NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Baby Sitter

Hot Duda Dan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Ibu Pengganti / Pengganti
Popularitas:17.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rhtlun_

Di tengah hujan deras yang mengguyur jalanan kota, Kinanti menemukan seorang anak kecil yang tersesat. Dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan, anak itu tampak sangat membutuhkan bantuan. Tak lama kemudian, ayah dari anak itu muncul dan berterima kasih atas pertolongan yang ia berikan.

Meskipun pertemuan itu sederhana, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah awal dari sebuah kisah yang akan mengubah hidup mereka berdua. Sebuah pertemuan yang membawa cinta dan harapan baru, yang muncul di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhtlun_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30

Di saat Julian, Kinanti dan Kenzo sedang menikmati piknik mereka, Marta dan Adam duduk di teras rumah mereka, menikmati waktu santai bersama. Adam, yang tengah asyik membaca koran sambil menyeruput kopi hangat, tiba-tiba dikejutkan oleh pernyataan istrinya.

“Marta, ada apa?” Tanyanya dengan nada penasaran ketika melihat istrinya termenung.

Marta menatap suaminya sejenak sebelum berbicara, "Adam, aku merasa ada yang berbeda antara Julian dan Kinanti."

Adam meletakkan korannya dan menatap istrinya dengan kening berkerut. "Maksudmu apa? Mereka kan hanya memiliki hubungan antara bos dan karyawan."

Marta menggeleng pelan, "Tidak, aku rasa hubungan mereka lebih dari itu. Mereka terlihat sangat dekat akhir-akhir ini."

Adam tertawa kecil, mencoba menenangkan istrinya, "Mungkin itu hanya perasaanmu saja, Marta. Lagipula, Julian adalah orang yang ramah dan terbuka dengan semua orang."

Namun, Marta tetap pada pendiriannya. "Tidak, Adam. Aku yakin ada sesuatu di antara mereka. Aku bisa merasakannya."

Adam kembali menyesap kopinya sambil menghela napas, merasa perbincangan ini tidak akan berakhir dengan cepat. Di saat yang sama, Marta melihat Bi Inah, pembantu setia keluarga mereka, tengah menyirami bunga di halaman. Marta memanggilnya untuk mendekat.

"Bi Inah, sini sebentar." Kata Marta dengan nada lembut.

Bi Inah menghampiri mereka dengan langkah hati-hati, menyeka keringat di dahinya. "Ada apa, Nyonya?"

Marta menatap Bi Inah dengan pandangan penuh tanya. "Apa kau tahu sesuatu tentang hubungan Julian dan Kinanti?"

Bi Inah, yang mendengar pertanyaan itu, seketika wajahnya memucat. Dalam hatinya, ia teringat saat pernah memergoki Julian dan Kinanti bermesraan. Julian memintanya untuk merahasiakan hal itu. Maka dari itu, Bi Inah segera menutupi kegugupannya.

"Tidak, Nyonya. Saya tidak tahu apa-apa tentang itu." Jawab Bi Inah dengan suara bergetar.

Adam tersenyum tipis dan berkata, "Lihat, Marta. Itu hanya perasaanmu saja. Bi Inah juga tidak tahu apa-apa."

Marta masih tampak ragu, tetapi akhirnya mengangguk pelan. "Mungkin kau benar, Adam. Mungkin ini hanya perasaanku saja."

Bi Inah segera meminta izin untuk kembali ke tugasnya di belakang rumah, tidak ingin terlibat lebih jauh dalam percakapan itu. Setelah Bi Inah pergi, Marta melanjutkan percakapannya dengan Adam.

"Bagaimanapun juga, aku hanya ingin memastikan. Aku akan merestui Julian dengan siapa pun, tapi bukan dengan Kinanti." Ujar Marta tegas.

Adam mengerutkan keningnya, bingung dengan pernyataan istrinya. "Kenapa tidak, Marta? Bukankah kita sudah sepakat bahwa status sosial tidak akan mempengaruhi calon istri Julian?"

Marta tersenyum masam. "Ya, aku tahu. Aku hanya berpura-pura setuju agar Julian tidak marah lagi padaku. Aku ingin dia menikah dengan seseorang yang setara dengan keluarga kita, agar tidak mempermalukan nama keluarga."

Adam menggelengkan kepalanya, kecewa dengan sikap istrinya. "Marta, aku pikir kau sudah berubah. Tapi ternyata, kau hanya berpura-pura."

Marta menundukkan kepala, merasa sedikit bersalah. "Aku hanya ingin yang terbaik untuk Julian, Adam."

Adam menghela napas panjang, lalu berkata, "Yang terbaik untuk Julian adalah membiarkannya memilih dengan siapa dia ingin bersama, tanpa memandang status sosial."

Marta tidak menjawab, tetapi ia tahu suaminya benar. Namun, egonya masih terlalu besar untuk mengakuinya. Sebelum mengakhiri pembicaraan, ia berpesan kepada Adam, "Tolong, jangan katakan apa pun kepada Julian. Biarkan ini menjadi rahasia kita."

Adam mengangguk, meskipun dalam hati ia merasa berat dengan permintaan istrinya. Ia hanya berharap, suatu hari nanti, Marta akan benar-benar berubah dan menerima siapa pun yang dipilih Julian dengan sepenuh hati.

Setelah membahas tentang hubungan antara Kinanti dan Julian, suasana pun kembali tenang. Namun, tiba-tiba ponsel Marta berdering.

Ia mengambil ponsel dari meja, sementara Adam yang sedang duduk di sebelahnya bertanya dengan rasa ingin tahu, "Siapa yang menelepon?"

Marta tidak menjawab pertanyaan suaminya. Ia segera mengangkat telepon tersebut, dan suaranya terdengar sedikit terkejut ketika menyapa orang di seberang sana, "Halo, Hanah?"

Adam yang mendengar nama Hanah disebut, mengangkat alisnya. Ia memandang Marta dengan ekspresi kaget dan penuh tanya. Marta melanjutkan percakapan dengan nada ramah, meskipun hatinya diliputi kecemasan. "Ada apa, Hanah? Kenapa kamu menelepon?"

Di seberang telepon, Hanah berbicara dengan nada sopan dan seolah ramah. "Aku hanya ingin menanyakan kabar kalian, Tante. Bagaimana keadaan di sana Tante? Apakah semuanya baik-baik saja?"

Marta tersenyum kecil, meskipun ia merasa ada maksud tersembunyi di balik telepon ini. "Kami semua baik-baik saja, Hanah. Terima kasih sudah menanyakan kabar kami." Jawab Marta dengan suara lembut. Lalu, dengan nada yang lebih tulus, ia menambahkan, "Aku juga ingin meminta maaf atas sikap Julian waktu itu. Dia mungkin terkejut dan tidak bermaksud untuk menyakiti perasaanmu."

Hanah di seberang sana, dia sangat kecewa dan kesal dengan perlakuan Julian sebelumnya, tetapi dia berusaha terdengar besar hati. "Tidak apa-apa, Tante. Aku mengerti. Mungkin Julian hanya butuh waktu untuk memikirkan semuanya. Aku memaafkannya."

Marta merasa lega mendengar tanggapan Hanah yang seolah penuh pengertian. "Terima kasih, Hanah. Itu sangat berarti bagi kami."

Adam yang duduk di sebelah Marta, membisikkan sesuatu dengan suara pelan, "Bukankah Julian sudah jelas tidak akan menerima Hanah?"

Marta menoleh ke arahnya dan memberi isyarat agar Adam diam dengan jari telunjuk di depan bibirnya, menandakan bahwa ia tidak ingin memperpanjang pembicaraan ini di depan Hanah. Ia kembali fokus pada teleponnya.

Hanah melanjutkan dengan suara penuh harap, "Aku hanya ingin Tante tahu, bahwa aku masih mencintai Julian. Aku berharap masih ada kesempatan untuk kami."

Marta merasakan gelombang rasa bersalah melintasi hatinya. Ia tidak ingin menyakiti perasaan Hanah lebih dari ini. Dengan suara yang lembut, ia berkata, "Hanah, kamu adalah wanita yang baik. Aku yakin kau akan menemukan pria yang lebih baik dari Julian, yang bisa membahagiakanmu sepenuh hati."

Meskipun Hanah tampak menerima ucapan itu dengan baik, sebenarnya di dalam hatinya ia merasa kecewa dan kesal. Namun, ia tetap berusaha menyembunyikan perasaannya. "Terima kasih Tante. Aku akan mencoba untuk memahaminya."

Setelah beberapa percakapan singkat lainnya, Marta mengakhiri panggilan dengan sopan. "Terima kasih sudah menanyakan kabar kami, Hanah. Semoga kamu juga baik-baik saja."

Setelah menutup telepon, Marta menghela napas panjang. Adam, yang sejak tadi menahan komentarnya, akhirnya berbicara, "Mengapa Hanah tidak berhenti saja mengejar-ngejar Julian? Bukankah sudah jelas bahwa Julian tidak tertarik padanya?"

Marta mengangguk setuju dengan suaminya. "Aku juga berharap Hanah bisa menemukan pria lain yang lebih baik untuknya. Aku tidak ingin melihatnya terus mengejar sesuatu yang tidak bisa ia miliki."

Adam menatap Marta dengan penuh pengertian, lalu menggenggam tangannya. "Yang terbaik untuk Julian adalah memilih sendiri siapa yang ingin ia cintai. Kita hanya perlu mendukung pilihannya."

Marta menghela napas lagi, ia hanya diam dan tidak mendengarkan perkataan suaminya. Ada sesuatu yang mengganjal di benak Marta. Ia pun berkata dalam hati, "Aku hanya berharap Julian bisa menemukan perempuan yang setara dengan keluarga kita. Aku tahu cinta itu penting, tetapi ada juga status sosial yang harus dipertimbangkan."

1
Kurniawan
Buruk
Ds Phone
sombong pandang harta makan harta tu
Ds Phone
dia pandai pujuk anak anak
Ds Phone
hasad tak sampai
Ds Phone
seronok nya dia
Anna55
marta emang bener", udh tau anaknya gamau malah dijodohin trs😠
valencia
Aaaaaa bgus banget ceritanya thorrrrr
valencia
semoga hubungan kinanti dan julian ga rusak gara" ambisi marta 😑
정민지
Lanjut thorrr
정민지
Lanjutttt thorrrr gak sabar bab selanjutnya...😅
Anna55
Lanjut thor kalo bisa triple up...😄😄
Uncu Karim
harus updtae terus u bc nya..
Anna55
Lanjut thor
Anna55
Ceritanya menarik torrr..
정민지
Ceritanya bagus👍👍👍
Ddek Aish
mampir thor
Ds Phone
ada kebahagian untuk nya
Ds Phone
semagat tu
selviana engol
ceritanya sangat seru
selviana engol
ceritanya sangat seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!