NovelToon NovelToon
Secret Of Paralyzed Husband

Secret Of Paralyzed Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Tukar Pasangan
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: Qaeiy Gemilang

Demi menyelamatkan nama baik keluarganya, Audrey dipaksa menggantikan adik tirinya untuk menikahi Asher, seorang tuan muda yang dikenal cacat dan miskin. Audrey yang selama ini dianggap anak tiri yang tidak berharga, harus menanggung beban yang tak diinginkan siapa pun.
Namun, hidup Audrey berubah setelah memasuki dunia Asher. Di balik kekurangan fisiknya, Asher menyimpan rahasia besar yang bahkan keluarganya sendiri tak pernah tahu. Perlahan, Audrey mulai menyadari bahwa suaminya bukan pria biasa. Ada kekuatan, kekayaan, dan misteri yang tersembunyi di balik sosok pria yang diabaikan itu.
Ketika rahasia demi rahasia terungkap, Audrey mendapati dirinya terjebak di antara cinta, intrik, dan bahaya yang tak pernah ia bayangkan. Siapkah Audrey menghadapi kenyataan tentang Asher? Dan apakah takdir yang mempertemukan mereka adalah kutukan atau justru anugerah terbesar dalam hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeiy Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bahagia Bersama

“Asher...,” panggil Audrey dengan bibir bergetar ketika wanita itu membuang pandangannya ke arah pintu.

Dua pria yang tidak diketahui asal usulnya itu segera berdiri dari tubuh Audrey, mereka menunjukkan seringai saat melihat kehadiran Asher.

“Sepertinya, orang cacat ini yang dimaksud oleh nyonya,” ujar seorang musuh kepada temannya.

“Kurasa juga begitu,” jawab rekannya.

Kedua rahang Asher mengeras disertai gertakan gigi yang terdengar beradu, dia pun bangkit dari kursi roda dengan kedua tinju mengepal. Franklin yang melihat tuannya seperti itu, segera menghadang tubuh Asher.

“Tuan, biarkan aku yang menangani mereka. Tuan selamatkan Nyonya. Sepertinya, Nyonya begitu ketakutan,” ucap Franklin dengan tatapan lurus ke depan menatap tajam ke arah dua orang di hadapannya.

Asher keberatan, dia ingin jika dirinya yang mematahkan tulang-tulang orang yang berani membuat Audrey seperti ini.

“Franklin, aku masih bisa-“

“Ingat kondisi anda Tuan.” Franklin memotong ucapan Asher.

“Tuan harus tetap tenang dan mempercayakan ini padaku,” lanjut Franklin dengan suara tegas. “Ini adalah tugasku sebagai pengawal dan pelayan setia Anda. Biarkan aku menyelesaikan ini.”

Asher menggigit bibirnya dengan kuat, berjuang dengan keinginannya untuk membalas perlakuan buruk ini. Dia tahu betapa sulitnya bagi Franklin untuk melihatnya dalam kondisi seperti ini. Akhirnya, dengan hati terberat, Asher menganggukkan kepala sebagai persetujuan.

“Tolong, jangan biarkan mereka menyakiti Audrey,” ucap Nathan.

“Baik, Tuan.”

Franklin melangkah maju dengan langkah mantap, menatap tajam ke arah kedua pria yang masih meledek Audrey. “Siapa kalian? Dan apa kepentingan kalian di sini?” tanyanya dengan suara rendah namun penuh keberanian.

Pria-pria itu hanya tersenyum sinis. Mereka sepertinya tidak terganggu dengan ancaman yang ditunjukkan oleh Franklin. “ Kami hanya ingin wanita ini menjadi mainan kami. Apakah salah?” ujar satu pria.

Sedangkan satu pria, mencengkeram dagu Audrey memperhatikan wajah Audrey kepada Asher yang penuh air mata. “Lihat, bukankah dia begitu cantik? Bagaimana jika kita menikmati tubuh wanita ini berempat? Ini terdengar seru.”

Franklin menahan gejolak amarahnya, tetapi matanya terbakar oleh api kemarahan. “ Kalian tidak tahu dengan siapa kalian berurusan,” jawab Franklin, suaranya bergema di ruangan yang sepi.

Asher menggigit bibirnya lebih keras lagi, tak kuasa menahan marah. Audrey tampak ketakutan, tangisan wanita itu membuat Asher segera berdiri dan berlari ke arah dua orang itu dengan cepat.

“Jangan memegang wajah istriku dengan tangan menjijikkan kalian, keparat!” hardik Asher, dia mencengkeram tengkuk pria yang menyentuh Audrey.

Satu temannya terkejut dengan gerakan Asher yang gesit, “apa! Mengapa dia secepat itu-“

Bugh!

Saat satu musuh itu lengah, karena terkejut dengan Asher, Franklin mengambil kesempatan itu memberikan pukulan. Membuat tubuh musuh itu limbung jatuh ke lantai.

“Sekarang, Tuan!” seru Franklin berteriak.

Asher menarik kepala musuh itu ke arah jendela yang dipenuhi oleh debu. “ Kesalahan besar jika kalian mencari masalah denganku.” Geram Asher. “Prang!” kepala itu terperosok ke lubang kaca jendela hingga pecah.

“Akkhh... jika kalian membunuhku, kalian tidak akan tahu siapa-“

“Aaakkkhhh!” belum sempat pria itu menyelesaikan kalimatnya, Asher sudah menancapkan pecahan kaca tersebut di pergelangan tangan pria itu.

“Tangan ini yang menyentuh istriku? Maka kamu akan membayarnya dengan harga yang mahal!” Asher menggerakkan pecahan kaca yang dia pegang seperti gerakan mengiris pada tangan musuh.

“Aaakkhhh... hentikan!” pria itu menjerit, lengkingannya meraung saat merasakan pecahan kaca itu mengikis setiap daging di tangannya.

Audrey lagi-lagi tercengang ketika melihat darah mengalir deras dari tangan pria yang menyakitinya. Tubuh Audrey seketika gemetaran melihat aksi sadis yang Asher lakukan.

‘Di-dia pria seperti apa? Apakah aku menikahi seorang iblis?’ pikir Audrey membatin.

Franklin yang melihat adegan itu, langsung berlari mendekati Asher untuk menghentikannya. “Tuan, sudah cukup! Kau akan membuat semuanya lebih buruk!” teriak Franklin sambil berusaha menahan Asher.

Namun, Asher tidak ingin berhenti. Rasa sakit dan kebencian yang mendalam terhadap pria tersebut membuat Asher sulit untuk mengendalikan diri.

“Kau harus mati dengan pelan kehabisan darah. Karena kau sudah berani membuatku marah,” geram Asher sambil terus memainkan tangannya seperti seseorang yang sedang mengiris daging dan mengabaikan teriakkan kesakitan pria tersebut.

“Tolong hentikan,” bisik Audrey, tangisannya mewakili ketakutan dan kegelisahan. “Jangan biarkan dirimu tenggelam dalam kegelapan, Asher. Lebih baik kita pergi dari sini.”

Kata-kata Audrey seperti menyadarkan Asher dari amarahnya. Dia melepas pegangannya dan berbalik menghadap ke arah Audrey. Wajahnya masih dipenuhi oleh emosi. Namun melihat tubuh Audrey memar-memar, Asher terkejut dan segera berlari ke arah Audrey.

“Maafkan aku. A-aku tidak bisa mengendalikan diri,” ucap Asher sambil membuka jasnya dan menutupi tubuh Audrey yang pakaiannya sudah terkoyak.

“Ayo kita ke rumah sakit. Kamu harus di opname. Bila perlu, kamu harus gemuk dengan cairan infus,” ucap Asher yang panik, dia meraih tubuh Audrey dalam gendongannya tanpa menunggu persetujuan dari Audrey.

Sebelum melangkah, Asher menatap ke arah Franklin. “Bawa mereka! Aku akan menginterogasi mereka!” Asher pun menuju ke arah kursi roda.

“As-Asher, apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Audrey.

“Kamu tidak pernah duduk satu kursi roda dengan orang cacat, kan? Maka kita akan meluncur menggunakan kursi roda,” jawab Asher.

Audrey terkejut mendengar rencana yang diutarakan oleh Asher. “Jadi, kita meluncur ke rumah sakit pakai kursi roda? Dan... dan aku duduk di pangkuan mu?”

Asher tersenyum. “Sepertinya, itu ide yang bagus, Audrey! Apakah kamu ingin mencoba?”

“Eh... apa kamu serius?” kaget Audrey.

“Sejak kapan aku tidak bersikap serius demi kenyamanan dan keamananmu, Audrey?”

Audrey terdiam sejenak, tatapannya berpindah dari Asher ke Franklin yang masih mengendalikan situasi di sebelahnya. Dia melihat kesungguhan Asher dalam melindungi dan memperhatikannya, meskipun itu berarti mengorbankan dirinya sendiri. Audrey merasa hangat di dalam hatinya, berterima kasih karena Asher benar-benar berubah.

Dengan ragu tapi penuh kepercayaan, Audrey menganggukkan kepala. “Baiklah, Asher. Aku siap mencoba.”

Asher tersenyum lebih lebar lagi. Dia mengikatkan kursi roda di pinggangnya dengan kencang, memastikan Audrey nyaman dan aman. Setelah itu, dia duduk di kursi roda dan menarik Audrey untuk duduk di pangkuannya.

“Apakah kau yakin?” tanya Asher, melihat kekhawatiran yang terpancar dari wajah Audrey.

Audrey mengangguk sambil membetulkan posisinya di pangkuan Asher. “ Ya, aku yakin. Selama ini aku belajar untuk menghadapi segala hal bersamamu, Asher. Aku percaya kamu akan menjagaku.”

“Ayo, berangkat!” seru Asher, dia menekan tombol kursi roda otomatisnya dan kursi roda itu pun melaju.

“Haaa...!” Audrey berteriak sambil melingkari kedua lengannya di leher Asher menutup mata saat kursi roda itu mulai melaju.

Asher merasa dia terbebas, hal bahagia pertama yang pernah dia temui dalam hidupnya adalah saat ini, membawa Audrey dalam pangkuannya dan meluncur dengan kecepatan tinggi menggunakan kursi roda.

Ketika Asher menatap wajah Audrey yang bergelayut di dekapannya, membuat pipinya terasa panas dan canggung yang tiba-tiba datang menghampiri dirinya.

‘Saat dia menutup mata dan berteriak dengan lepas, kenapa aku yang merasa sangat bahagia? Dia... dia manis sekali,’ gumam Asher dengan jantung yang memompa lebih cepat dari sebelumnya.

1
+62
cepet nikah ulang! 🌚🌚🌚
+62
al jadi pengen mamam kari 😭
Astuti Setiorini
memblasan asher buat van dan laura kurang itu...seharusnya dibuat lbh para mentalnya dibuat down biar merka ndk melukai audrey dan asher
+62
kali ini kamu sangat terlambat asher!
Astuti Setiorini
ato asher selmatkan audrey dan blas lukanya audrey...bals perlakuan tmn2 audery viar tahu rasa
+62
TENTU SAJA.
+62
perlu al bantu? 🌚🌚🌚
+62
amen! hepi ending!
+62
Kwkwkwkwkwkwkwk al bengek
gummy bear
aku mampir /Smile/
+62
🌚🌚🌚
Sasa_
maksa banget/Left Bah!/
Why
aku sudah mampir
Qaeiy Gemilang🌟: makasih
total 1 replies
Listya ning
Hqaii...
Salam kenal
Jangan lupa mampir ya 💜
+62
al ga kuat baca episot ini.. 😭😭😭
+62
al bengek 😭😭😭
+62
MAKANYA NGOMONG IIIIIIIIHHHHHHHHH 😗
+62
Kwkwkwkwkwkwkwk 😭😭😭 al ngakak subuh2
+62
ge we es otor 🌚🌚🌚
+62
idih! 😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!