Tak Sanggup Untuk Di Madu

Tak Sanggup Untuk Di Madu

Nafkah bulanan

"Ma , Untuk uang bulanan sudah Mas transfer ya, seperti biasa. Jangan lupa bayar cicilan mobil sama motor nya Nina." Ucap suami ku saat sarapan. Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan suami ku.

Nafkah bulanan atau uang bulanan yang dia berikan sebenarnya tidaklah banyak, setiap bulan aku menerima uang 8 juta dari suami ku, Mas Raka. Tapi uang itu seperti numpang lewat saja, karena uang 8 juta itu harus aku bagi bagi, 2 juta untuk cicilan mobil mas Raka, 2 juta untuk cicilan bank karena mas Raka meminjam bank untuk biaya Renovasi rumah orang tua nya, 700 ribu untuk cicilan motor adik ipar ku, dan 1,7 juta untuk bayar listrik air dan kebersihan, dan 800 ribu untuk uang bensin adik ipar ku, jadi tiap bulan uang itu tersisa 800ribu untuk biaya sehari hari selama sebulan.

Miris kan?

Aku menikah 2 tahun yang lalu dengan mas Raka, Mas Raka bekerja di salah satu perusahaan besar di kota ku bahkan jabatan sebagai karyawan tetap di bagian keuangan dengan gaji pasti lumayan besar. Tapi selama ini aku tidak tahu berapa gaji suami ku, karena selama ini mas Raka tidak pernah memberitahu berapa gaji nya. Mas Raka hanya bilang kalau sebagian gaji nya dia tabung untuk membeli rumah. Aku hanya di beri uang bulanan 6 juta itupun harus aku bagi bagi tidak murni untuk jatah bulanan ku saja. Bahkan berapa dia memberi jatah bulanan untuk ibu nya aku pun tak tahu.

"Iya mas nanti aku bayar cicilan mobil dan motor nya " jawab ku dengan senyum yang ku buat semanis mungkin. Selama ini Mas Raka tidak tahu berapa sisa uang yang aku terima. Saat uang itu habis jika aku meminta lagi dia pasti marah dan bilang aku ini boros. Padahal uang itu hanya sisa 800 ribu,belum ibu dan nina yang sering kerumah mengambil stok makanan semau nya.

"Ma , nanti pulang kerja Mas mau kerumah ibu . Ibu bilang mintak di antar belanja bulanan. " ucap mas Raka dengan santai nya tanpa memperdulikan ku. Padahal selama ini aku sering minta antar dia untuk belanja tapi dia selalu menolak.

"Iya pergi saja mas. ! Bukan nya dah rutinitas tiap bulan kamu kalau tiap habis gajian belanja sama ibu dan Nina" Jawab ku sambil membereskan meja makan.

"Kamu jangan marah dong Ma, aku kan nganterin ibu dan nina. Mereka keluarga ku loh" Seru mas Raka sambil mengikuti ku ke dapur.

"Ini dah siang mas, sudah sana berangkat kerja nanti telat kena marah sama atasan mu" jawab ku sambil mencuci piring kotor. Aku sengaja tidak menjawab pertanyaan nya, aku tahu pasti jika ku jawab juga pasti akan aku yang disalahkan.

"Ya sudah mas berangkat dulu ya, jangan lupa kamu juga beli keperluan kamu kan mas sudah transfer uang bulanan" ucap mas Raka sambil berlalu menuju ke luar ruamah.

Dia pikir dengan uang segitu bisa untuk belanja keperluan ku. Aneh kamu mas ?

Mas Raka memang mengambil mobil 1 tahun lalu dengan sistim mencicil selama 3 tahun, jadi tinggal 2 tahun lagi selesai.

Dan motor Nina pun baru 6 bulan, ambil jangka 2 tahun berarti tinggal satu setengah tahun lagi selesai.

Belum cicilan bank 2 juta perbulan, selama 3 tahun baru jalan 8 bulan.

Setelah mas Raka berangkat kerja aku pun siap siap untuk pergi ke butik.

Aku memang mempunyai butik tapi aku jarang banget ke butik, mungkin hanya seminggu sekali atau dua kali. Mas Raka dan keluarga nya tidak ada yang tahu jika aku punya butik. Butik ini sudah berjalan sekitar 3 tahun, butik ini aku bangun 1 tahun sebelum aku menikah dengan Mas Raka.

Sebenarnya aku juga mempunyai usaha lain di bidang properti. Usaha ini saat ini di pegang oleh Ayah ku . Usaha property ini memang punya Ayah ku tetapi sudah di wariskan kepada ku, tapi aku meminta tetap Ayah yang menjalankan nya di bantu dengan paman ku,tidak ada yang tahu jika keluarga ku sebenarnya orang kaya, selama ini aku dan keluarga ku hidup sederhana. Sebenarnya aku sudah punya rumah sendiri tapi aku tidak mau menempati nya. Ayah dan Ibu pun memilih rumah yang sederhana.

"Selamat pagi Kak Melani" Sapa karyawan butik. Para karyawan memang memanggil ku dengan sebutan Kakak karena usia ku yang masih 25 tahun jadi mereka memilih memanggil ku kakak, tapi saat saat tertentu mereka akan memanggil ku Ibu.

"Pagi juga Put" Jawab ku dengan senyum ramah.

"Yang lain mana Put" tanyaku pada putri yang sedang membereskan meja kasir.

"Riri sama Intan ada di atas kak menyiapkan barang pesanan, terus Tina itu merapikan sebelah sana. Agus sama Budi ada di belakang lagi menyortir bahan kak. " jawab Putri dengan jelas.

"Oh.. Bagaimana penjualan minggu ini Put? pesanan seragam pesta keluarga nya bu Maya sudah selesai belum?" Tanyaku sambil menarik kursi samping putri.

"Sudah selesai kak, Riri sama Intan sedang menyiapkan nya. Jam 10 nanti bisa di antar ke rumah bu Maya" Jawab putri dengan mengacungkan jempol tangan nya.

"Bagus, tetap utamakan kualitas bahan jangan bikin pelanggan kecewa" Ucap ku dengan senyum bahagia.

"Beres kak, sebelum proses menjahit kita selalu cek kualitas bahan . Oh iya kak sepertinya kita perlu menambah satu penjahit lagi kak, ke tiga penjahit kita kualahan sama pesanan yang sering membludak " Ucap putri sambil tertawa .

"Iya sudah kamu atur saja, cari yang profesional ya put jangan asal terima saja. " ucap ku memperingatkan putri.

"Kakak nya Agus bisa menjahit kak, dulu dia pernah kerja menjahit 5 tahun. Sekarang berhenti karena kena PHK" Ucap putri memberitahu jika kakak agus bisa menjahit.

"Ya sudah besok suruh datang ke butik saja, nanti kita coba dulu kalau hasil nya bagus dan rapi kita terima dengan senang hati. " Ucap ku sambil tersenyum.

"Ok Kak " Jawab putri singkat karena butik sudah lumayan ramai jadi aku memilih untuk naik ke lantai dua di ruangan kerja ku.

****

Kulihat jam di tangan ku sudah menunjukan pukul 3 sore, aku keluar dari butik lalu menaiki mobil pribadi ku. Mobil yang ku beli dengan uang pribadiku tanpa sepengetahuan suami ku, mobil ini sebenarnya aku beli 1 bulan sebelum aku menikah. Selama ini mobil kadang aku tarok di butik atau dirumah pribadiku yang tidak jauh dari butik. Belum saat nya aku membawa pulang mobil ku ke rumah yang aku tempati dengan mas Raka.

"Mas Raka pun pasti saat ini masih menemani Ibu dan Nina belanja." Gumam ku saat sudah sampai di rumah. Saat ini aku sedang berbaring di depan Tv .

#Raka

Jam 5 sore Raka sudah sampai di depan rumah orang tuanya.

Ibu dan Nina sudah siap , mereka menunggu mas Raka di halaman rumah. Tanpa menunggu lama mereka langsung masuk kedalam mobil.

"Bapak tidak ikut bu?" Tanya Raka sambil fokus menyetir.

"Bapak mu tadi pergi sama pak karto, katanya ada bisnis jual beli tanah" Jawab ibu dengan bahagia.

"Wahhh bapak hebat juga ya bu, sudah main sama jual beli tanah " Ucap Raka bangga.

"Iya dong Bapak itu kalau urusan begituan mah kecil Ka', tapi ya itu uang yang di terima kecil" Ucap ibu dengan muka kecut.

"Berapapun harus di syukuri bu, kan lumayan untuk nambah nambah uang belanja " Jawab Raka sok bijak.

"Kak, cicilan motor ku sudah di bayar kan kak?" Tanya Nina dengan Tiba tiba.

"Tadi kakak sudah minta Mbak Melani untuk membayar nya, seperti biasa cicilan semua mbak Mel yang ngurus." Jawab Raka.

"Enak banget si jadi Melani, kerjaan cuma duduk saja di rumah tiap bulan rekening terisi terus. " Ucap ibu sewot .

"Iya mas Istri mu itu enak banget si, kerjaan dirumah saja tapi tiap bulan terima uang banyak. " Ucap Nina dengan ketus.

"Kapan Melani punya anak nya Ka?" Tanya ibu secara spontan.

"Bu, aku lagi nyetir jangan bahas itu dulu ya " Jawab ku dengan pelan takut menyinggung ibu. Aku tahu jika membahas anak pasti tidak berujung.

Setelah perjalanan 30 menit kami sampai di pusat perbelanjaan yang kita tuju.

Aku, Ibu dan Nina masuk kedalam Mall. Membeli barang barang keperluan ibu dan Nina.

"Bu, uang bulanan ibu sudah Raka transfer ya bu . Seperti biasa 2 juta . Ibu belanja seperlu nya saja dulu tidak usah beli baju dulu. Baju ibu dan Nina juga sudah banyak, bahkan banyak yang belum di pakai. " Ucap ku dengan nada yang lembut agar ibu tidak tersinggung.

"Iya ibu tidak beli baju tapi ibu mau beli tas" jawab ibu semau nya.

"Kak jatah bulanan Nina mana ? Kok belum di transfer kak?" Tanya Intan lagi.

Aku pun merogoh Hanphone di kantong celana ku, ku buka aplikasi untuk mentransfer , ku transfer uang untuk Nina, ku ketik nominal satu juta dan aku transfer ke rekening Nina.

"Jangan boros, ingat itu untuk 1 bulan!! uang semester besok Mas transfer langsung ke Rekening kampus. " Ucap Raka dengan kesal, karena setiap ketemu ibu dan Nina yang dibahas hanya uang dan uang.

Proses belanja pun berlangsung ibu beli ini dan itu begitupun Nina. Itupun masih harus Raka yang membayarkan.

Raka tidak bisa menolak permintaan ibu nya. Dari keperluan sehari hari pun raka yang harus membayarkan, uang bulanan ibu dan nina tidak terpakai sama sekali.

Masih aman dan utuh dalam dompet mereka.

******

Masih mau lanjut tidak nih. Berikan Like nya dong.

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

dasar wanita bodoh kalo ngomong seenak jidat,, istri ma ngalalh Malah kalian yg tukang hmbur uang 😡

2024-09-06

1

Anonymous

Anonymous

j

2024-09-05

0

Okik Gigih S

Okik Gigih S

hi

2024-08-31

0

lihat semua
Episodes
1 Nafkah bulanan
2 Bertemu teman lama
3 Apa salah ku ?
4 Melani mulai beraksi
5 Tak seperti harapan
6 Mobil siapa ?
7 Kepergian Melani
8 Bertemu di butik
9 Permainan akan dimulai
10 Sidang pertama
11 Jabatan baru
12 Jangan menyesal
13 Bapak mertuaku sudah tahu
14 Rumah sakit
15 Suara tak dikenali
16 Melani Yunita Admaja
17 Bertemu di Cafe
18 Meminta yang bukan haknya
19 Menyewa pengacara
20 Mempermalukan diri sendiri
21 Nasihat Ayah Ibu
22 Mobil mogok
23 Pertengkaran keluarga
24 Rencana busuk Raka
25 Pertolongan ke dua
26 Mobil baru
27 Kejadian di toko perhiasan
28 Kecurangan Raka
29 Raka membohongi Nina
30 Ibu lasmini yang bodoh
31 Bertemu lagi
32 Makan siang
33 Kesialan Raka
34 Cinta hendra untuk melani
35 Bertemu keluarga hendra
36 Nasib Raka dan keluarganya
37 Pesta Tuan Jimmy
38 Datang ke desa
39 Terpaksa menyetujui
40 Mencari cincin
41 Datang melamar
42 Wanita gila
43 Gombalan malam
44 Bertemu Ibu Lasmini
45 Kepergian ibu lasmini
46 Penyesalan Raka
47 Hari pernikahan
48 Pengantin baru
49 Pulang ke kota
50 Tinggal dengan mertua
51 Melani semakin berani
52 Belanja 13 juta
53 Permintaan ibu marni
54 Pindah rumah
55 Mertua menjadi lebih baik
56 Pagi yang berbeda
57 Tragedi bihun goreng
58 Wakil direktur baru
59 Kabar bahagia
60 Dimas Vera semakin dekat
61 Karyawan baru
62 Bertemu masa lalu
63 Makanan padang
64 Vera vs Nina
65 Danau hijau penuh kenangan
66 Novi cari masalah
67 Kejujuran Hendra
68 Dimas dan Vera menikah
69 Tamu tak di undang
70 Melani bertemu Novi
71 Kedatangan Aina
72 Pengajian Empat bulanan
73 Rencana Aina
74 Periksa kehamilan
75 Aina tahu semuanya
76 Pria miskin yang sok kaya
77 Menemui melani dan hendra
78 Permulaan untuk Dimas
79 Bertemu di rumah sakit
80 Aina menemui Raka
81 Dimas terlalu percaya diri
82 Jujur dengan ibu marni
83 Surat di pagi hari
84 Wanita yang sama
85 Dimas terlalu bodoh
86 Fitnah dimas
87 Ternyata teman lama
88 Talak untuk Vera
89 Aina cerai, Baby H lahir
90 Nasib Dimas dan Vera
91 Diminta untuk pindah
92 Syukuran babby H
93 Dimas menemui hendra
94 Hidup yang sulit
95 Pekerjaan baru
96 Melahirkan
97 Kebaikan tetangga
98 Vera bertingkah aneh
99 Dokter Fadli
100 Masa lalu vera
101 Permintaan orang tua vera
102 Fadli, Aina dan Dimas
103 Peresmian Apartemen
104 Anak dimas sakit
105 Hasni bertamu
106 Isi surat
107 Ungkapan cinta untuk Aina
108 Surat perjanjian
109 Melamar Aina
110 Berlibur ke desa
111 Bertemu Dimas
112 Serangan jantung
113 Menghubungi Hasni
114 Wanita jadi-jadian
115 Bertemu keluarga
116 Obrolan dengan mama
117 Hari pernikahan
118 Siapa dia
119 Bertemu mantan istri
120 Kecelakaan kecil
121 Aina dan Melani
122 Tawaran kerja
123 Toko kosmetik
124 Pindah kerumah ibu
125 Uang bukan segalanya
126 Hampir menabrak
127 Dia lagi
128 Ingin bertemu kembali
129 Mira menemui fadli
130 Tidak bisa hidup miskin
131 Lampu hijau
132 Datang untuk tama
133 Kata hati nabila
134 Kabar bahagia aina
135 Melamar nabila
136 Penyesalan dimas
137 Jam kerja Aina
138 Penawaran gila
139 Makan siang
140 Kebaya untuk calon ipar
141 Kekontrakan Nina
142 Rumah melani
143 Mira lagi
144 Bimo mulai berubah
145 Undangan dari dimas
146 Seperti hantu
147 Dimas Nabila Sah
148 Istri, mantan istri
149 Takut terbongkar
150 Kebohongan mira
151 Seperti maling
152 Bimo Vs Nina
153 Bimo curiga
154 Jantung tidak aman
155 Jatuh cinta
156 Seperti tarik tambang
157 Cafe baru
158 Martabak coklat keju
159 Mira sakit
160 Istri idaman
161 Bayi yang cantik
162 Pengumuman
163 Acara wisuda
164 Kedatangan mama
165 Chatt bimo
166 Mama mertua
167 Talak untuk mira
168 Harta gono gini
169 Mira di usir
170 Harapan bimo
171 Resmi adopsi
172 Curhatan Nina
173 Datang ke butik
174 Casanova amatiran
175 Akibat ban bocor
176 Kehidupan baru mira
177 Hari minggu
178 Nasehat Kakak
179 Bimo Nina jadian
180 Babby Tasya lahir
181 Kejutan untuk nina
182 Yes i will
183 Sukuran Babby Tasya
184 Teringat sekar
185 Calon mertua dan menantu
186 Tamu tak di undang
187 Di usir dua kali
188 Ziarah ke makam
189 Bukan pada tempatnya
190 Menahan rindu
191 Calon istri bimo
192 Semoga kabar bahagia
193 Bimo Nina sah
194 Akhirnya buka puasa
195 Pesta mewah
196 Fitnah mira
197 Senjata makan tuan
198 Pesanan kue
199 Menghajar mira
200 Alun - alun kota
201 Dikira kakak beradik
202 Pura - pura marah
203 Kebohongan om jos
204 Penyakit nabila
205 Rencana bulan madu
206 Mabuk pesawat
207 Dibayar 3 juta
208 Mira hamil
209 Anak siapa
210 Itu bukan anak ku
211 Jebakan mira
212 Bimo mulai beraksi
213 Menyadap ponsel mira
214 Mengumpulkan bukti
215 Kedatangan mira
216 Mati kutu
217 Mengantar cek kandungan
218 Raka dan winda sah
219 Kesehatan nabila menurun
220 Akhirnya dimas tahu
221 Rumah sakit jiwa
222 Jesi berubah mario
223 Istri terbaik
224 Sekar bertemu mira
225 Bimo cemburu
226 Makan bakso
227 Kabar kehamilan nina
228 Datang ke kantor
229 Mantan pacar
230 Harus operasi
231 Gina Salsabila
232 Saling lah menyayangi
233 Terkena jebakan sendiri
234 Nabila operasi
235 Ngidam soto daging
236 Sama lemot nya
237 Belanja untuk calon jagoan
238 Babby boy lahir
239 Kepergian Mira
240 Kedatangan mario
241 Part Ending
Episodes

Updated 241 Episodes

1
Nafkah bulanan
2
Bertemu teman lama
3
Apa salah ku ?
4
Melani mulai beraksi
5
Tak seperti harapan
6
Mobil siapa ?
7
Kepergian Melani
8
Bertemu di butik
9
Permainan akan dimulai
10
Sidang pertama
11
Jabatan baru
12
Jangan menyesal
13
Bapak mertuaku sudah tahu
14
Rumah sakit
15
Suara tak dikenali
16
Melani Yunita Admaja
17
Bertemu di Cafe
18
Meminta yang bukan haknya
19
Menyewa pengacara
20
Mempermalukan diri sendiri
21
Nasihat Ayah Ibu
22
Mobil mogok
23
Pertengkaran keluarga
24
Rencana busuk Raka
25
Pertolongan ke dua
26
Mobil baru
27
Kejadian di toko perhiasan
28
Kecurangan Raka
29
Raka membohongi Nina
30
Ibu lasmini yang bodoh
31
Bertemu lagi
32
Makan siang
33
Kesialan Raka
34
Cinta hendra untuk melani
35
Bertemu keluarga hendra
36
Nasib Raka dan keluarganya
37
Pesta Tuan Jimmy
38
Datang ke desa
39
Terpaksa menyetujui
40
Mencari cincin
41
Datang melamar
42
Wanita gila
43
Gombalan malam
44
Bertemu Ibu Lasmini
45
Kepergian ibu lasmini
46
Penyesalan Raka
47
Hari pernikahan
48
Pengantin baru
49
Pulang ke kota
50
Tinggal dengan mertua
51
Melani semakin berani
52
Belanja 13 juta
53
Permintaan ibu marni
54
Pindah rumah
55
Mertua menjadi lebih baik
56
Pagi yang berbeda
57
Tragedi bihun goreng
58
Wakil direktur baru
59
Kabar bahagia
60
Dimas Vera semakin dekat
61
Karyawan baru
62
Bertemu masa lalu
63
Makanan padang
64
Vera vs Nina
65
Danau hijau penuh kenangan
66
Novi cari masalah
67
Kejujuran Hendra
68
Dimas dan Vera menikah
69
Tamu tak di undang
70
Melani bertemu Novi
71
Kedatangan Aina
72
Pengajian Empat bulanan
73
Rencana Aina
74
Periksa kehamilan
75
Aina tahu semuanya
76
Pria miskin yang sok kaya
77
Menemui melani dan hendra
78
Permulaan untuk Dimas
79
Bertemu di rumah sakit
80
Aina menemui Raka
81
Dimas terlalu percaya diri
82
Jujur dengan ibu marni
83
Surat di pagi hari
84
Wanita yang sama
85
Dimas terlalu bodoh
86
Fitnah dimas
87
Ternyata teman lama
88
Talak untuk Vera
89
Aina cerai, Baby H lahir
90
Nasib Dimas dan Vera
91
Diminta untuk pindah
92
Syukuran babby H
93
Dimas menemui hendra
94
Hidup yang sulit
95
Pekerjaan baru
96
Melahirkan
97
Kebaikan tetangga
98
Vera bertingkah aneh
99
Dokter Fadli
100
Masa lalu vera
101
Permintaan orang tua vera
102
Fadli, Aina dan Dimas
103
Peresmian Apartemen
104
Anak dimas sakit
105
Hasni bertamu
106
Isi surat
107
Ungkapan cinta untuk Aina
108
Surat perjanjian
109
Melamar Aina
110
Berlibur ke desa
111
Bertemu Dimas
112
Serangan jantung
113
Menghubungi Hasni
114
Wanita jadi-jadian
115
Bertemu keluarga
116
Obrolan dengan mama
117
Hari pernikahan
118
Siapa dia
119
Bertemu mantan istri
120
Kecelakaan kecil
121
Aina dan Melani
122
Tawaran kerja
123
Toko kosmetik
124
Pindah kerumah ibu
125
Uang bukan segalanya
126
Hampir menabrak
127
Dia lagi
128
Ingin bertemu kembali
129
Mira menemui fadli
130
Tidak bisa hidup miskin
131
Lampu hijau
132
Datang untuk tama
133
Kata hati nabila
134
Kabar bahagia aina
135
Melamar nabila
136
Penyesalan dimas
137
Jam kerja Aina
138
Penawaran gila
139
Makan siang
140
Kebaya untuk calon ipar
141
Kekontrakan Nina
142
Rumah melani
143
Mira lagi
144
Bimo mulai berubah
145
Undangan dari dimas
146
Seperti hantu
147
Dimas Nabila Sah
148
Istri, mantan istri
149
Takut terbongkar
150
Kebohongan mira
151
Seperti maling
152
Bimo Vs Nina
153
Bimo curiga
154
Jantung tidak aman
155
Jatuh cinta
156
Seperti tarik tambang
157
Cafe baru
158
Martabak coklat keju
159
Mira sakit
160
Istri idaman
161
Bayi yang cantik
162
Pengumuman
163
Acara wisuda
164
Kedatangan mama
165
Chatt bimo
166
Mama mertua
167
Talak untuk mira
168
Harta gono gini
169
Mira di usir
170
Harapan bimo
171
Resmi adopsi
172
Curhatan Nina
173
Datang ke butik
174
Casanova amatiran
175
Akibat ban bocor
176
Kehidupan baru mira
177
Hari minggu
178
Nasehat Kakak
179
Bimo Nina jadian
180
Babby Tasya lahir
181
Kejutan untuk nina
182
Yes i will
183
Sukuran Babby Tasya
184
Teringat sekar
185
Calon mertua dan menantu
186
Tamu tak di undang
187
Di usir dua kali
188
Ziarah ke makam
189
Bukan pada tempatnya
190
Menahan rindu
191
Calon istri bimo
192
Semoga kabar bahagia
193
Bimo Nina sah
194
Akhirnya buka puasa
195
Pesta mewah
196
Fitnah mira
197
Senjata makan tuan
198
Pesanan kue
199
Menghajar mira
200
Alun - alun kota
201
Dikira kakak beradik
202
Pura - pura marah
203
Kebohongan om jos
204
Penyakit nabila
205
Rencana bulan madu
206
Mabuk pesawat
207
Dibayar 3 juta
208
Mira hamil
209
Anak siapa
210
Itu bukan anak ku
211
Jebakan mira
212
Bimo mulai beraksi
213
Menyadap ponsel mira
214
Mengumpulkan bukti
215
Kedatangan mira
216
Mati kutu
217
Mengantar cek kandungan
218
Raka dan winda sah
219
Kesehatan nabila menurun
220
Akhirnya dimas tahu
221
Rumah sakit jiwa
222
Jesi berubah mario
223
Istri terbaik
224
Sekar bertemu mira
225
Bimo cemburu
226
Makan bakso
227
Kabar kehamilan nina
228
Datang ke kantor
229
Mantan pacar
230
Harus operasi
231
Gina Salsabila
232
Saling lah menyayangi
233
Terkena jebakan sendiri
234
Nabila operasi
235
Ngidam soto daging
236
Sama lemot nya
237
Belanja untuk calon jagoan
238
Babby boy lahir
239
Kepergian Mira
240
Kedatangan mario
241
Part Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!