Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eighteen. Devan?
...Hii bestiee 👋...
........🌺........
Ini sudah waktu nya untuk murid Sultan Anjaya istirahat yang ke-dua. Naumi memilih untuk pergi ke perpustakaan hendak membaca beberapa buku, karena ia sempat tertinggal pelajaran akibat acara pindahan sekolah nya.
Naumi masih sibuk memilih buku yang akan dibaca nya, sampai ia tak sadar kalau ada orang disamping nya, dan saat Naumi menoleh ternyata ada
Devan. Naumi masih belum mengenal nama nya, tetapi seperti nya ia pernah melihat nya, dan ya Naumi teringat ia teman nya Rehan.
"Kenapa lihatin gue gitu?" tanya Devan dingin.
Naumi menggeleng, "Maaf." ucap nya.
"Kenapa minta maaf?" lanjut Devan bertanya.
Naumi menggaruk tengkuknya, ia sendiri pun bingung, kenapa bisa minta maaf padahal ia tidak melakukan kesalahan juga.
"Kamu teman nya Rehan ya?" tanya Naumi basa-basi.
"Iya."
"Oh gitu, disini mau ngapain?"
"Menurut lo kalau lagi di perpustakaan ngapain?"
"Baca buku." jawab Naumi seada nya.
"Yaudah terus ngapain nanya lagi." ucap Devan, masih tanpa ekspresi.
Naumi terdiam sejenak, ternyata diantara teman-teman Rehan yang pemalas, masih ada yang mau membaca buku. Naumi kira tidak sama sekali.
"Yaudah kalau gitu aku luan ya." pamit Naumi hendak melangkah pergi.
"Tunggu." cegah Devan.
Naumi membalikkan badannya, "Ada apa?" tanya nya.
"Kenapa lo pergi saat ada gue disini. Gak nyaman lo ada gue?" tebak Devan.
Dengan cepat Naumi menggeleng, "Bukan gitu, tapi aku emang udah selesai baca buku, mau balik ke kelas."
"Gamau kenalan dulu sama gu," Devan mengepal kedua tangannya, kenapa pula ia bisa mengajak gadis lugu ini untuk berkenalan? Ini baru pertama kali nya, pertama kali seorang Devan berkepikiran untuk mengajak kenalan seorang murid perempuan.
Naumi menaikan sebelah alis nya, menunggu Devan melanjutan ucapan nya, namun seperti nya Devan tetap diam. "Kenalan sama siapa?" tanya Naumi membuka suara.
"Gaada!"
Naumi menaikan bahu nya acuh, ada-ada saja. Lalu ia pergi meninggalkan Devan di perpustakaan itu.
"Sial! Kok gue bisa kepikiran buat ngajak dia kenalan, akh!" Devan langsung mengusap wajah nya kasar.
Dugh.
Saat Naumi hendak berjalan menuju ke kelas, ia terlahang karena tiba-tiba Rindy menyenggol bahu nya.
Naumi tak menanggapi nya, ia hanya menggeleng kan kepala, hariini ia benar-benar malas untuk meladeni si kucing garong ini.
Saat Naumi hendak melangkah pergi, tiba-tiba saja Rindy menarik lengan Naumi, "Gak sopan banget lo sama senior." ucap Rindy sinis.
"Lepasin tangan aku." balas Naumi datar.
"Iyyeeuuu, ogah juga gue megang tangan lo lama-lama, yang ada nanti tangan gue gatal-gatal." ketus Rindy sambil menghempas kan kuat lengan Naumi.
"Aku juga gaada nyuruh kamu pegang-pegang tangan aku, dan aku juga gamau tangan aku dipegang sama kamu!" jawab Naumi tanpa rasa takut.
"Heh, anak baru! Kok lo belagu banget sih, ingat lo disini anak baru, bakalan kalah sama kita yang udah lama sekolah disini!!!" sambung Arlen, teman nya Rindy.
"Aku gapeduli." jawab Naumi masih datar tanpa ekspresi.
Karena sudah geram, Rindy mendorong tubuh Naumi, hampir saja Naumi terjatuh, karena ia tadi tak terlalu menyeimbang kan tubuh nya.
"Eh perempuan caper, lo itu siapa sih bisa dekat-dekat sama Rehan, lo tau kan Rehan itu banyak yang suka!" bentak Rindy.
"Kalau tadi aku jatuh, aku bakal,"
"Bakal apa ha? Gue nanya lo siapa nya Rehan!" Rindy membentak lagi.
"Emang perlu banget ya aku jawab?"
"Wah Rind, kayak nya emang gabisa kita diamin ni anak baru, mangkin hari mangkin jadi." bisik Arlen memanas-manasi.
"LO SADAR GAK SIH, LO ITU MISKIN GAK PANTES DEKAT-DEKAT SAMA REHAN. YANG PANTES ITU GUE!!!" tegas Rindy meninggikan nada bicara nya.
Naumi menghela nafasnya, "Iya gue miskin, tapi sifat gue enggak kaya lo, yang gapunya malu karena cinta nya udah ditolak beratus-ratus kali sama Rehan, tapi tetap dan terus berharap." balas Naumi. Naumi sekarang benar-benar tidak menyangka, bisa kah ia berbicara sekasar itu kepada orang.
"KURANG AJAR LO!"
Saat Rindy hendak menampar Naumi, tiba-tiba saja ada yang mencekal tangan nya. Bahkan lelaki itu sangat kuat menahan pergelangan tangan Rindy sampai Rindy merintih kesakitan.
Saat Naumi menoleh kebelakang ternyata ia?
"Devan, sakit lepasin!" pinta Rindy yang sudah kesakitan.
Devan menghempas tangan Rindy, "Kalau lo mau main kasar gini, jangan sama dia tapi sama gue!" peringat Devan dan Rindy hanya bisa menunduk. Kalau ia melawan, bisa-bisa nanti Devan adukan dengan Rehan, dan yang ada Rehan bakalan tambah benci dengan Rindy.
"Oh jadi nama nya Devan, ngapain dia nolongin aku?" gumam Naumi.
"Sekarang lo minta maaf sama dia!" ujar Devan menunjuk Naumi.
"Ta.. pi."
"Atau mau gue aduin lo ke Rehan, biar Rehan sendiri yang menghukum lo." ancam nya. Sebenarnya Devan sendiri tidak bakalan mau mengadu-ngadukan hal ini kepada Rehan, ia hanya ingin mengancam Rindy saja. Ia tau Rindy menyukai Rehan.
"Tapi gak harus minta maaf sama dia kan." tolak Rindy.
"Lo kok keras kepala banget, lo mau,"
"Udah Devan udah. Aku juga gak perlu maaf dari dia, sekarang lebih baik kita ke kelas." ujar Naumi.
Devan berdecih, kenapa gadis lugu ini melepaskan Rindy begitu saja."Kalau lo sampai berbuat hal jahat lagi sama Naumi ataupun murid-murid cupu disekolah ini, gue bakalan buat lo menyesal!" peringat Devan, lalu ia pergi melangkah. Sementara Naumi melirik sebentar ke arah Rindy , kemudian ia mulai mengikuti langkah Devan dari belakang.
Rindy mengepal tangan nya, dan Arlen hanya bisa menyaksikan, ia juga takut sama Devan. "Sial gue kalah lagi!" gerutu Rindy.
"Devan, nama kamu Devan?" tanya Naumi basa basi, mereka masih sama-sama melangkah untuk menuju ke kelas.
Devan hanya diam.
"Makasih tadi udah nolongin aku, tapi lebih baik kalau aku sama Rindy lagi ribut kamu gausah ikut-ikutan! Aku bisa kok ngelawan Rindy sendirian." ujar Naumi tetap mengikuti langkah Devan.
Kini Devan berhenti dan berbalik badan sontak Naumi pun ikut terhenti.
"Cih. Yang nolongin lo siapa? Gue tadi emang mau ngasi pelajaran sama Rindy, karena dia emang sering ngebully cewe-cewe cupu disekolah." jawab Devan lalu pergi meninggalkan Naumi yang diam di tempat.
Naumi terdiam,"Galak bener tu cowo, lagian duh kok aku bisa kege'eran sih dia mau nolongin aku." gerutu Naumi malu sendiri.
...~~~~~~~~~~~...
...**Hii bestiee 👋**...
...**Btw gimana ceritanya? Asik gak**?...
...**Kalau asik, komen next biar aku semangat untuk lanjutin nya**....