Ditinggalkan oleh sang ayah sejak kecil,membuat hidup seorang Galencia Pramudya penuh dengan luka.Hidup serba kekurangan namun tak pernah ia mengeluh.
Hinaan dan bullyan di sekolahnya seolah menjadi makanannya setiap hari,keadaan memaksanya untuk tumbuh menjadi gadis yang kuat.
Dari sekian banyak mimpinya,namun hanya satu yang paling ingin ia raih yaitu sebuah Kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IAB 19
Galencia Pramudya Arsetya
Gadis cantik dan manis itu berjalan di area koridor sekolah,langkahnya begitu riang.Bibirnya terus tersenyum begitu manis hingga besenandung kecil meluapkan semua rasa yang membuncah di dalam dada.
Para siswa dan siswi yang berada di sepanjang jalan mendadak saling menyapa membuat Cia semakin bahagia.Rasanya seperti mimpi,langkahnya pun terasa ringan.Namun sayang saat hendak masuk kedalam kelas seseorang langsung menariknya dengan kasar.
"Heh upik! Ikut gue sekarang " Dengan kasar Aqila menyeret Cia hingga ke belakang sekolah di ikuti Gisel.Tanpa aba-aba satu tamparan mendarat manis di pipi Cia hingga sudut bibirnya robek."Dasar cewe ben*lu,gara-gara elo gue jadi dapat masalah" Nampak wajah Aqila di liputi amarah. "Lo ngadu apa sama kepala sekolah sampe gue harus di skors ?"
Cia mengerutkan keningnya,ia tidak mengerti maksud Aqila.Kapan ia mengadu pada kepala sekolah? Bukankah ia baru saja kembali masuk ke sekolah.Dan juga ia tidak mendengar kabar apapun tentang sekolahnya."Aku gak tau La "
"Alah bohong Lo,dasar munafik.Kalau bukan lo yang laporin kita terus siapa lagi " Dengan teganya Gisel menjambak rambut Cia hingga kepalanya tertarik kebelakang."Jawab cewe s*al*n "
Cia merasakan kepalanya begitu sakit "Sakit sel tolong lepaskan " Namun sayang Gisel malah semakin kencang menariknya membuat Cia meringis.
"Gak usah bohong,gue yakin itu Lo.Gue gak mau tau,cabut semua laporan lo dan bilang sama semua orang kalo itu gak bener atau gak gue bakal hancurin hidup Lo dan keluarga Lo " Ancaman Aqila membuat Cia ketakutan,ia teringat dengan sang bunda dan juga keluarga barunya.Tapi sunggu Cia tidak tahu masalah lapor melapor itu.
Aqila tidak percaya,emosinya semakin memuncak saat Cia kembali tidak mengakui tuduhannya.Dengan sekali dorongan Cia langsung tersungkur,dengan membabi buta Aqila menendang Cia dengan begitu kerasnya.Tak hanya itu Gisel mengambil ranting kayu dan memukulkannya pada Cia.
Darah mulai mengalir dari kaki dan tangannya,seragamnya pun terlihat kotor.Cua berusaha melawan namun semakin melawan Aqila dan Gisel semakin membabi buta.Seperti tak mengenal takut dan puas,Aqila kembali menyeret Cia ke pinggir gudang.Ia membenturkan kepala Cia,darah segar pun mengalir dari pelipisnya.Kepalanya berdenyut nyeri,namun Cia berusaha bertahan.Hingga saat Gisel mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya membuat Cia waspada.
Sebuah gunting nampak bersinar tersorot sinar matahari,bagai adegan slow motion dalam sebuah drama.Gisel berjalan mendekati Cia dengan gunting menganga di tangannya.Cia mulai beringsut mundur,raganya terasa lelah namun Cia tidak menyerah ia terus berusaha menghindar saat Gisel ingin meraihnya.Cia terus mundur namun sayang badannya sudah tidak bisa bergerak lagi.Dengan gerakan cepat Gisel menatik baju Cia dan menggunting bagian depannya hingga terpampang lah tubuh bagian dalam Cia.
Tak puas sampai situ,Gisel kemudian mengarahkan guntingnya pada rok Cia dan dengan gerakan cepat Gisel merobek rok Cia hingga memperlihatkan celana dal*mnya.Cia menjerit meminta ampun,namun keduanya seolah menulikan kedua telinganya.
Cia semakin panik saat Aqila mengeluarkan Hp nya,ia memencet tombol kamera dan mengarahkannya pada Cia membuat Cia semakin panik.Cia ingin meraih kamera tersebut namun Gisel menghalanginya hinga sebuah flash bersinar membuat Cia menjerit,dunianya hancur.Hidupnya hancur tak bersisa,ia hanya bisa menangis dan teriak.
Dirga tersentak kaget saat melihat adiknya bergerak gelisah dalam tidurnya,keringat dingin membasahi keningnya namun badannya terasa panas.Cia menangis dan semakin gelisah,Dirga mencoba menyadarkan Cia namun begitu sulit.Hingga teriakan Cia begitu menggema di seluruh ruangan membuat Dirga semakin panik.Sekuat tenaga Dirga menyadarkan Cia,hingga beberapa saat Cia tersadar.
Cia berteriak dan kemudian membuka matanya,nafasnya memburu dengan pandangan terlihat kosong."Dek,kamu kenapa?" Dirga,wajahnya begitu terlihat khawatir.
Cia menengok ke arah Dirga tanpa di duga Cia langsung menubruk tubuh Dirga dan memeluknya erat.Pecah sudah tangisnya,ternyata hanya mimpi.Namun begitu terlihat nyata.Sakitnya,perihnya begitu terasa.Semua yang terjadi di mimpinya terlihat begitu nyata membuat Cia menangis histeris dengan tubuh bergetar hebat.
Dirga semakin panik,buru-buru ia memijit bel.Hingga tak lama pintu terbuka dan masuk beberapa perawat dan dokter. "Nona Galencia kenapa pak?"
Dirga menceritakan semua yang terjadi membuat sang dokter mengangguk faham,dengan hati-hati dokter meminta Cia untuk berbaring namun sayang Cia tidak mau melepas pelukannya pada sang kaka.Terpaksa dokter menyuntikan obat penenang karena Cia terus histeris dan tidak mau lepas dari Dirga.
Obat mulai bereaksi,perlahan tangan Cia melemah dan melepaskan pelukannya dari Dirga.Hingga tak lama Cia langsung tertidur di dekapan Dirga.
"Ini yang saya khawatirkan Pak.Nona Galencia punya rasa trauma parah hingga pasti akan sering mengalami seperti ini.Saya rasa Nona Galencia harus segera mendapatkan perawatan dari dokter khusus".
Dirga mengusap wajahnya kasar,ia harus memberitahukan kejadian ini pada keluarganya.Bagaimana pun keluarganya harus tau keadaan sang adik sekarang.
......🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁......
jangan lama up nya kk /Drool/