Keisha Anastasia Raharjo, dia tidak pernah mengira bahwa di tempat kerjanya yang baru harus terlibat dengan bocah kecil berusia 5 tahun dan ayahnya.
" Hi Mommy! Mommy tantik, jadi mommy Ale ja ya? talau jadi mommy Ale, Mommy nda halus dimalahin Daddy."
" Maaf sayang, Kakak nggak bisa jadi mommy nya Ale."
Bukan hanya sekali itu saja Aleika meminta Keisha untuk jadi ibunya. Bahkan Ale secara terang-terangan meminta kepada sang daddy untuk menjadikan Keisha ibunya.
Entah bagaimana Keisha bisa membuat hati Ale terpaut begitu.
" Kamu sengaja ya deketin anakku biar bisa menarik perhatianku," ucap daddy nya Ale.
" T-tidak Pak, saya tidak pernah punya tujuan demikian."
Keisha yang mencari kerja ditempat lain untuk bisa lepas dari hal-hal demikian, kali ini malah dia terlibat sesuatu yang lebih mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hi Mom! 15
" Sayang, nggak boleh gitu ya. kan kemarin Daddy udah bilang, jangan manggil mommy ke sembarangan orang.Tadi kan kakak itu jadi kesulitan."
Memasuki ruangannya, Gael kembali memberi peringatan kepada sang anak. Dia tadi memang sengaja tidak bicara di depan Ale ketika anaknya masih besama dengan Keisha. Semua itu karena banyak yang melihat.
Meskipun tidak secara terang-terangan, tapi para karyawan yang lain sedang menyaksikan perbincangan antara Ale dan Keisha. Jika Gael memotongnya demikian, maka dikhawatirkan Keisha akan kesulitan.
Bukannya apa-apa, dia cuma tidak mau orang lain mendapat kesulitan karena ulah iseng putrinya.
" No no no Daddy, Daddy salah besal. Ale nda sembalangan tok. Soalnya Mommy Sha uda setuju, holeeee."
Pluk
Gael menepuk keningnya sendiri. Jika sudah seperti ini ia pun sulit untuk memeri tahu Ale.
Pada dasarnya Gael adalah ayah yang tegas. Dia juga tidak selalu menuruti keinginan putrinya itu. Tapi entah mengapa untuk kali ini Gael tidak bisa banyak berkutik. Mungkin karena sejatinya Ale merindukan kasih sayang ibunya, hanya saja mengapa harus pada seorang gadis ingusan itu.
Ya saat ini bagi Gael ketika melihat Keisha, gadis itu tidak lebih dari seorang bocah. Gadis 23 tahun, bagaimana tidak dikatakan bocah oleh pria berusia 38 tahun.
Haaah
" Bos pusing ya?" ledek Dorry. Sedari tadi asisten pribadi Gael itu terus berada di sisi Gael. Dan dia tahu persis bagaimana saat Gael kesulitan menghadapi Ale.
" Dor, diem deh jangan nambah-nambahi."
" Bukannya gitu Bos. Untuk sekarang biarin aja dulu Non Ale seperti itu. Lagian kayaknya gadis itu gadis yang baik juga. Nanti juga kalau udah bosen Non Ale bakalan berhenti dengan sendirinya. Bos tahu kan anak-anak cepet sekali bosen nya sama sesuatu. Nah, Non Ale pun sama."
Gael terdiam sejenak memikirkan ucapan Dorry. Beberapa persen ucapan Dorry memang benar, tapi beberapa persen lainnya tidak. Gael paling tahu anaknya. Memang benar anak-anak kalau sudah bosan akan melupakan, namun tidak dengan Ale. Terlebih tatapan mata Ale terhadap Keisha begitu dalam.
Namun tidak ada salahnya mencoba membiarkan. Ale tampak begitu senang dengan gadis bocah itu. Jadi saat ini mungkin membiarkannya adalah jalan yang terbaik.
" Ya, mari lakukan kayak gitu dulu. Bet, sini."
" Ya Pak Bos."
Betty, nanny yang Gael pekerjakan untuk menjaga Ale mendekat ke arah Gael. Betty sudah paha, jika dipanggil begini maka akan ada tugas tambahan.
" Kamu awasi interaksi antara Ale dan gadis ingusan itu. Laporkan apapun padaku."
" Siap Pak Bos."
Tugas di dapat, mereka hanya tinggal melaksanakan dengan baik nantinya.
Betty kembali menemani Ale bermain, tapi sepertinya anak itu sudah mulai bosan. Jam menunjukkan pukul 11.00, dan tidak aneh jika Ale sudah merasa lelah.
" Non Ale mau makan siang lebih dulu?" Merawat Ale sudah sejak bayi, Betty paham betul tentang kebiasaan dari nona nya.
" Ale emang lapel sih, tapi tayaknya nda lagi pengen matan sendili. Daddy lagi sibuk juga. Ehmm, jalan-jalan yu."
Tanpa tahu tujuan utama dari Ale, Betty mengiyakan apa yang diminta.
tak tak tak
Digandeng oleh Betty, Ale berjalan dengan sedikit melompat. Ia juga bersenandung kecil dengan senyum yang begitu lebar.
" Nona Ale, haloo mau kemana?"
" Mau ketemu Mommy."
" Ya?"
Serang karyawan wanita menyapa Ale, namun jawaban dari Ale sungguh membuat wanita itu terkejut. Ia pikir itu hanya keisengan sang anak CEO, tapi sepertinya bukan.
" Aloo Non Ale, Tante punya biskuit nih, sini sini."
" Matasih tante, tapi setalang Ale mau tetemu Mommy. Mau ajak Mommy matan siang belsama."
" Eh?"
Lagi, jawaban serupa tapi tak sama diberikan Ale kepada karyawan yang menyapanya. Terang saja wajah mereka begitu syok. Mereka tahu bahwa Keisha baru saja bekerja di sini karena tadi pagi Melani mengenalkannya, tapi panggilan mommy itu sungguh membuat mereka tidak mengerti.
Bagaimana bisa anak baru menggaet hati anak bos yang selama ini coba mereka luluhkan namun tidak jua berhasil.
Sejak usia Ale 3 tahun, dia sudah dibawa oleh Gael ke perusahaan. Dan selama itu juga para karyawan khususnya wanita mencoba mendekati Ale.
" Dengan meluluhkan hati anaknya maka kita akan mendapatkan hati bapaknya." Seperti itulah ungkapan yang seolah menjadi mantra di BHP. Semua orang berlomba-lomba megambil hati Ale. Tapi pada kenyataannya tidak ada satu pun yang berhasil. Dan mereka harus menerima kenyataan karena dikalahkan oleh orang baru yang baru saja datang.
" Alooo Mommy!"
" Oh halo Non Ale, ada apa hmmm?"
Meskipun masih sangat canggung setiap kali mendengar panggilan itu, tapi Keisha berusaha untuk tersenyum dan tetap tenang.
" Jangan panggil Non, Mommy panggil Ale aja tayak sebelumnya. Ini uda mau istilahat tan. Mam baleng yuk. Ale tunggu di sini sampe jam istilahat datang, boleeeh?"
" Tentu saja boleh kok, nah duduk di sini ya, Kakak selesaikan pekerjaan kakak dulu."
Meskipun ia sudah setuju dengan panggilan mommy yang Ale berikan padanya, tapi Keisha tetap memanggil dirinya sendiri dengan sebutan kakak. Dia tidak mau semakin dalam disalahpahami oleh para karyawan.
Terlebih tadi saat Melani mengenalkan dirinya ke beberapa bagian, semua menatapnya dengan tajam dan penuh tanya. Jujur, Keisha merasa sangat tidak nyaman.
Tapi yang sedikit membuatnya merasa lega adalah, mereka tidak frontal bertanya langsung kepadanya. Keisha takut jika tiba-tiba ada yang bertanya dan mendesak tentang bagaimana hubungannya dengan sang bos. Padahal semua itu murni hanya antara dia dan Ale.
Sesekali Keisha menoleh ke arah Ale. Dia sedikit khawatir akan sesuatu tapi tiba-tiba Betty tersenyum dan berkata, " Tenang aja Mbak Kei, ada saya kok. Saya akan mengawasi Nona. Mbak Kei fokus aja bekerja."
" Oh ya, maaf Sus Betty. Saya kelewat parno."
Setahu Keisha, biasanya anak seusia Ale ada aja yang dilakukan jika tengah anteng bermain. Dia bukannya takut Ale membuat rusuh, hanya saja dia takut Ale berbuat sesuatu yang membahayakan. Meskipun pada kenyataannya di tempatnya bekerja itu tidak ada mainan yang berbahaya.
" Yeaaay uda jam 12. Mommy, ayo tita istilahat. Ale udah bawa betel si, tapi Ale atan temenin Mommy te tantin."
" Aah udah jam istirahat ya. Nggak perlu sayang, karena Kakak juga bawa bekel. Nah, kita makan bareng aja di sini oke. Sambil nunggu Sus Betty ambil bekel Ale, kita cuci tangan dulu ya."
" Ote Mommy."
Ale turun dari kursi, lalu oleh Keisha dia dibantu mencuci tangannya di wastafel. Terlihat sekali Ale begitu menikmati kegiatannya itu. Senyumnya begitu cerah, bahkan Betty juga baru kali inoimerasakan atmosfer yang sedemikian.
" Mereka berdua beneran cocok. Udah kayak ibu dan anak sungguhan," gumam Betty saat keluar dati ruangan Keisha untuk mengambil bekal Ale.
TBC
jdi kamu gak bkal berurusan fery juga elin
awalnya pura-pura akhirnya jatuh cinta beneran dan bucin nantinya 😁
Dengan Pak Gael menolongmu, pasti dirimu pun secara otomatis setuju dengan ide yang di cetus Pak Gael. Soal berpura2 ada hubungan jika ada si Yuyu