku ada di rumah?"

"Ini waktuku untuk makan pagi, karena sebentar lagi pelayan akan datang," jawab Jelita.

"Kau bisa makan di ruanganmu!" tukas Saka.

"Aku tidak mau, ruanganku bau," sahut Jelita.

"Huh! Kau itu.."

Ucapan Saka terhenti saat melihat pelayan datang mengantarkan makan pagi untuk Jelita.

"Tuan ingin sarapan disiapkan di sini juga?" tanya pelayan ke arah Saka.

Saka jelas tidak boleh menolak untuk makan bersama istrinya daripada menimbulkan rumor di antara para pelayan.

"Ya, silakan," sahut Saka.

Para pelayan dengan cepat menyiapkan sarapan untuk Saka.

Saka merasa depresi dengan kehadiran Jelita yang sarapan bersamanya. Seandainya yang menemaninya saat ini adalah Pretty, ia tidak perlu merasa begitu depresi seperti ini.

Saka bertanya-tanya, kapankah ia dan Pretty akan bertemu kembali? Meski Saka sudah memberikan nomor telepon pribadinya, wanita itu belum ada menghubunginya.

Saka membuka gawai cerdasnya, memandangi layar benda pipih itu sambil menunggu dengan penuh kesabaran meski sebenarnya ia tidak sabar.

"Oh, ya, ngomong-ngomong, hari ini ayahku mengundang kita untuk makan siang bersama. Apakah kau ada waktu?" tanya Jelita.

"Tidak ada," jawab Saka dengan cepat.

"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi sendiri," kata Jelita.

Jelita menyudahi makan paginya, ia bergegas kembali ke ruangannya.

Jelita menoleh ke arah Saka yang saat ini berkutat di depan layar gawai cerdas.

Jelita mengeluarkan gawai cerdasnya dan segera mengirim pesan.

Jika Pretty yang mengajakmu, apa kau bisa menolak? batin Jelita.

...***...

Pak Gagah menyewa tempat di sebuah restoran untuk mengadakan acara syukuran pernikahan putrinya dengan mengundang keluarga dan kerabat terdekat.

Meski belum mengadakan acara resmi karena terhalang aturan keluarga pihak suami, namun tetap saja Pak Gagah ingin mengadakan acara syukuran, terlebih untuk anak yang paling disayanginya.

Banyak yang tidak percaya bahwa Jelita, anak Pak Gagah menikah dengan pria dari keluarga Lerose yang terkenal merupakan keluarga konglomerat.

"Kenapa Ayah terburu-buru memutuskan? Suamiku itu orang yang sibuk, Ayah," kata Jelita saat Pak Gagah menghubunginya via telepon.

"Habisnya, semua orang tidak percaya kalau kau menikah dengan Tuan Lerose!" kata Pak Gagah.

"Kalau mereka tidak percaya, ya itu urusan mereka," kata Jelita.

"Jelita, Ayah minta tolong padamu ya," kata Pak Gagah.

Jelita mendelik gusar, ia benar-benar tidak bisa berkata-kata jika sang ayah sampai meminta tolong padanya seperti ini.

"Baiklah, Ayah," kata Jelita.

"Baiklah, nanti Ayah hubungi lagi, salam untuk suamimu," ucap Pak Gagah sebelum menutup telepon.

Itulah obrolan Pak Gagah dan Jelita sebelum hari H.

Dan kini Pak Gagah sudah datang dan menunggu di restoran bersama keluarga dan kerabat terdekatnya.

"Gagah, di mana Tuan Lerose yang katanya menjadi menantumu itu?" tanya Yaqin, kakak Pak Gagah.

"Mba, Jelita saja belum datang, ya, suaminya pasti belum datang juga," kata Pak Gagah.

"Lalu, di mana Jelita?" tanya Setia, kakak tertua Pak Gagah.

"Masih belum datang, maklum Mba, anak-anakku itu orang yang sibuk," kata Pak Gagah.

"Anak-anak zaman sekarang itu, alesannya sibuk terus! Cuma rebahan saja bilangnya sibuk," cibir Yaqin.

"Mba masuk saja dulu, aku masih tunggu anak dan menantuku," kata Pak Gagah.

Jelita akhirnya tiba di restoran bernuansa khas nusantara itu. Restoran yang berada di tepi pantai dengan banyak gazebo. Dan gazebo terbesar dipilih Pak Gagah sebagai tempat berkumpul tamu dari pria itu.

Pak Gagah sengaja menunggu di depan pintu masuk gazebo untuk menyambut keluarganya.

"Lho, Jelita, kamu datang sendiri saja?" tanya Pak Gagah.

"Suamiku akan menyusul, Ayah," jawab Jelita.

"Jelita, apa kau yakin?" tanya Pak Gagah.

"Ayah tunggu saja kalau tidak yakin," jawab Jelita.

Jelita segera menaiki tangga menuju gazebo yang memiliki dua akses pintu. Satu pintu di ujung kiri digunakan pelayan untuk menyiapkan makanan.

Jelita segera duduk lesehan di samping Ayune dan Rupa.

"Lho, siapa ini?" tegur Yaqin.

"Jelita, Budhe," jawab Jelita.

"Jelita? Kok kamu jadi gosong seperti pantat panci begini?!" ceplos Setia.

Setia dan Yaqin, dua saudari itu selalu julid dengan anak-anak Pak Gagah. Mereka selalu beranggapan bahwa anak-anak mereka lebih baik daripada anak-anak Pak Gagah, meski nyatanya anak-anak Pak Gagah jauh lebih unggul dari anak-anak mereka dalam hal apa pun.

"Oh, ini riasan yang sedang tren, Budhe," jawab Jelita dengan bangga.

"Tren? Tren orang gila?" ceplos Mba Yaqin.

"Budhe, riasan orang gila begini, bikin suami Jelita tergila-gila lho!" Ayune menimpali.

"Heh?! Bagaimana bisa? Apa mata suamimu itu sudah buta ya, Jelita?" seloroh Budhe Setia.

"Sudah dibutakan oleh cinta, Budhe," jawab Jelita.

Yaqin dan Setia terlihat kesal melihat kekompakkan dua anak Pak Gagah.

"Oh ya, ngomong-ngomong, Budhe datang berdua saja?" tanya Rupa.

"Iya, anak-anak tidak ada yang mau ikut, katanya kalau tidak ada artisnya tidak mau datang," sahut Budhe Yaqin.

"Iya, ya, dulu acaranya si Amel saja undang artis dangdut!" Budhe Setia menimpali.

"Oh, ya, ngomong-ngomong, Jelita, suamimu itu sungguh dari keluarga Lerose ya?" tanya Budhe Yaqin.

"Harusnya kalau memang kamu kawin sama keluarga konglomerat, buat acara syukuran harusnya minimal undang artis, bukan cuma makan-makan begini saja!" seloroh Budhe Setia.

"Mba Yu, sulit mengatur waktu karena Jelita dan suaminya begitu sibuk, ini juga acara dadakan," Bu Geulis membela.

"Neng Geulis, itu si Amel, suaminya bukan konglomerat, bisa saja tuh dia dan suaminya buat acara sampai panggil artis dangdut!" kata Budhe Yaqin.

Setia sebagai Ibu dari Amel jelas merasa sangat bangga karena baginya membuat acara sampai bisa panggil artis itu jelas menjadi prestasi yang membuat kelas mereka naik ke tahta tertinggi.

"Huh, artis dangdut tidak terkenal saja bangga," cibir Jelita.

"Apa kau bilang, Jelita?" tanya Budhe Setia.

Bu Geulis dan kedua saudara Jelita langsung melotot ke arah Jelita.

"Budhe pasti bangga sekali, acara Amel sampai undang artis,” jawab Jelita.

"Oh, tentu saja! Makanya kalau kau yang katanya menikah sama konglomerat tapi tidak undang artis, agak-agak gimana gitu," kata Budhe Setia.

Jelita membuka gawai cerdasnya, muncul pesan masuk dari Saka yang mengatakan bahwa pria itu sudah tiba.

...***...

Di mana dia?

Saka membatin sambil celingukan mencari sosok Pretty yang mengatakan bahwa wanita itu sudah menunggunya di restoran.

Saka benar-benar senang karena Pretty mengajaknya makan siang di akhir pekan seperti ini.

Untunglah ia menolak saat istrinya mengajak untuk makan siang bersama keluarga sang istri.

Toh, hubungan pernikahan mereka hanya sebatas bisnis, tidak perlu sok akrab begitu.

"Nak Saka.”

Saka terkejut saat berpapasan dengan Pak Gagah di dekat sebuah gazebo.

"Akhirnya kau datang, ayo, langsung masuk dan duduk," ajak Pak Gagah.

...----------------...

1
Uthie
coba mampir 👍
Diny Julianti (Dy)
jelita berarti udah ngga perawan dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!