Pernikahan Kedua
"Ketika tak kau temukan jalan keluar dari permasalahanmu, tak perlu berlari hingga lelah. Duduklah dan bersimpuh, Bukankah Allah menjadikan sholat dan sabar menjadi penolongmu."
Di sebuah rumah minimalis 2 lantai, yang selama 3 tahun tlah ditempati Adinda. Menjadi saksi, pasang surut rumah tangga yang tlah di jalani.
Adinda Maura, perempuan berparas cantik dan ceria, yang sekarang berusia 22 tahun. Menikah di usianya yang 19 tahun, terbilang sangat muda. Anak dari Mahendra dan Chelsii Maura, pasangan yang hidup dalam kesederhanaan, tapi tidak juga kekurangan. Chesii Ibunda Adinda meninggal karna sakit di usia Adinda masih 11 tahun. Ayah adinda hanya seorang karyawan biasa. Tapi nasib tidak berpihak pada Adinda di usianya yang mau masuk 19 tahun. Adinda harus kehilangan ayahnya kembali, karna sakit yang di deritanya.
Di saat itulah Rudy Hermawan lelaki berusia 25 tahun. Menikahi Adinda Maura Cinta pertamanya, mereka menjalin hubungan semenjak Adinda duduk di bangku SMA. Rudy menikahi Adinda karna rasa sayangnya dan ingin melindungi, yang kini sudah tidak memiliki sesiapa.
Mama Rudy sangat menentang pernihakan itu, tetapi Rudy terus berusaha meluluhkan hati mamanya agar bisa menerima Adinda. Ya walaupun mamanya tetap tidak bisa menerima Adinda sepenuhnya, dengan Alasan tidak sebanding dengan mereka.
Satu tahun menjalani rumah tangga yang terbilang cukup harmonis, tapi suatu ketika badai datang memporak porandakan hubungan mereka.
Ketika Adinda memiliki anak lelaki yang membutuhkan bantuan medis, dan alasan lain hanya mereka yang tau. Mulai dari situ, hadirlah seorang perempuan. Sebuah pertemanan yang merujung perselingkuhan.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
''Adinda ... !'' Pangil seorang lelaki di balik pintu.
''Cepat buka pintunya, Dasar pemalas.''
Di dalam kamar Adinda dengan cepat menyusap air matanya dan berlari membuka pintu. ''Maaf Mas Adinda lagi beberes, Mas Rudy sudah makan?
''Minggir!'' Tangan besar Rudy menghempaskan tubuh Adinda hingga jatuh .
''Tidak usah banyak tanya, cepat keluar!" Dengan Suara lantang dan sorot mata tajamnya.
Adinda berusaha berdiri dengan susah payah, meringis menahan rasa sakitnya.
''Auw ... '' Buliran air matanya tak berasa jatuh membasahi pipinya, karna banyaknya luka lebam di tubuhnya dan kakinya yang terkilir.
Rudy yang sudah berbaring diranjang, menoleh kearah Adinda dengan sorot mata tajam.
''Lambat!'' Rupanya kau tuli atau kau ingin ku seret keluar ha!'' Rudy bangun menghampiri Adinda dan langsung mencekal lengannya dengan kasar, lalu menyeretnya tubuk adinda dengan keluar.
Tidak peduli dengan rintihan Adinda, Rudy terus menyeretnya menuruni anak tangga dan melemparnya di sofa ruang tengah.
''Auw ... sakit Mas ... '' Dengan derainya air mata untuk pertama kalinya Adinda mulai berani menjawab dan melawan.
''Cukup mas!'' Suara lantang Adinda, entak keberania dari mana kini Adinda dengan suara kerasnya membentak Suaminya.
''Bunuh saja Adinda, jika harus terus mas siksa Adinda seperti ini. Tidak adakah sedikit saja rasa cinta untuk Adinda Mas?''
''Tidak adakah sedikit saja yang tersisa di hatimu rasa sayang untuku? Dua Tahun Adinda berusaha terus menerima keputusanmu dan setiap perbuatan mas.''
''Kau begitu berubah semenjak mengenal wanita ****** itu,'' ucap Ainda panjang lebar mengeluarkan isi hatinya
Plak plak
''Dasar wanita tidak tau malu!''
''Kau menghina perempuanku!'' Dengan menarik rambut Adinda dengan kasar.
''Berani sekali kau Hah ... , sepertinya kau sdah bosan hidup rupanya.'' Di cekalnya rahang adinda dengan kuat dan sudah sangat sesak tuk bernafas.
Adinda terus memberontak dengan berusaha melepaskan tangan besar suaminya.
Grep
Tiba tiba ada yang mencekal tangan kekar Rudy dengan sangat kuat.
''Lepaskan Dia! Suara keras tepat di samping telinga Rudy.
Seketika Rudy menoleh dan begitu kaget melihat siapa yang ada di sampingnya. Lelaki di sampingnya berusaha melepaa dan menghempaskan tangan Rudy, dari rahang Adinda.
Bugh bugh bugh
Sebuah pulukan melayang tepat di muka Rudy berulang kali, penuh emosi Lelaki itu trus saja menghajar Rudy tiada henti.
Rudy tidak kalah diam, dia juga terus berusaha menangkis dan melawan balik karna tidak terima tlah di pukul tiba-tiba. Bagi Rudy lelaki itu sudah terlalu ikut camput urusannya.
''Br**** loe Rud!
''Beraninya sama perempuan!'' Sorot mata penuh dengan emosi.
''Apa kurangnya Adinda hah ... !''
''Cukup ... !''
Suara keras Adinda mampu membuat kedua lelaki yang sedang di puncak emosi seketika Berhenti.
''Cukup mas Alex ... cukup ... '' Isak tangisan Adinda, tubuh lemah tak bertenaga. Menghampiri sang suami dan lelaki yang dari tadi terus saja membabibuta memukul suminya dengan wajah sendu.
Adinda menggenggam pergelangan tangan Alex, dengan berkata . ''Mas Alex , tolong cukup!'' Mata adinda yang sudah berkaca kaca
''Dia suamiku Mas, tolong pulanglah biar kami menyelesaikan permasalahan kami sendiri,'' ucapnya lirih.
''Ku muhon pulanglah!'' Tanpa menoleh ke arah alex menghampiri suaminya.
''Mas,'' panggil Adinda, tangan mungil Adinda mengusah wajah Rudy dengan mata yang berkaca kaca dan sendu.
''Maaf,'' suara lirih Adinda.
Brukk
Suara pintu terbuka dengan sangat keras. Seorang wanita dengan dres di atas lutut tanpa lengan, sedikit terbuka di bagian dadanya, berlari dan berteriak ''Mas Rudy ... !''
Sontak semua menoleh kearah suara, Adinda tidak begitu terkejut melihat siapa yang datang.
Berbeda dengan Alex, Yang begitu bingung terus memperhatikan sosok perempuan yang sama sekali tidak dia kenal. Memperhatikan setiap gerak gerik perempuan itu, apalagi saat dia menepis tangan Adinda dengan kasar dan mendorong sampai terpelanting.
''Auw ... '' Seru Adinda karna kepalanya terkena ujung meja.
Alex dengan sigapnya lansung menghampiri Adinda. ''Kamu gak apa apa?
Dinda hanya menggelengkan kepala, Alex menatap Tanjam perempuan itu.
''Hai kau!! Apa apaan kamu hah ... ?''
Perempuan itu tetap tidak menghiraukan terikan Alex. Membuat Alex geram dan mengepalkan tangannya.
''Siapa dia,'' Alex menunjuk pada perempuan yang baru datang pada Adinda.
''Emm di ... dia ... itu, ''sambil berfikir memutar otak mencari Alasan yanh tepat untuk menjawab. Tapi sebelum Adinda menjawab perempuan tersebut dengan santainya menjawab pertanyaan Alex.
''Saya kekasih Rudy, Kenapa hah,''' ucap perempuan yang berdampingan dengan Rudi saat ini
Alex meradang menahan kemarahan yang bergejolak, dengan sorot mata tajam yang sudah memerah, dan tangannya mengepal dengan erat. Adinda sadar dengan perubahan wajah Alex, lalu tangan mungilnya menggenggam tangannya.
Sontak Alex menoleh, lalu Adinda sambil menggelengkan kepalanya.
''Mas Rudy, kenapa sampai berantem seperti ini??
Tanganya mengusap ujung bibir Rudy yang sedikit berdarah.'' Pasti sakit ... ''
''Apa maksudnya Rud? Dia kekasihmu sedangkan Adinda ini Istrimu.Tega sekali loe nglakuin semua ini,
sejak kapan kalian menjalani hubungan terlarang ini? Jawab!!'' Bentak Alex.
''Bukan urusan loe Lex.''
Rudy bangun dan menghampiri Adinda, mengapai pergelangan tangannya dan menarik paksa Adinda.
Tetapi Adinda memberontak berusaha melepaskan tanganya.
''Beraninya Kau ... !'' dengan penuh kemarahan dan tanpa belas kasian.
Plak
Satu tamparan mendarat tepat di pipi Adinda, untuk kedua kalinya Alex melihat perlakuan Rudy yang sudah keterlaluan terhadap Adinda.
Alex menarik Adinda dengan kasar.
''B***** loe Rud!!
Kali ini loe udah keterlaluan!!''
''Hei siapa loe hah, berani sekali memukul, membentak mas Rudy, atau jangan-jangan loe itu selingkuhan dia?'' Sarah menunjuk ke arah Adinda,
''Wah hebat sekali kau bisa merayu lelaki tampan sepertinya? Pake apa kau merayunya?'' Sarah bertanya pada Adinda
''Hai wanita ****** '' geram Alex lalu menaparnya
Plak
''Jaga mulutmu itu, kalau tak mau gue robek, dan gak ada urusan sama loe!'' Bentak Alex dengan penuh emosi
Adinda yang sudah mulai kehilangan keseimbangannya, tapi tetap berusaha terjaga dari tubuhnya yang lemah, Adinda berkata" mas ALex, aku bisa selesaiin sendiri semuanya, lebih baik Mas pulang.''
Alex menatap tajam Adinda. Dalam hatinya Alex tidak rela melihat Adinda yang sangat dia sayangi harus di sakiti.
Melihat wajah yang penuh lebam, tangan penuh dengan memar, begitu sangat menyayat hatinya.
''Sampai kapan Din?
''Sampai kapan, harus kau tutupi hah.''
''Tolong Din ... , ku mohon ... kali ini pikirkan dirimu
Biarkan aku yang melindungimu, kamu tidak perlu takut.'' Tangan Alex mengusap buliran air mata yang terus mengalir dari tadi.
''Lex lepaskan Dinda Loe gak berhak ikut campur, Adinda Istriku. Jangan karna loe sepupu gue, loe seenaknya ikut campur urusanku!'' ucap Rudy
''Sorry Rud untuk kali ini, gue gak bakal lepasin Adinda. Apa lagi sekarang gue tau bejadnya kelakuanmu dan gue yang akan melindungi Adinda walaupun loe suaminya.'
''Gue orang pertama yang akan menghajar loe, jika loe menyakiti Adinda lagi.''
Adinda Hanya Diam menundukan dengan air mata yang masih saja terus mengalir, mengingat semua perlakuan buruk suaminya.
Rasa sakit fisik yang Adinda alami tidak sepadan Dengan rasa sakit hati dan kecewanya pada suaminya.
''Sorry Rud , kali ini gue akan bawa Dinda kerumah Mama. Gue gak percaya lagi sama loe, Adinda lebih aman di rumah Mama , ketimbang bersama loe di sini.''
''Ayo Din ikut mas,'' Alex memapah Adinda karna kondisinya yang memang tidak memungkinkan. Adinda hanya menganggukan kepala dan mengikuti kemauan Alex.
''Tunggu ... !!! Suara Rudy dengan lantang.
''Adinda Maura berani kau melangkah kan kakimu keluar dari Rumah ini kita CERAI.''
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Mayya_zha
Hai kak emi.. aku hadir..
2022-10-03
0
Ayu Andila
semangat terus thor 🥰 setangkai bunga untukku 🌹
2022-10-03
0
EuRo
aku sampai terbawa emosi. benci banget sama cowok yang suka main tangan ... dan buat cewek yang diam aja diperlakukan seperti itu. please sadar .. dia bukan yang terbaik. Putusin aja. cerai aja Dinda.
2022-10-03
0