Plakk!!!
"Kamu itu emang beban ya" kata Papa
"Ma-Maaf Pa, aku cuma pengen Papa dateng besok ambil rapotku"
"Papa Sibuk, kamu suruh Bi ijah aja yang ambil sana"
"Tap..."
"Jangan banyak omong kamu"
Tak Di Pedulikan, Tak Di anggap dan tak Di Inginkan itulah hal yang selalu Laili rasakan, setiap ia pulang ke Rumah yang sudah lama Runtuh itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laililya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Siapa Dia?
Di Caffe.
Dimas dan Sinta mengecek apa yang di temukan Sinta.
"Bagi dua lo cek ini gue yang ini" kata Dimas
"Oke"
Sinta dan Dimas pun menggecek data-data yang mereka temukan. Saat Sinta mengecek betapa terkejutnya Sinta saat menemukan.
"Dim, ini lo?" Tanya Sinta
"Apa?" Tanya Dimas
"Ini, Dimas Anggara Hermansyah, jadi lo anak Papa yang sehatusnya gue waspadai" kata Sinta
"Hah, maksud lo?" Tanya Dimas
"INI, SEMUANYA UDAH JELAS, LO PENGHIANAT" teriak Sinta
Dimas pun lansung mengecek apa yang di temukan Sinta.
"Sin gue bisa jelasin ini bukan data gue" kata Dimas
"Terus ini data siapa, HAH?" Tanya Sinta
"Nama gue emang Dimas Anggara tapi belakang nama gue itu Saputra bukan Hermansyah" kata Dimas
"Lo jangan bohongin gue, gue ga nyangka lo rencanain ini semua, terlihat disini, Bokap lo ga ada, berarti bener lo anak Papa"
"Bokap gue emang ga ada dari dulu, karena Bokap gue ninggalin gue pas waktu gue duduk di Kelas enam SD, dan gue tau betul wajah Bokap gue kayak gimana"
"Alah udah ya, dari awal lo tau semuanya siapa nama gue, siapa Papa gue, dimana Rumah gue, Rumah Laili lo tau semuanya ini pasti rencana lo buat nyelakain Laili, gue ga nyangka orang yang gue percaya ternyata itu orang yang harus gue hidari dari dulu"
"Percaya sama gue ini jebakan, gue mohon sama lo, jangan terkecoh" kata Dimas
"Diam lo, gue benci sama lo"
"GUE BENCI" teriak Sinta
Sinta pun pergi meninggalkan Dimas sendirian, tanpa mereka sadari dari tadi ada yang memperhatikan pertengkaran mereka berdua.
"Play the game, lo ga bisa bermain-main sama gue, lo juga ga bisa segampang itu tau siapa gue, lo berdua main-main sama orang yang salah"
***
Ke Esokan Harinya Di Sekolah.
Di Dalam Kelas.
Sinta dan Dimas tak bergetur sapa sekarang Sinta menjauhi Dimas, Sinta sangat membenci Dimas sekarang.
Di kelas yang masih cukup sepi, hanya ada Diva, Sinta dan Dimas saja.
Tiba-Tiba.
"Sin Plisss maafin gue, gue mohon bukan gue orangnya Sin" kata Dimas memohon
"Diem lo, gue benci sama lo pembohong"
"Sin percaya sama gue"
"Semua udah jelas lo harus jauhin Laili mulai sekarang gue ga mau Laili kenapa-napa"
"Sin gue bukan saudara Laili, percaya sama gue bukan gue orangnya yang lo cari selama ini" kata Dimas
"Ini ada apa sih, Sin?" Tanya Diva
"Ga ada apa-apa" kata Sinta
"Sin, gue dari hari pertama lo dateng ke hidup Laili gue udah curiga sama lo, sebenenya lo siapa sih, kenapa lo tau semuanya tentang Laili, kalau lo ada niat jahat sama Laili mendingan lo jauhin Laili, ngerti lo" kata Diva
"Percaya sama gue, gue sama sekali ga ada niat buat jahat sama Laili, gue malah mau jagain Laili"
"Gimana gue mau percaya sama lo, sedangkan lo aja mencurigakan"
"Div ya, gue ga ada niatan jahat sama Laili"
"Gue ga percaya, dari Dimas yang tiba-tiba ngomong kalau dia bukan saudaranya"
"Udahlah, gue ga ada niatan buat apa-apain Laili"
"Ngomong sama gue sekarang juga, kalau lo ada niatan buat celakain Liali kan" kata Diva
"Ga ada"
"Jujur sama gue"
"SINTA JUJUR SAMA GUE" bentak Diva
"GUE GA PUNYA NIAT JAHAT, LAILI ITU MASIH SAUDARA GUE, GUE MAU NGELINDUNGIN LAILI" teriak Sinta
Diva sangat terkejut mendengar itu dari mulut Sinta.
"Hah, sa-saudara lo"
"Iya, Laili itu saudara tiri gue"
Tak lama kemudian Lussy dan Luna pun masuk ke dalam kelas.
"Selamat pagi semuanya" kata Lussy
"Pagi"
"Hai, kalian berdua lagi ngomongin apa?" Tanya Lussy
"Ga ngomongin apa-apa, gue permisi" kata Sinta
Sinta pun pergi ke toilet, untuk menenagkan diri, dengan cepat Diva pun mengikuti Sinta.
Di Toilet.
"Ngapain lo ngikutin gue?" Tanya Sinta
"Jadi bener kalau Laili selama ini cuma pura-pura baik-baik aja?" Tanya Diva
"Maksud lo?" Tanya Sinta
"Gue pernah lihat, tangan Laili lebam semua, kata Laili dia abis jatuh gue curiga itu semua ulah Papa Laili, soalnya pas di Rumah Sakit Laili nekad di bawa pulang sama Papanya, padahal disitu Laili masin lemah"
"Iya lo bener, Laili selama ini cuma pura-pura aja, Laili sering di siksa sama Papa"
"Terus kenapa lo bisa jadi Saudara tiri lo?" Tanya Diva
"Papa Laili dulu nikah sama Mama gue, terus Mama hamil, tapi gara-gara Papa bangkrut Mamanya Laili nolongin Papa tapi caranya aja yang salah"
"Maksud lo caranya yang salah?"
"Mamanya Laili jebak Papa gue, supaya Papa gue tidur sama Mamanya Laili, karena jebakan itu Mamanya Laili hamil, dan Papa akhirnya tanggung jawab, jadi Papa ga suka sama Laili"
"Hah, jahat banget Mamanya Laili"
"Tapi itu bukan salah Laili, Laili ga tau ini semua, Papa nyembunyi'in ini semua dari Laili"
"Jadi Laili ga tau kalau lo saudara tirinya?" Tanya Diva
"Enggak tau sama sekali, gue mohon sama lo, jangan kasih tau ke siapapun ya"
"Iya, rahasia lo aman sama gue"
"Eeemm gue boleh minta bantuan sama lo?" Tanya Sinta
"Bantuan apa?"
"Tolong lo awasin Dimas sama Laili jangan sampek mereka bareng"
"Hah, kenapa?"
"Dimas saudara Laili sama gue"
"Hah, kok bisa?" Tanya Diva
"Jadi sebelum Papa gue nikah sama Mama gue, ternyata Papa dulu nikah sama Mamamya Dimas"
"Terus?" Tanya Diva
"Dan gue pernah dapet pesan dari seseorang kayak gini" kata Sinta sambil menunjukkan isi pesan tersebut
"Laili dalam bahaya dong"
"Iya, gue yakin ini Dimas"
"Oke, gue bakal bantuin lo"
"Makasih"
"Sama-sama"
Ting Ting Ting.
Bell pun berbunyi tanda jam pelajaran akan segera di mulai, semua murid pun bergegas untuk ke kelas.
Diva dan Sinta pun kembali ke Kelas.
***
Di Rumah Sakit.
"Keluarga Pasien silakan ikut saya" kata Dokter
"Baik Dok"
Bibi pun lansung masuk ke dalam Ruangan Dokter.
"Bagaimana Dok, apa hasil pemeriksaannya bagus?" Tanya Bi Ijah
"Saya sangat bersyukur karena semua pemeriksaannya hasilnya bagus, semoga saja besok juga hasilnya bagus, jika besok hasilnya bagus pasien boleh pulang"
"Alhamdulillah"
"Jangan biarkan pasien banyak pikiran dan pasien tak boleh kelelahan"
"Baik Dok"
"Kita tunggu saja hasil akhirnya besok"
"Baik Dok"
Bibi pun keluar dari ruangan Dokter, Bibi lansung pergi ke Ruangan Laili.
"Neng Laili"
"Bi aku kapan pulang, aku kangen sekolah"
"Kalau besok hasil pemeriksaan nya bagus, Neng Laili boleh pulang, jadi kalau Neng Laili mau pulang, Neng Laili jangan banyak pikiran, ya" kata Bi Ijah
"Iya Bi"
"Bibi yakin Neng Laili udah bosen disini kan?" Tanya Bibi
"Iya Bi aku pengen sekolah lagi"
"Kalau gitu, Neng Laili ga boleh banyak pikiran ya" kata Bibi
"Iya Bi"
***
Se pulang Sekolah.
"Sin kita mau ke Rumah Sakit, lo ikut ga?" Tanya Diva
"Ikut, gue juga mau ke sana soalnya"
"Oke, ayok"
Sinta, Diva, Lussy, dan Luna pun pergi ke Rumah sakit.
Di Rumah Sakit.
"Loh Tegar kok lo disini?" Tanya Sinta
"Emangnya kenapa, gue disini, gue kan mau jagain Laili, emangnya ga boleh?" Tanya Tegar
"Ya boleh sih"
"Ya udah"
"Laili tidur atau ada pemeriksaan?" Tanya Sinta
"Ga ada, masuk aja ga papa, gue mau ke kantin dulu"
"Iya"
Mereka pun masuk ke dalam.
"Hai Li" kata Lussy
"Hai, kalian kok baru ke sini sih?" Tanya Laili
"Kita kemarin itu kesini Li, tapi katanya udah bukan jam jenguk, ya udah kita balik, jadi baru sempet lihat lo deh"
"Oh gitu ya"
"Iya, terus gimana udah baikan?" Tanya Diva
"Udah kok, kalau hasil pemeriksaan gue besok bagus gue boleh pulang"
"Syukur deh, kita semua kangen main bareng sama lo"
"Gue juga kangen sama kalian semua, makasih ya, kalian udah kesini"
"Iya sama-sama"
"Lo cepet sembuh ya Li" kata Luna
"Pasti dong"
Lama mereka mengobrol Tegar masuk ke dalam Kamar inap Laili.
"Nih buat kalian, dimakan" kata Tegar
"Tumben lo baik sama kita ada apa nih, pasti ada mau nya kan?" Tanya Lussy
"Lo terlalu berperasangka buruk terus ya sama gue" kata Tegar
"Terus, lo baik sama kita kenapa?"
"Ga ada apa-apa, nih lo sama temen-temen lo mau ga makanan, kalau ga mau ya udah"
"Eehhh gue maulah" kata Lussy
"Nah gitu dong"
"Gue juga mau" kata Diva
"Ambil aja gue beli banyak kok"
"Makasih ya" kata Luna
"Iya sama-sama, Sinta lo ga mau?" Tanya Tegar
"Nanti aja, gue belum laper"
"Oke, Li gue pulang dulu ya, nanti gue kesini lagi"
"Iya, hati-hati"
"Siap"
Tegar pun pulang, tak lama dari Tegar pulang Bi ijah pun masuk ke dalam.
"Maaf Neng-Neng semuanya, Neng Laili mau istirahat, biar besok pemeriksaannya hasilnya bagus jadi buat Neng-Neng semuanya biarin Neng Laili tidur ya" kata Bi Ijah
"Oh iya Bi, kita juga udah mau pulang kok"
"Iya Neng"
"Ya udah Li, kita pulang dulu ya besok kita kesini lagi" kata Diva
"Iya, kalian hati-hati ya"
"Iya lo cepet sembuh"
"Iya"
Lussy, Diva dan Luna pun pulang, sedangkan Sinta masih berada di Rumah Sakit bersama Bi Ijah, namun di luar kamar inap Laili.
Ting.
Satu pesan berhasil masuk ke dalam Hp Sinta.
No. 0857*****
"MARI KITA MULAI PERMAINANNYA"
Sinta pun melihat isi pesan tersebut, dengan wajah yang panik Sinta lansung mengecek apa ada seseorang di sekitar kamar inap Laili.
"Nomer ga di kenal lagi" kata Sinta dalam hati
"Dimas lo ga bakal bisa celakain Laili" kata Sinta lagi dalam hati