Seorang gadis bernama Arumi terjebak satu malam di kamar hotel bersama pria asing. Tak di sangka pria itu adalah seorang CEO. Orang terkaya di kotanya. Apa yang akan Arya lakukan pada Arumi? apakah Arya akan bertanggung jawab dengan kejadian malam itu, lalu bagaimana dengan calon istri Arya setelah tahu hubungan satu malam Arya dengan Arumi. Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dengan Arya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengantin kabur
Di sebuah gedung, para tamu sudah berdatangan untuk memberikan doa restu pada ke dua mempelai. Arya dan Olivia menggelar pernikahannya dengan menyewa sebuah gedung megah dan mengundang banyak tamu. Diantaranya teman-teman Arya dan teman-teman Olivia. Semua mereka undang di pesta itu.
Para bangsawan, para pebisnis dari berbagai penjuru juga Arya undang. Karena hari ini Arya benar-benar akan melepaskan masa lajangnya. Bagi Arya, hanya ada pernikahan satu kali seumur hidupnya. Dia habiskan uang ratusan juta hanya untuk acara pernikahannya dengan Olivia agar terlihat mewah dan megah. Karena Arya sudah memilih Olivia untuk menjadi pendamping hidupnya, jadi Arya akan membahagiakan Olivia dengan mengadakan pesta yang mewah dan megah, seperti apa yang Olivia inginkan.
"Pak Arya, selamat ya karena akhirnya anda menikah juga," ucap salah seorang rekan bisnis Arya.
"Terimakasih sudah hadir. Silahkan nikmati pestanya."
"Kapan acara akadnya akan di mulai?" tanya tamu Arya yang lain.
"Tunggu penghulu dan pengantin wanita datang. Sebentar lagi mereka akan datang," jawab Arya dengan santai.
Di sisi lain, Arumi meneteskan air matanya saat melihat Arya. Pandangannya sejak tadi masih tertuju ke arah Arya. Arumi sedih saat melihat Arya akan menikah. Seandainya melihat Arya, dia pasti akan teringat lagi kejadian malam itu.
"Hei, Arumi. Kenapa kamu masih di sini. Lihatlah, di sini banyak makanan enak. Kenapa kita tidak ke sana saja untuk mencicipi makanan enak," ucap Ajeng.
Arumi mengusap air matanya. Dia kemudian menatap Ajeng.
"Hei, lagi-lagi kamu nangis. Apa kamu masih terharu dengan Pak Arya? atau jangan-jangan, kamu suka ya sama Pak Arya. Dan sulit untuk melepaskan dia dengan wanita lain," celetuk Ajeng.
Arumi mencubit pinggang Ajeng
"Auh... sakit Arumi."
"Makanya, jangan asal bicara kamu. Siapa juga yang suka sama Pak Arya. Aku nggak pernah punya mimpi setinggi itu," ucap Arumi.
Ajeng tersenyum.
"Ya udah, aku cuma bercanda. Ayo kita icip-icip makanan di sini."
Ajeng mengajak Arumi untuk mencicipi hidangan perjamuan sore ini. Arumi mengambil kue dan memakannya. Di sela-sela dia makan, Gina menghampirinya.
"Arumi, kamu ada di sini juga?" ucap Gina.
Arumi terkejut saat melihat Gina.
"Kamu juga diundang Pak Arya Gin?" tanya Arumi.
"Orang tua ku kebetulan rekan bisnis Pak Arya. Kalau kamu siapa yang ngundang kamu?" tanya Gina.
"Aku karyawannya Pak Arya," jawab Arumi.
"Oh, jadi bos kamu itu Pak Arya. Rekan bisnis orang tua aku."
"Iya. Betul."
Gina dan Arumi menatap Fani yang sejak tadi masih berdiri di samping Arya.
"Eh, apa hubungan Fani dengan Pak Arya? Kenapa dari tadi, Fani nempel terus di sebelah Pak Arya," bisik Arumi pada Gina.
"Kamu belum tahu, kalau bos kamu itu pemilik kampus kita. Dan Fani itu adiknya."
Arumi terkejut saat mendengar ucapan Gina.
"Kenapa kamu nggak pernah bilang soal ini," ucap Arumi.
"Kamu juga nggak pernah tanya," ucap Gina.
Setelah lama menunggu, akhirnya penghulu pun datang. Sekarang tinggal pengantin wanita dan keluarganya yang belum datang.
Arya sejak tadi masih mencoba menelpon Olivia. Namun nomer Olivia tidak aktif.
"Kenapa jam segini belum sampai sih. Apa yang sebenarnya terjadi pada Olivia. Seharusnya ijab kabulnya sudah di mulai," ucap Arya.
"Arya, mana Olivia. Kenapa lama sekali?" tanya Bu Monika pada anaknya.
"Aku nggak tahu Ma, di mana Olivia."
"Mungkin, kejebak macet Kak," ucap Fani.
"Ponsel Olivia juga nggak aktif," ucap Arya.
"Coba telpon orang tuanya!" pinta Pak Rangga.
"Orang tuanya juga nggak di angkat Pa." Arya tampak resah saat menunggu Olivia.
"Coba telpon sekali lagi!" pinta Pak Rangga lagi.
Arya kemudian menelepon ayah Olivia untuk memastikan keberadaan Olivia.
"Halo..."
"Halo Om. Ini Arya Om. Di mana Olivia sekarang? Kenapa belum datang. Penghulu sudah menunggu hampir setengah jam."
"Nak Arya, saya juga sedang mencari Olivia."
"Apa?"
"Olivia kabur dari rumah dan nggak tahu kemana"
"Apa! terus bagaimana pernikahan ini Om."
"Tunggu saja sebentar. Saya sedang mencari Olivia."
Arya menutup saluran telponnya.
Arya mengepalkan tangannya geram.
Di saat-saat seperti ini, beraninya Olivia kabur dari rumah. Sebenarnya apa maunya. Bukankah ini pernikahan yang dia impi-impikan selama ini. Aku sudah susah payah membuang uang banyak hanya demi mengabulkan permintaan Olivia yang ingin menggelar pernikahan dengan mewah dan megah. Apa dia memang sengaja ingin mempermalukan aku, batin Arya.
"Arya, ada apa Arya? Apa yang sebenernya terjadi?" tanya Bu Monika.
"Mama tunggu di sini. Ada sesuatu yang harus aku urus. Ma, jangan biarkan penghulu pergi sebelum aku kembali."
Bu Monika bingung dengan sikap Arya. Kenapa tiba-tiba Arya berubah. Seperti ada masalah besar, namun Arya tidak mengatakan apapun.
Arya melangkah menghampiri kerumunan orang-orang. Dia menghampiri Arumi dan membawa Arumi pergi dari kerumunan orang-orang itu.
"Ikut aku Arumi."
"Pak Arya, kita mau ke mana?"
Arya membawa Arumi ke sebuah tempat yang sepi.
"Pak Arya. Ada apa? Kenapa bapak membawa saya ke sini."
Arya memegang ke dua bahu Arumi dengan erat.
"Kamu mau kan aku bertanggung jawab untuk peristiwa malam itu?"
Arumi terkejut saat mendengar ucapan Arya.
"Maksud Pak Arya?"
"Menikahlah denganku Arumi."
"Apa!"
"Arumi, aku butuh kamu Arumi. Olivia tunangan aku nggak akan datang ke sini. Dia sudah kabur dari rumahnya. Aku tidak mau acara pernikahan mewah ini berakhir sia-sia."
"Tapi Pak..."
"Nggak ada tapi-tapian. Mau nggak mau kamu harus mau menyelamatkan aku di pesta ini Arumi. Aku sudah membuang banyak waktu dan uang untuk mempersiapkan pesta ini, tapi perempuan itu mau menghancurkan pesta ini begitu saja. Aku nggak akan pernah membiarkan keluargaku malu di depan umum. Apalagi tamu yang aku undang adalah orang-orang penting dan orang-orang besar. Aku nggak mau membiarkan kekacauan terjadi di sini."
"Baiklah aku mau Pak Arya menikah dengan bapak."
"Kamu tenang saja. Jadilah pengantinku yang baik. Aku akan mengurus semuanya termasuk MUA dan penghulunya."
Arumi terkejut saat beberapa orang mendekat ke arahnya.
"Jadikan dia seorang pengantin wanita yang cantik. Aku hanya butuh waktu 15 menit," ucap Arya pada orang-orang itu.
"Pak Arya. Lima belas menit itu rasanya tidak akan cukup untuk mendandani wanita ini. Apalagi wanita ini sangat kusam kulit wajahnya."
"Aku tidak mau tahu, aku akan bayar kalian mahal kalau kalian bisa mendandani Arumi menjadi pengantin yang cantik. Kalian kan berlima. Kenapa tidak bisa."
"Baiklah Pak Arya. Kami akan mendandani Mbak ini dengan cantik."
"Baiklah, aku tunggu di sini."
Ke lima wanita itu hanya bisa saling menatap saat melihat sikap Arya. Namun mereka juga tidak bisa menolak Arya karena takut pada Arya. Mereka tahu siapa Arya. Dia orang yang berkuasa di kotanya. Arya bisa melakukan apa saja pada siapapun yang mengusik kehidupannya.