Melani seorang wanita yang hidup sederhana padahal sebenarnya dia adalah anak orang kaya. Melani selalu menerima hinaan dan cacian dari sang ibu mertua.
Melani harus menerima kenyataan pahit dari sang suami Raka, yang menikah secara diam diam dengan cinta masa kecil nya.
Dan disaat Raka dan keluarga nya tahu jika melani orang kaya, justru harta kekayaan melani yang mereka perebutkan.
Mampukah Melani menghadapi keluarga mantan suami nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasihat Ayah Ibu
"Melani...."
Melani menoleh ke arah sumber suara yang memanggil nya.
"Mas Raka?" Tanya melani kaget.
"Kenapa mas Raka bisa ada disini?" Tanya melani lagi dengan wajah terkejut.
"Ohh aku tadi ikut boss ku mengunjungi proyek pembangunan rumah sakit yang ada di desa ini, saat aku hendak mengisi bahan bakar aku melihat mobil mu dan mengikuti mobil mu" jawab Raka.
Melani tadi sempat mengisi bahan bakar terlebih dahulu saat berada di jalan raya sebelum masuk gang desa Anggrek. Raka yang melihat Melani langsung mengikuti mobil Melani.
"Terus boss kamu mana?" Melani terus bertanya.
"Boss ku ada di lokasi proyek, sebentar lagi aku akan kembali ke sana. Aku mau bicara sebentar dengan mu" ucap Raka dengan serius.
"Maaf Mas, lebih baik kam pergi dari sini aku tidak mau membahas apa pun dengan mu. Dan aku pun tidak mau membuat keributan disini, tolong segera pergi dan tolong jangan ganggu aku lagi" Seru Melani.
"Mel, apa tidak bisa hubungan kita di perbaiki?" tanya Raka.
" Tidak bisa mas, kamu ingin rujuk dengan ku karena sekarang kalian tahu kalau aku ternyata orang kaya kan? Tolong segera tinggalkan tempat ini sebelum Ayah ku mengetahui kehadiran mu." Ucap Melani tegas.
"Tapi Mel, aku..."
"Mau apa kau datang ke rumah ku? belum puas kau menyakiti anak ku? segera pergi dari sini sebelum aku berbuat yang lebih kejam " Bentak pak Admaja, ayah Melani yang datang dari samping rumah.
" Cepat pergi dari hadapan ku!!" Teriak pak Admaja dengan suara lantang.
Tanpa menjawab Raka pun pergi meninggalkan Melani dan Ayah nya yang masih berdiri di samping mobil melani.
" Kenapa dia bisa ada disini Mel?" Tanya pak Admaja.
" Dia tadi mengikuti Melani, Yah" jawab melani.
"Ya sudah ayok kita masuk, kamu juga kenapa datang tidah kasih kabar dulu?" Tanya pak Admaja.
"Kejutan Yah" Jawab melani sambil nyengir kuda.
Melani dan pak Admaja masuk kedalam rumah sambil menentang barang barang yang melani bawa dari kota.
"Ibu kemana Yah?" Tanya melani setelah masuk dalam rumah tidak mendapati ibu nya.
"Oh ibu mu ada di rumah Pak Minto, nanti malam beliau mau menikah. Ibu ikut mempersiapkan keperluan untuk nanti malam." Jawab pak Admaja.
"Pak minto mau menikah? sama siapa pak?" tanya melani ingin segera tahu.
"Sama mak imah janda yang di ujung jalan depan, mereka juga sama sama sendiri. " Ucap pak admaja.
Mak imah adalah janda sebatang kara yang di tinggal meninggal suami dan anak nya 10 tahun yang lalu saat mereka bepergian ke Kota. Tapi naas mobil yang di kendarai suami nya oleng dan menabrak pembatas jalan.
" Anak mak imah kalau masih hidup pasti sudah seumuran Melani ya Yah?" Ucap Melani.
"Ya sudah sekarang kamu istirahat dulu, ayah mau kerumah pak minto lagi" Ucap Ayah melani.
"Iya Yah, nanti setelah istirahat Melani akan menyusul kesana" Jawab Melani.
*****
Acara ijab qabul pak Minto dan mak Ijah pun di mulai, Melani juga sudah ikut menghadiri acara ijab qabul pak minto.
Pak minto sangat bahagia melani bisa ada dalam acara pernikahan nya, bagaimanapun pak minto masih tetap menyayangi Melani seperti anak nya sendiri.
Setelah ijab qabul selesai acara di lanjutkan dengan makan bersama. Sebagai bentuk rasa syukur kedua mempelai.
"Melani apa kabar?" tanya mak imah yang sedari tadi belum menyapa melani.
"Melani baik mak" Jawab melani.
" Melani bahagia banget melihat bapak sudah punya istri lagi, betarti melani punya ibu baru kan? bagaimanapun melani tetap menganggap bapak sebagai orang tua melani" ucap melani kepada pak minto.
"Alhamdulillah terimakasih nak melani" Ucap pak minto.
Setelah acara makan makan selesai dan para tetangga ikut membereskan barang barang. Melani dan ke dua orang tua nya pulang, dan beristirahat di kamarnya masing masing.
Pagi menjelang suara kicauan burung saling bersahut sahutan. Pagi yang cerah dan suasana yang damai membuat siapa pun yang berada di desa anggrek akan betah.
"Ibu masak apa? Huhh bau nya harum sekali, bikin perut melani keroncongan" Tanya melani saat melihat ibu nya memasak.
" Ibu masak makanan kesukaan kamu Mel, soto daging lengkap dengan perkedel dan kerupuk ikan nya" Jawab sang ibu sambil mengaduk kuah soto yang sudah mendidih.
" Pasti enak banget ini bu, melani sudah lama tidak makan soto buatan ibu" Ucap melani yang berdiri di samping ibu nya.
"Sudah kamu tunggu saja di meja makan, ini sudah selesai tinggal menuang kuah nya saja" Ucap sang ibu.
"Baik bu" Melani berjalan kearah meja makan dimana disana sudah ada sang ayah yang sedang menikmati teh hangat nya.
Acara sarapan pun di mulai dengan suadana yang sangat bahagia. Selesai sarapan Melani dan orang tua nya duduk di ruang keluarga sambil menonton Tv disertai obrolan obrolan kecil.
"Mel, apa kamu tidak ingin menikah lagi? Masa idah mu kan sudah selesai?" Tanya sang ibu sambil membelai rambut melani.
" Melani belum kefikiran untuk menikah lagi bu, melani masih ingin sendiri" Jawab melani.
" Ayah sama ibu hanya ingin yang terbaik untuk mu, Ayah tidak mau kamu tersakiti lagi. Kelak jika kamu menikah pilih lah laki laki yang benar benar bertanggung jawab dan menerima kamu apa ada nya." Nasihat sang Ayah untuk Melani.
" Iya Yah, untuk saat ini biarkan Melani sendiri dulu. Melani masih belum ingin menikah, masalah demi masalah belum juga selesai. Keluarga mas Raka masih jadi bayang bayang di kehidupan Melani" Jelas Melani.
" Raka dan Ibu nya benar benar manusia tamak, apa hak mereka menuntut yang bukan hak nya. Ayah sudah bicara sama paman mu, Harun untuk memberikan mereka pelajaran. " Seru ayah Melani dengan tegas.
"Tidak Yah, biarkan Melani sendiri yang menghadapi dan memberi mereka pelajaran. Melani ingin membalas rasa sakit hati ini dengan tangan Melani sendiri." Seru Melani pasti.
"Mel, ibu tidak mau kamu jadi pendendam Nak." Seru ibu.
"Tidak bu, Melani tidak dendam melani cuma ingin memberi mereka pelajaran saja bu" Jawab melani meyakin kan sang ibu.
"Baiklah yang pasti jangan sampai pakai cara melukai fisik atau dengan cara kriminal" Jawab ibu lasmini.
"Iya bu, kalau luka dikit dikit gak apa apa dong.?" tanya melani sambil nyengir kuda.
"Oh iya bu oleh oleh yang melani bawa apa sudah di bagikan?" tanya Melani.
"Sudah ,tadi pagi ibu meminta mang Jaja yang membagikan nya" Jawab sang Ibu.
Obrolan itu berhenti saat terdengar seseorang yang datang untuk bertemu ayah Melani.
*****
Sementara itu di Ibu Lasmini dan Vera sedang berdebat dengan Raka. Vera sangat marah saat mengetahui jika ibu lasmini meminta Raka untuk rujuk dengan Melani.
"Maksud ibu apa meminta mas Raka untuk rujuk dengan Melani?" Tanya Vera dengan lantang.
"Vera... Yang sopan bicara sama ibu.!!" Bentak Raka.
"Aku tidak akan seperti ini mas jika kalian dari awal bicara dulu pada ku, aku ini istri mu mas kenapa hal seperti ini tidak kau bicarakan dulu pada ku!" Vera tak mau kalah.
"Maaf, ide ini datang secara tiba tiba saat aku dan ibu menemui Melani waktu itu" Seru Raka dengan pelan.
"Iya Ver, kamu dengarkan dulu penjelasan kita jangan main marah marah saja" Seru ibu lasmini sedikit ketus.
"Maksud nya bagaimana?" Tanya Vera.
"Makanya kalau ada orang ngomong jangan langsung dipotong, dengerin dulu sampai selesai" Ibu lasmini kesal dengan tingkah Vera.
Akhirnya ibu Lasmini menceritakan semua nya kepada Vera. Vera mendengarkan dengan seksama, tampak sesekali dia tersenyum.
"Kalau melani tetap tidak mau rujuk bagaimana?" Tanya Vera.
" Kita akan tuntut dia untuk memberikan uang 3 milyar, jika perlu separuh harta yang dia miliki dan ibu sudah menyiapkan pengacara untuk membantu kita" Ucap ibu Lasmini.
"Wahhh ibu selangkah lebih maju, ibu memang pintar. Baiklah aku akan mendukung apapun itu asalkan kita bisa mendapatkan harta melani" Seru Vera dengan senyum bahagia nya.
" Melani benar benar tidak mau rujuk lagi bu, kemarin aku ketemu dia dan membicarakan hal ini, tetapi aku justru di usir. Bu, Bagaimana perkembangan tuntutan nya. Apakah sudah ada kabar dari pak Hadi?" Tanya Raka.
" Pak Hadi belum kasih kabar ke ibu Ka, mungkin dia sedang sibuk. Nanti coba ibu tanyakan ke pak Hadi" Jawab ibu Lasmini.
Raka terus memikirkan pertemuan nya dengan Melani tempo hari. Hari itu melani terlihat sangat berbeda, badan melani sedikit berisi tidak kurus seperti saat masih jadi istrinya. Melani semakin cantik dan mempesona.
"Kak minta uang dong 500 ribu untuk biaya praktek" Seru Nina yang datang tiba tiba.
Lamunan Raka hilang saat kedatangan Nina yang tiba tiba.
" Kamu uang terus, kamu harus berhemat Nin. Kakak sekarang banyak tanggungan. Cicilan mobil, motor kamu, cicilan bank, mana cicilan rumah ini juga" Ucap Raka dengan kesal.
"Loh kak bukan nya rumah ini di beli kas ? Terus uang hasil jual rumah kakak dan rumah bapak kemana? " Tanya Nina heran.
" Uang itu setengah buat bayar rumah ini dan setengahnya lagi sama ibu dan vera untuk beli emas" Jawab Raka.
"Kakak si selalu saja memanjakan ibu dan mbak vera, seharusnya uang nya buat bayar rumah semua biar tidak pusing mikirin cicilan" Tegas Nina.
"Diam kamu anak kecil, tahu kamu apa?" Seru Vera ketus.
"Lagian ibu beli emas juga bisa buat simpanan, mas mu juga sekarang kan menejer gaji nya lebih besar. Ibu kalau tidak pakai emas malu dong sama teman arisan ibu" Ucap ibu Lasmini.
"Aku juga, aku kan istri menrjer kalau ada acara kantor tidak pakai emas atau barang branded kan mas Raka yang malu, iya kan mas?" Seru Vera sambil melirik Raka.
"Hemmm.." Raka hanya menjawab dengan deheman.
Nina akhirnya memilih diam dan pergi keluar rumah. Sebenarnya nina tidak suka dengan Vera. Tidak seperti Melani dulu yang gampang sekali untuk di suruh suruh.
*****
aina,mantan ipar jadi sahabat yg baek,
👍👍👍💪💪💪