Pernikahan Kedua

Beberapa Saat Setelah Viky pergi ke arah kamar. Alex bersama keluarganya datang. Mereka berbincang bincang, melepas Rindu yang sudah lama tidak berjumpa. Apa lagi Tingkah sisil yang sangat merindukan Adinda.

Sisil yang tak mau berjauhan dengan Adinda memeluk tubuh adinda erta. Begitu juga Queen yang merasa sedikit kesal. Karna tidak bisa memeluk dengan leluasa. Melihat tingkah Queen, jiwa kejahilanyapun bangkit. Sampai pada akhirnya Queen kesal hampir menangis.

'' Sisil ... '' ucap Adinda memepringati sisil agar berhenti menjahili Queen. Adindapun memeluk tubuh Queen , Agar dia merasa lebih tenang. Tetapi , justru membuat semua orang terkejut Karna tingkah Queen. Saat Adinda memeluk Queen . Kepala Queen yang berada di bahu adinda , dengan memandang wajah Sisil. Meledek sisil dan menjulurkan lidahnya ''Wlee.... ''

Sontak semua orang terbengong, gelak tawa mereka semua pecah. Sangat sangat tak bisa menahan tawa.

'' Ha ha ha ha ''

'' Akhirnya , sisil kau sekarang punya lawan '' ucap Alex meledek sang Adik

'' Ihh sumpah de masa gue kala sama Anak itu'' ucap sisil yang sangat kesal menghentak hentakan kakinya

Adinda yang tak tau menau , hanya mengerutkan kedua Alisnya heran. '' Kalian kenapa tertawa, dan kamu mas Alex kenap?

'' Ya Ampun Din ... anakmu itu lhoo bener bener gemesinnm bangett..., Gue aja gak nyangkan , dia bisa membalas perbuatan sisil sampai sisil kesal gitu... .'' Alex menjawab dengan senyum mengingat tingkah Queen

Viky yang dari tadi memperhatikan semua orang yang sedang bercanda gurau pun, akhirnya turun. Karna melihat kekoyolan Queen yang membuat Viky geleng geleng. Dan ini baru pertama kalinya . Queen dengan mudah berinteraksi pada orang begitu cepat setalah Adinda. Hati Viky menghangat dan bertambah yakin . Akan sebuah keputusan singkat untuk menjadikan Adinda sebagai pasangan hidupnya.

Viky selama ini memang belum benar benar mencintai Adinda. Tetapi rasa ingin melindungi yang begitu besar. Karna teringat ,luka-luka di tubuh adinda itu . Saat melindungi anaknya tanpa memikirkan diri sendiri . Perjungan adinda merawat anaknya yang memang anak istimewa.

Viky menuruni anak tanggaga dengan sedikit berlari. '' Wahh anak Dedy pinter sekali... siapa yang ngajarin hemmm..'' Viky bertanya dengan terseyum , dan tak lupa mengecup pipi Queen .

Cup

Queen terseyum menampakan giginya yang tak rata. " Dady tante itu... Yang duluan , deket deket Bunda . ''

'' Sayang tante sisil adik Bunda juga , jadi harus sama smaa. '' Viky yang langsung duduk di dekat adinda. Lalu mengambil alih Queen dari pangkua Adinda

'' Baiklah Ayo kita makan malam dulu.'' ucap mama Viky dengan melangkahkan kakinya menuju meja makan. Adinda langsung mengikuti Langkah mama milla.

Semua orang sudah berada di meja makan. Semua makan dengan tenang, hanya Queen yang terkadang bersuara karna meminta di suapi dengan manja.

Di tempat berbeda , anak buah varah masih berusaha mengejar Nur . Tadi mereka sempat melihat keberadaan Nur yang belum terlalu jauh dari daerah itu. '' Sial dimana dia bersembunyi... '' ucap salah satu anak buah Varah. Dengan menendang botol kosong yang ada di jalan.

Nur yang sedang bersembunyi di dalam gerobak kecil seorang pemulung, tubuhnya bergetar ketakutan. keringat dingin sudah mulai bercucuran. Dengan memejamkan mata dan berguman, '' tuhan jangang kau ambil nyawaku terlebih dulu sebelum aku bertemu dengan sanak saudara ka Devan.

Gerobak sampah mulai bergerak berjalan. Entak mengarah kemana Nur pun tak tau. Beberapa saat kemuadian Grobak sampah berhenti. Pak tua pemulung itu pun membuka grobaknya, dan memanggil Nur '' Mba sudah aman .. keluarlah ''

Nur pun bangun, keluar dari persembunyiannya. '' Makasih banyak pak , saya tidak bisa membalas perbuatan baik bapak. Tapi saya akan selalu mendoakan , semoga kebaikan bapak Allah balas berlipat ganda Amin '' ucap Nur mendoakan

'' Pak untuk pergi ke kota J kemana arahnya ya pa?'' Tanya Nur dengan menunjukan Alamat yang di berikan Devan.

Bapak pemulung membaca alamat yang tertera. '' Aduh mba itu jauh , masih jauh banget di kota sana . Butuh perjalanan hingga 1 hari mba '' Jawab bapak pemulung tersebut.

'' Aduh gimana yach pa ... padahal ini penting banget .'' Nur berkata dengan bingung apa yang harus di lakukan Nur . apa harus mempercayai lelaki di depannya. Atau dia harus sendiri mencari alamat itu. Dengan perjalanan yang masih panjang.

Pak pemulung yang mengaku bernama Paijo itu berkata " Mba ini sudah malam, sebaiknya mba tidur si gubukku dulu bagaimana? Besok pagi, mba baru pergi lagi .''

Nur berfikir penuh pertimbangan. Bingung apa yang harus di lakukannya. Dan terlintas di pikiran Nur untuk menelpon ke nomor yang Devan berikan. '' Maaf pa apa di daerah sini ada telepon umum. Atau seseorang yang bisa membantu untuk menelpon kulargaku '' ucap Nur dengan nada lembut dan memohon

'' Ada mba , tetapi mahal bnget , '' jawab sang bapak memberi tahu

'' Engak apa apa pak yang penting saya bisa menghubungi keluarga saya. ucap Nur dengan sedikit bersemangat. Karna bisa menghubungi salah satu keluarga Devan.

''Sekarang bisa bapak antar saya karna sudah tak ada waktu lagi pak.'' ucap Nur yang berfikir sangat memanfaatkan keadan dan waktu

'' Baiklah ayo mba , tapi lumayan jauh mba. '' Bapak menjadi petunjuk jalan Nur menuju telepon umum yang beraada di rumah warga.

Sekitar 15 menit berjalan Nur dan bapak sampai di rumah yang dituju. Nur memasuki rumah itu menekan tombol tombol angka mengikuti nomor yang di berikan Devan

Tring

Tring

Tring

Alex yang sedang duduk santai bersama Viky. Sontak terkejut, mendengar telepon genggamnya berbunyi. Melihat di layar ponsel tidak ada nama , hanya nomor asing yang tak di ketahui.

Baru saja Alex mau mengangkat tapi tiba tiba mati. Alex berpikir '' siapa yang menghubungi di waktu malam. Nomor itu juga asing, aku tak banyak teman . Jika itu patner kerja tidak mungkin kan , menghubungi di luar waktu jam kerja. Ah biarlah jika penting pasti akan menghubungiku lagi.''

'' Siapa lex '' tanya Viky yang sendari tadi melihat Alex terdiam melihat layar teleponnya. Nindy dan Adinda yang berbincang dari tadi, sejenak berhenti menatap Alex.

Alex mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tahu. Baru Alex mau meletakan telepon genggamnya. Dering ponsel Alex berbungi kembali

Tring

Tring

Tring

Alex berfikir '' dua kali nomor yang sama apa ini penting ''. Lalu Alex mengangkat dengan cepat menggeser tombol biru.

'' Hallo ''

'' Mas Alex , ini saya Nur ''

'' VAD 3 Boy jalan Xxxx Tolong Cepat ''

Tut Tut Tut telepon terputus . Alex terdiam berpikir '' Nur VAD 3 Boy '' guman Alex lirih yang masih terdengar Viky Nindy dan Adinda .

'' Vik '' seru Alex yang menajamkan sorot matanya ke arah layar ponsel. Pikiran Alex sudah entah kemana mana.

Nindy spontan menyebut mana ,'' 3 Boy VAD , Viky Alex ka Devan , kode itu ... Dia tahu dari mana ??

'' Ka Devan '' Mata Viky berkaca kaca. Adinda yang melihat pemandangan haru itu hanya diam. Karna tak tau menau. Tetapi Adinda memegang tangan Viky mengusap dengan lembut. Agar hati Viky sedikit tenang dan bisa berpikir jernih.

Di tempat lain Devan sedang di beri pelajaran oleh Varah. Karna atas bantuan Devan Nur pergi melarikan diri. Varah yang sudah memuncak emosinya tidak henti hentinya menyiksa tubuh devan . Devan yang duduk di kursi roda haya bisa pasrah akan dirinya.

Harapannya di bawa oleh Nur. Hanya Nur harapan satu satunya Devan saat ini . Dalam hati Devan tak henti hentinya berdoa, akan keselamaan Nur.

'' Devan devan '' tangan Varah memegang rahang Devan sampai kuku Varah menancap di kulit wajah Devan. '' Jangan kau pikir mudah pergi dari sini '' ucap Varah dengan wajah garangnya.

''Nur tidak akan pernah bisa lolos dari sini dengan selamat ingat itu . Dia akan bernasib sama dengan lisa '' ucap Varah tegas dan suata tawa Varah mengema di ruangan tersebut.